SKRIPSI
Oleh :
NENDI SUGIANTO
NIM: 4002210042
i
PENGESAHAN
Oleh :
NENDI SUGIANTO
NIM: 4002210042
Proposal ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan dewan penguji
Pada tanggal 10 Mei 2023
Mengesahkan,
Dr. H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes. Ns. Kusmawati, S.Kep., M.Kep. Ns. Aneng Yuningsih, S.Kep., M.Kep, Sp.,Kom.
Mengetahui,
STIKes Bina Putera Banjar
Ketua,
ii
PERSETUJUAN
Oleh :
NENDI SUGIANTO
NIM: 4002210042
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
PERNYATAAN
NENDI SUGIANTO
NPM: 4002210042
i
ABSTRAK
ii
RIWAYAT HIDUP
NPM : 4002210042
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Pendidikan
1. SD :
2. SMP :
3. SMA :
4. D3 Keperawatan : STIKes
Muhammadiyah Ciamis
Putera Banjar
Pekerjaan : Perawat
Motivasi Hidup :
iii
KATA PENGANTAR
yang berjudul “Hubungan antara pola makan dengan hipertensi pada lansia di
Ciamis”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera
Banjar.
hambatan, namun hambatan tersebut dapat diatasi berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
2. Dr. H Dahlan, SH., M.Si., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Banjar
Mandiri
3. Dr. H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
4. Fenty Rosmala, SP., M.Pd., selaku Wakil Ketua I bidang akademik Sekolah
iv
5. H. Rachwan, Drs., M.Si., selaku Wakil Ketua II bidang umum dan keuangan
7. Yayi Siti Khaeriyah, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu
10. Kepala Desa Karyamukti dan seluruh lansia di Pusbila Dusun pasirgintung
11. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril dan materil selama
Banjar.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut
v
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan dimasa datang.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan
Nendi Sugianto
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PENGESAHAN......................................................................................................ii
PERSETUJUAN...................................................................................................iii
PERNYATAAN.......................................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
vii
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian..............................................................39
3.3 Variabel dan Definisi Operasional..........................................................42
3.4 Pengumpulan Data..................................................................................43
3.5 Alur Penelitian.........................................................................................48
3.6 Jalannya Penelitian..................................................................................49
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.................................................................50
3.8 Etika Penelitian........................................................................................54
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................57
5.1 Simpulan..................................................................................................70
5.2 Saran........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................72
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR SINGKATAN
RT : Rukun Tetangga
xi
UUD : Undang-undang Dasar
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10 Surat-surat
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2025 akan mencapai angka 1,2 milyar lansia dan tahun 2050 akan menjadi 2
milyar (21% total penduduk dunia), dimana sekitar 80% hidup di negara
Lima penyakit utama yang banyak diderita oleh penduduk usia lanjut di
1
12,2%, penyakit kanker memiliki persentase sebesar 12,2% dan TBC
memiliki persentasi
2
3
Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019
penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. angka
kematian tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 20,5 juta orang
pada tahun 2020 dan 24,2 juta orang meninggal karena penyakit jantung pada
tua maupun muda dan merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini
terdapat dikawasan Asia Tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat
839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan akan meningkat menjadi
1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia,
4
dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibandingkan pada pria
keatas. Pada tahun 2017 rata-rata kasus penyakit hipertensi di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke dua sebagai Provinsi dengan kasus
Barat dalam tiga tahun terakhir, dimana pada tahun 2017 terdapat 40.916
kasus, tahun 2018 terdapat 64.097 kasus dan tahun 2019 terdapat 99.404 kasus
(Dinkes Prop. Jabar 2021). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis
jumlah kasus sebanyak 80.612 kasus, disusul oleh gastritis dengan 52.735
kasus, Comon Cold sebanyak 27.122 kasus, ISPA sebnyak 24.007 kasus,
13.114 kasus dan Dermatitis sebanyak 12.980 kasus (Profil Dinas Kesehatan
(PTM) Tahun 2021 Kabupaten Ciamis diketahui bahwa angka kasus hipertensi
sasaran mencapai 16.547 kasus dengan jumlah absolut mencapai 2.630 kasus,
kasus dan jumlah absolut 5.263 kasus, peringkat ketiga adalah Puskesmas
Banjarsari dengan total sasaran 12.129 kasus dengan jumlah absolut mencapai
angka 6.877 kasus, dan peringkat empat terbanyak kasus hipertensi adalah
wilayah Desa Karyamukti dengan jumlah sasaran sebanyak 10.008 kasus dan
deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan
akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola
masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
merupakan salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Ciamis dengan angka
kejadian hipertensi yang masih tinggi. Tahun 2019 terdapat 1.314 kasus, tahun
2020 angkanya meningkat menjadi 1.512 kasus dan tahun 2021 angkanya
meningkat lagi menjadi 1.605 kasus. Desa Karyamukti merupakan salah satu
dari 10 desa yang ada di wilayah kerja Banjaranyar dengan kasus hipertensi
paling tinggi pada tahun 2021 yaitu sebanyak 741 kasus. Melihat banyaknya
Karyamukti, dimana peserta yang datang ke Pusbila tersebut 50% nya adalah
kelompok pra lansia yaitu rentang usia 45-59 tahun (Puskemas Cigayam,
2022).
