Anda di halaman 1dari 52

Institut Kesehatan dan Teknologi Al-Insyirah Pekanbaru

Program Studi Kebidanan Program Sarjana


Skripsi, 3 Agustus 2023

Ninda Rizki Asriyeni


NIM 220602184
Hubungan Status Gizi dan Menarche dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer
Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun
xvii + 52 Halaman+ 8 Tabel+ 1 Gambar + 2 Bagan + 9 Lampiran

ABSTRAK
Pada Tahun 2022 terdapat 14 Remaja Putri yang mengalami nyeri perut
Menstruasi (Disminorea) di SMA Negeri 1 Buru. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui adakah Hubungan Antara Status Gizi dan usia Menarche dengan
Kejadian Disminorea primer pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Buru. Penelitian
ini mengunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross
Sectional dengan Jumlah Sampel yang diambil sebanyak 90 orang diambil secara
teknik disproportional stratified random sampling. Instrumen pengambilan data
berupa Koesioner kemudian dianalisis mengunakan Uji chi-square pada program
SPSS. Hasil penelitian dengan Chi-Square adanya Hubungan Status Gizi dengan
Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri diperoleh nilai p 0,024 (p 0,05)
dan Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja
Putri yang diperoleh nilai p 0,006 (p 0,05).Diharapkan SMA negeri 1 Buru dapat
Memfasilitasi peningkatan pengetahuan siswi tentang keluhan dismenore dengan
cara mengadakan program dokter remaja dan bekerjasama dengan tenaga
kesehatan yang ada di Kecamatan Buru untuk mengadakan penyuluhan secara
berkala mengenai penanganan disminorea.

Kata Kunci : Status Gizi, Menarche, Dysmenorrhea Primer


Daftar Bacaan : 28 Referensi (14 Buku,6 Skripsi,5 Jurnal, 3 Artikel)

1
Al-Insyirah Institute of Health and Technology Pekanbaru
Midwifery Study Program Undergraduate Program
Skripsi, August 3, 2023

Ninda Rizki Asriyeni


NIM 220602184
Relationship between Nutritional Status and Menarche with the Incidence of
Primary Dysmenorrhea in Adolescent Girls at SMA Negeri 1 Buru, Buru District,
Karimun Regency
xvii + 52 Pages + 8 Tables + 1 Figure + 2 Charts + 9 Attachments
ABSTRACT
In 2022 there were 14 adolescent girls who experienced menstrual abdominal
pain (dysminorrhea) at SMA Negeri 1 Buru. The purpose of this study was to
determine whether there is a relationship between nutritional status and age of
menarche with the incidence of primary dysminorrhea in adolescent girls at SMA
Negeri 1 Buru. This study used an observational analytic method with a cross-
sectional approach with a total sample of 90 people taken by disproportional
stratified random sampling technique. Data collection instruments in the form of
questionnaires then analyzed using the chi-square test on the SPSS program. The
results of the study with Chi-Square there is a relationship between nutritional
status with the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls obtained a
p value of 0.024 (p 0.05) and the relationship between the age of menarche with
the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls obtained a p value of
0.006 (p 0.05).It is hoped that SMA Negeri 1 Buru can facilitate the increase in
knowledge of female students about dysmenorrhea complaints by holding a teen
doctor program and collaborating with health workers in Buru District to hold
regular counseling about dysmenorrhea.

Keywords: Nutritional Status, Menarche, Primary Dysmenorrhea

Reading List : 28 References (14 Books, 6 Thesis, 5 Journals, 3 Articles)

2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ninda Rizki Asriyeni


Tempat tanggal lahir : Tanjung Uban, 21 Maret 1999
Agama : Islam
Alamat :Tanjung, RT 001/RW 005 Kelurahan Lubuk Puding
Kecamatan Buru Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan
Riau
No Handphone : 082283860966
Nama Orang Tua
1. Ayah : Samat
2. Ibu : Sri Chamsidah
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 004 Buru lulus tahun 2010
2. SMPN 1 Buru lulus tahun 2013
3. SMAN 4 Karimun lulus tahun 2016
4. Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang lulus tahun 2019
5. Institut Kesehatan dan Teknologi Al-Insyirah Pekanbaru
Riwayat Pekerjaan : Honorer UPT Puskesmas Buru Tahun 2020-Sekarang

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesainya Skripsi yang berjudul “Hubungan

Status Gizi Dan Menarche Dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer pada Remaja

Putri di SMA Negeri 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun” sebagai salah

satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Program Studi

Kebidanan Program Sarjana Institut Kesehatan dan Teknologi Al-Insyirah.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan Terima Kasih dan

Penghargaan Setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Dr. Ns. Hj. Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed selaku Ketua Institut Kesehatan

dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

2. Ibu Dr. Riski Novera Yenita, SKM, MKL, Sebagai Wakil Rektor I Institut

Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

3. Bapak H. Albirruni Siregar, Lc, M.Pd sebagai Wakil Rektor II Institut

Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

4. Ibu Bdn. Fajar Sari Tanberika, SST., M.Kes Sebagai Dekan Fakultas

Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

5. Ibu Ns. Dilgu Meri, S.Kep, M.Kep, sebagai Wakil Dekan Fakultas Kesehatan

Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

6. Ibu Bdn.Wira Ekdani Aifa, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Kebidanan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru.

4
7. Ibu Bdn. Meirita Herawati, M.Tr.Keb selaku Pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada

peneliti, sehingga penulisan Proposal Skripsi ini terwujud.

8. Ibu Bdn Fajar Sari Tanberika, SST, M.Kes selaku penguji Skripsi.

9. Ibu Nofa Defita, S.Pd Selaku Kepala SMA Negeri 1 Buru dan Bapak Maxi

Ronald Tokulun, S.Ked SMA Negeri 1 Buru selaku Plt. Kepala Sekolah SMA

Negeri 1 Buru yang telah memberikan izin tempat penelitian dalam penulisan

skripsi.

10. Kedua orang tua peneliti Bapak Samat dan Ibu Sri Chamsidah yang selalu

memberikan dukungan serta motivasi secara verbal maupun material dalam

menjalankan perkuliahan serta penyusunan skripsi ini.

11. Mohd. Guntur Dessami Putera, Fany Oktherin, Risa Trisna Desputri, Rubi

Serlianto, Artika Sari Devi dan Nurrahmi selaku kakak dan adik peneliti yang

selalu mendukung dan mendoakan peneliti.

12. Vikri, S.I.Kom, Tina Santiya, Raja Tayib, Rehan, Nurminah, Agus Hermanto,

Serlin Juniyarti, A.Md.Keb selaku sahabat yang menemani saat suka maupun

duka untuk peneliti dalam rencana menyusun Skripsi.

13. Kakak serta teman Prodi S1 Kebidanan Kelas Karimun seperjuangan yang

telah saling mendukung serta memberikan semangat agar bisa lulus besama.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kesempurnaan itu

hanya milik Allah SWT. Oleh Karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan Skripsi ini.

