Anda di halaman 1dari 8

CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU

PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

1
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

INTERVENSI SLOW DEEP BREATHING EXERCISE UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI

Novianty Utami1, Baiq Laeli Nurtika2, Mariam Muliawati3, Siti Eva Nurlinda4, Tin Murtini5,
Nia Rosdiana6, Dede Wita Juwita Wulan Sari7, Nurlaili Sobrina8, Enny Afriani9, Noni Yurita10,
Mustika Ratu11, Denny Setiadi12, Susy Ariyanti13, Hesti Dwi Utami14, Hari Ghanesia Istani15

ABSTRAK
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang diseluruh dunia atau
sekitar 13% dari total kematian. Lebih dari 60 juta rakyat Amerika Serikat mengalami tekanan darah
tinggi. Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III), di Amerika terdapat
paling sedikit 30% pasien hipertensi yang tidak menyadari kondisi mereka, dan 31% pasien yang di
obati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg .Hipertensi apabila tidak
disembuhkan dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh- pembuluh darah dalam jantung, otak
dan ginjal. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark,
serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal,sehingga terlihat bahwa hipertensi berdampak negatif pada
organ-organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian. Case study ini adalah untuk melihat
efektifitas slow deep breathing exercise dalam mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas
dengan intervensi pendukung manajemen program latihan tehnik pernafasan yang tepat selama
aktifitas fisik. pada case study kali ini adalah dua orang pasien hipertensi dengan rentang umur 45 -
50 tahun berjenis kelamin wanita dan mempunyai riwayat hipertensi serta bersuku jawa. penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa slow deep breathing efektif dalam membantu proses penurunan tekanan
darah hal itu dikomfirmasi dari dua kasus yang di uji pada dua responden dengan hipertensi
menunjukan sistolik dan diastolik yang menurun sehingga intervensi ini bisa direkomendasikan dalam
membantu mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas khusus nya dalam intervensi
keperawatan manajemen program pelatihan.

Kata Kunci: Slow Deep Breathing, Tekanan Darah, Hipertensi

Pendahuluan
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang diseluruh
dunia atau sekitar 13% dari total kematian. Lebih dari 60 juta rakyat Amerika Serikat
mengalami tekanan darah tinggi.(1) Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES III), di Amerika terdapat paling sedikit 30% pasien
hipertensi yang tidak menyadari kondisi mereka, dan 31% pasien yang di obati
mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.(2) Hipertensi
2
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

apabila tidak disembuhkan dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh-


pembuluh darah dalam jantung, otak dan ginjal.(3) Tekanan darah tinggi atau
hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark, serangan jantung,
stroke, dan gagal ginjal,sehingga terlihat bahwa hipertensi berdampak negatif pada
organ-organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian (16).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri.(8)
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika pemeriksaan tekanan darah
menunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan
dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima menit (19).

Prevalensi hipertensi akan meningkat tajam, dan diperkirakan pada tahun 2025, 29%
orang dewasa di seluruh dunia akan terkena hipertensi.(28) Tekanan darah tinggi
menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahun, dan 1,5 juta orang meninggal
karena tekanan darah tinggi di Asia Tenggara, yang dapat meningkatkan beban 4.444
item perawatan kesehatan.(10) Selain itu, hipertensi lebih banyak terjadi pada usia 35-
44 tahun (6,3%), 45-54 tahun (11,9%), dan 55-64 tahun (17,2%).(11) Menurut status
ekonomi orang, tingkat hipertensi tertinggi berada pada kisaran menengah ke bawah
(27,2%) dan menengah (25,9%). (25)

Masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien hipertensi adalah intoleransi
aktivitas dimana salah satu intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan manajemen program latihan.(14) Salah satu tindakan pada manajemen
program latihan adalah ngenganjurkan tehnik pernafasan yang tepat selama aktivitas
fisik. Oleh karena itu slow deep breathing adalah tindakan yang tepat atau cocok
diberikan pada pasien hipertensi.(15)