darah tinggi antara lain usia, jenis kelamin, Riwayat keluarga, genetik,
penyakit terbanyak pada golongan lanjut usia adalah hipertensi (57,6%) artritis
(51,9%), stroke (46,1%) masalah gigi dan mulut (19,1%) penyakit paru
obstruktif menahun (8,6%) dan diabetes melitus (4,8%) (Manik & Wulandari,
2020)
minuman beralkohol, dan tidak menjaga pola tidur serta jarang berolahraga. Di
sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih memilih makanan siap saji
yang umumya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung banyak
garam, pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit
Pola makan adalah suatu cara atau prilaku seseorang dalam memilih
bahan makanan untuk di konsumsi setiap hari, yaitu meliputi jenis makanan,
darah pada lansia. Pada umumnya orang menyukai jenis makanan yang asin
kolestorol tinggi, serta makanan cepat saji yang mengandung lemak jenuh dan
(Natrium) dalam garam yang berlebihan dapat menahan air (retensi) sehingga
meningkatkan jumlah volume darah. Akibat nya jantung harus bekerja keras
Pola makan yang baik bagi penderita hipertensi adalah 5 sampai 6 kali
sehari, yaitu sarapan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore, makan malam.
Pola makan yang baik adalah menghindari makanan yang berkadar lemak
tinggi serat seperti buah dan sayuran yang mengandung kalium, kalsium
(Kurniadi, 2018). Teori ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Melisa (2016) didapatkan hanya hubungan antara pola makan dengan tingkat
hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia yaitu sebagian besar lansia
8
asupan garam berlebih, makanan kolesterol tinggi, gula, serta makanan yang
mengandung lemak.
lansia yang ada di Desa Karyamukti, dari aspek pola makan 7 dari 10 lansia
makanan cepat saji dan kurangnya konsumsi buah dan sayur pada lansia, hal
pernah dilakukan, namun masih ada sasaran yang belum mengetahui beberapa
tekanan darah tinggi agar tetap stabil tak cukup dengan mengonsumsi obat.
Gaya hidup sehat dari pola makan, pola tidur, manajemen stres, sampai
olahraga juga penting untuk mengendalikan penyakit kronis ini. Pola makan
9
untuk menurunkan tensi tinggi harus lebih diperhatikan, karena asupan ini
1.3 Tujuan
Kabupaten Ciamis.
Ciamis
1. Institusi Pendidikan
2. Institusi Kesehatan
3. Bagi Lansia
4. Bagi Peneliti
pasien Hipertensi.
penulis dengan penelitian tersebut terletak pada Teknik analisis data yang
makan dan hipertensi, jenis dan rancangan penelitian serta Teknik analisis
3. Muji Triyani, Hesti Permata Sari, Hiya Alfi Rahmah (2019) dengan judul
Fisik, Lingkar Perut Dan Tingkat Stres Dengan Tekanan Darah di Polres
0,009) dengan tekanan darah diastolik dengan nilai r=0,360. Tidak terdapat
0,165), aktivitas fisik ( 0,933), lingkar perut ( 0,056) dan tingkat stres (
TINJAUAN PUSTAKA
setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas suatu kelompok
atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud
mengacu kepada gizi yang seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi
sesuai dengan kebutuhan (Depkes RI, 2020). Pola makan adalah cara
makanan selingan. Makanan utama berupa makan pagi, siang dan makan
malam terdiri dari makanan pokok, sayur, lauk pauk, buah dan minuman
13
14
setiap hari 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1
kali makan makanan utama atau kurang (Pratiwi, 2018). Pola makan
1. Jenis Makanan
Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan
2. Frekuensi Makan
15
usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis
vitamin dan mineral. Pola makan 3 kali sehari yaitu makan pagi,
selingan.