Pekanbaru, Agustus 2023

Peneliti

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................vii
KATA PENGANTAR.....................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................4
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian......................................................................4
1.4.2 Bagi Institusi Penelitian.....................................................................4
1.4.3 Bagi Responden.................................................................................5
1.4.3 Bagi Peneliti.......................................................................................5
1.5 Penelitian Terkait........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja........................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Remaja.............................................................................8
2.1.2 Tahap-tahap masa Remaja.................................................................9
2.2 Menarche....................................................................................................10
2.2.1 Pengertian..........................................................................................10
2.2.2 Umur Kejadian Menarche..................................................................10
2.2.3 Gejala Menarche................................................................................11
2.2.4 Mekanisme Menarche........................................................................12
2.3 Dysmenorrhea.............................................................................................12
2.3.1 Pengertian Dysmenorrhea..................................................................12
2.3.2 Klasifikasi Dysmenorrhea.................................................................13

6
2.3.3 Patosiologis........................................................................................15
2.3.4 Faktor Resiko Dysmenorrhea Primer................................................16
2.3.5 Etiologi Dysmenorrhea Primer..........................................................19
2.3.6 Etiologi Dysmenorrhea Sekunder......................................................21
2.3.7 Ciri-ciri Dysmenorrhea......................................................................21
2.3.8 Penanganan Dysmenorrhea...............................................................23
2.3.9 Pengobatan Dysmenorrhea................................................................24
2.4 Status Gizi...................................................................................................26
2.4.1 Defenisi Status Gizi.............................................................................26
2.4.2 Pengukuran Status Gizi.......................................................................26
2.4.3 Indeks Antropometri...........................................................................28
2.4.4 Cara Menghitung Massa Tubuh..........................................................28
2.4.5 Kategori Indek Massa Tubuh..............................................................28
2.5 Dalil Al-Quran dan Hadist..........................................................................29
2.6 Kerangka Teori...........................................................................................32
2.7 Kerangka Konsep........................................................................................32
2.8 Hepotesis Penelitian....................................................................................32
BAB III METEDIOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian........................................................................................34
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................34
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................................34
3.4 Tekni Pengambilan Sampel........................................................................36
3.5 Jenis dan Sumber Data................................................................................37
3.6 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................37
3.7 Definisi Operasional...................................................................................38
3.8 Uji Validitas dan Reabilitas........................................................................39
3.9 Pengolahan dan Analisis Data....................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................42
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................42
4.1.2 Analisis Univariat..............................................................................42
4.1.3 Analisis Bivariat.................................................................................44
4.2 Pembahasan.................................................................................................46
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................50
5.2 Saran...........................................................................................................50
5.2.1 Bagi Instansi Penelitian......................................................................50
5.2.2 Bagi Responden.................................................................................51
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya...................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

7
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terkait..................................................................................5

Tabel 2.1 Batas Ambang IMT pada Wanita.........................................................28

Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Remaja Putri Tahun 2023.........43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Menarche pada Remaja Putri Tahun 2023. .43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Remaja Putri yang mengalami Disminorea Primer
Tahun 2023...........................................................................................44

Tabel 4.4 Hubungan Status Gizi Terhadap Kejadian Disminorea pada Remaja
Putri SMAN 1 Buru Tahun 2023..........................................................44

Tabel 4.5 Hubungan Usia Menarche Terhadap Kejadian Disminorea pada Remaja
Putri SMAN 1 Buru Tahun 2023..........................................................45

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Patogenesis Dismenore Primer..............................................15

9
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................32


Bagan 2.2 Kerangka Konsep.................................................................................32

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari STIKes


Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Instansi Tempat Penelitian
Lampiran 3. Inform consent
Lampiran 4. Koesioner
Lampiran 5. Daftar siswi SMA Negeri 1 Buru kelas X-XI Tahun 2023
Lampiran 6. Siswi yang Mengalami Disminorea Tahun 2022
Lampiran 7. Surat Pernyataan Selesai Penelitian dari Tempat Penelitian
Lampiran 8. Output Analisis data
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa.

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 Tahun dan

merupakan suatu masa transisi dalam upaya menemukan jati diri dan kedewasaan

biologis serta psikologis. Masa Remaja atau masa puber merupakan suatu tahap

perkembangan pematangan fisik, alat-alat seksual dan tercapainya kemampuan

reproduksi yang pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menstruasi

(Timiyatun,dkk. 2021).

Menurut Susanti,dkk (2017) Menstruasi adalah proses katabolisme yang terjadi

akibat adanya peruluhan dari hormon hipofisis dan ovarium, umumnya menstruasi ini

terjadi secara normal setiap bulannya. Pada wanita umumnya siklus menstruasi

normal adalah 28-35 hari dan lama menstruasi antara 3-7 hari (Sinaga,dkk.,2017).

Wanita yang mengalami menstruasi terjadi beberapa perubahan fisik dan perubahan

emosional, perubahan ini terjadi pada hari ke 7-10 sebelum terjadinya menstruasi

(nugroho, 2014). Beberapa wanita mengalami gejala berlanjut sampai 24-48 jam pada

hari pertama menstruasi dan gejala seperti keram dan biasanya juga dengan mual

dan pusing, terkadang pingsan akan reda pada hari berikutnya yang disebut

Dismenore (Susanti,dkk.2021).

Data dari World Health Organizaton (WHO) didapatkan sebesar

1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea, 10-15%

diantaranya mengalami dismenorea berat. Hal ini didukung dengan penelitian

1
2

yang telah dilakukan diberbagai negara dengan hasil yang mencengangkan,

dimana kejadian dismenore primer disetiap negara dilaporkan lebih dari 50%

(WHO, 2019). Di Indonesia angka kejadian dismenorea terdiri dari 72,89%

dismenore primer dan 21,11% dismenore sekunder dan angka kejadian

dismenore berkisar 45-95% di kalangan perempuan usia produktif terdiri dari

54,89% dismenorea primer (Wahyu A, 2022)

Salah satu faktor yang dapat menimbulkan dismenore adalah status gizi

(Nurwana, dkk. 2017). Wanita yang obesitas atau overweight dapat menjadi faktor

risiko dari dismenore karena saat kelebihan berat badan maka terdapat jaringan lemak

yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah atau

terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan lemak pada organ reproduksi wanita,

sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan

mengakibatkan nyeri pada saat menstruasi. Tingginya akumulasi lemak, terutama

pada daerah perut (intra-abdominal fat) memicu jaringan adiposa menghasilkan

hormon dalam jumlah yang tidak normal. Seseorang dengan underweight ternyata

juga dapat mengalami dismenore, hal ini disebabkan karena asupan zat gizi yang

kurang seperti asupan zat besi. Selain status gizi usia Menarche juga menjadi factor

terjadinya disminorea (Nurwana, dkk. 2017).