Terapi Slow Deep Breathing adalah aktivitas yang dilakukan dalam keadaan sadar
untuk mengatur frekuensi dan kedalaman pernafasan secara lambat sampai
menimbulkan efek relaksasi terhadap tubuh.(9) Pada saat terjadi relaksasi, serabut otot
dalam tubuh akan mengalami perpanjangan, proses pengiriman impuls saraf ke otak
mengalami penurunan, dan begitupula dengan fungsi anggota tubuh yang lain.(27)

3
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

Adapun indikasi dari hasil relaksasi nafas dalam yang telah dilakukan ditandai dengan
penurunan jumlah denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. (26)

Tujuan dari pelaksanaan case study ini adalah untuk melihat efektivitas intervensi
slow deep breathing dalam proses implementasi intervensi keperawatan manajemen
program latihan untuk mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas pada
pasien hipertensi.

Ilustrasi kasus :

Pada kasus ini kami mengambil 2 pasien dengan jenis kelamin wanita . Berkisar umur
45 - 50 tahun dengan riwayat yang sama yaitu riwayat hipertensi dengan pengobatan
amlodipne 2 x 10 mg dimana pasien kami beretnis sunda. Tekanan darah pada pasien
pertama 160/100 mmHg dan pasien kedua 150/90 mmHg. Keluhan yang dirasakan
pada ke dua pasien kami adalah lemah, lemas dan sakit kepala. Dari keluhan tersebut
kelompok kami mengambil masalah keperawatan intoleransi aktivitas dimana salah
satu intervensinya adalah manajemen program latihan. Dimana salah satu
intervensinya adalah slow deep breathing exercise. Setelah dilakukan intervensi
keperawatan slow deep breathing selama 3 hari didapatkan hasil penurunan tekanan
darah pada pasien pertama dan kedua.

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik Pasien 1 Pasien 2
Usia 45 th 47 th
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Riwayat Hipertensi Ya Ya
Riwayat Pengobatan Hipertensi Ya Ya
Keluhan lemah, lemas, sakit kepala Ya Ya

Tabel 2. Tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi


Sebelum Sesudah
Variable slow deep breathing slow deep breathing
Pasien 1 Pasien 2 Pasien 1 Pasien 2
Sistolik 160 150 140 130
Diastolik 100 90 90 80
4
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

Pembahasan
Hasil case study menunjukan rentang usia pasien hipertensi berada pada rata rata usia
45 - 50 tahun. Berdasarkan penelitian (4), semakin tinggi umur seseorang semakin
tinggi tekanan darahnya, jadi seseorang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah yang lebih tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Jenis kelamin pada pasien
kami adalah perempuan. Sejalan dengan penelitian (6) yang menunjukkan bahwa
responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki yang mengalami
hipertensi. Penelitian Aryantiningsih & Silaen (5) menyatakan bahwa kejadian
hipertensi berhubungan dengan jenis kelamin. Hal ini bisa disebabkan oleh hormon
estrogen yang ada pada perempuan, hormon ini didapatkan oleh perempuan pada saat
menstruasi setiap bulannya dan terus diperbarui. Hasil penelitian (12) mengatakan
apabila seorang wanita mengalami masa menopause, makan hormon estrogen akan
menurun dan risiko hipertensi akan meningkat. Faktor lain yang bisa menyebabkan
hipertensi diantaranya seperti riwayat keluarga dimana pada kedua pasien secara
keseluruhan mempunyai riwayat hipertensi keluarga.(17) Gejala yang timbul pada
pasien kami adalah lemah, lemas disertai sakit kepala sehingga timbul masalah
keperawatan intoleransi aktivitas dimana masalah keperawatan ini muncul
diakibatkan dari hipertensi tersebut mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah
sehingga terjadi gangguan sirkulasi yang mengakibatkan fatique (kelemahan) pada
pasien.(18) Dari masalah keperawatan intoleransi aktivitas kami mengambil
intervensi manajemen program latihan dimana salah satu intervensinya adalah slow
deep breathing exercise. Slow deep breathing dapat mengurangi aktivitas saraf
simpatis melalui peningkatan ritme penghambatan sentral yang akan menghasilkan
penurunan pengeluaran otot simpatis.(23) Penurunan ini mengakibatkan penurunan
pelepasan epinefrin yang ditangkap oleh reseptor alfa sehingga mempengaruhi otot
polos pembuluh darah. Otot polos vaskular mengalami vasodilatasi yang menurunkan
resistensi perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah (7). Hal ini konsisten
pula pada artikel 3 yang mendapatkan hasil bahwa slow deep breathing memiliki
pengaruh terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik, ini dikuatkan oleh penelitian
sebelumnya dimana slow deep breathing meningkatkan kadar oksigen dalam jaringan
tubuh.(20) Peningkatan oksigen mengaktifkan chemoreceptor sensitif terhadap
perubahan kandungan oksigen dalam jaringan tubuh dan kemudian chemoreceptor
5
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