3. Jumlah Makan
16
dengan makan selingan pagi dan siang mencapai gizi tubuh yang
membatasi asupan garam, natrium atau sodium. Jika ingin rasa asin
2. Daging olahan
17
Sekilas acar dan asinan dari sayur atau buah-buahan tampak seperti
4. Makanan kaleng
tambahkan rempah-rempah.
Makanan tinggi gula seperti boba, dessert box, kue kering, dan
(Kusumadewi, 2018).
biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai
sehingga tubuh akan merasakan lapar maka pada saat itu jumlah asam
gizi, terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air dan keaneka ragam makanan. Pola makan seimbang adalah
dalam tubuh dan mengandung dua zat yaitu zat pembagun dan zat
kandungan gizi dan asupan gizi yang terdapat pada makanan pokok, lauk
adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti keju. Zat
seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur dan buah
Pola makan adalah suatu cara atau prilaku seseorang dalam memilih
bahan makanan untuk di konsumsi setiap hari, yaitu meliputi jenis makanan,
75% protein nabati), dan lemak (20-25% dari total kal/hari) (Iriyanto dan
Waluyo, 2017).
Jadwal makan dan pola makan yang baik bagi penderita hipertensi
adalah 5 sampai 6 kali sehari, yaitu sarapan pagi,snack pagi, makan siang,
snack sore, makan malam. Pola makan yang baik bagi penderita hipertensi
adalah menghindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, makanan yang
diawetkan, makanan siap saji dan memperbanyak makanan tinggi serata seperti
darah pada lansia. Pada umumnya orang menyukai jenis makanan yang asin
rendang, santan, jeroan, dan berbagai olahan daging yang memicu kolesterol
tinggi serta makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh dan
(Natrium) dalam garam yang berlebihan dapat menahan air (retensi) sehingga
memompa darah dan tekanan darah menjadi naik. Inilah yang menyebabkan
penyempitan pada pembuluh darah dan aliran menjadi kurang lancar, hal ini
memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memenuhi
terjadilah hipertensi. Menerapkan pola makan yang sehat dan rendah lemak
jenuh, kolesterol, dan total lemak, serta kaya akan buah, sayuran, serta produk
susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan
(Sulistyoningsih, 2017).
1. Faktor Ekonomi
23
(Sulistyoningsih, 2017)
(Sulistyoningsih, 2017).
3. Faktor Agama
Pola makan dalam agama suatu cara makan dengan diawali berdoa
(Sulistyoningsih, 2017).
5. Faktor Lingkungan
makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan jenis
2.1.2 Hipertensi
berasal dari bahasa Latin, Hyper berarti super, dan tension berarti
berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah
adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka
tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara teratur, maka hal ini
1. Hipertensi primer
usia, fisik dan psikis, kegemukan dan obesitas, pola makan tidak
2. Hipertensi sekunder
darah mereka meninggi. Selain itu adanya gejala pada orang tersebut
juga dikarenakan sikap acuh tak acuh penderita. Gejala baru timbul
sesudah terjadi komplikasi pada sasaran organ seperti ginjal, mata, sakit
3. Dada berdebar-debar.
bawah ini.
Tabel 2.2
Klasifikasi Tekanan Darah Klinik
Derajat Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik
(mmHg)
1. Usia
28
2015).
2. Jenis Kelamin
3. Obesitas
darah menurun.
5. Keturunan
6. Stress
waktu, dan apabila stres sudah hilang maka tekanan darah akan
stres.
7. Konsumsi Alkohol
ukuran standar.