Menstruasi pertama atau menarche yang dialami oleh wanita usia subur (WUS)

merupakan tanda awal masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi. Usia

paling lama mendapat menarche adalah 16 tahun (Nurwana, dkk. 2017). Usia

mendapat menarche tidak pasti atau bervariasi, akan tetapi terdapat kecenderungan

bahwa dari tahun ke tahun wanita remaja mendapat haid pertama pada usia yang

lebih muda. Menarche dini merupakan menstruasi pertama yang dialami seorang

wanita subur pada usia di bawah 12 tahun (Fuadah, 2016). Usia Menarche dini atau
3

biasanya <12 tahun menyebabkan masalah pada remaja dan ketidaksiapan karena

pematangan organ reproduksi yang kemudian mengakibatkan disminorea (Fuadah,

2016).

Berdasarkan Data Survei Pendahuluan yang penulis dapatkan di SMA Negeri 1

Buru 3 dari 10 remaja Putri mengalami nyeri, mual serta lemas saat menstruasi, 2 dari

1 siswi tersebut memiliki berat badan yang lebih dan 2 siswi memiliki berat badan

yang kurang. Dari 10 remaja putri tersebut Usia Menarche-nya berkisar 12-15 Tahun

dan Berdasarkan data UKS pada Tahun 2022 terdapat 14 Remaja Putri yang

mengalami nyeri perut Mestruasi (Disminorea).

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik ingin melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Status Gizi dan Menarche dengan Dysmenorrhea Primer

pada Remaja Putri Di SMAN 1 Buru kecamatan Buru Kabupaten Karimun

Kepulauan Riau Tahun 2023”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini ialah

“Bagaimana Hubungan Status Gizi, Menarche dengan Kejadian Dysmenorrhea

Primer pada Remaja Putri Di SMAN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun

Kepulauan Riau Tahun 2023?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Menguji adakah pengaruh Status

Gizi, Menarche dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer pada Remaja Putri di

SMAN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Kepulauan Riau Tahun

2023.
4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Remaja Putri di

SMAN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Kepulauan

Riau Tahun 2023

2. mengetahui Distribusi Frekuensi usia Menarche pada Remaja Putri

di SMAN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Kepulauan

Riau Tahun 2023

3. Mengetahui Distribusi Frekuensi kejadian Dysmenorrhea Primer

Remaja Putri di SMAN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun Kepulauan Riau Tahun 2023

4. Mengetahui distribusi frekuensi Status Gizi, Menarche terhadap

Kejadian Dysmenorrhea Primer pada Remaja Putri di SMAN 1 Buru

Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Kepulauan Riau Tahun 2023

5. Membuktikan Hubungan Status Gizi, Menarche dengan Kejadian

Dysmenorrhea Primer pada Remaja Putri Di SMAN 1 Buru

Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Kepulauan Riau Tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan bagi SMAN 1

Buru terkait dalam pentingnya peningkatan status gizi dalam upaya mengurangi

masalah Dysmenorrhea Primer pada remaja putri.


5

1.4.2 Bagi Institusi Penelitian

Dapat dijadikan bahan bacaan tambahan perpustakaan di IKTA tentang

Hubungan Status Gizi, Menarche dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer

pada Remaja Putri.

1.4.3 Bagi Responden

Hasil Penelitian ini diharapkan Responden mengerti tentang menjaga

status gizi dalam mengurangi Dysmenorrhea Primer.

1.5 Penelitian Terkait

Penelitian-penelitian terkait yang penulis ambil dalam penyusunan Skripsi

ini ialah:

Tabel 1.1 Penelitian Terkait

No Nama Judul Metode Penelitiaan Hasil

Peneliti/

Tahun

1 Wahyu Faktor-Faktor yang Analitik Observasinal Faktor- yang paling berpengaruh

Aksari/20 Berhubungan Dengan dengan Pendekatan Cross terhadap kejadian disminore adalah

22 Kejadian Disminore Sectional riwayat disminore pada Keluarga p=

Primer pada Remaja 0,005 dan Indek Massa Tubuh p=

Putri di SMPN 01 0,005

Kabupaten Bengkulu

Tengah

2 Feby Hubungan Aktivitas Menggunakan Pendekatan Berdasarkan hasil statistik dengan

Harianti Fisik dan Status Gizi Kuantitatif dan bersifat menggunakan uji chi-square diperoleh

BR dengan Keluhan deskriptif analitik p(0,000) < 0,05 yang berarti ada

Ginting/ Disminore pada hubungan yang signifikan antara

2021 Remaja Putri di SMP tingkat keluhan dismenore dengan

Swasta Galih Agung aktivitas fisik pada remaja putri di

Pesantren SMP Galih Agung Pesantren


6

Darularafah Raya Darularafah Raya.

Dari hasil statistik dengan

menggunakan uji chi-square diperoleh

p(0,519) > 0,05 yang berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara

tingkat keluhan dismenore dengan

status gizi pada remaja putri di SMP

Galih Agung Pesantren Darularafah

Raya

3 Nurwana, Analisis Faktor yang Observasional Analitik ada hubungan yang signifikan antara

Yusuf Berhubungan dengan dengan pendekatan Cross menarche pada usia awal (p =0,047 ),

Sabilu, Kejadian Disminorea sectional study lama menstruasi (p =0,043), status gizi

Andi pada Remaja Putri di (p =0,037) dengan kejadian

Faizal SMA Negeri 8 disminorea.

Fachlevy/ Kendari Tahun 2016

2016

4 Dian Feby Hubungan Status Gizi Penelitian ini dilakukan di Hasil penelitian ini menunjukkan

Pertiwi/ dengan Usia SMP Negeri 13 Makassar angka kejadian menarche yang tidak

2018 Menarche Pada dengan jumlah sampel normal sebanyak 44 orang atau 33.6%

Remaja Putri di SMP sebanyak 131 responden dari total sampel penelitian, dengan

Negeri 13 Makassar dengan desain cross- status gizi tidak normal sebanyak 25

sectional, dimana data orang (49%) dan dengan status gizi

diambil dengan metode normal sebanyak 19 orang (23.8%).

purposive sampling. Analisis dengan uji chi square

Instrumen pengambilan diperoleh nilai p 0.003 < 0.005.

data berupa kuesioner Artinya terdapat hubungan yang

yang dibagikan kepada signifikan antara status gizi dengan

siswi dan kemudian usia menarche pada remaja putri SMP

dianalisis menggunakan uji Negeri 13 Makassar.

chi square pada program


7

SPSS versi 16.

5 Afthon Hubungan Antara penelitian analitik uji statistic menunjukkan terdapat

Ilman Status Gizi, Usia observasional dengan hubungan antara status gizi dengan

Huda,Fari Menarche dengan menggunakan usia menarche (p= 0,000), terdapat

da Wahyu Kejadian pendekatan cross hubungan antara status gizi

Ningtyias, Dysmenorrhea sectional. dengan dysmenorrhea primer (p=

Sulistiyan Primer pada Remaja 0,042) dan tidak terdapat hubungan

i/ 2020 Putri di SMPN 3 antara aktivitas fisik dengan

Jember dysmenorrhea primer (p= 0,913)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke

masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Masa

remaja juga merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia.

Masa remaja sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan

tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan

(Proverawati,2018).

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase tumbuh

kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini

merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,

emosional, dan sosial (Pertiwi KR, 2017).

