Oleh:
ANANG MARUF
190207008
Karya Tulis Ilmiah ini telah di bimbing dan di periksa oleh pembimbing dan layak
untuk di presentasikan di dalam sidang Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing :
Di setujui Oleh
Program Studi D III Keperawatan
Fakultas Pendidikan Vokasi
Universitas Sari Mutiara Indonesia
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama : Anang Maruf
Nim : 190207008
Tempat, Tgl Lahir : Bagansiapiapi, 31 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Anak ke : 1 dari 5 bersaudara
No.HP : 082268717486
Email : anangmaruuuf31@gmail.com
III. Pendidikan
Tahun 2007-2013 : SDN 003 Bagan Hulu
Tahun 2013-2016 : SMPN 2 Bangko
Tahun 2016-2019 : SMAN 1 Bangko
Tahun 2019-2022 : Menyelesaikan Program Studi D-III
Keperawatan Fakultas Pendidikan Vokasi
di Universitas Sari Mutiara Indonesia
ii
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
ABSTRAK
Arhtritis Gout merupakan peradangan pada sendi akibat peningkatan kadar asam urat dalam darah,
karena terganggunya metabolisme purin (hiperurisemia) dalam tubuh yang di tandai dengan nyeri
sendi sehingga dapat menganggu aktifitas penderita. pada keadaan ini bisa terjadi obserkresi asam
urat,atau penurunan fungsi ginjal yang mengakibatkan penurunan ekresi asam urat, atau kombinasi
keduanya. Penyebab kadar asam urat yang tinggi dalam darah dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan pembentukkan kristal urat yang biasanya terkonsentrasi pada sendi yang biasanya
sekitarnya. Kristal ini lama kelamaan menumpuk merusak jaringan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri dan peradangan. Adapun sendi yang sering terkena penumpukkan asam
urat ini antara lain pangkal ibu jari kaki, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan dan siku.
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah,
antara lain pengaturan diet, menghindari makanan tinggi purin, konsumsi vitamin dan mineral
yang cukup, olahraga rutin, berhenti merokok,kompres hangat, pengendalian stres dan dapat
diberikan obat-obatan untuk terapi farmakologi. Pengobatan lain yang dapat digunakan untuk
mengatasi peningkatan kadar asam urat yaitu dengan pengobatan herbal. Dari hasil data yang di
peroleh kejadian gout arhtritis di sebabkan karena adanya mengkomsumsi makanan yang tinggi
purin. Dari hasil penyusunan Karya Tulis Ilmiah saya mendapat gambaran dan pengalaman nyata
dalam pengetahuan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. N dengan gangguan sistem
muskuloskeletal gout arhtritis di desa sekip kecamatan lubuk pakam di laksanakan cukup baik.
iii
D-III NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF VOCATIONAL EDUCATION
SARI MUTIARA UNIVERSITY INDONESIA
ABSTRACT
Gout arthritis is inflammation of the joints due to increased levels of uric acid in the blood, due to
disruption of purine metabolism (hyperuricemia) in the body which is characterized by joint pain
so that it can interfere with the patient's activities. In this situation, there may be observation of
uric acid, or decreased kidney function resulting in decreased uric acid excretion, or a
combination of both. The cause of high uric acid levels in the blood over a long period of time can
lead to the formation of urate crystals which are usually concentrated in the joints that usually
surround them. Over time, these crystals accumulate and damage tissue, which in turn causes pain
and inflammation. The joints that are often affected by this buildup of uric acid include the base of
the big toe, knee, ankle, wrist and elbow. Handling is done to prevent an increase in uric acid
levels in the blood, including diet regulation, avoiding foods high in purines, consuming adequate
vitamins and minerals, regular exercise, quitting smoking, warm compresses, stress control and
can be given drugs for pharmacological therapy. . Another treatment that can be used to treat
increased uric acid levels is herbal medicine. From the results of the data obtained, the incidence
of gout arthritis is caused by consuming foods that are high in purines. From the results of the
preparation of scientific papers, I got a real picture and experience in the knowledge of family
nursing care for Mr. N with disorders of the musculoskeletal system, gout, arthritis, in Sekip
village, Lubuk Pakam sub-district, was carried out quite well.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn.N dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal Gout Arhtritis di Desa Sekip Kecamatan
Lubuk Pakam”
Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat memenuhi tugas
akhir dalam menyelesaikan Program Studi D III Keperawatan di Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan, pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik secara moral maupun
material, terutama kepada Bapak / Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Rektor III
Universitas Sari Mutiara Indonesia. sekaligus sebagai Pembimbing pada
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Elsarika Damanik, SST, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Pendidikan Vokasi
Universitas Sari Mutiara Indonesia. sekaligus sebagai Penguji pada Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Ns. Flora Sijabat, S.Kep, MNS, selaku ketua program studi D-III
Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
6. Dosen dan semua Civitas Akademik Prodi D-III Keperawatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.
7. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua saya Samsul Bahri dan Atun serta
saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan baik materi maupun
doa kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Peneliti menyadari bahwa isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran guna
memperbaiki di masa yang akan datang dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih.
(Anang Maruf)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 3
1.3 Tujuan................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................... 4
1.4 Manfaat Asuhan Keperawatan............................................ 4
vii
BAB III METODE STUDI KASUS........................................................... 36
3.1 Jenis Studi Kasus.................................................................. 36
3.2 Lokasi Studi Kasus............................................................... 36
3.3 Subjek dan Studi Kasus........................................................ 36
3.4 Waktu Studi Kasus............................................................... 36
3.5 Instrument Studi Kasus........................................................ 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................... 36
BAB V PENUTUP.................................................................................... 56
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 56
5.2 Saran.................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 arhtritis gout secara monoartikuler dengan tanda inflamasi
yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan
sakit kalau di gerakkan pada sendi metatarshophangeal
pertama...................................................................................... 10
Gambar 2.2 kiri: arhtritis gout akut dengan gejala inflamasi pada sendi
metatarsophalangeal pertama. Kanan: arhtritis gout menahun
dengan tofipada sendi tangan.................................................... 11
Gambar 2.3 Radiografi pada arhtritis gout krosis, dimana di dapatkan
adanya erosi dan klasifikasi sendi metatarsophalangeal
pertama...................................................................................... 11
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perencanaan................................................................................... 31
Tabel 4.1 Komposisi Keluarga...................................................................... 37
Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 41
Tabel 4.3 Analis Data.................................................................................... 42
Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 43
Tabel 4.5 Intervensi ...................................................................................... 44
Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan............................................................ 47
Tabel 4.7 Evaluasi.......................................................................................... 49
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB l
PENDAHULUAN
yang di peroleh di Rumah Sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam dari 4 tahun terakhir
2018-2021, pasien rawat inap berjumlah 418 kasus, dan pasien rawat jalan
berjumlah 5.625 kasus. Jadi angka total keseluruhan pasien dengan penyakit Gout
Arhtritis sebanyak 6.043 kasus. Berdasarkan pusat data Provinsi Sumatera Utara
5,9%. Angka kesakitan penduduk lanjut usia sebesar 26,93% artinya bahwa setiap
100 orang lanjut usia terdapat 27 orang diantaranya mengalami sakit. Kelompok
usia yang mengalami nyeri gout arthritis biasanya pertama kali muncul pada usia
50 tahun, dan antara usia 60 tahun. Prevelensi penyakit asam urat di Indonesia
semakin mengalami peningkatan.
Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit asam urat berdasarkan
diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau
gejala 24,7% jika di lihat dari karekteristik umur,pravelensi tinggi pada umur 75
tahun (54,8%).penderita wanita juga lebih banyak (8,46%) di bandingkan dengan
pria (6,13%) (Riskesdas, 2018).
Artritis Gout (asam urat) adalah penyakit yang timbul akibat kadar asam
urat darah yang berlebihan, yang menyebabkan kadar asam urat darah berlebihan
adalah produksi asam urat di dalam tubuh lebih banyak dari pembuangannya,
selain itu penyebab produksi asam urat di dalam tubuh berlebihan dapat terjadi
karena faktor genetik (bawaan), faktor makanan dan faktor penyakit misalnya
kanker darah (Kertia, 2009). arhtritis gout lebih banyak dijumpai pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Prevalensi gout tertinggi pada kalangan lanjut usia
dikaitkan dengan insufisiensi renal atau gangguan metabolisme purin. Gejala yang
khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan terdapat tanda-
tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki (atau yang disebut
dengan podagra). Estimasi prevalensi menyatakan bahwa sebesar 8,5% artritis
gout terjadi pada perempuan dan 6,1% terjadi pada laki-laki (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Berdasarkan onsetnya, arhtritis gout dibagi menjadi dua, yaitu episode
akut dan kronik. arhtritis gout fase akut menyebabkan morbiditas yang tinggi,
namun apabila diterapi segera setelah munculnya gejala dapat menghasilkan
prognosis yang baik. Pada fase kronik, gout dapat menyebabkan destruksi sendi
3
yang berat dan gangguan ginjal. rasa sakit akibat asam urat dapat terjadi pada
malam dan pagi hari saat bangun tidur dan bisa berlangsung selama 4-11 hari.