8. Gaya Hidup
optimal
1. Stroke
2. Infark Miokardium
3. Gagal Ginjal
4. Ensefalopati
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan
34
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi
bagi kedalam tiga kategori yaitu: lanjut usia dengan rentang usia 60-
74 tahun, lanjut usia tua : 75-89 tahun dan usia sangat lanjut dengan
atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau
2.1.3 Lansia
usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, baik
lebih dari 60 tahun. Dimana usia 45-49 sebagai pra lansia, usia 60-69
tahun.
dilakukan sejak lama oleh para ahli, diawali oleh Aristoteles, Glen, dan
umur terpanjang dari berbagai spesies. Pada abad ke-20, Elie Metenikof
satu sama lainnya (Kuntjoro, 2016). Menua (menjadi tua) adalah suatu
(biological clock).
Faktor Yang
Mempengaruhi
Hipertensi:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Obesitas
4. Asupan Garam
4. Asupan Garam
Berlebih
Berlebih
5. Keturunan
6. Stress
7. Konsumsi Alkohol
8. Gaya Hidup
Bagan 2.1
Kerangka Konsep
2.2.2 Kerangka Kerja
Ada
Hubungan
Pola Hipertensi
Makan Pada Lansia
Tidak Ada
Hubungan
Bagan 2.2
Kerangk Kerja
2.3 Hipotesis
Ada hubungan antara pola makan dengan hipertensi pada lansia di Pusbila
Ciamis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dan dependen hanya satu kali pada suatu saat (Notoatmodjo, 2017).
40
41
3.2.2 Sampel
1) Jumlah Sampel
berikut:
N
n=
1 + N (d 2 )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
185
n= 2
1 + 185 (0,1 )
185
n=
1+ 1,85
185
n=
2.85
42
n = 64.9
n =65 Responden.
Ni = Jumlah sampel ke i
n = Jumlah sampel
Jumlah sampel tiap dusun dapat dilihat pada tabel 3.1 Berikut ini:
Tabel 3.1
Distribusi Sampel Tiap RT di Dusun Pasirgintung Desa Karyamukti
Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis
No RT Ni ni Pembulatan Sampel
1 RT 1 22 7,7 8
2 RT 2 19 6,6 7
3 RT 3 31 10,8 11
4 RT 4 28 9,8 10
5 RT 5 26 9,1 9
6 RT 6 24 8,4 8
7 RT 7 18 6,3 6
8 RT 8 17 5,9 6
Jumlah 185 65 65
Sumber: Data Sekunder
2) Teknik Sampling
responden penelitian.
3.3.1 Variabel
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang
(Riyanto, 2016).
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
kejadian hipertensi.
adalah:
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Independen Pola makan sehaari- Kuisioner 1. Baik Nominal
Pola makan hari pada lansia yang bila skor T ≥
terdiri dari: Jenis Mean T
makanan, fekuensi 2. Buruk
makanan, dan jumlah bila skor T ≤
Makan Mean T
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Ciamis.
Instrumen adalah alat pengumpulan data yang telah baku atau alat
Instrumen yang valid dan reliabel sangat menentukan kualitas data yang
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
sebagai berikut:
N ( Σ xy )−(Σ x Σ y )
Rxy=
√¿ ¿ ¿
N = Jumlah responden
x = Nomor pertanyaan
y = Skor total
(Arikunto, 2017).
48
2. Uji Reliabilitas
alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa
spearman brown yang lebih dikenal dengan sebutan tes belah dua
berikut :
Keterangan :
butir tes
dengan lokasi penelitian baik dari segi bahasa, budaya, dan kondisi
geografis. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut terlihat bahwa
nilai r hitung dan alfa hitung dari masing-masing pertanyaan lebih besar
dari r tabel yaitu 0.468. nilai r hitung uji validitas terletak antara nilai
0.479 - 0.811 dan nilai rata-rata alfa cronbach sebesar 0.946, lebih besar
Daftar Skripsi
S1 Ilmu Keperawatan
Ditolak
Pengajuan
Outline Penelitian Mencari Lagi
Bimbingan Proposal
Tidak Lulus
Yudisium
Tidak Lulus Tidak memperbaiki
dalam 1 Semester
Dinyatakan lulus dengan perbaikan
Tidak
Perbaikan Lulus
Lulus
51
Bagan 3.1
Alur Penelitian
menerima surat balasan dari instansi terkait. Tahap pra survey dilakukan
melanjutkan penelitian.
data dengan cara melakukan tabulasi dari tiap variabel dan menganalisis
penelitian.