mentransmisikan sinyal saraf ke pusat pernapasantepatnya di medula oblongata yang


juga merupakan lokasi pusat kardiovaskular meduler.(21) Sinyal yang dikirim ke otak
akan menyebabkan aktivitas saraf parasimpatis meningkat dan menurunkan aktivitas
saraf simpatis. (13) Asumsi dari peneliti dalam laporan case study ini adalah
merekomendasikan slow deep breathing digunakan sebagai alternatif yang sederhana
dan murah untuk menurunkan tekanan darah. Slow deep breathing dapat diberikan
terutama pada pasien hipertensi.(24)

Kesimpulan
Hasil dari case study dari dua pasien hipertensi yang kami ambil adalah terjadi
penurunan tekanan darah sistolik dan diastol setelah dilakukan implementasi slow
deep breathing selama 3 hari dalam masalah keperawatan intoleransi aktivitas dengan
intervensi manajemen program latihan. Penelitian dalam case study ini dapat
disimpulkan bahwa slow deep breathing efektife dalam membantu proses penurunan
tekanan darah hal itu dikomfirmasi dari dua kasus yang di uji pada dua responden
dengan hipertensi menunjukan sistolik dan diastolik yang menurun sehingga
intervensi ini bisa direkomendasikan dalam membantu mengatasi masalah
keperawatan intoleransi aktivitas khusus nya dalam intervensi keperawatan
manajemen program pelatihan.

6
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

Daftar Pustaka

1. Andri, J., Padila, P., Sartika, A., Andrianto, M. B., & J, H. (2021). Changes of Blood
Pressure in Hypertension Patients Through Isometric Handgrip Exercise. JOSING:
Journal of Nursing and Health, 1(2), 54–64. https://doi.org/10.31539/josing.v1i2.2326
2. Andri, J., Waluyo, A., Jumaiyah, W., & Nastashia, D. (2018). Efektivitas Isometric
Handgrip Exercise dan Slow Deep Breathing Exercise terhadap Perubahan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 371–384.
https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.382
3. Angesti, A. N., Triyanti, T., & Sartika, R. A. D. (2018). Riwayat Hipertensi Keluarga
sebagai Faktor Dominan Hipertensi pada Remaja Kelas XI SMA Sejahtera 1 Depok
Tahun 2017. Buletin Penelitian Kesehatan, 46(1), 1–10.
https://doi.org/10.22435/bpk.v46i1.41
4. Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun)
Yuniar. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 625– 634.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/30235
5. Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Hipertensi pada Masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal Ipteks Terapan, 12(1), 64.
https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483
6. Azhari, R. (2019). Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Riset Informasi
Kesehatan, 7(2), 155. https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.178
7. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
8. Gholamrezaei, A., Diest, I. V., Aziz, Q., Vlaeyen, J. W. S., & Oudenhove, L. V. (2021).
Psychophysiological Responses to Various Slow Deep Breathing Techniques.
Psychophysiology, 58(2). https://doi.org/10.1111/psyp.13712
9. Goleman, D., Boyatzis, R., & Mckee, A. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Derajat Hipertensi pada Lansia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
10. https://doi.org/https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
11. Harsismanto, J., Andri, J., Payana, T. D., Andrianto, M. B., & Sartika, A. (2020).
Kualitas Tidur Berhubungan dengan Perubahan Tekanan Darah pada Lansia. Jurnal
Kesmas Asclepius, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.31539/jka.v2i1.1146
12. Janet, S. K., & Gowri, M. (2017). Effectiveness of Deep Breathing Exercise on Blood
Pressure Among Patients with Hypertension. International Journal of Pharma and Bio
Science, 8(1). https://doi.org/10.22376/ijpbs.2017.8.1.b256-260
13. Kemenkes, R. (2017). Sebagian Besar Penderita Hipertensi Tidak Menyadarinya.
http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-
hipertensi-tidak-menyadarinya.html
14. Kurniasari, Y. D., Ibnu, F., & Hidayati, R. N. (2020). Pengaruh Slow Deep Breathing
Exercise terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi [Stikes Bina
Sehat PPNI Mojokerto]. http://repository.stikes-
ppni.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/280/MANUSKRIP.pdf?seque
nce=1&isAllowed=y
15. Lita, L. (2017). Faktor Risiko Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru. Scientia : Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 7(2), 159.
https://doi.org/10.36434/scientia.v7i2.132
16. Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep Mind Mapping dan
NANDA NIC NOC Jilid 2. CV. Trans Info Media
17. Marliando, S. L., & Herawati, I. (2021). Pengaruh Pemberian Slow Deep Breathing
Exercise terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi
(Literature Study). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/91801/
18. Nafi’ah, D., Budi, P. S., & Mustayah, M. (2020). Efektifitas Guided Imagery dan Slow
7
CASE REPORT UNIIVERSITAS INDONESIA MAJU
PROFESI NERS STASE KOMPLEMENTER