(Utomo, 2014; Setianingrum, Istika & Dwi, 2019).
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar
asam urat dalam darah, antara lain pengaturan diet, menghindari makanan tinggi
purin, konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, olahraga rutin, berhenti
merokok, pengendalian stres dan dapat diberikan obat-obatan untuk terapi
farmakologi. Pengobatan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi peningkatan
kadar asam urat yaitu dengan pengobatan herbal (Sari, & Syamsiyah, 2017).
Pengobatan tradisional sekarang ini sudah menjadi alternatif lain dari
pengobatan modern. Keuntungan dari penggunaan obat tradisional adalah efek
samping yang relatif kecil dibandingkan dengan obat yang modern dan
pengolahan pada obat tradisional juga sangat sederhana dan dapat digunakan
secara turun menurun.
Nyeri gout arthritis dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan non
farmakologi. Kompres jahe merah merupakan terapi non farmakologi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri gout arthritis. Adapun efek yang terdapat
dalam kompres hangat jahe merah yaitu respon tubuh terhadap panas
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan. Pemberian kompres hangat jahe dapat
memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh, dan mengurangi rasa nyeri. Jahe merah
juga bisa mengurangi nyeri karena jahe merah memiliki kandungan senyawa
gingerol dan shogoal yaitu senyawa panas dan pedas pada jahe merah yang
memiliki sifat anti inflamasi non steroid, rasa pedas dari kompres hangat jahe
merah akan mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan kaku (Savitri, 2016).
Berdasarkan survey awal yang di lakukan dari bulan januari 2022 sampai
bulan februari 2022, maka peneliti tertarik melakukan Asuhan keperawatan
keluarga pada Tn.N dengan gangguan sistem muskuloskeletal gout arhtritis di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam.
4
3. Bagi Peneliti
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada Tn.N dengan gangguan sistem
muskuloskeletal : Gout Arhtritis di desa sekip kecamatan lubuk pakam mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
BAB ll
TINJAUAN TEORITIS
Gambar 2.1 Arhtritis Gout secara monoartikuler dengan tanda inflamasi yang
jelas seperti merah, bengkak, nteri, terasa panas, dan sakit kalau di gerakkan pada
sendi metatarshophangeal pertama.
cairan yang di aspirasi dari sendi. kristal ini dapat di temukan pada sel
sinovia, pada vakuola sel sinovia, dan pada vakulo sel monoklear
leukosit.
Gambar 2.2 kiri: arhtritis gout akut dengan gejala inflamasi pada sendi
metatarsophalangeal pertama. Kanan: arhtritis gout menahun dengan tofi pada
sendi tangan,
Gambar 2.3 Radiografi pada arhtritis gout krosis, dimana di dapatkan adanya
erosi dan klasifikasi sendi metatarsophalangeal pertama.
13
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan
berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup ,
adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang
isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi,
ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekpresi,dan komunikasi tidak sesuai.
Pnerima pesan gagal dalm mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif),
terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
1. Karakteristik pemberi pesan :
a. Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
b. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c. Selalu menerima dan meminta timbal balik.
2. Karakteristik pendengar :
1. Siap mendengarkan.
2. Memberikan umpan balik.
3. Melakukan validasi.
2.2.3.2 Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri atau suami.
2.2.3.3 Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengkontrol,
memengaruhi atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power), ditiru
(refent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan efektif power.
2.2.3.4 Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide – ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
18
f. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga beserta kendala atau
masalah – masalah yang terjadi dengan jenis atau tipe keluarga.
g. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa keluarga terkait dengan kesehatan.
h. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluargaditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang –
barang yang dimiliki oleh keluarga.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan mengenai
tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala–kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti Menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
27
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septi tank dengan 39
sumber air, sumber sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)
Menjelaskan mengenai karakterik dari tetangga dan komunitas setempat,
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk
setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas–fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
28
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan
keadaan sejahtera 1. Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat
diubah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat
dan dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor – faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan – tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok sangat peka menambah
masalah.
5) Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut.
2.3.3 Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek – aspek yang dapat
diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga
atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran
keperawatan menunjukkan status status diagnosis keperawatan setelah dilakukan
31
Subjektif :
1. tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasar
2. kehawatiran kronis
Objektif :
1. penyalahgunaan zat
2. memanipulasi orang lain untuk
memenuhi keinginan sendiri
3. prilaku tidak asertif
4. partisipasi social kurang
35
lakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit sehingga meningkatkan atau
mempertahankan derajat kesehatannya (Nursalam, 2015).
Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang di lakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim
kesehatan, mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri di rumah (Pribadi, 2019).
Discharge planning di dapatkan dari proses interaksi ketika perawat
professional, dokter, pasien, keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan. Perencanaan pulang di perlukan oleh pasien
dan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik,
rehabilitative, serta perawatan rutin yang sebenarnya, Perencanaan pulang akan
menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara perawatan yang di
terima pada waktu di rumah sakit dengan perawatan yang di berikan setelah
pasien pulang. Pemulangan pasien dari rumah sakit kembali ke rumah telah di
sepekati oleh pasien. Dengan melalui persetujuan pasien ini akan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mempersiapkan diri untuk pemulangan. Persiapan
secara fisik, mental dan psikologis di perlukan untuk pemulangan (Junaidi, 2017).
BAB III
METODE STUDI KASUS
37
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
4.1.1 Data Umum
1. Nama KK : Tn. M
2. Usia : 56 Tahun
3. Alamat : JL. Pantai Labu Desa Sekip, Kec lubuk Pakam
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi Keluarga :
Tabel 4.1 Komposisi Keluarga
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. M 56 SMA Wiraswasta
2. Ny. R 54 SMA Ibu Rumah
Tangga
3. Tn. N 23 Mahasiswa Belum Bekerja
4. Tn. R 19 SMA Belum bekerja
5. Ny. Z 15 SMP Belum Bekerja
7. Genogram :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Klien
38
39
kesehatan keluarga yaitu pada Tn.N yang menderita asam urat (Gout) yang
memerlukan pengetahuan dan perawatan dan perhatian khusus
3. Riwayat keluarga inti : Dalam Keluarga Tn. N menderita penyakit asam urat
(Gout). Sejak tahun 2021, Tn. M sebagai kepala keluarga dan keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit serius dan belum pernah di rawat rumah sakit.
4. Riwayat keluarga sebelumnya : kurang dari satu tahun yang lalu Tn. N
menderita asam urat (Gout) dengan hasil pemeriksaan lab yang urin acidnya
yang cukup tinggi atas batas normal
4.1.3 Lingkungan
1. Karakteristik Rumah : bangunan rumah terdiri dari satu lantai, terdiri ruang
tamu, 4 kamar, 2 kamar mandi, dan ruang makan, lantai rumah keadaan
bersih dan penataaan alat dan perabotan rumah tangga cukup rapi dan bersih,
setiap kamar tidur memiliki jendela yang penerangan cukup. Berikut adalah
denah dari hasil pengkajian yang di lakukan di rumah Tn.N :
Denah Rumah
a. Teras
b. Ruang tamu
c. Kamar tidur
d. Kamar mandi
e. Ruangan makan
2. Karaktersitk tetangga dan komunitas : sebagian besar tetangga Tn. N bekerja
sebagai buruh dan pedagang, Tn. N mengatakan hubungan dengan tetangga
sekitar baik dan komunikasi dengan tetangga juga baik Tn. N mengatakan
banyak menghabiskan waktu di tempat toko jualan yang sedang di jaganya.
4.1.4 Struktur keluarga
1. Struktur peran : Tn. N merupakan anak kandung dan tertua untuk adik-
adiknya
2. Norma dan Nilai Keluarga : peraturan maupun pandangan dan nilai-nilai yang
di terapkan keluarga adalah ketika siang hari adik Tn. N yang tinggal satu
rumah harus istirahat siang setelah beraktifitas/belajar di sekolah, begitupun
bapak dan ibunya Tn. N dan sejauh ini tidak ada norma yang dianut oleh
keluarga Tn. N selain aturan dari agama yang dianut yakni agama islam.