disetujui maka hasil tersebut diuji dalam sidang proposal. Hasil sidang
berikut:
1. Editing
2. Scoring
analisis data. Pemberian skor untuk variabel pola makan adalah jika
3. Coding
adalah jika baik diberi kode 1, dan buruk diberi Kode 2. Sedangkan
4. Entry
1. Analisis univariat
sebagai berikut:
objektif, yaitu:
(1) Tidak Hipertensi bila tekanan darah sistol kurang dari 130-
(2) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar
dari 90 mmHg.
sebagai berikut :
X
P= x 100 %
N
Keterangan:
P : Persentase
2. Analisa bivariat
chi square. Uji chi square adalah suatu teknik statistik yang
antara dua kelompok atau lebih (Arikunto, 2017). Uji Chi Square
lebih bila memenuhi syarat yaitu bila nilai expected nya kurang dari
56
dilakukan uji alternatif yaitu uji Fisher (Dahlan, 2018). Uji statistik
Keterangan :
2 = Chi Square
1. Sukarela / voluntary
Penelitian bersifat sukarela, tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara
langsung maupun tidak langsung, atau paksaan secara halus, atau adanya
ketergantungan.
2. Anonymity
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
3. Comfidetiality
tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian yaitu data demografi, analisa
4. Privacy
dirahasiakan.
5. Self determination
Sampai dengan Bulan Agustus tahun 2023, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian
59
Proses Bimbingan
2
Proposal
3 Ujian Sidang Proposal
4 Penelitian
Bimbingan dan
5
Penyusunan Skripsi
Ujian Sidang
6
Skripsi/KTI
7 Revisi Skripsi
8 Wisuda
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
terasa sangat sulit , maka para tokoh masyarakat yang ada di Wilayah
60
61
108031 bujur timur dan 07027 lintang selatan dengan luas wilayahnya
Banjaranyar yaitu :
Kab.Pangandaran
penelitian ini memili usia yang homogen yaitu berusia 60-74 tahun,
62
berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Lnsia Menurut Jenis Kelamin di Pusbila Dusun
Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis
N Jenis Kelamin frekuensi Prosentase
o
1 Perempuan 26 40.0
2 Laki-laki 39 60.0
Jumlah 65 100.0
Sumber : Data Primer 2023.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Lansia Menurut Pendidikan di Pusbila Dusun
Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
KabupatenCiamis
N Pendidikan frekuensi Prosentase
o
1 Pendidikan Dasar 48 73.8
2 Pendidikan Menengah 16 24.6
3 Pendidikan Tinggi 1 1.5
63
Jumlah 65 100.0
Sumber : Data Primer 2023.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Lansia Menurut Pekerjaan di Pusbila Dusun
Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis
No Pekerjaan frekuensi Prosentase
1 Tidak Bekerja 53 81.5
2 Bekerja 12 18.5
Jumlah 65 100.0
Sumber : Data Primer 2023.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pola Makan Lansia di Pusbila Dusun
Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis
2. Kejadian Hipertensi
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Pusbila
Dusun Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis
Banjaranyar Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Pusbila Dusun Pasirgintung Desa Karyamukti Kecamatan Banjaranyar
Kabupaten Ciamis
dengan menggunakan chi square dan fisher exact test didapat p value
sebesar 0.000 lebih kecil dari alfa 0.05 yang berarti ada hubungan yang
Kabupaten Ciamis.
66
4.2 Pembahasan
persentase 55.4% dan 44.6%. Pola makan lansia sudah didominasi oleh
pola makan yang sehat atau baik akan tetapi pola makan lansia yang
tidak sehat persentase nya masih cukup besar, hal tersebut bisa
pola makan yang buruk. Faktor yang mempengaruhi pola makan lansia
yang tidak sehat tersebut adalah faktor pendidikan. Menurut Depkes RI,
diasumsikan bahwa tingkat kecukupan zat gizi pada lansia tinggi bila
wilayah tersebut.
tepat untuk dikonsumsi, dan bila pengetahuan tentang pola makan yang
saja tanpa memikirkan apakah makanan itu baik atau buruk untuk
kesehatan, sehingga kebutuhan gizi energi dan zat gizi lansia tidak
merupakan kunci dari kesehatan lansia. Adapun beberapa jenis diet atau
68
makanan untuk lansia, yakni diet rendah garam, diet rendah kolestrol
dan lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet kalori. Diet yang
mengatur makanan yang tepat, tekanan darah bisa turun dengan lebih
cepat.
pasti faktor yang menyebabkan hipertensi pada lansia, namun, para ahli
dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa faktor risiko yang termasuk
dalam faktor risiko yang tidak dapat dokontrol seperti genetik, usia,
jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol
seperti obesitas, kurang aktivitas, stres dan pola makan. Pola makan
dan konsumsi minuman berkafein yaitu kopi atau teh (Purwati, 2018).