Deep Breathing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di RSUD
dr. R. Soedarsono Pasuruan. Keperawatan Terapan, 06(01), 1–11.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2017&q=pen
garuh+latihan+slow+deep+breathing+dan+guided+imagery&oq=pengaruh+latiha
n+slow+deep+breathing+dan+guided+im#d=gs_qabs&u=%23p%3D-W- WAqDfzgEJ
19. Nirmalasari, N. (2017). Deep Breathing Exercise dan Active Range of Motion Efektif.
NurseLine Journal, 2(2), 159–165.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/5940
20. Pramudiana, N., & Herawati, I. (2019). Pengaruh Pemberian Brisk Walking Exercise
dan Slow Deep Breathing terhadap Penurunan Darah Penderita Hipertensi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/71384/13/Naspub awal bab di
kiri.pdf
21. Samosir, N. R., & Triyulianti, S. (2021). Pengaruh Pemberian Deep Breathing Exercise
dan Slow Stroke Back Massage Efektif dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada
Penderita Hipertensi. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, 5(2), 158–164.
https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v5i2.146
22. Sartika, A., Betrianita, B., Andri, J., Padila, P., & Nugrah, A. V. (2020). Senam Lansia
Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia. Journal of Telenursing, 2(1), 11–20.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.1126
23. Sartika, A., Wardi, A., & Sofiani, Y. (2018). Perbedaan Efektivitas Progressive Muscle
Relaxation (PMR) dengan Slow Deep Breathing Exercise (SDBE) terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 356–
24. 370. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.380
25. Sulistyawati, L., & Aminah, A. N. (2017). Seperempat Warga Indonesia Hipertensi.
Republika. http://nasional.republika.co.id/berita/
nasional/umum/17/05/17/oq3seo384-seperempat-warga-indonesia-hipertensi
26. Sumartini, N. P., & Miranti, I. (2019). Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap
Tekanan Darah Lansia Hipertensi di Puskesmas Ubung Lombok Tengah. Jurnal
Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(1), 38.
https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.26
27. Tarigan, B. S., Butar-Butar, R. A., & Siringo-Ringo, T. (2020). Penurunan Tekanan
Darah Melalui Slow Deep Breathing pada Lansia yang Mengalami Hipertensi. Jurnal
Penelitian Keperawatan Medik, 2(4), 59–63.
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM/article/download/339/276/
28. Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan Karakteristik Hipertensi pada Usia
Dewasa Muda di Indonesia. Tarumanagara Medical Journal, 1(2), 395–402.
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/3851

Anda mungkin juga menyukai