Masa remaja (usia 10 sampai dengan 19 tahun) dikenal dengan

masa storm dan stress. Masa tersebut terjadi pergolakan emosi yang

diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara

psikis. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun), masa

remaja tengah (15–16 tahun) dan masa remaja akhir (17–19 tahun).

Sedangkan menurut WHO, yang dikatakan usia remaja adalah antara

10-19 tahun (Pertiwi KR, 2017).

8
9

2.1.2 Tahap-Tahap Masa Remaja

Masa remaja (Proverawati,2018) berlangsung dalam 3 tahapan

yang masing – masing ditandai dengan isu–isu biologik, psikologik dan

sosial, yaitu:

1. Masa Remaja Awal (10-14 Tahun)

Masa remaja awal (10–14 tahun) ditandai dengan peningkatan

yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik. Jadi, tidaklah

mengherankan apabila sebagian besar dari energi intelektual dan

emosional pada masa 13 remaja awal ini ditargetkan pada penilaian

kembali dan restrukturisasi dari jati dirinya.

2. Masa Remaja Menengah (15-16 Tahun)

Masa remaja menengah (15–16 tahun) ditandai dengan hampir

lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan–

keterampilan berpikir baru, peningkatan pengenalan terhadap

datangnya masa dewasa dan keinginan untuk memapankan jarak

emosional dan psikologis dengan orang tua.

3. Masa Remaja Akhir (17-19 tahun)

Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran

sebagai orang dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan

internalisasi suatu sistem nilai pribadi.


10

2.2 Menarche

2.2.1 Pengertian

Menarche berasal dari Bahasa Yunani yakni mēn (bulan) dan arkhē

(permulaan) adalah siklus menstruasi pertama, atau permulaan

perdarahan menstruasi pertama, pada manusia wanita. Menarche adalah

saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang wanita

yang

sedang menginjak dewasa (Prawirohardjo, 2014).

Definisi menarche menurut Kusmiran (2014) menarche diartikan

sebagai permulaan menstruasi pada seorang wanita pada masa pubertas,

yang biasanya muncul pada usia 12 sampai 14 tahun. Perubahan

penting

terjadi pada masa remaja menuju wanita dewasa, menandakan bahwa

anak tersebut sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam

tubuhnya.

2.2.2 Umur kejadian menarche

Menarche terjadi pada usia 10-15 tahun, namun ada juga yang

mengalami lebih cepat atau dibawah usia tersebut. Menarche yang

terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox (Prawirohardjo,

2014). Menurut Proverawati dan Misaroh (2017), menarche adalah

periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas seorang

wanita dan usia menarche yang ideal adalah 12 sampai 16 tahun dan

dikatakan menarche dini jika usia di bawah 12 tahun..


11

Terdapat dua faktor terjadinya menarche yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal berupa status menarche ibu,

berhubungan dengan percepatan atau perlambatan kejadian menarche

yaitu status menarche ibu dengan kejadian menarche putrinya, faktor

eksternal berupa lingkungan sosial,ekonomi, nutrisi, keterpaparan

media masa pornografi, dan gaya hidup. Pada anak wanita yang

mendapat kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan

menarche pada usia lebih muda dari usia rata-rata. Sebaliknya anak

wanita yang menderita cacat mental dan monologisme akan mendapat

menarche pada usia yang lebih tua atau menagalami keterlambatan.

Terjadinya penurunan usia dalam mendapatkan menarche sebagian

besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi (Prawirohardjo, 2014).

Menurut Proverawati dan Misaroh (2017) usia terjadinya menarche

dikategorikan menjadi :

1) Menarche dini : usia <12 tahun

2) Menarche normal: 12-16 tahun

2.2.3 Gejala menarche

Gejala menarche yang sering terjadi meliputi perasaan bingung

gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang

mengalami menstruasi untuk pertama kali. Gejala menjelang menstruasi

terjadi hampir diseluruh bagian tubuh, dan berbagai sistem yang ada

dalam tubuh, antara lain adanya rasa nyeri pada payudara, sakit

pinggang, pegal linu, perasaan seperti kembung, muncul jerawat, lebih

sensitif, dan biasanya terdapat perubahan emosional seperti perasaan


12

suntuk, marah, dan sedih yang disebabkan adanya pelepasan beberapa

hormon (Prawirohardjo, 2014).

2.2.4 Mekanisme terjadinya menarche

Menarche terjadi akibat peningkatan Luteinizing Hormone (LH)

dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang sel target

ovarium. LH dan FSH berkombinasi dengan reseptornya untuk

meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan poliferasi sel.

Rangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger

adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium untuk

menstimulasi ovarium agar memproduksi estrogen dan progesteron.

Estrogen dan progesteron akan menstimulasi uterus dan kelenjar

payudara agar siap untuk terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi

akan menjadi menstruasi (Prawirohardjo, 2014).

2.3 Dysmenorrhoea

2.3.1. Pengertian Dysmenorrhoea

Dysmenorrhoea (Dismenorea, dismenore) adalah nyeri menstruasi

yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya

kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah Dysmenorrhoea

(dismenorea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau

nyeri hebat/abnormalitas), meno (bulan) dan rrhea yang artinya flow

atau aliran. Jadi dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat

menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera

setelah mengalami menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang


13

setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus

dialami selam a periode menstruasi (Proverawati,2018).

Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya,

otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat menstruasi kontraksi

lebih kuat. Kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya

prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim.

Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi

terjadi, kadar prostaglandin menurun. Hal ini dapat menjelasan

mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari pertama

menstruasi (Proverawati,2018).

2.3.2 Klasifikasi Dysmenorrhoea

1. Berdasarkan Jenis Nyeri

a. Dismenorea Spasmodik Nyeri spasmodik terasa di bagian

bawah perut dan berasal sebelum masa haid atau segera setelah

masa haid. Banyak perempuan terpaksa harus berbaring karena

terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan

apaun. Nyeri ini terlokalisir di bawah pusat, disebabkan adanya

spasme otot-otot rahim.

b. Dismenorea Kongestif Penderita dismenorea ini akan tahu

sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa haid-nya akan segera

tiba. Dia akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut

kembung, penyangga payudara terasa ketat, sakit kepala, sakit

punggung, pegal pada paha, mudah tersinggung, dan kehilangan


14

keseimbangan. Proses menstruasi tidak terlalu menimbulkan

nyeri jika sudah berlangsung (Lestari,2013).

2. Berdasarkan Ada Tidak Kelainan Atau Sebab Yang Dapat Diamati

a. Dismenorea Primer.

Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang dirasakan

tanpa adanya kelainan pada alat reproduksi. Dengan kata lain,

ini adalah rasa nyeri yang bisa dirasakan oleh perempuan saat

mengalami haid. Rasa nyeri ini biasanya terjadi setelah 12 bulan

atau lebih, dimulai sejak haid yang pertama. Bahkan, ada

sebagian perempuan yang selalu merasakan nyeri setiap

menstruasi datang. Untuk mengatasi dismenorea ini, salah

satunya dapat dilakukan dengan menggunakan sesuatu yang

hangat pada bagian perut yang nyeri. Dismenorea primer disebut

juga dismenorea idiopatik, esensial, intrinsik adalah nyeri

menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan

ginekologi). Dismenorea primer murni karena proses kontraksi

rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab

(Proverawati,2018).

b. Disminorea Sekunder

Dismenorea sekunder biasanya ditemukan jika terdapat

penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa

sebelum, selama, dan sesudah haid. Penyebab terjadinya

dismenorea sekunder bisa diakibatkan oleh salpingitis kronis,

yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung rahim (uterus)


15

dengan kandung telur (ovarium). Kondisi ini paling sering

ditemukan pada wanita berusia 30-45 tahun. Untuk

penanganannya perlu dilakukan konsultasi dokter serta

pengobatan antibiotika dan antiradang (Proverawati,2018).

2.3.3. Patofisiologi

Ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenorea primer

yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, aktivitas uteri normal, dan

faktor emosi/psikologis. Belum diketahui dengan jelas bagaimana

prostaglandin menyebabkan dismenorea primer tetapi diketahui wanita

dengan dismenorea mempunyai prostaglandin empat kali lebih tinggi

dari pada wanita tanpa dismenorea. Secara ringkas konsep patogenesis

dismenorea primer dapat digambarkan sebagai berikut: (Nasution

DS,2013)

Gambar 2.1 Skema Patogenesis Dismenore Primer


16

2.3.4. Faktor Risiko Dysmenorrhoea Primer

Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya dismenore primer pada

remja adalah :

1. Menarche pada usia lebih awal

Menarche adalah haid pertama kali yang dialami kaum

perempuan yang merupakan tanda awal dimulanya kehidupan baru

sebagai remaja dalam masa pubertas yang biasanya terjadi pada

rentang usia 10-16 tahun. Usia menarche dari tahun ke tahun

mengalami perubahan, dari usia 17 tahun menjadi usia 13 tahun.

Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat haid pertama

sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak

mendapat haid pertama kali pada usia yang lebih muda.

Ada yang berusia 12 tahun sudah mendapatkan haid bahkan

ada pula yang berusia 8 tahun sudah mendapakan haid. Dan ada pula

yang pada usia 16 tahun baru mendapatkan haid. Menarche pada usia

lebih awal menyebabkan alat-alat 19 reproduksi belum befungsi

secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan

sehingga timbul rasa nyeri ketika haid (Proverawati,2018).

2. Lama haid lebih dari normal (hiperminorea)

Hipermenorea adalah pendarahan berkepanjangan atau

berlebihan pada waktu haid yang lebih lama dari waktu normal, yaitu

6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Menstruasi normal

(Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal). Apabila

perdarahan haid lebih banyak dari normal dan lebih dari 8 hari dapat
17

dikatakan hipermenore. Penyebabnya bisa berasal dari rahim berupa

mioma uteri, tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim dan

dapat juga disebabkan oleh kelainan di luar rahim seperti kelainan

darah misalnya anemia, gangguan pembekuan darah seta bisa juga

disebabkan oleh kelainan hormone atau gangguan endokrin.

Lama haid lebih dari normal akan menyebabkan kontraksi

uterus yang lebih sering dan semakin banyak prostaglandin yang

dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan inilah yang

akan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang

terus-menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan

terjadilah dismenorea (Proverawati,2018).

3. Siklus haid yang lama

Siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode menstruasi

yang satu dengan periode menstruasi berikutnya. Umumnya siklus

menstruasi tejadi secara periodik setiap 28 hari, tetapi variasinya

cukup banyak. Ada yang panjang siklus haidnya antara 21-35 hari

dan adapula antara 21-40 hari. Walaupun hal ini berlaku umum,

tetapi tidak semua perempuan memiliki 20 siklus menstruasi yang

sama. Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat

faktor hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon

estrogen dan progesteron yang berlebihan dapat memungkinkan

terjadinya menstruasi dalam waktu yang lebih cepat disebut

polimenorea.
18

Polimenorea adalah keadaan dimana seorang perempuan

mengalami siklus menstruasi yang lebih sering atau lebih singkat,

yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan untuk siklus menstruasi yang

memanjang lebih dari 35 hari di sebut Oligomenorea. Semakin

panjang siklus haid semakin banyak prostaglandin yang akan

dikeluarkan maka akan menimbulkan rasa nyeri (Anurogo D,2016).

4. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor dari dismenore primer.

Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan dismenore primer,

karena di dalam tubuh orang yang mempunyai kelebihan berat badan

terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan

hiperplasi pembuluh darah (terdesaknya pembuluh darah oleh

jaringan lemak) pada organ reproduksi wanita sehingga darah yang

seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan timbul

dismenorea primer (Proverawati,2018). Kekurangan Berat badan

beresiko Kekurangan zat gizi makro, seperti essensial fatty acid akan

memicu dismenorea, karena essensial fatty acid ini berfungsi sebagai

bahan awal untuk mengatur hormon molekul seperti molekul

(prostaglandin) yang mengatur aktivitas sel (Anurogo dan Wulandari

2011).

Secara umum, seseorang akan merasakan nyeri haid yang

disebabkan karena rendahnya hormon progesteron dan estrogen pada

akhir luteum, kemudian terjadi peningkatan sintesis prostaglandin

dan terjadi vasokontriksi pembuluh darah arteri spiralis. Selanjutnya


19

memberikan dampak iskemik endometrium bagian kompakta, dan

spongiosa sehingga terjadi nekrosis. Kontraksi otot uterus yang

makin kuat kemudian menjepit ujung saraf, rangsangannya dialirkan

melalui serat saraf simpatikus dan para simpatikus dan dirasakanlah

nyeri haid (Surur dkk, 2019).

Untuk pertumbuhan yang normal, seorang remaja putri

memerlukan kecukupan nutrisi, energi, protein, lemak, dan suplai

semua nutrien yang menjadi basis pertumbuhan. Makanan yang

bergizi tinggi dan berlemak tinggi yang berasal dari hewan

menyebabkan pertumbuhan berat badan pada remaja putri, sehingga

kadar estrogen meningkat. Kadar hormon yang meningkat ini

mempengaruhi 21 usia menarche. Status gizi dikatakan baik apabila

nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan

(Proverawati,2018).

2.3.5. Etiologi Dysmenorrhoea Primer Faktor yang memegang

peranan penting sebagai penyebab Dysmenorrhoea primer,

yaitu: (Anurogo D,2016)

1. Faktor Kejiwaan Gadis remaja yang secara emosional tidak stabil,

apalagi jika mereka tidak mendapat informasi yang baik tentang

proses haid, mudah mengalami dismenorea primer. Ketidaksiapan

remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan

pada dirinya tersebut mengakibatkan gangguan psikis yang

akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan

haid seperti dismenorea.


20

2. Faktor Konstitusi Faktor ini erat hubungannya dengan faktor

kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri.

Faktor ini antara lain:

a. Anemia

Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau

dapat keduanya sehingga menyebabkan kemampuan

mengangkut oksigen berkurang. Sebagian penyebab anemia

adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk

pembentukan hemoglobin. Kekurangan zat besi ini dapat

menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik

sel tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya tahan

tubuh terhadap rasa nyeri.

b. Penyakit Menahun Penyakit menahun yang diderita seorang

perempuan akan menyebabkan tubuh kehilangan terhadap

suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang

termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan

migraine.

3. Faktor Endokrin atau Hormon Rendahnya kadar progesteron pada

akhir fase corpus luteum. Hormon progesteron mengambat atau

mencegah kontraktivitas uterus sedangkan hormone estrogen

merangsang kontraktilitas uterus. Di sisi lain, endometrium dalam

fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga menyebabkan

kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan

memasuki peredaran darah maka selain dismenorea dapat juga


21

dijumpai efek lain seperti mual, muntah, diare, flashing (respon

involunter tidak terkontrol) dari sistem syaraf yang memicu

pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan

atau sensasi panas.

4. Faktor Alergi Faktor ini merupakan teori yang dikemukakan serta

dilakukan penelitian tentang adanya hubungan antara dismenorea

dan migrain atau asma. Melalui penelitian tersebut, diduga bahwa

penyebab alergi ini ialah karena adanya toksin haid.

2.3.6. Etiologi Dysmenorrhoea Sekunder

Adapun etiologi disminorea sekunder menurut Anurogo.D (2017) ialah

1. Intrauterine contraceptive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)

2. Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim)

3. Ovarian cysts (kista ovarium)

4. Penyakit radang panggul kronis

5. Adhenosis (pelekatan), dll

2.3.7. Ciri-ciri Dysmenorrhoea

1. Ciri-ciri dismenorea primer antara lain:

a. Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi

pertama (menarche)

b. Rasa nyeri timbul sebelum menstrusai, atau diawal menstruasi.

Berlangsungnya beberapa jam, namun adakalanya beberapa

hari.
22

c. Datangnya nyeri: hilang timbul, menusuk-nusuk, pada

umumnya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke

sekitarnya (pinggang, dan paha depan)

Ada kalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare.

Karakteristik dismenorea primer menurut Anurogo D (2017) dapat di

uraikan sebagai berikut:

a. Nyeri sering ditemukan pada usia muda

b. Nyeri sering timbul segera setelah haid mulai teratur

c. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan kadang disertai

mual muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.

d. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari

pertama atau kedua haid.

e. Jarang ditemukan kelainan kongenital pada pemeriksaan

ginekologis

2. Cepat memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa

Ciri-ciri desminorea sekunder antara lain:

a. Terjadi pada usia sekitar 20-30 tahun, setelah siklus haid yang

relatif tidak nyeri di masa lalu.

b. Infertilitas

c. Darah haid yang banyak atau pendarahan yang tidak teratur

d. Rasa nyeri saat berhubungan seks

e. Vaginal discharge (keluar cairan yang tidak normal dari vagina)

f. Nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu selain haid


23

g. Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID ( Anurogo D,

2017).

Karakteristik dismenore sekunder dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Lebih sering ditemukan pada usia tua dan setelah dua tahun

mengalami siklus haid teratur.

b. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah haid.

c. Sering ditemukan kelainan ginekologis (Anurogo D, 2017).

2.3.8. Penanganan Dysmenorrhoea

Untuk mengantisipasi nyeri menstruasi, ada beberapa terapi

yang dilakukan, antara lain terapi anti prostaglandin, terapi hormonal,

terapi bahan alami, dan tentu saja menjalani pola hidup yang sehat.

Dua terapi yang pertama harus melibatkan sang dokter, sedangkan

untuk terapi bahan alami dan pola hidup sehat dapat dilakukan sendiri ,

seperti memperhatikan asupan gizi yang seimbang, istirahat yang

cukup dan olahraga sesuai kebutuhan. Tapi masalahnya, sekarang 25

ini banyak perempuan yang berkarir diluar rumah dan seringkali

kesulitan waktu untuk melakukan hal-hal sehat semacam itu. Pilihan

berikutnya adalah terapi bahan alami. Saat ini, kebanyakan trend di

dunia pun telah kembali ke alam (back to nature). Jadi, tidak

mengherankan jika semakin banyak asupan berbahan alami ataupun

herbal ditawarkan sebagai obat atau minuman pengurang nyeri

menstruasi (Proverawati A,2018).


24

1. Latihan aerobik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang,

membantu memproduksi bahan alami yang dapat mem-blok rasa

sakit,

2. Pakai kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa.

3. Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode menstruasi

4. Orgasme dapat meringankan menstruasi pada beberapa perempuan

5. Latihan relaksasi atau yoga, dapat membantu menanggulangi sakit.

6. Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.

7. Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk

menenangkan diri.

8. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.

9. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.

2.3.9. Pengobatan Dysmenorrhoea

Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada

umumnya sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri menstruasi

datang. Bahkan tak jarang mampu mengobati dirinya sendiri

berdasarkan pengalaman selama berobat ke dokter. Hal terpenting

yang perlu diingatkan adalah pemahaman bahwa dismenore primer

tidak berbahaya. Obat-obat yang lazim digunakan untuk 26 meredakan

nyeri menstruasi diantaranya: pereda nyeri (analgesik) golongan Non

Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya paracetamol atau

asetamonofen (Sumargesic, panadol, dll), ibuprofen (Ribunal, Ostarin,

dll), metamizol atau metampiron (Pyronal, Novalgin, dll) dan oabt-

obat pereda nyeri lainnya (Proverawati A,2018).


25

Obat Hormonal. Pengobatan dengan obat hormonal ditujukan

untuk menekan ovulasi dan penggunaannya hanya atas saran dokter.

Selain itu, jika nyeri dirasa sangat mengganggu, sebaiknya istirahat

dan dapat juga menggunakan kompres ( hangat) untuk mengurangi

nyeri. Adapun tindakan medis yang bersifat khusus merupakan pilihan

terakhir berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter (Lestari,2013).

Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter.

Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di

toko obat terutama yang mengandung antara lain asam mefenamat,

ibuprofen, diclofenac sodium atau naproxenen dalam komposisi obat,

asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila penggunaan obat-

obatan analgetik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal

sesuai anjuran dokter. Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan

cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik dari pada penggunaan

obatobatan karena obat-obatan akan menimbulkan ketergantungan

terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang

tidak diinginkan. Prinsip terapi pada nyeri saat haid primer sama

dengan sekunder, akan tetapi lebih baik bila anda berkonsultasi

langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih

lanjut (Lestari,2013)
26

2.4 Status Gizi

2.4.1 Defenisi Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Gustina T,2016).

2.4.2 Pengukuran Status Gizi

Berbagai penilaian status gizi dikembangkan agar dapat mengenal

tingkat keadaan gizi seseorang. Penilaian status gizi dapat

dikelompokkan sebagai berikut: (Gustina T,2015)

1. Pengukuran secara langsung

a. Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandangan gizi, maka antropometri berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh

dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Digunakan untuk

melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi yang

terlihat pada pola pertumbuhan fisik serta proporsi jaringan tubuh

seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

b. Klinis.

Metode pemeriksaan klinis didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak

cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti

mata, kulit, rambut, dan mukosa. Dilakukan dengan cara

pemeriksaan fisik riwayat penyakit. Biokimia. Pemeriksaan

secara laboratorium untuk berbagai macam 28 jaringan tubuh.


27

Dilakukan karena pemeriksaan klinis tidak spesifik sehingga

dilakukan pemeriksaan kimia yang hasilnya lebih tepat.

c. Biofisik.

2. Penggunaan metode penentuan status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi dan perubahan struktur jaringan. Biasanya

dilakukan pada situasi tertentu, seperti kejadian buta senja epidemik.

Pengukuran secara tidak langsung

a. Survei konsumsi.

Merupakan penentuan status gizi dengan melihat jumlah

dan macam zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data

konsumsi makanan pada masyarakat, keluarga memberikan

gambaran. Konsumsi berbagai zat gizi yang dapat

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan gizi.

b. Statistik vital.

Metode penilaian ini yaitu dengan menganalisis beberapa

data statistik kesehatan seperti angka kesakitan dan kematian

karena penyakit tertentu, angka kematian berdasarkan umur atau

data lain yang berhubungan dengan gizi.

c. Faktor ekologi.

Pengukuran faktor ekologi penting untuk mengetahui

penyebab malnutrisi. Keadaan malnutrisi merupakan hasil

interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.

Bahan makanan yang tersedia bergantung pada keadaan ekologi

seperti tanah, iklim, atau pengairan.


28

2.4.3 Indeks Antropometri

Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter.

Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran

terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan

umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri

adalah Indeks Masa Tubuh (IMT) atau disebut dengan Body Mass

Index (Proverawati A, 2018).

2.4.4 Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Indeks, BMI) mengidentifikasi

jumlah jaringan adiposa berdasarkan hubungan tinggi badan terhadap

berat badan dan digunakan untuk menentukan kesesuaian berat badan

wanita. Berikut adalah persamaan yang dapat digunakan untuk

menghitung BMI (Proverawati A, 2018).

BMI = [ berat badan (kg) / tinggi badan (m²) ] x 100 ATAU BMI =

[ berat badan (pon) / tinggi badan (inci²) ] x 705

2.4.5 Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori

ambang batas IMT yang digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 2.1

yang merupakan evaluasi BMI pada wanita (Proverawati A, 2018).

Tabel 2.1 Batas Ambang IMT pada Wanita

Kategori IMT

Sangat Kurang >17

Kurang 17-18.4

Normal 18.5-25

Lebih 25.1-27
29

Sangat Lebih >27

Sumber: : P2PTM Kemenkes RI

2.5 Kajian Integrasi Keislaman

Dalam al-Quran kata haid disebutkan empat kali dalam dua ayat, sekali dalam

bentuk fiil mudhari/present dan yahidh/future dan tiga kali dalam bentuk isim

mashdar/gerund (al-mahidh) (dalam Hanna, 2015). Masalah haid dijelaskan dalam

surah Al-Baqarah ayat 222 : َ

rtinya :“Dan Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah

kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid;

dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah

suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang

yang menyucikan diri” (Q.S. AlBaqarah 2:222). Ayat tersebut diatas menyebut darah

menstruasi atau haid dengan kata adza, dalam terjemahan al-Qur’an Departemen

Agama diartikan sebagai “kotoran” dan diberi dalam kurung ‘najis’. Ini merupakan

penyempitan kata karena arti adza sebenarnya jauh lebih luas. Menurut Ath-Thaibi

menyebutkan kata “adzaan” yang menyifati haid adalah sama dengan kotoran karena

baunya yang busuk, kotor dan najis. Selain itu juga menurut Al-Khaththabi 17 kata

“adzaan” yang menyifati haid adalah sama dengan sesuatu yang tidak disukai Allah

dan Rasul-Nya (makruh), sehingga makna dan sifat haid adalah suatu kotoran yang

berpotensi menimbulkan penyakit, yang harus di jauhi (khususnya pada tempat


30

kemaluannya) pada tubuh wanita tetapi tidak mencakup semua bagian tubuh lainnya

(dalam Hanna, 2015).

Asbabun nuzul ayat ini berdasarkan tafsir Ibnu Katsir berisi larangan suami isteri

melakukan hubungan seks pada saat istri sedang haid. Ayat tersebut turun sebagai

jawaban atas pertanyaan sejumlah orang kepada Rasalullah SAW. Berkaitan dengan

kebiasaan pria-pria yahudi menghindari perempuan-perempuan yang sedang haid,

bahkan tidak makan bersama mereka dan meninggalkan rumah pada saat mereka

haid (Ar-Rifai, 1999). Islam memandang menstruasi atau haid dan perempuan

dengan pandangan yang sangat berbeda. Perempuan yang sedang haid tidak

dihindari atau dikucilkan, hanya dalam beberapa kewajiban ibadah saja yang tidak

dapat dilakukan, di samping tidak melakukan hubungan suami isteri. Darah haid

yang merupakan kotoran, telah dibenarkan secara ilmiah dalam ilmu kedokteran

yang didukung oleh berbagai bukti dan alasan-alasan yang ada. Salah satunya adalah

karena darah haid terbentuk dari jaringan-jaringan rahim yang mengelupas dan

cairan-cairan rahim yang ikut keluar mengandung kuman-kuman yang masih dapat

hidup di luar rahim (dalam Hanna, 2015). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan

oleh Aisyah r.a., bahwa Rasulullah bersabda tentang haid sebagai berikut.

Artinya : Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah berkata, telah

menceritakan kepada kami Sufyan berkata, Aku mendengar 'Abdurrahman bin Al

Qasim berkata, Aku mendengar Al Qasim bin Muhammad berkata, Aku mendengar
31

'Aisyah berkata, Kami keluar dan tidak ada tujuan selain untuk ibadah haji. Ketika "

tiba di Sarif aku mengalami haid, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. ' Beliau bertanya: "Apa yang

terjadi denganmu? Apakah kamu datang haid?" Aku jawab, "Ya." Beliau lalu

bersabda: "Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan bagi kaum

wanita dari anak cucu Adam. Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang-orang yang

haji, kecuali thawaf di Ka'bah." 'Aisyah berkata, "Kemudian Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk

semua isterinya."KITAB BUKHARI HADIST NO -285 Selain itu menurut Hendrik

(dalam Hanna, 2015) adalah terjadinya pengeluaran darah kotor dari organ kemaluan

terutama dari dalam uterus dan vagina, yang mengandung campuran peluruhan

dinding rahim. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh aktivitas hormonal tubuh terutama

hormon-hormon seks tubuh antara lain esterogen dan progesteron, bekuan darah,

cairan dan lendir selain itu beberapa bakteri dan mikroorganisme yang hidup

didaerah vagina yang berlangsung selama beberapa hari. Serta dapat disertai dengan

timbulnya perasaan nyeri, ketidakstabilan emosi, lemas, tidak bergairah dan

penurunan nafsu makan.


32

2.6 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Sinaga (2017), Aspiani (2017)

2.7 Kerangka Konsep

Variable Independen Variable Dependen

Status Gizi

Dysmenorrhoea Primer
Usia Menarche

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk


33

menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan

yang harus dibuktikan (Masturoh I, 2018). Adapun Hipotesis sementara yaitu

Diduga ada Hubungan Status Gizi, usia menarche dengan kejadian

Dysmenorrhoea primer pada remaja putri di SMA Negeri 1 Buru Kecamatan

Buru Kabupaten Karimun.


BAB III

METEDIOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang akan Penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analitik

observasional dengan pendekatan Cross Sectional, merupakan penelitian yang

dilakukan untuk mempelajari hubungan antara variabel independen (status

gizi, usia menarche) dan variabel dependen (Dysmenorrhoea Primer) yang

diukur hanya satu kali dalam satu waktu (Wahyuni, 2018).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


A. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dimulai dari bulan Maret sampai dengan

bulan Agustus 2023.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Buru Kelurahan

Buru Kabupaten Karimun Kepulauan Riau yang terletak di RT 002/RW

007 Pengkalan Balai.

3.3. Populasi dan Sampel


A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik

34
35

kesimpulannya (sintesis). Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu

unsur-unsur yang diambil sebagai sampel (Masturoh I, 2018).

Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh

siswi putri kelas X dan XI dari 9 Kelas di SMA Negeri 1 Buru

Kecamatan Buru Kabupaten Karimun yang berjumlah 121 Orang.

B. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik

disproportional stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan

sampel pada populasi yang homogen dan berstrata dengan membagi

rata total sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya menjadi

sama banyak dari setiap kelas. Teknik pengambilan sampel secara

disproportional stratified random sampling digunakan dengan tujuan

untuk memperoleh sampel yang representatif dengan melihat populasi

siswa kelas X dan XI yang ada di SMA Negeri 1 Buru yang berstrata,

yakni terdiri beberapa kelas yang homogen (sejenis). Sehingga peneliti

mengambil sampel dari kelas X sampai XI dan dari masing-masing

kelas diambil wakilnya sebagai sampel. Besar sampel secara

keseluruhan dihitung menggunakan rumus untuk menentukan sampel,

yaitu :

𝑛= N

1 + N(d2

Keterangan Rumus :

n = Sampel
36

N = Populasi

d = Tingkat Kepercayaan (5%)

Dalam Penelitian ini jumlah populasi yang akan diambil yaitu

𝑛= 121

1 + 121((5/100)2)

= 121

1 + 121 (0,05)2

= 121

1 + 0,3025

= 121 = 93 Orang

1,3

Jumlah berjumlah 93 orang dan dibagi dengan jumlah kelas X dan XI

terdapat 9 kelas maka 1 kelas akan diambil sampel sebanyak 10,3 atau

dibulatkan menjadi 10 orang. Jumlah sampel peneliti ambil secara rata setiap

kelas karena kelas X dan XI merupakan gabungan antara Remaja Tengah dan

Remaja Akhir.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang akan digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian

ini adalah Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak

melalui cara pengundian dengan menggunakan pendekatan bilangan acak.


37

3.5 Jenis dan Sumber Data

A. Jenis Data

Jenis data yang akan diambil pada penelitian ini yaitu data

kuantitatif yaitu data yang didapatkan dalam bentuk angka yang dapat

diproses menggunakan rumus matematika atau dapat juga dianalisis

dengan system statistik.

B. Sumber Data

1. Data Primer

Pengumpulan data Primer yang akan digunakan dalam penelitian

ini diambil secara langsung oleh peneliti pada remaja putri.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan koesioner untuk

mendapatkan data usia menarche dan indek massa tubuh remaja

putri.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yang akan diambil pada penelitian ini adalah data

jumlah siswi kelas X dan XI di SMAN 1 Buru.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian

ini yaitu dengan menggunakan Koesioner yang telah disiapkan oleh peneliti

yang akan dijawab oleh sampel lalu akan dilakukan metode wawancara

kepada sampel apabila data yang didapat dari metode koesioner tidak jelas.
38

3.7 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala

Ukur ukur

A. Variabel Dependen

1. Dismenore Perasaan tidak nyaman Mengisi Kuesioner 1 :Dismenore Ordinal

yang dirasakan wanita kuesioner 2:Tidak dismenore

saat menstruasi akibat

kontraksi uterus.

B. Variabel Independen

1. Status Gizi Status gizi adalah Mengisi Kuesioner Pengukuran Ordinal


keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan kuesioner Langsung (Indeks
dan penggunaan zat-zat
gizi (Gustina T,2016). Antropometri)

1: Sangat Kurang
jika IMT <17;

2: Kurang Jika IMT


17-18,4;

3: Normal jika IMT


18,5-25;

4: Lebih, jika IMT


25,1-27 dan

5: Sangat Lebih jika


IMT >27

(:P2PTM Kemenkes

RI, 2019).

2. Usia Usia responden saat Mengisi Kuesioner 1: Menarche dini : Ordinal

menarche pertama kali mendapat kuesioner usia <12 tahun


haid
2: Menarche

normal: 12-16
39

tahun

(Proverawati dan

Misaroh, 2017)

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Analisis validitas yaitu analisis untuk mengukur valid atau

tidaknya suatu data. Suatu pengukur dikatakan valid, jika alat itu

mengukur apa yang harus di ukur alat itu. Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahan suatu instrumen.

Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan variabel data

yang diteliti secara tepat.

Uji validasi tidak dilakukan pada penelitian ini karena

menggunakan Koesioner yang telah digunakan peneliti terdahulu.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat pengukur dalam mengukur suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang

sama. Uji Validasi pada Penelitian ini tidak dilakukan.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data


A. Pengolahan Data
1. Editing

Pada Penelitian ini Peneliti melakukan Editing untuk

memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh dan


40

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data

atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa katagori sehingga memudahkan melihat arti

suatu kode dari suatu variable.

3. Entry

Merupakan tahapan memproses data agar data yang di-entry

dapat dianalisis dengan menggunakan komputer. Penulis memasukan

data dari jawaban responden sesuai dengan kode yang sudah

ditentukan.

4. Tahap Cleaning

Mengecek kembali data yang sudah di entry ke program SPSS

untuk melihat ada data yang hilang (missing) dengan melakukan list, dan

data yang sudah di entry benar atau salah dengan melihat variasi data

atau kode yang digunakan.

B. Analisis Data

Sesudah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

menganilisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk gambaran dari variabel independen

dan dependen yaitu gambaran dari usia menarche, dan indeks massa

tubuh dan dismenore.


41

2. Analisa Bivariat Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square, uji ini

digunakan untuk mengetahui hubungan variabel yang mempunyai data

kategorik. Data atau variabel kategorik pada umumnya berupa skala data

nominal dan ordinal (Wahyu A, 2022). Berikut merupakan keputusan

dari hasil Uji Chi-Square:

A. Apabila ρ-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

B. Apabila ρ-value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Anda mungkin juga menyukai