41
nyeri sendi pada kaki yang kadang muncul ketika Tn. N merasa kelelahan
fisik setelah beraktifitas.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor : keluarga Tn. N
sudah bisa beradaptasi dengan penyakit di derita. Setiap kali kambuh keluarga
menyuruh Tn, N untuk beristirahat dan berobat besoknya.
3. Strategi koping yang di gunakan : keluarga mengatakan bila ada masalah
yang muncul akan berusaha di selesaikan sendiri dan juga meminta pendapat
kepada anggota keluarga lainnya agar dapat mencari solusi atas penyakit yang
di derita Tn. N.
4. Strategi adaptasi disfungsional : setiap ada masalah keluarga Tn. N
menyelesaikannya dengan adaptasi terbuka dan positif.
4.1.7 Pemeriksaan Fisik :
keadaan fisik dari Tn. N pemeriksaan tanda tanda vital dapat di lihat dari
table di bawah ini.
Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik
kepala
No Nama Umur TTV dan Leher Dada Abdomen Ekstrimitas
rambut
1. Tn. N 23 TD: 117/60 Bersih Tidak ada Simetris Simetris Bagian ekstremitas
Tahun mmHg dan pembesar di bagian kaki
TB:167 cm simetris an kanan dan kiri di
BB: 51 Kg kelenjar karenakan kadang-
T: 36,C thiroid kadang mengalami
rasa nyeri
Data Objektif :
Tn. N Kurang responsive pada saat
di beri informasi
a. Pemeriksaan kadar asam urat
13,3 mg/dl
b. TTV : TD :116/74 mmHg
BB : 51kg
TB : 165 cm
2. Data Subjektif Gangguan rasa nyaman
a. Tn. N mengatakan nyeri
muncul setelah mengkomsumsi
sayur ,daging karena Tn. N
selalu mengkonsumsi sayur
untuk dimakan sehari-hari dan .
Tn. N dan keluarga
mengatakan tidak tahu tentang
penyakit asam urat.(Gout)
b. Tn. N tidak tahu bagaimana
cara mengurangi rasa sakit saat
penyakit asam uratnya kambuh.
Data Objektif :
a. Pada bagian persendian pada
kaki masih tampak kaku
b. Kadar asam urat 13,3 mg/dl
c. TTV : TD : 116/74 mmHg
BB : 51 kg
TB : 165 cm
44
Intervensi Pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
2. Promosi kesiapan penerimaan
informasi
:2. D.0074 Gangguan rasa nyaman L.08064 Setelah di berikan asuhan I.08238 Intervensi Utama :
Tanda dan Gejala : keperawatan selama 2x60 menit Tn. N Manajemen nyeri
1. Mengeluh tidak nyaman dan keluarga mampu mengatasi Observasi :
2. Gelisah masalah gangguan rasa nyaman yang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
3. Menunjukkan gejala distress di alami Tn. N durasi, frekuensi, kualitas,
4. Tampak merintih/menangis Luaran Utama intensitas nyeri
5. Pola eliminasi berubah Status Kenyamanan 2. Identifikasi skala nyeri
6. Postur tubuh berubah Kriteria : 3. Identifikasi respons nyeri non
7. Iritabilitas 1. Kesejahteraan fisik meningkat verbal
Faktor yang berhubungan 2. Kesejahteraan psikologis 4. Identifikasi faktor yang
1. Gejala penyakit meningkat memperberat dan memperingan
2. Kurang pengendalian 3. Dukungan sosial dari keluarga nyeri
situasional/lingkungan meningkat 5. Identifikasi pengetahuan dan
3. Kurangnya privasi 4. Dukungan sosial dari teman keyakinan tentang nyeri
4. Gangguan stimulus meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya
lingkungan 5. Perawatan sesuai keyakinan terhadap respon nyeri
budaya menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
6. Perawatan sesuai kebutuhan kualitas hidup
meningkat 8. Monitor keberhasilan terapi
7. Kebebasan melakukan ibadah komplementer yang sudah di
meningkat berikan
47
4.6 Evaluasi
Tabel 4.7 Evaluasi keperawatan Keluarga
No Hari /tgl Diagnosa Evaluasi
keperawatan
1. Kamis, 10 Maret 2022 Defisit pengetahuan DS :
1. pasien maupun keluarga
mengatakan sebagian tau
tentang penyakit, tapi belum
mengerti bagaimana tanda
gejala dan cara mengatasinya
2. Tn. N maupun keluarga
mengatakan tidak tau diet
apa yang cocok untuk
penderita gout arhtritis
DO :
3. Ttv : TD : 120 /80 mmHg
S : 36,c
TB : 165 cm
BB : 50kg
Pemeriksaan kadar asam urat
:
13,3 mg/dl
a. Kegagalan Tn. N
menjelaskan diet yang
cocok untuknya.
