Anda di halaman 1dari 14

Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta


Tahun 2020

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA LANJUT USIA PADA NY.S YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

Aufa Intan Persada Nurichwana¹, Nurul Devi Ardiani,S.Kep.,Ns.,M.Kep.²,

Erlina Windyastuti,S.Kep.,Ns,M.Kes ³
1
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
3
Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

*Email penulis: aufaintan2505@gmail.com

ABSTRAK
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,
istri, dan anak, yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan yang erat
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tahap perkembangan keluarga lansia
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Terapi Hipertensi bisa diberikan
dengan non-Farmakologi diantaranya senam Hipertensi. Teknik terapi senam
hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Tujuan dilakukan studi kasus ini
adalah untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pada tahap tumbuh
kembang keluarga lanjut usia dengan masalah Hipertensi. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus.
Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan tahap tumbuh
kembang keluarga lanjut usia dengan masalah Hipertensi dengan diagnosa
keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko. Hasil studi kasus ini
menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada klien hipertensi
yang mengalami kenaikan tekanan darah yang dilakukam tindakan
keperawatan dengan memberikann teknik terapi senam hipertensi selama 4
kali didapatkan hasil penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg menjadi
130/80 mmHg. Tindakan senam hipertensi pada pasien hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah.
Kata kunci: Asuhan keperawatan tahap Keluarga lanjut usia, hipertensi,
senam hipertensi.
ABSTRACT

The family is a unit in a community unit consisting of a spouse, wife, and


children, who belong to each other and have a close relationship to achieve a
certain goal. Stage of development of elderly families of hypertension in the
elderly is determined by systolic pressure above 160 mmHg and diastolic pressure
above 90 mmHg. Hypertension therapy can be given with non-pharmacology,
such as hypertension exercises. The technique of hypertension gymnastics therapy
is one of the exercises to increase blood flow and oxygen supply to the muscles
and skeletons that are active specifically for the heart muscle. The purpose of this
case studio is to apply nursing care during the development of elderly families
with hypertension problems. This type of research is descriptive using a case
study approach. The subject in this case study is a patient with a developmental
stage of an elderly child with hypertension with a behavioral nursing diagnosis
that tends to be at risk. The results of the case study showed that the management
of nursing care for hypertensive clients who experienced an increase in blood
pressure by nursing measures by giving hypertension gymnastic therapy
techniques for 4 times resulted in a decrease in blood pressure from 150/100
mmHg to 130/80 mmHg. Hypertension exercise in hypertensive patients to reduce
blood pressure.

Keywords: Elderly family stage nursing care, hypertension, hypertension exercise.


PENDAHULUAN total kematian (Gusmira, 2012).
Keluarga merupakan unit Prevalensi hipertensi di Indonesia
terkecil dalam masyarakat yang untuk penduduk berumur diatas
terdiri dari suami, istri, dan anak, 25 tahun adalah 8,3%, dengan
yang saling berinteraksi dan prevalensi laki-laki sebesar
memiliki hubungan yang erat 12,2% dan perempuan 15,5%.
untuk mencapai suatu tujuan Berdasarkan hasil Riset
tertentu. Interaksi yang baik Kesehatan Dasar (Riskesdas,
antara anak dan orang tua 2013), sekitar 76% kasus
merupakan hal penting dalam hipertensi di masyarakat belum
masa perkembangan anak. terdiagnosis.Hipertensi seringkali
Interaksi yang baik ditentukan ditemukan pada lansia.
oleh kualitas pemahamaan dari Berdasarkan prevalensi
anak dan orang tua untuk hipertensi lansia di Indonesia
mencapai kebutuhan keluarga sebesar 45,9% untuk umur 55-
(Soetjiningsih, 2012). 64tahun, 57,6% umur 65-74
Masalah yang muncul tahun dan 63,8% umur >75
pada lansia menurut (Riskesdas, tahun. Prevalensi hipertensi di
2013) adalah Hipertensi, Artritis Indonesia berdasarkan
(radang sendi), Stroke, penyakit pengukuran tekanan darah pada
paru obstruktif kronis (PPOK), umur ≥18 tahu adalah sebesar
Diabetes Mellitus.Hipertensi 25,8% (Balitbang Kemenkes
pada lansia didefinisikan dengan RI,2013).
tekanan sistolik di atas 160 Penatalaksanaan
mmHg dan tekanan diastolic hipertensi menurut Kemenkes
diatas 90 mmHg (Fatimah, (2014) dapat melalui penggunaan
2010). Menurut Joint National obat-obatan dan modifikasi gaya
Committee on Prevention, hidup. Modifikasi gaya hidup
Detection, Evaluation, and dapat dilakukan melalui
Treatment on High Blood pembatasan asupan garam,
Pressure VII (JNC-VII),2014, penurunan berat badan,
hampir 1 milyar orang menderita menghindari minuman berkafein,
hipertensi di dunia. Menurut merokok dan alkohol serta
laporan (Badan Kesehatan Dunia berolahraga serta pengendalian
atau WHO,2012), hipertensi stress. Olahraga yang dianjurkan
merupakan penyebab nomor 1 berupa jalan, lari, jogging
kematian di dunia dan dan (senam), bersepeda, dan juga bisa
diperkirakan, jumlah penderita dilakukan dengan senam
hipertensi akan terus meningkat hipertensi.
seiring dengan jumlah penduduk Senam hipertensi
yang membesar. merupakan olah raga yang salah
Prevalensi hipertensi di satunya bertujuan untuk
dunia diperkirakan sebesar 1 meningkatkan aliran darah dan
milyar jiwa dan hampir 7,1 juta pasokan oksigen kedalam otot-
kematian setiap tahunnya akibat otot dan rangka yang aktif
hipertensi, atau sekitar 13% dari khususnya terhadap otot jantung.
Mahardani (2010) mengatakan 4. Maka penulis memprioritaskan
dengan senam atau berolah raga diagnosis perilaku kesehatan
kebutuhan oksigen dalam sel keluarga cenderung beresiko
akan meningkat untuk proses dengan Standar Diganosis
pembentukan energi, sehingga Keperawatan Indonesia (SDKI)
terjadi peningkatan denyut dan hasil nilai skoring, guna
jantung, sehingga curah jantung untuk menyelesaikan
dan isi sekuncup bertambah. permasalahan gejala hipertensi
Dengan demikian tekanan darah yang dirasakan Ny.S, dengan
akan meningkat. Setelah fakta Ny.S mengatakan bahwa
berisitirahat pembuluh darah Ny.S selalu megalami pusing
akan berdilatasi atau meregang, kepala yang berlebihan, saat
dan aliran darah akan turun dilakukan pengkajian klien dan
sementara waktu, sekitar 30-120 keluarga mengatakan bahwa
menit kemudian akan kembali klien sering mengeluhkan pusing
pada tekanan darah sebelum kepala yang berlebihan, suka
senam. Jika melakukan olahraga berkebun sampai siang hari, klien
secara rutin dan terus menerus, juga mengatakan kurang istirahat
maka penurunan tekanan darah yang cukup, keluarga juga
akan berlangsung lebih lama dan mengatakan jika klien pusing
pembuluh darah akan lebih kepala akan langsung dikasih
elastis. Mekanisnme penurunan obat saja, dan juga keluarga tidak
tekanan darah setelah berolah mengetahui tradisional yang bisa
raga adalah karena olahraga menyembuhkan pusing kepala.
dapat merilekskan pembuluh-
pembuluh darah. Sehingga Tabel 1 Hasil Evaluasi
dengan melebarnya pembuluh Skor Senam Hipertensi pada
darah tekanan darah akan Lansia Sebelum dan Sesudah
turun.Hasil penelitian dari Tindakan Senam Hipertensi
(Hernawan dan Rosyid, 2017)
tentang pengaruh senam
hipertensi pada lansia
menunjukkan hasil bahwa senam
hipertensi dapat menurunkan
tekanan darah pada lansia dari
151/94 mmHg ke 137/90 mmHg
dengan frekuensi 4 kali dalam 2
minggu.
Untuk menegakkan
diagnosis keperawatan yang
sesuai data diatas yaitu : perilaku
kesehatan keluarga cenderung
beresiko dan untuk jumlah total
nilai pada diagnosa perilaku
kesehatan keluarga cenderung
beresiko adalah dengan total skor
METODE PENELITIAN
Aspek Hari/ Sebelum Sesudah
Pengambilan kasus ini telah yang Tangga dilakukan dilakukan
dilakukan di Desa Pucung yang diukur l/ Jam Senam Senam
terletak di Wilayah Kerja Hipertensi Hipertensi
Senam Sabtu, - -
Puskesmas Gondangrejo, Hiperten 22
kabupaten Karanganyar si Februa
,Subjek dari kasus tersebut ri 2020
(10.00)
adalah seseorang yang berumur Senam Senin, 150/100mm 140/90mm
62 tahun. Hiperten 24 Hg Hg
si Februa
ri 2020
(09.30)
HASIL PENELITIAN Senam Rabu, 145/90mmH 140/90mm
Pengkajian yang Hiperten 26 g Hg
si Februa
dilakukan oleh penulis pada ri 2020
tanggal 22 Februari 2020 (09.50)
didapatkan data identitas 1 Senam Senin, 140/80mmH 130/80mm
Hiperten 02 g Hg
klien yaitu Ny. S dengan jenis si Maret
kelamin perempuan, 2020
pendidikan terakhir SD. (09.00)
Hasil pengkajian Senam Kamis, 140/90mmH 130/80mm
Hiperten 05 g Hg
pemeriksaan fisik Ny.S si Maret
didapatkan hasil tanda-tanda 2020
vital, tekanan darah150/100 (10.00)

mmHg, Nadi 96 x/menit, kawan, dan mempersiapkan


Respirasi 21 x/menit. Dengan kematian.
tipe keluarga (single parent Pengkajian pada stress dan
family).Data pengkajian koping keluarga didapatkan
riwayat dan tahap hasil pengkajian stressor
perkembangan keluarga jangka pendek klien
didapatkan hasil keluarga Ny.S mengatakan masalah yang
termasuk dalam tahap keluarga membebaninya sekarang
dengan usia lanjut usia. Untuk adalah karena terlalu pusing
tugas dari tahap perkembangan kepala karena hipertensi,
keluarga lanjut usia yaitu timbulnya saat Ny.S sedang
mempertahankan suasana berkebun, melakukan aktivitas
rumah yang menyenangkan, yang berat, Ny.S mengatakan
adaptasi dengan perubahan sudah mengalami Hipertensi
kehilangan pasangan, teman, sejak 5 tahun yang lalu.
kekuatan fisk, dan pendapatan, Pengkajian stressor jangka
memepertahankan keakraban panjang klien mengatakan
suami istri dan saling merawat, takut jika sewaktu waktu Ny.S
mempertahankan hubungan akan mengalami kematian
anak dan sosial masyaratkat, akibat Hipertensi ini. Dan pada
melakukan life review, pengkajian harapan keluarga
menerima kematian pasangan, Ny.S terhadap perawat
berterima kasih kepada
perawat karena telah dibantu puskesmas, modifikasi
dan dan sudah diberikan lingkungan Keluarga
penyuluhan secara langsung mengatakan bahwa sudah
kerumah Ny.S. Menurut Ny.S berusaha untuk memberi tahu
perawat itu adalah orang bisa Ny.S agar tidak berkebun
menyembuhkan orang yang disiang hari yang
sakit . menyebabkan kepala Ny.S
Pada pengkajian fungsi mengalami pusing yang
keluarga didapatkan hasil berlebihan, keluarga juga
fungsi afektif mempertahankan mengatakan tidak tau
suasana rumah yang mengenai obat tradisionalyang
menyenangkan, bisa bisa mengurangi tekanan
menjelaskan arti kehidupan darah, Ny.S suka berkebun di
setelah di tinggalkan suami, siang hari, memanfaatkan
fungsi sosialisasi klien fasilitas kesehatan jika sakit
mengatakan berinteraksi Ny.S hanya diantar ke klinik
dengan anggota keluarga, dan didekat rumah, karena
masyarakat sekitar untuk Puskesmas da rumah sakit jauh
mempererat tali jaraknya dari rumah.
silaturahmi,dan untuk Berdasarkan hasil
pengkajian lima fungsi pengkajian yang dilakukan
keluarga keperawatan penulis mendapatkan data
kesehatan ditemukan hasil subyektif dan obyektif.Data
keluarga mengenal masalah subyektifantaralain klien dan
kesehatan Ny.S yaitu bahwa keluarga mengatakan bahwa
Ny.S mengatakan sudah lama klien sering mengeluhkan
mengalami Hipertensi sejak 5 pusing kepala yang berlebihan,
tahun yang lalu, tetapi tidak tau suka berkebun sampai siang
cara mengatasinya, dan tidak hari, klien juga mengatakan
tau mengenai obat tradisional kurang istirahat yang cukup,
untuk menyembuhkan keluarga juga mengatakan jika
hipertensi, mengambil klien pusing kepala akan
keputusan Ny.S sudah langsung dikasih obat saja, dan
mengetahui bahwa dia juga keluarga tidak mengetahui
mempunyai hipertensi, dan tradisional yang bisa
ketika Ny.S mengalami pusing menyembuhkan pusing kepala.
yang berlebihan , maka dia Data obyektif dari klien
akan langsung minum obat dan keluarga bahwa tekanan
yang dibeli diwarung, merawat darah klien 150/100 mmHg,
anggota keluarga yang sakit klien terlihat lelah dikarenakan
keluarga hanya dapat merawat baru selesai berkebun, mata
angggota yang sakit dengan klien juga menunjukkan jika
semampunya, yaitu dengan klien kurang istirahat yang
cara membantu merawat Ny.S, cukup, keluarga tidak
menyarankan Ny.S untuk mengetahui tentang obat
berobat ke klinik atau ke tradisional yang bisa
menurunkan tekanan darah,
keluarga dari klien juga tidak PEMBAHASAN
mempunyai koping yang baik, Berdasarkan hasil
seperti hanya memberikan obat pengkajian yang didapatkan
saja ketika Ny.S pusing kepala, masalah perilaku kesehatan
tidak memanfaatkan fasilitas cenderung beresiko yaitu
kesehatan yang ada. didapatkan data subyektif:
Setelah melakukan Klien mengatakan pusin g
pengkajian (observasi) awal kepala berkurang, Klien
terkait pengetahuan tentang mengatakan sudah hafal
hipertensi dan cara pencegahan untuk gerakan senam
hipertensi, dilakukan intervensi hipertensi, Ny. S mengatakan
keperawatan yang mengacu lebih tenang dan rileks ketika
pada 5 fungsi keperawatan selesai melakukan senam
keluarga yaitu keluarga mampu hipertensi. Data obyektif
mengenal masalah dengan didapatkan data bahwa hasil
melakukan identifikasi resiko posttest menunjukkan
[I.14502] identifikasi resiko terdapat penurunan terhadap
baru sesuai perencanaan yang tekanan darah klien, klien
ditetapkan, keluarga mampu tampak lebih tenang, klien
mengambil keputusan dengan terlihat santai, Tekanan darah
melakukan promosi perilaku hari ke-1 sebelum melakukan
upaya kesehatan [I.12472] senam hipertensi 150/100
anjurkan memodifikasi mmHg,Tekanan darah
lingkungan, keluarga mampu sesudah melakukan senam
merawat anggota keluarga hipertensi 140/90 mmHg,
yang sakit dengan melakukan tekanan darah hari ke-2
edukasi proses penyakit tekanan darah sebelum
[I.12444] ajarkan cara melakukan senam hipertensi
meredakan atau mengatasi 145/90 mmHg, tekanan darah
gejala yang dirasakan, keluarga sesudah melakukan senam
mampu memodifikasi hipertensi 140/90 mmHg,
lingkungan dengan melakukan tekanan darah hari ke-3
edukasi upaya perilaku tekanan darah sebelum
kesehatan [I.12435] informasi melakukan senam hipertensi
sumber yang tepat yang 140/80 mmHg tekanan darah
tersedia di masyarakat, sesudah melakukan senam
keluarga mampu hipertensi 130/80 mmHg,
memanfaatkan fasilitas Tekanan darah hari ke-4,
pelayanan kesehatan dengan tekanan darah sebelum
melakukan konseling [I.10334] melakukan senam hipertensi
identifikasi keluarga 140/90 mmHg, tekanan darah
mempengaruhi klien. sesudah melakukan senam
hipertensi 130/80 mmHg,
terdapat perubahan tekanan
darah pada pasien sebelum
dan sesudah dilakukan sistolik diatas 160 mmHg dan
tekanan darah. Analisis: tekanan diastolic diatas 90
keluarga mampu memenuhi 5 mmHg (Fatimah, 2010).
fungsi perawatan kesehatan
keluarga, seperti keluarga KESIMPULAN
mampu mengenal masalah
(mengidentifikasi resiko baru 1. Berdasarkan pengkajian
sesuai perencanaan yang dan pengumpulan yang
ditetapkan), keluarga mampu telah dilakukan
mengambil keputusan
didapatkan masalah
(menganjurkan memodifikasi
lingkungan), keluarga mampu kesehatan yaitu Perilaku
merawat anggota keluarga kesehatan keluarga
yang sakit (mengajarkan cara cendermung beresiko dan
menurunkan tekanan darah), Ketidakmampuan koping
keluarga mampu keluarga.
memodifikasi lingkungan 2. Setelah dilakukan
(menginformasikan sumber
skoring maka masalah
yang tersedia di masyarakat),
keluarga mampu yang menjadi prioritas
memanfaatkan fasilitas utama adalah Perilaku
pelayanan kesehatan yang kesehatan keluarga
ada (mengidentifikasi cenderung beresiko.
keluarga mempengaruhi 3. Intervensi dan
klien). Planning: keluarga
implementasi yang telah
mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan
yang ada, klien mampu mengidentifikasi
mengambil keputusan pengaruh terapi senam
(seperti misalnya ketika lagi hipertensi, mengajarkan
pusing kepala langsung ke memodifikasi kegiatan
tempat yang menyemdiakan dengan senam hipertensi
fasilitas kesehatan, bukan
, mengajarkan cara
membeli obat pusing kepala
di warung). meredakan atau
Hipertensi adalah suatu mengatasi hipertensi
keadaan dimana seseorang yang dirasakan,
mengalami peningkatan menginformasikan
tekanan darah di atas normal sumber yang tepat yang
yang mengakibatkan tersedia di masyarakat,
peningkatan angka kesakitan
mengidentifikasi
(morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas) penyebab hipertensi pada
(Kushariyadi, 2011). klien.
Hipertensi pada lansia 4. Setelah melakukan
didefinisikan dengan tekanan asuhan keperawatan,
masalah keperawatan pengetahuan dan dapat
pada keluarga Ny.S mengaplikasikan terapi non-
teratasi sesuai dengan farmakologis yaitu
mengajarkan senam
tujuan dan kriteria hasil
hipertensi pada keluarga
yang ditetapkan. dengan tahap perkembangan
lanjut usia.
SARAN

Dalam hal ini penulis DAFTAR PUSTAKA


memberikan beberapa saran
setelah mengelola kasus asuhan Adib, Miller. 2010. Cara Mudah
keperawatan keluarga pada Memahami dan
tahap perkembangan usia
pertengahan : Menghindari
A. Bagi Puskesmas Hipertensi, Jantung
Dapat meningkatkan
pemberian pelayanan dan Stroke.
pendidikan kesehatan dan Yogyakarta : Dianloka
promosi kesehatan terhadap
keluarga, terutama dalam Pustaka.
melakukan tindakan Ahmah, Nablory. 2011. Cara
pencegahan hipertensi
dengan melakukan terapi Mencegah dan
non-farmakologis. Mengobati Asam Urat
B. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan dan Hipertensi.
referensi khususnya Jakarta: Rineka Cipta.
Asuhann Keperawatan
Keluarga dalam penanganan Arif M. 2013. Kapita Selekta
penurunan tekanan darah Kedokteran Jilid I :
pada lansia.
Nefrologi dan
Hipertensi. Jakarta:
C. Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga Media Aesculapius
dapat menjaga kesehatan FKUI.
anggota keluarganya dengan
melakukan penyuluhan Anggraini, dkk. 2009. Faktor-
sumber informasi bagi lansia Faktor yang
dengan masalah hipertensi
dan diterapkan secara Berhubungan dengan
mandiri. Kejadian Hipertensi
D. Bagi Penulis
Dapat lebih Pada Pasien yang
memperluas ilmu berobat di Poliklinik
Dewasa Puskesmas Yogyakarta: Graha
Bangkinang Periode Ilmu Edisi Ketiga.
Januari 2009 . Fatimah. 2010. Merawat Manusia
Azwar, Widjaja. (2009). Lanjut Usia Suatu
Perencanaan Sebagai Pendekatan Proses
Fungsi Manajemen. Keperawatan
Jakarta : Penerbit PT. Gerontik. Jakarta :
Rineka Cipta. TIM. Vol. 1 No. 2
Berman, A. 2009. Buku Ajar Praktik (2019); Oktober Page
Keperawatan Klinis 55.
Kozier & Erb, Alih Friedman, Marilyn M, 2010.
Bahasa Meiliya dkk, Keperawatan
EGC. Jakarta. Keluarga: Teori dan
Departemen Kesehatan RI, 2014. Praktik:Yogyakarta:
Peratuan Menteri Gosyen Publishing .
Kesehatan Republik Gusmirah, S. 2012. Evaluasi
Indonesia Nomor 5. Peggunaan
Jakarta: Depkes RI, Antihipertensi
p441-448. Konvensional dan
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Kombinasi
2017. Profil Kesehatan Provinsi Konvensional Bahan
NTB. Nusa Tenggara Barat. Alam pada Pasien
Dion, Yohanes dan Betan. 2013. Hipertensi di
Asuhan Keperawatan Puskesmas Wilayah
Keluarga, Konsep dan Depok. Makara.
Praktik. Yogyakarta: Kesehatan. Vol.
Nuha Medika. 16:NO. 2. 77-83.
Endang T, 2014. Pelayanan Harmoko. 2012. Asuhan
Kesehatan bagi Keperawatan
Penderita Hipertensi Keluarga.
Secara Terpadu.
Yogyakarta: Pustaka Kasih Sayang Ibu
Pelajar. Batu Sangkar. Jurnal
Junaedi, Edi, Sufrida Y., dan Gusti, Stikes Yarsi. Vol 1
Mira, R. 2013. Lombok Barat. Tabel:
Hipertensi Kandas 24.
Berkat Herbal. Nurwidanti, L.
Jakarta : Fmedia( Wahyuni, C.U. 2013.
Imprint Argo Media Analisis Pengaruh
Pustaka). Paparan Asap Rokok
Junaidi, Iskandar., 2010. Hipertensi Di Rumah Pada
Pengenalan, Wanita terhadap
Pencegahan, dan Kejadian Hipertensi.
Pengobatan. Jakarta: Jurnal Berkala
PT Bhuana Ilmi Epidemiologi Volume
Populer. 1 Nomor 2.
Kemenkes RI. 2013. Buletin Jendela Mahardani, N.M.A.F. 2010.
Data dan Informasi Pengaruh Senam
Kesehatan. Kemenkes Jantung Sehat
RI. Jakarta. terhadap Penurunan
Kushariyadi, 2011. Terapi Modalitas Tekanan Darah pada
Keperawatan pad Penderita Hipertensi
Klien Psikogeriatrik. di klub Jantung Sehat
Jakarta: Media Klinik Kardiovaskuler
Selemba. Hal. 143 Rumah Sakit Hospital
Liza, Merianti. Wijaya, Krisna. 2015. Cinere tahun 2010.
Pelaksanaan Senam Maria, H. Bakri. 2017. Asuhan
Jantung Sehat Untuk Keperawatan
Menurunkan Tekanan Keluarga.
Darah Pada Pasien Yogyakarta: Pustaka
Hipertensi Di Panti Mahardika.
Sosial Tresna Wherda
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Tatalaksana
Keluarga. Hipertensi Pada
Yogyakarta: Gosyen Penyakit
Publishing. Kardiovaskular.
Munim A, Hanani E, 2011. Putri, Febriana Prima. 2015.
Fitoterapi Dasar. Pengaruh
Edisi Pertama. Pengetahuan Auditor,
Jakarta: PT. Dian Pengalaman Auditor,
Rakya. Hal 168-171. Kompleksitas Tugas,
Murwarni, Arita. 2008. Asuhan dan Locus Of Control,
Keperawatan dan Tekanan Ketaatan
Keluarga: Konsep dan Audit Judjement
aplikasi Kasus. (Studi Kasus pada
Jogjakarta: Mitra Perwakilan BPKP
Cendikia. Provinsi Riau).Jom
Nadirawati, (2018). Asuhan FEKOM. Vol.2,
Keperawatan Oktober 2015.
Keluarga. Riasmini, et al. (2017). Panduan
Nursalam, 2011. Konsep dan Asuhan Keperawatan
Penerapan Individu, Keluarga,
Metodologi Penelitian Kelomopok, dan
keperawatan .Jakarta: Komunitas dengan
salemba Medika. Modifikasi NANDA,
Padila. 2012. Buku Ajar: ICNP, NOC, dan NIC
Keperawatan Medikal di Puskesmas dan
Bedah. Yogyakarta: Masyarakat . Jakarta :
Nuha Medika. Penerbit Universtas
Perhimpunan Dokter Spesialis Indonesia (UI-Press).
Kardiovaskular Riset kesehatan Dasar. 2018.
Indonesia (PERKI). Pedoman Pengukuran
2015. Pedoman dan Pemeriksaan.
Badan Penelitian dan Suprajitno. 2012. Asuhan
Pengembangan Keperawatan
Kesehatan Keluarga: aplikasi
Departemen dalam Praktik.
Kesehatan RI, Jakarta. Jakarta; EGC
Rizki, M (2016). Hubungan Tingkat Sutanto. (2010). Cegah dan Tindak
Pendidikan dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Andi.
Aktivitas Fisik dengan WHO. (2012). The WHO STEEP
Fungsi Kognitif pada wize approach,
Lansia di Kelurahan survaillance of risk
Darat. Tesis FK factor of
USU.. noncommunicable
Smeltzer, S. C., Bare, disease, Geneva
B. G., 2012, “Buku swizorland.
Ajar Keperawatan Widharto. 2009. Bahaya Hipertensi.
Medikal-Bedah Sunda Kelapa
Brunner &Suddarth. Pustaka.Jakarta.
Vol. 2. E/8”, EGC, Divine, Jon G. 2012.
Jakarta. Program Olahraga
Sherwood, L. (2009). Fisiologi Tekanan Darah
Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Tinggi. PT Citra Aji
VI. Jakarta: EGC. Parama. Yogyakarta.
Soetjiningsih. 2012. Perkembangan
Widiyono, 2011. Penyakit Tropis
dan Permasalahannya
Epidemilogi,
dalam Buku Ajar I
Pemberantasan,
Ilmu Perkembangan
Pencegahan, dan
Anak dan Remaja.
Pemberantasannya.
Jakarta: Sagungseto.
Jakarta: Erlangga.
Pp 86-90.

Anda mungkin juga menyukai