69
mereka melakukan pola makan yang salah seperti asupan garam yang
kesehatan.
lansia adalah faktor usia. Guyton & Hall, (2017) menyatakan bahwa
tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat
pada masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata selama masa
pertumbuhan dan pematangan fisik di usia dewasa akhir sampai usia tua
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air
untuk penderita hipertensi adalah gaya hidup sehat yang meliputi pola
lama dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru menjaga agar
Kabupaten Ciamis
71
dapat nilai p value sebesar 0.000 lebih kecil dari alfa 0.05 yang berarti
sebaliknya lansia yang memiliki pola makan yang tidak baik semuanya
mengalami hipertensi.
yang sulit untuk dilakukan dalam jangka pendek, oleh karenanya faktor
pola makan yang tidak baik, hal tersebut merupakan faktor utama yang
tinggi. Dalam hal ini, antioksidan mampu menangkap radikal bebas dan
pasangannya itu, molekul lalu menjadi tidak stabil, liar, dan radikal.
stress oksidatif.
73
BAB V
5.1 Simpulan
3. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia
Kabupaten Ciamis dengan p value sebesar 0.000 lebih kecil dari alfa 0.05.
5.2 Saran
5.2.1 Teoritik
74
75
mahasiswa atau peserta didik lain yang mencari kajian pustaka yang
5.2.2 Praktisi
lebih lanjut tentang efek dari pola makan yang tidak baik dan kaitanya
tentang pola makan yang sehat dan gaya hidup yang lebih baik. Selain
Bagi lansia diharapkan mampu memenuhi pola makan yang baik dan
Garnadi Y. (2017). Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung,.
Hipertensi, Kolesterol. Jakarta : EGC.
Guyton AC, Hall JE. (2015). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: EGC.
Irianto, K. dan Waluyo, K., 2017. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV.
Yrama Widya.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar 2023. Panduan Penulisan Dan
Penyusunan Skripsi / Riset. Banjar.
Sulistyoningsih, 2017. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Yogiantoro M. 2019. Hipertensi Esensial Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
V ed. Jakarta: InternaPublishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam.
Bnjar,....................................2023
Peneliti
Nendi Sugianto
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Ciamis,……………….. 2023
Paraf
(responden)
KUESIONER PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nomor Responden :
II. KUESIONER
1. Pola Makan
Alternatif jawaban
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
PR : Pernah
TPR : Tidak Pernah
Berilah tanda (√) pada alternative jawaban sesuai dengan bapak/ibu
rasakan.
Alternatif jawaban
No Pernyataan SL SR KK PR TPR
III. KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA 5 4 3 2 1
Jenis Makanan
1Tekanan
TidakDarah makan makanan Klasifikasi
Sistole
mengandung banyak garam
Diastole Tidak Hipertensi Hipertensi
2 Mengkonsumsi masakan ber
santan
3 Tidak mengkonsumsi
minuman yang mengandung
feremntasi
4 Tidak mengkonsumsi alkohol
5 Mengkonsumsi buah dan sayur
6 Mengkonsumsi susu rendah
lemak
7 Mengkonsumsi mie instan
secara terus menerus
8 Mengkonsumsi jeroan
9 Mengkonsumsi makanan cepat
saji
10 Mengkonsumsi daging tanpa
lemak
Frekuensi Makan
11 Makan 3 x sehari
12 Sarapan, makan siang dan
makan malam dengan waktu
yang teratur
13 Porsi makan sedikit tapi sering
14 Makan makanan yang
mengandung garam ketika
perut kosong di pagi hari
15 Minum minuman bersoda
Jadwal Makan
16 Makan 5-6 kali sehari
17 Makan makanan yang
mengandung protein seperti
daging maximal 3 x sehari
18 Mengkonsumsi buah-buahan
setiap hari
19 Makan makanan yang
mengandung karbohidrat
sepuasnya
20 Tidak mengkonsumsi buah
yang mengandung serat
STIKES BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2023