b. Tn. N tidak mengetahui
apa saja yang di perlukan
untuk menurunkan kadar
asam urat
A. : masalah ketidak
mampuan keluarga
mengenal masalah
kesehatan belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2. Jumat, 11 Maret 2022 Defisit pengetahuan DS :
1. Pasien mengatakan keluarga
sudah dapat menjelaskan
tentang penyakit, tanda dan
gejala dan cara mengatasinya
dengan baik.
2. Pasien maupun keluarga
mampu menjelaskan dan
melakukan diet apa yang
cocok untuk penderita gout
52
arhtritis
3. Pasien berusaha untuk rajin
berolahraga
DO :
1. TTV :
a. TD : 120/mmHg
b. S : 36,c
c. TB : 165 cm
d. BB : 50kg
e. Pemeriksaan kadar asam
urat 13,3 mg/dl
2. Tn. N mampu menjelaskan
diet yang cocok untuk nya
dengan benar
3. Tn. N mengetahui dan
melakukan apa saja yang di
perlu di lakukan untuk
menurunkan kadar asam urat
A : Masalah
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
teratasi
P : intervensi di hentikan
3. Sabtu, 12 Maret 2022 Gangguan rasa nyaman DS :
1. Tn. N mengatakan sudah
paham cara mengatasi rasa
nyeri yang kadang muncul
Tn. N sudah memahami
makanan apa saja yang harus
dipantangi untuk penyakit (Gout)
2. Tn.N sudah mengetahui
tindakan apa yang harus di
lakukan ketika rasa nyeri
muncul
DO :
1. TD : 110/60mmHg
2. Pemeriksaan kadar asam urat
: 13,3 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Masalah Teratasi
4.7 Pembahasan
53
selokan, sumber air minum dari air hujan lalu di masak untuk di minum,
pembuangan sampah di bak penampungansampah lalu di bakar dan tidak ada
sumber penvemaran lingkungan di sekitar rumah.
Pada tinjauan kasus keadaan umum pasien terlihat cukup baik. Dan
terkadang pasien tampak meringis saat kaki terasa nyeri, pasien tampak gelisah,
skala nyeri : 6, TTV : TD : 120/mmHg, N : 80x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,6 C
pemeriksaan kadar asam urat 13,1mg/dl. nilai tersebut artinya purin dalam tubuh
tergolong tinggi. Sedangkan pada tinjauan pustaka Hiperurisemia dan penyakit
ginjal memiliki hubungan sebab akibat. Gangguan fungsi ginjal bisa menganggu
ekskresi asam urat. Namun, kadar asam urat yang terlalu tinggi juga bisa
menganggu kinerja dan fungsi ginjal .
4.7.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien Gout Arhtritis adalah :
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi,
kurang mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri
Dari semua diagnosis yang terdapat pada teori hanya muncul 2 diagnosis pada
kasus Tn. N yaitu defisit pengetahuan dan gangguan rasa nyaman, karena
pasien mengalami semua permasalahan yang di jabarkan dalam teori yang
meliputi keluhan keluhan yang di alami oleh pasien yaitu kurang terpapar
informasi, kurang mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber
informasi dan mengeluh nyeri di bagian lutut kanan dan kiri saja dimana
nyerinya itu hilang timbul dan terasa tertusuk-tusuk, sehingga wajah tampak
meringis dan gelisah, kesulitan bergerak saat nyeri itu muncul.
4.7.3 Intervensi Keperawatan
Pada rencana keperawatan pada pasien dengan diagnosa defisit
pengetahuan tentang kurangnya informasi dan gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan nyeri di lakukan dalam bentuk asuhan keperawatan yang
disesuai kan dengan Standart Luaran Indonesia dan Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia dengan kondisi pasien. Sedangkan pada tinjauan pustaka
di Intervensi Keperawatan dengan diagnosa defisit pengetahuan berhubungan
55
dengan kurangnya informasi dan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
fisologis semua tindakan asuhan keperawatan yang di rancang untuk membantu
pasien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang di inginkan
dalam hasil yang di harapkan. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai
oleh peneliti, perawat, atau intervensi kolaboratif. Menurut peneliti berdasarkan
intervensi yang sudah di rencanakan terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus dengan pembahasan pada kasus Tn. N di sesuaikan dengan
kondisi sekarang dimana tahapan-tahapan perencanaan yang ada pada pasien
sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien, sedangkan pada tinjauan pustaka
tahapan-tahapan perencanaan yang ada tidak sesuai dengan keadaan dan kondisi
pasien tetapi di jabarkan secara rinci mengenai perencanaan keperawatan yang
muncul pada pasien Gout Arhtritis secara umum.
4.7.4 Implementasi Keperawatan
Pada implementasi keperawatan pertama pada Tn. N yang di lakukan pada
tanggal kamis 10, maret 2022 jam 08.45 WIB yaitu memperkenalkan diri, bina
hubungan saling percaya antara pasien dengan peneliti dan membantu pasien
mengidentifikasi pemicu penyebab terjadinya nyeri. Implementasi sudah di
laksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan ada pasien dengan Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dan gangguan rasa
nyaman nyeri, dengan kurun waktu 3 hari yang disesuaikan dengan kondisi
pasien. Ada 3 tahap implementasi yaitu fase orientasi, fase kerja, fase terminasi.
Implementasi di katakan berhasil jika komunikasi terapeutik antara peneliti
dengan pasien ada umpan balik dari rencana asuhan keperawatan yang di
rencanakan. Menurut peneliti implementasi keperawatan terjadi kesenjangan
karena implementasi keperawatan di tinjauan pustaka hanya di jelaskan
konsepnya saja sedangkan pada pengkajian Tn. N implementasi keperawatan di
lakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam pelaksanaanya peneliti tidak selalu lancar dalam melakukan tahapan-
tahapan yang telah di susun, tetapi pelaksanaannya peneliti melaksanakan
intervensinya secara berkesinambungan antara susunan intervensi yang telah di
tetapkan menurut Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI).
56
57
58
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang di dapat peneliti berikan
yaitu:
1. Bagi Tn. N dan keluarga
Bagi keluarga dan Tn. N agar tetap mempertahankan kerjasama yang telah
terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan
tindakan sesuai dengan kemampuan yang telah di capai keluarga dan
menghindari makanan yang tinggi purin, dan rajin olahraga
2. Bagi institusi
Hasil asuhan keperawatan di harapkan dapat menjadi bahan referensi
mengajar serta pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan
topik asuhan keperawatan gout arhtritis bagi mahasiswa di Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
3. Bagi peneliti
Di harapkan peneliti dapat melakukan studi kasus yang lebih mendalam
dengan waktu yang lebih lama dan melakukan implementasi keperawatan
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah di tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
RAWAT JALAN
INFORMED CONSENT
MENDAPATKAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN :
INFORMASI ESENSIAL UNTUK CALON PESERTA PENELITIAN
(WHO-CIOMS 2016)
g. Genogram :
h. Tipe Keluarga :
i. Suku Bangsa :
j. Agama :
k. Status Sosisl ekonomi keluarga :
l. Aktifitas rekreasi keluarga :
2 RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
c. Riwayat keluarga inti. :
d. Riwayat keluarga sebelumnya :
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah :
b. Denah Rumah :
c. Karakteristik tetangga dan komunitas :
d. Mobilitas geografis keluarga :
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat :
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga :
b. Struktur kekuatan keluarga :
c. Struktrur peran (formal dan informal ) :
d. Nilai dan norma keluarga :
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
b. Fungsi social :
c. Fungsi perawatan kesehatan :
d. Fungsi reproduksi :
e. Fungsi ekonomi :
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek :
b. kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresso :
c. Strategi koping yang digunakan :
d. Strategi adaptasi disfungsional :
7. PEMERIKSAAN FISIK
No Nama Umr TTV epala Leher Dada Bdomn Ekstrimitas
Apabila terdapat balita dalam keluarga, harus dilakukan penilaian perkembangan (DDST),
Pengkajian lansia Jika ada lansia
8. HARAPAN KELUARGA
Lampiran 7. Lembar Konsultasi Pembimbing
LEMBAR KONSUL
Nama : Anang Maruf
Judul penelitian : Asuhan keperawatan Keluarga pada Tn. N Gangguan
Muskulokeletal Gout Arhtritis di Desa Sekip Kecamatan
Lubuk Pakam.
Pembimbing : Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep