Anda di halaman 1dari 71

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESEHATAN

REPRODUKSI PADA REMAJA DI MTS AL WASLIYAH


KECEMATAN PAGAR MERBAU KABUPATEN
DELI SERDANG
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH :
MUSLIMAH KURNIA WATI
NIM : 18.91.055

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul :


HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA REMAJA DI MTS AL WASLIYAH KECAMATAN PAGAR MERBAU
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2022

OLEH :

MUSLIMAH KURNIA WATI


NIM : 18.91.055

Proposal Penelitian Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan

Komisi Penguji Proposal Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan

Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam

Lubuk Pakam, 4 April2022

Dosen Pembimbing

Bd. Basyaria lubis,SST,M.Kes


NPP : 02.09.11.09.1982
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian ini dengan judul :


HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA REMAJA DI MTS AL WASLIYAH KECAMATAN PAGAR MERBAU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2022
Disusun oleh :

Muslimah Kurniawati
NIM : 18.91.055
Proposal penelitian ini telah diseminarkan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk
melanjut ke tahap penelitian

Lubuk pakam, 4 April 2022

Komisi Penguji:

1. Yessy Arisman, S.Tr.Keb, M.Tr, Keb

2. Bd. Sri Wulan, SST, M.Tr.Keb

3. Bd. Basyariah Lubis, SST, M.Kes

Disahkan Oleh :
Dekan Ketua Program Studi

Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si,T Bd. Ika Nur Saputri, SST, M.Keb
M.KeS NPP: 02.08.18.08.1987
NPP: 02.0.01.12.1975
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADAREMAJA DI MTS AL WASLIYAH KECAMATAN PAGAR MERBAU
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2022

Muslimah Kurnia wati, 18.91.055 Fakultas Kebidanan program Sarjana Institut


Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
ABSTRAK

Orang tua memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk sikap anak
remaja. Peran mereka adalah salah satunya sebagai pemimpin dan motivasi bagi anak-
anak. Salah satu aspek penting peran orang tua sebagai contoh kepada anak-anak adalah
dalam hal pengawasan yang diterapkan alam gaya pengasuhan yang mereka. Rancangan
penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif cross-sectional. Pendekatan
dengan cross sectional adalah jenis penelitian yang waktu pengukuran atau observasi
variabel data independen dan hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,
2017).Responden remaja dengan kategori batas usia 14 tahun banyak 17 orang dengan
saat ini (48,6), usia 13 tahun sebanyak 12 orang dengan presentase (34,3), dan pada
usia 15 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase (17,1). Pada kategori jenis kelamin
memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang dengan presentase (54,3), dan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang dengan presentase (45,7). Dari hasil
penelitian dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden yang memiliki peran orang tua
tidak baik sebanyak 2 orang ( 100,0% ) memiliki kesehatan reproduksi tidak baik
sebanyak 2 orang (100,0%) , dan 33 orang yang memiliki peran orang tua baik
(100,0%) memiliki reproduksibaik sebanyak 32 orang (97,0%), dan yang memiliki
kesehatan reproduksi tidak baik sebanyak 1 orang (3,0%) Berdasarkan uji statistik
dengan uji chi square didapatkan bahwa nilai p value 0,001. Berarti nilai p 0,05, maka
ada hubungan peran orang tua dengan kesehatan reproduksi remaja Di Mts Al
Wasliyah 

Kata Kunci: Peran Orang Tua Dengan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja.

Daftar Pustaka: Hal 44 4 Jurnal Kebidanan


THE RELATIONSHIP OF THE ROLE OF PARENTS WITH REPRODUCTIVE
HEALTH IN ADOLESCENTS AT MTS AL WASLIYAH PAGAR MERBAU
DISTRICT DELI SERDANG REGENCY
YEAR 2022

Muslimah Kurnia wati, 18,91,055 Faculty of Midwifery Undergraduate program at the


Lubuk Pakam Medistra Institute of Health

ABSTRACT

Parents have a big enough role in shaping the attitudes of teenagers. Their role is one of
them as a leader and motivation for the children. One important aspect of the role of
parents as an example to their children is in terms of the supervision applied to their
parenting style. The design of this study used a cross-sectional quantitative research
design. A cross-sectional approach is a type of research where the measurement time or
observation of independent data variables is only once at a time (Nursalam, 2017).
Teenagers respondents with the age limit category of 14 years are 17 people, currently
(48.6), age 13 years. as many as 12 people with a percentage (34.3), and at the age of 15
years as many as 6 people with a percentage (17.1). In the gender category, there are 19
female genders with a percentage (54.3), and male sex as many as 16 people with a
percentage (45.7). From the results of the study, it can be seen that from 35 respondents
who had bad parental roles, 2 people (100.0%) had poor reproductive health as many as
2 people (100.0%), and 33 people who had good parental roles (100.0%) had 32 people
(97.0%), and who had poor reproductive health were 1 person (3.0%). Based on
statistical tests with the chi square test, it was found that the p value was 0.001. It means
that the p value is 0.05, then there is a relationship between the role of parents and
adolescent reproductive health at Mts Al Wasliyah.
Keywords: The Relationship Of The Role Of Parents With Reproductive Health In
Adolescents

Bibliography: Page 44 4 Journal Midwifery

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Muslimah Kurniawati

Tempat/Tgl lahir : Paya Baung, 18 Februari 2000

Suku /bangsa : Jawa/Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 2 Dari 3 Bersaudara

Nama ayah : Suprayetno

Nama ibu : Fauziah

Alamat :Huta Baringin Kec Simangambat Kab PALUTA

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2006-2012 : SDN

Tahun 2012-2015 : SMP N 6 PADANG BOLAK

Tahun 2015-2018 : SMK KARYA SETIA PEGAJAHAN

Tahun 2018-2022 : Program Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan


Medistra Lubuk Pakam

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan Karunia-NYA maka penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kebidanan (S.Keb). Adapun judul penelitian ini adalah “HubunganPeran

Orang Tua dengan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Di Mts Al

Wasliyah Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun

2022”

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak

menghadapi kesulitan, tetapi berkat bimbingan dan bantuan semua pihak

yang terkait, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes. selaku Ketua Yayasan Medistra

Lubuk Pakam

2. Bapak Rahmat Gurusinga, S.Kep, M.Kep. selaku Rektor Intstitut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

3. Ibu Bd. Desideria Yosepha ginting, S.Si,T, M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

4. Ibu Bd. Ika Nur Saputri, SST, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Sarjana

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

5. Ibu Yessi Arisma S,Tr.Keb,M.Keb selaku Sekretaris Program Studi

Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

iii
6. Ibu Riris Sitorus SST, M.Kes. selaku Wali Tingkat Program Studi Sarjana

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra lubuk Pakam

7. Ibu Wakil Rektor III Bd.Basyariah Lubis, SST, M.Kes selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, dengan

penuh kesabaran memberi nasehat, petunjuk sehingga peneliti bisa

menyelesaikan dengan baik

8. Bapak Drs. Misdi selaku kepala sekolah di MTS AL-Wasliyah

9. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Pegawai di Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam

10. Teristimewa buat Ayahanda (Suprayetno) dan Ibunda (Pauzia), Abang

saya (M gun prayogi) dan adik saya (Al mizan ridho) serta Keluarga besar

tercinta yang telah membesarkan, membimbing, mendididk, dan

memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah habisnya, serta

dukungan emosional, materi, semangat dan doa yang tulus selama ini

sehinggga peneliti dapat menyelesaikan pendidikannya di Institut

Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam. Dan terima kasih kepada keluraga

dan teman – teman Program Sarjana Kebidanan Reguler A angkatan I

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

ucapkan terimakasih.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teortis..................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7
2.1 Peran Orang Tua........................................................................................7
2.1.1 Pengertian PeranOrang Tua...............................................................7
2.1.2 Peran orang tua sebagai ibu....................................................................8
2.1.3 Peran Orang Tua Sebagai Ayah...............................................................8
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Orang Tua............................9
2.2 Orang Tua.........................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Orang Tua..................................................................................10
2.3 Kesehatan Reproduksi Pada Remaja.......................................................11
2.3.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Pada Remaja..............................11
2.3.2 Masalah Kesehatan Reproduksi Pada Remaja......................................15
2.3.3 Sikap dan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi..........18

v
2.3.4 Pencegahan/Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja..............19
2.4 Kerangka Teori........................................................................................21
2.5 Kerangka konsep.....................................................................................22
2.6 Hipotesis..................................................................................................22
BAB III...................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.......................................................................................24
2.7 Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................24
2.8 Lokasi dan waktu penelitian....................................................................24
2.8.1 Lokasi penelitian..............................................................................24
2.8.2 Waktu penelitian..............................................................................24
2.9 Populasi Dan Sampel Penelitian..............................................................26
2.9.1 Populasi............................................................................................26
2.9.2 Sampel..............................................................................................26
2.9.3 Sampling..........................................................................................28
2.9.4 Variabel Penelitian Dan Defenisi Oprasional Variabel....................28
2.9.5 Variabel Independen........................................................................28
2.9.6 Variabel Dependen...........................................................................28
2.9.7 Definisi Oprasional..........................................................................29
2.9.8 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data.................................31
2.9.9 Cara Analisi Data.............................................................................32
BAB IV..................................................................................................................42
HASIL PENELITIAN............................................................................................42
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................42
4.2 Analisis univariat.....................................................................................43
4.3 Hasil Bivariat...........................................................................................45
BAB V....................................................................................................................46
HASIL PEMBAHASAN.......................................................................................46
5.1 Distribusi Frekuensi Peran orangtua.......................................................46
5.2 Distribusi Frekuensi Kesehatan Reproduksi...........................................47
5.3 Hubungan Peran orangtua Terhadap kesehatan reproduksi remaja Di Mts
Al Wasliyah Tahun 2022....................................................................................48
BAB VI..................................................................................................................49
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................49
6.1 Kesimpulan............................................................................................49

vi
6.2 Saran.............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Kerangka Teori......................................................................................20

Tabel 2.2 Kerangka Konsep..................................................................................21

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian......................................................................20
Tabel 3.2 Defenisi Oprasional....................................................................................24
Tabel 4.1 Data Demografi remaja..............................................................................34
Tabel 4.2 Data Distribusi Frekuensi peran orangtua .................................................34
Tabel 4.3 Data Distribusi Frekuensi kesehatan reproduksi........................................35
Tabel 4.4 Data Distribusi Frekuensi hubungan .........................................................36

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner Peran Orangtua........................................... 48

Lampiran 2 Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi................................ 50

Lampiran 3 Master Data Penelitian.............................................................. 51

Lampiran 4 Output Data SPSS..................................................................... 52

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orang tua memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk sikap anak

remaja. Peran mereka adalah salah satunya sebagai pemimpin dan motivasi bagi anak-

anaknya. Salah satu aspek penting peran orang tua sebagai contoh kepada anak-anaknya

adalah dalam hal mengawasi remaja yang tercermin alam gaya pengasuhan yang

diterapkan mereka. Orang tua berperan dalam mengarahkan perilaku yang baik pada

anak remaja melalui sikap anak remaja. pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan orang

tua dipercaya memiliki kontribusi terhadap sikap anak remaja. Menurut (santrock, 2014)

Word Health Organization mendefenisikan remaja sebagai manusia yang berusia

dari 10-19 tahun. Remja merupakan penduduk dengan usia 10-18 tahun (Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 025

tahun 2014) dan badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

mengkatagorikan remaja sebagai penduduk dengan umur 10-24 tahun dan belum pernah

menikah. Periode remaja adalah masa transisi dari usia anak hingga dewasa.

Masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena

umur relatif muda, masi dalam status pendidikan dan seolah-olah remaja bebas dari

kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat

reproduksinya. Tindakan menyimpang yang mengkhwatirkan adalah masalah yang

berkaitan dengan seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah,

1
atau kehamilan yang tidak dikehendaki. Remaja yang mencari identitas diri akan sangat

mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah fungsi alat reproduksinya yang

cenderung menjurus kearah pelaksanaan hubungan seks. Hal ini dikarenakan kurangnya

peran serta orangtua, karena kesibukan mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan

anaknya, serta kurangnya pengetahuan orangtua yang berhubungan dengan pendidikan

mereka (Marmi,2013)

Hasil survey yang dilakukan oleh Youth Risk Behavior Survey (YRBS) secara

Nasional di Amerika Serikat pada tahun 2006 didapatkan bahwa 47,8% pelajar yang

duduk di kelas 9-12 telah melakukan hubungan seks pranika, 35% pelajar SMP telah

aktif secara seksual (Damanik, 2012).World Healt Organization (WHO) tahun 2010,

mengatakan bahwa setiap tahun terdapat 210 juta remaja yang hamil di wilayah Asia

Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun dan sekitar

750.000 sampai 1,5 juta terjadi di indonesia.Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menyebutkan sebanyak 5.912 wanita di umur 15-

19 tahun secara nasional pernah melakukan hubungan sexsual. Beberapa perilaku

pacaran permisif yang dilakukan oleh remaja antara lain berpegangan tangan saat

pacaran (92%), berciuman (82%), rabaan petting (63%) (BKKBN, 2012). World drugs

reports 2018 yang diterbitkan united nations office on drugs and crime (UNODC)

menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia

(usia 15-64 tahun) pernah mengkonsumsi narkoba. Sedangkan data HIV/AIDS menurut

Kemenkes RI (2012), jumlah kasus baru AIDS sebesar 1805 secara kumulatif sebesar

26.483 kasus (45,9%). Menurut BPS 2015 Sumatera Utara merupakan salah satu

2
provinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah kabupaten mencapai 25 kabupaten dan

440 kecamatan. Jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 13.326.307 jiwa, terbagi

atas 6.648,190 jiwa laki-laki dan 6.678.117 jiwa perempuan pada tahun 2015. Dari data

BKKBN sebanyak 40 % remaja di kota Medan sudah melakukan hubungan seks

sebelum menikah, dan 200 ribu remaja mengkonsumsi narkoba yang menjadi penyebab

tingginya angka putus sekolah.

Undang-undang dasar 1945 pasal 26 ayat 1 menjelaskan bahwa orang tua

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memlihara, mendidik, dan

melindungi anak, selanjutnya mencegah terjadinya perkawinan usia anak. Salah satu

cara yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya perkawinan usia anak dengan

menjaga remaja agar tetap terkontrol oleh orang tua. Remaja merupakan salah satu

penerus bangsa yang harus dipantau perkembangannya. (Arini,2008)

Pendapat tentang rentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli,

organisasi,atau lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi

perkembangan dari masa anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun.

Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Defenisi remaja

(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu periode usia antara 10-

19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth)

untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu menurut The Health Resources dan

Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21

tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yakni remaja awal (11-14 tahun); remaja

3
menengah (18-21 tahun). Defenisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum

muda (young people).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Adakah Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kesehatan

Reproduksi Pada Remaja di MTS Al-Wasliyah, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten

Deli Serdang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk diketahuinya Hubungan Peran Orang Tua

Dengan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di MTS Al-Wasliyah, Kecamatan Pagar

Merbau, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Untuk Mengetahui Hubungan Peran Orang Tua di MTS Al-Wasliyah,

Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang.

b. Untuk Mengetahui Kesehatan Reproduksi pada Remaja di MTS Al-

Wasliyah, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang.

c. Untuk Menganalisis ada atau tidak Hubungan Peran Orang Tua dengan

kesehatan reproduksi pada remaja di MTS Al-Wasliyah, Kecamatan Pagar

Merbau, Kabupaten Deli Serdang.

4
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teortis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang peran orang tua terhadap kesehatan reproduksi pada remaja serta dapat

menyusun penelitian dengan baik.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institut Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dan sumber refrensi bagi

mahasiswa di perpustakaan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

b. Bagi profesi kebidanan

Untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi orang tua dan remaja dalam

kesehatan reproduksi, baik itu berupa penyuluhan ataupun tindakan langsung

profesi kebidanan.

c. Bagi peneliti

Sebagai saran dalam megembangkan dan mengaplikasikan hasil studi selama ini

dalam kehidupan yang nyata di lapangan, serta dapat menjadi penambahan

wawasan untuk peneliti.

d. Bagi tempat penelitian

Sebagai masukan terhadap pendidikan yang telah diberikan terutama dalam

peran orang tua terhadap kesehatanreproduksi.

e. Bagi remaja

5
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada remaja tentang

peran orang tua terhadap kesehatan reproduksi pada remaja di MTS AL,

Wasliyah, kecamatan pagar merbau, kabupaten deli serdang.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Orang Tua

2.1.1 Pengertian PeranOrang Tua

Menurut livinson dalam soerjono soekarno (2004:213) menyebutkan bahwa

peranan mencakup tiga hal, yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

masyarakat.

2. Peranan adalah sebuah konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu masyarakat sebagai individu.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai

struktur sosial masyarakat.

Menurut Maulani dkk dalam Indah Pratiwi (2010:15) Peran orang tua adalah

seperangkat tingkah laku dua orang ayah, ibu dalam bekerja sama dan bertanggung

jawab berdasarkan keturunannya sebagai tokoh panutan anak semenjak terbentuknya

pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap stimulus tertentu baik berupa bentuk

tubuh maupun sikap moral dan spiritual serta emosional anak yang mandiri.

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau yang

memegang pimpinan terutama dalam terjadinya satu hal adapun peranan berarti bagian

7
yang dimainkan, tugas kewajiban pekerjaan. Selanjutnya bahwa peran berarti bagian

yang harus dilakukan didalam suatu kegiatan.

2.1.2 Peran orang tua sebagai ibu

Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawab sebagai anggota keluarga dapat

diseimpulkan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut :

a. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

b. Pengasuh dan pemeliharaan

c. Tempat mencurahkan isi hati

d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

e. Pembimbing hubungan pribadi

f. Pendidik dalam segi emosional

2.1.3 Peran Orang Tua Sebagai Ayah

Disamping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting anak

memandang ayahnya sebagai orang yang memiliki peranan tinggi didalam keluarga.

Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa peranan ayah

dalam pendidikan anak-anaknya sebagai berikut :

a. Sumber kekuasaan dalam keluarga

b. Penghubung antara keluarga dengan masyarakat atau dunia luar

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan

8
f. Pendidik dalam segi rasional

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Orang Tua

Terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan peranan orang tua yaitu sebagai

berikut :

a. Jenis kelamin

b. Pendidikan

c. Dan Perkejaan

Faktor pendidikan merupakan faktor yang paling dominan yang berpengaruh

terhadap peran orang tua dalam perkembangan rasa tanggung jawab anak.

Menurut Mutis. T (1995:80) keluarga dituntut untuk memenuhi syarat-syarat

antara lain :

1. Orang tua hendaknya mengenal arti dan ciri-ciri tanggung jawab.

2. Orang tua hendaknya mengenal garis besar perkembangan pribadi anak.

3. Orang tua hendaknya menciptakan situasi belajar cara bertanggung jawab

dilingkungan keluarga.

4. Orang tua hendaknya tahu bahwa titik berat pendidikan tata cara bertanggung

jawab dilingkungan adalah penempatan nilai nilai kepribadian.

9
2.2 Orang Tua

2.2.1 Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016), orangtua artinya ayah

ibu kandung, (orangtua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dan sebagainya);

orang-orang yang dihormati dan disegani. Menurut Abdullah (2007), orangtua

merupakan pusat kehidupan yang sikap dan tingkah lakunya dijadikan contoh oleh anak

sehingga memengaruhi setiap reaksi emosi, pemikiran dan tingkah laku anak. Orangtua

adalah ayah dan ibu dari anak yang menjadi pusat kehidupan dan memengaruhi setiap

reaksi emosi, pemikiran dan tingkah.laku anak.

Pengertian Orang Tua Menurut Miami dalam Zaldy Munir (2010:2)

dikemukakan bahwa Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan

dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak

yang dilahirkannya. Sedangkan menurut Widianingsih dalam Indah Pertiwi (2010:15)

menyatakan bahwa orang tua merupakan seorang atau dua orang ayah-ibu yang

bertanggung jawab pada keturunannya semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau

zigot baik berupa tubuh maupun sifatsifat moral dan spiritual.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua merupakan pendidik

utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari orang tua lah anak mendapatkan

pendidikan pertamanya. Dengan demikian bentuk pendidikan yang pertama didapatkan

dalam keluarga. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh

10
karena itu kasih sayang orang tua terhadap anaknya hendaklah berdasarkan kasih

sayang yang sejati pula.

2.3 Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

2.3.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Pengertian Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna

baik secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata - mata terbebas dari penyakit atau

kecacatan tetapi juga dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,

fungsi serta prosesnya (Irianto, 2014).

Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kesehatan secara fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan

fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan

kecacatan. Setiap orang harus mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan

dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa

ada hambatan apapun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan. Setiap orang

berhak dalam mengatur jumlah keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang

lengkap tentang caea-cara kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan

disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya,

seperti pelaynanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak dan kesehatan

remaja juga perlu dijamin. ( Harahap, 2013)

Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan adalah sebagi

berikut (Harahap, 2013) :

11
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

b. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-

HIV/AIDS,

c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi

d. Kesehatan reproduksi remaja

e. Pencegahan dan penanganan infertile

f. Kanker pada lanjut usia

g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi

genital, fistula, dan lain-lain

Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti

puberteit, adolescene dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa

latin adolescere yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud

adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis

(Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).

Remaja adalah masa transisi /antara masa anak dan dewasa, yang telah meliputi

semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Remaja

iala masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi

perubahan biologis, psikologis, dan sosial (Sofia dan Adianti, 2013)

Defenisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut padang, yaitu :

12
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun

sampai 20-21 tahun.

2. Secara fisik, remaja sendiri ditandai oleh ciri-ciri perubahan penampilan fisik

dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, moral, di antara

masa kanank-kanak menuju masa dewasa.

Berdaskan umur kronologis dan berbagai kepentingan terdapat kepentingan

berbagai defenesi remaja, sebagai berikut :

a. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah jika anak berusia

12-24 tahun

b. Menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun (Widyastuti, Rahmawati &

Purnamaningrum, 2011), sedangkan menurut Pieter dan Lumongga (2016)

batasan usia seseorang yang sudah memasuki usia remaja adalah dari usia 16

atau 17 tahun hingga usia 21 tahun.

c. Menurut Depkes RI adalah antara 10 - 19 tahun dan belum kawin.

d. Pada buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila

seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun ( untuk anak perempuan )

dan 12-20 tahun (untuk laki-laki ).

Kesehatan remaja merupakan periode penting untuk kesehatan reproduksi dan

pembentukan awal perilaku hidup dan sehat (Kusumawardani et al., 2015). Kesehatan

13
reproduksi pada remaja perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan pada masa ini

merupakan periode pembentukan perilaku dimana remaja mulai mencoba sesuatu yang

baru ataupun menantang (Kusumawardani et al., 2015).

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, adanya perkembangan

karakteristik remaja berdasarkan umur terbagi atas tiga tahap (Kumalasari dan

Andhyantoro, 2013), yaitu :

a. Masa remaja awal (10 - 12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

b. Tampak dan merasa ingin bebas.

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan

mulai berpikir yang khayal (abstrak).

b. Masa remaja tengah (13 - 15 tahun)

a. Tampak dan ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang.

e. Berkhayal dengan hal - hal yang berkaitan dengan seksual.

c. Masa remaja akhir (16 - 21 tahun)

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

14
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

2.3.2 Masalah Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Remaja akan melalui perkembangan secara fisik, kognitif, psikologis, sosial dan

moral. Selama perkembangan inilah remaja dituntut untuk menentukan pilihan dalam

berperilaku. Apabila remaja tidak mampu menentukan pilihan dengan tepat akan

berdampak pada remaja itu sendiri. Permasalahan perilaku berisiko yang sering ditemui

pada remaja antara lain pada aspek kesehatan, psikologis dan sosial. Remaja perlu

mengetahui informasi mengenai perilaku berisiko, agar upaya dalam menciptakan

generasi penerus dapat terlaksana secara optimal.

Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal

kematangan organ reproduksi pada remaja adalah perilaku seks bebas (free sex) masalah

kehamilan yang terjadi pada remaja usia sekolah diluar pernikahan, da terjangkitnya

penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Remaja melakukan hubungan seksual

dapat disebabkan anatara lain tekanan pasangan, merasa sudah siap melakukan

hubungan seksual, keinginan dicintai, keingintahuan tentang seks, keinginanan menjadi

populer, tidak ingin diijek masi perawan, pengaruh media masa (tayangan tv dan

internet) yang menampakkan bahwa normal bagi remaja untuk melakukan hubungan

seksual. Pergaulan seks bebas beresiko besar mengarah pada terjadinya kehamilan yang

tidak diinginkan (KTD).

Kehamilan tidak diinginkan ( KTD) terjadi karenabeberapa faktor seperti faktor

sosio-demografik (kemiskinan,seksualitas aktif daan kegagalan dalam penggunaan

15
dalam kontrasepsi, media massa), status perkembngan (kurang pemikiran tentang maa

depan, ingin mencoba-coba kebutuhan akan perhatian), penggunaan dan

penyalahgunaan obat-obatan. Selain itu kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar

tentang proses terjadinya kehamilan dan metode pencegahannya, kegagalan alat

kontrasepsi, serta dapat juga terjadi akibat tindak perkosaan. Selain masalah kehamilan

pada remaja terdapat juga masalah kesehatan reproduksi diberbagai kalangan remaja

yaitu banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS. Dilihat dari jumlah pengidap dan

peningkatan jumlahnya dari waktu kewaktu, maka HIV (Human Immunodeficiency

Virus) dan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Sindrome) sudah dapat dianggap

sebagai ancaman hidup bagi masyarakat indonesia.

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja diatas

memerlukan suatru upaya pengembangan program pendidikan kesehatan reproduksi

remaja yang dapat mencakup penyediaan pelayanan klinis, pemberian informasi akurat,

mempertimbagkan kemampuan dan sisi kehidupan remaja, menjamin program yang

cocok atau relevan dengan remaja serta utamanya mendapat dukungan masyarakat.

Pendidikan KRR (Kesehatan reproduksi remaja) berbasis sekolah merupakan salah satu

alternatif strategi yang tepat karena bisa mencakup semua tantangan diatas. Pendidikan

kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang dilakukan oleh sekolah merupakan salah satu

upaya untuk membimbing remaja mengatasi konflik seksualnya. Oleh berbagai pihak,

sekolah dan guru dianggap sebagai pihak yang layak memberikan pedidikan KRR ini

(Depkes RI, 2013).

16
Faktor-faktor penghambat dan pendukung peran orang tua terhadap pendidikan seks

anak. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan seks ternyata semakin hari semakin

penting, dikarenakan banyak kasus-kasus pelecehan seksual atau kekerasan seksual

pada anak. Namun usaha pemerintah sendiri masih belum tercapai dengan baik di

karenakan beberapa factor:

a. (kegiatan ekonomi keluarga) tampaknya biaya pendidikan merupakan salah satu

masalah yang sulit untuk diatasi sebab memegang kita harus mengakui

pendidikan sejalan dengan biaya.

b. (cara mendidik anak yang salah) hambatan ini disebabkan kurang tepatnya peran

orang tua dalam membimbing, memperhatikan pendidikan seks anaknya. Orang

tua yang kurang perhatian pendidikan kepada anak, misalnya: mereka acuh ta

acuh terhadap pendidikan yang berkaitan dengan seks, tidak memperhatikan

keinginan anaknya maupun lingkungan sekitar.

c. (mental sebagian masyarakat) dalam hal ini sebagian masyarakat memandang

bahkan menganggap pendidikan seks akan merugikan anak mereka, dikarenakan

anak sulit untuk memahami pendidikan seks sebenarnya. (Alya Andhika, 2014)

Adapun faktor-faktor pendukung peran orang tua terhadap pendidikan seks anak.

Yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar pendidikan seks yang di berikan orang tua

kepada anak-anak dapat berhasil dengan baik, faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Lingkungan keluarga, pendidikan seks dapat berkembang dengan baik dalam

lingkungan keluarga yang sehat dan wajar, yaitu masingmasing anggota

17
keluarga hidup selaras satu sama lain, hubungan yang hangat dan terbuka antara

orang tua dan anak-anak akan memudahkan komunikasi antara kedua belah

pihak,

b. Teladan, anak-anak secara tidak sadar cenderung mencontoh sikap dan

perbuatan orang tuanya. Para orang tua seringkali tidak sadar bahwa anak-

anaknya menyerap dan meniru perasaan-perasaan dan sifat-sifat orang tuanya,

c. Perasaan malu, perasaan malu yang diperlihatkan secara kentara oleh para orang

tua di hadapan anak-anak ketika anak-anak itu bertanya mengenai seks, biasanya

diartikan anak-anak sebagai petunjuk semacam itu, karena itu mereka mungkin

tidak mau lagi bertanya kepada orang tuanya. (Maria Tretakis 2013).

2.3.3 Sikap dan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi

Beberapa faktor yang mendasari Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) menjadi

isu penting adalah sebagai berikut (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013):

a. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Hanya

17,1% wanita dan laki - laki yang mengetahui secara benar tentang masa subur

dan risiko kehamilan; remaja wanita dan laki - laki usia 15 - 24 tahun yang

mengetahui kemungkinan hamil dengan hanya sekali berhubungan seks.

b. Akses pada informasi yang tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas, baik

dari orang tua, sekolah maupun media massa. Budaya “tabu” dalam pembahasan

seksualitas menjadi suatu kendala kuat dalam hal ini. Masih belum memadainya

jumlah PIK - KRR dan minat remaja mengetahui KRR secara benar

menyebaban aksen informasi in rendah.

18
c. Informasi menyesatkan yang memicu kehidupan seksualitas remaja semakin

meningkat dari berbagai media. Apabila tidak dibarengi oleh tingginya

pengetahuan yang tepat dapat memicu perilaku seksual bebas yang tidak

bertanggung jawab.

d. Kesehatan reproduksi berdampak panjang. Keputusan - keputusan yang

berkaitan dengan kesehatan reproduksi mempunyai konsekuensi atau akibat

jangka panjang dalam perkembangan dan kehidupan sosial remaja. Kehamilan

tidak diinginkan (KTD) berdampak pada kesinambungan pendidikan, khususnya

remaja putri.

e. Status KRR yang rendah akan merusak masa depan remaja seperti, pernikahan,

kehamilan serta seksual aktif sebelum menikah juga terinfeksi HIV dan

penyalahgunaan narkoba.

2.3.4 Pencegahan/Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Pendidikan kesehatan reproduksi remaja (KRR) untuk memberikan bekal

pengetahuan kepada remaja mengenai anatomi dan fisiologi reproduksi, pproses

perkembangan janin, dan berbagai permasalahan reproduksi seperti kehamilan, PMS,

HIV/AIDS, KTD dan dampaknya, serta pengembangan perilaku reproduksi sehat untuk

meyiapkan diri melaksanakan fungsi reproduksi yang sehat (fisik, mental, bimbingan

dan konseling, pencegahan, penanganan masalah yang berkaitan dengan KRR termasuk

upaya mencegah masalah perinatal yang dapat dialami oleh ibu dan anak yang dapat

berdampak pada anggota keluarga lainnya (Depkes RI, 2010)

19
Sasaran
a. Sasaran utama : kelompok remaja berusia 10-19 tahun disekolah maupun

diluar sekolah.

b. Sasaran sekunder : orang tua, keluarga yang mempunyai anak remaja, guru,

organisasi pemuda, pemimpin agama.

c. Sasaran tersier : petugas kesehatan, petugas lintas sektoral, LSM, organisasi

masyarakat.

Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai

kesehatan reproduksi yang baik antara lain (Depkes RI, 2010) :

a. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (Aspek

tumbuh kembang remaja).

b. Alasan remaja perlu mendewasakan usia perkawinan serta cara merencanakan

kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya.

c. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi

kesehatan reproduksi.

d. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi.

e. Pengaruh sosial dan media terhdap perilaku seksual.

f. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya.

g. Mengembangkan kemampuan berkounikasi termasuk memperkuat

kepercayaan diri agar mampu manangkal hal-hal yang bersifat negatif.

h. Hak-hak reproduksi.

20
2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah arahan asumsi atau gambaran mengenai variabel-variabel

yang akan diteliti atau memiliki arti hasil sebuah sintesis dari proses berfikir kemudian

dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Hidayat,2017).

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi peran Peran sebagai ibu
orang tua :
Peran orang tua
1. Lingkungan
2. Status sosial
3. Ekonomi Peran sebagai
ayah

Ruang lingkup pada


kespro remaja : Kespro remaja
Kesehatan menurut WHO
reproduksi pada jika anak berusia
1. Kesehatan ibu
remaja 12-24 tahun
dan bayi baru lahir
2. Kesehatan pada
lanjut usia 1. Masalah
3. Pencegahan dan 2. Sikap/
penanganan pengetahuan
infertil remaja
3. Pencegahan

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Mempengaruhi yang diteliti

21
2.5 Kerangka konsep

Penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep

yag lain dari masalah yang ingin diteliti.

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi susuatu

pengertian. Konsep dijabarkan ke dalam variabel – variabel yang dapat diamati dan

diukur. Berdasarkan tinjauan dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Peran orang tua Kesehatan reproduksi pada remaja

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi / perkiraan / dugaan sementara mengenai suatu hal atau

permasalahan yang harus dibuktikan dengan kebenaran data / fakta dengan rumusan

masalah penelitian yang di buat dalam bentuk pertanyaan (Sugiono, 2016). Hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubunganperan orang tua dengan kesehatan reproduksi

22
pada remaja di MTS AL-Wasliyah, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang

tahun 2022.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

2.7 Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan penelitian adalah desain yang digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dan untuk menguji hipotesis. Rancangan penelitian ini menggunakan desain

penelitian kuantitatif cross-sectional. Pendekatan dengan cross sectional adalah jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017). Penelitian ini

menganalisis peran orang tua terhadap kesehatan reproduksi pada remaja awal di SMP.

Peneliti menilai setiap peran dengan perilaku seksual yang dialami oleh remaja awal,

mengarah ke yang beresiko atau tidak yang dinilai dengan menggunakan instrumen

kuesioner.

2.8 Lokasi dan waktu penelitian


2.8.1 Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di MTS AL.Wasliyah

kecamatan pagar merbau kabupaten deli serdang. Sekolah ini dipilih karena belum

pernah dijadikan sebagai lokasi penelitian terkait judul penulis dan lokasinya lebih

mudah dijangkau oleh penulis.

2.8.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Februari sampai Mei tahun

2022.

24
Bulan
No JADWAL Januari Februari Maret April Mei
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Bimbingan
proposal
(BAB1,2,3)
3 Persentase dan
seminar proposal
4 Perbaikan proposal
5 Pengumpulan data
6 Analisa data

7 Penulisan laporan
8 Sidang skripsi
9 Pengumpulan Z
Tabel 1.18.2 Rencana waktu kegiatan penelitian

2.9 Populasi Dan Sampel Penelitian


2.9.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di MTS AL.Wasliyah

pagar merbau berjumlah 39 orang.

2.9.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja awal di MTS AL. Wasliyah

kecamatan pagar merbau, kabupaten deli serdang.

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai brikut

(Nursalam,2017) :

26
n =

= 35,489

= 35 responden (dibulatkan)

Keterarangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

Z = nilai standar normal a = 0,05 (1,96)

p = perkiraan promosi jika tidak diketahui dianggap 50 %

d = tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,5)

27
2.9.3 Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas yang

paling sederhana degan menyeleksi secara acak setiap elemen (Nursalamm, 2017)

2.9.4 Variabel Penelitian Dan Defenisi Oprasional Variabel

Defenisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan atau memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Notoatmojo,2012 dalam

Melisa ,2018).

Berdasarkan hubugan antar variabel satu dengan yang lain, variabel dibedakan

menjadi:

2.9.5 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain

(Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini meliputi :

1. Peran Orang Tua (XI)

2.9.6 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dan variabel bebas (Nursalam,2013).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesehatan reproduksi pada remaja (Y).

28
2.9.7 Definisi Oprasional

Defenisi oprasional adalah variabel penelitian yang dimaksud untuk memahami arti

setiap varieabelpenelitian sebelum dilakukan. (V WiratnaSejarweni,2018)

Tabel 1.19.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor


Operasional ukur
1. Independen Besarnyaperha 1. Kepedulian Kuesione Ordin Peran
Peran orang tian orang tua orang tua orang
tua terhadap terhadap r al tua baik
perilaku anak nilai ujian. = 6-10
yang 2. Kepedulian
cenderung orang tua Peran
berisiko. terhadap orang
(sharma, meera jam malam tua
and mufune, anak. tidak
2011) 3. Sikap baik=
orang tua 1-5
kepada
anak yang
keluar
malam
tanpa izin.
4. Sikap
kejujuran
anak
kepada
orang tua
tentang
seksual.
5. Orang tua
sebagai
role model
4. Dependen Pemahaman 1. Definisi Kuesione Ordin Kesehat
Kesehatan responden kesehatan an
reproduksi terhadap hal reproduksi reprodu

29
pada remaja yang berkaitan 2. Fungsi r al ksi baik
dengan organ 6-10
kesehatan reproduksi
reproduksi, 3. Tanda Kesehat
IMS, dan pubertas an
HIV/AIDS 4. Kehamilan reprodu
(tingkat 5. Penyakit ksi
pengetahuan menular Tidak
seseorang seksual baik
dianjurkan 6. Pendidikan = 1-5
oleh skor yang kesehatan
diperoleh dari reproduksi
tes 7. Cara
pengetahuan. menjaga
kesehatan
Suatu kondisi organ
sehat yang reproduksi
meyangkut 8. Seks
sistem pranika
reproduksi 9. Bahaya
yang pergaulan
menyangkut bebas,
fungsi, HIV/AIDS
komponen dan
proses baik
secara fisik,
mental dan
sosial pada
remaja.
(BKKBN,
2008).

Remaja adalah
individu yang
berada pada
batasan usia 10
sampai dengan
19 tahun.
(WHO, 2005)

30
2.9.8 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data

1. Peneliti memperoleh surat izin pengambilan data penelitian dari Fakultas

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

2. Peneliti memberikan surat izin kepada sekolah yang dituju (MTS AL.

Wasliya) melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas. Selanjutnya peneliti

diarahkan kepada guru BK (Bimbingan Konseling).

3. Guru BK memberikan izin dan men ukan waktu penelitian.

4. Peneliti mencari responden dengan ditemani oleh guru BK

5. Guru BK menunjuk ruang kelas secara acak sebanyak 8 kelas, 4 kelas di tiap

jenjang.

6. Peneliti memasuki ruang kelas yang ditunjuk oleh guru BK dan membagikan

kuesioner. Sebelum mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan tujuan dan isi

penelitian, serta kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti.

7. Saat responden mengisi kuesioner, peneliti berkeliling dan mengawasi

responden yang kurang kondusif.

8. Setelah selesai mengisi kuesioner responden mendapatkan souvenir berupa

nootbook dan alat tulis dari peneliti sebagai ucapan terimakasih.

9. Peneliti mulai memasukkan data ke dalam komputer peneliti dan mulai

menganalisis data.

31
2.9.9 Cara Analisi Data

Setelah semua data terkumpul, dianalisa secara sistematik dan disajikan dalam

tabulasi silang antara variable independent dan variable dependent langkah selanjutnya

menggunakan Teknik sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dimaksudkan untuk melihat gambaran atau frekuensi

karakteristik sampel dari tiap tiap variable

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variable yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo 2010). Analisis Bivariat

dilakukan terhadap dua variable untuk mengetahui kemaknaan hubungan (p)

menggunakan analisis Chi square atau alternatifnyan fisher exact dan besarnya

Resiko mengginakan ratio prevalensi (RP) yang dianalisis dengan uji statistic

Chi-Square dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0.05.

Tahapan analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis melalui proses pengolahan data

yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

32
1. Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian pada kuesioner

untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang

belum terisi serta relevansi jawaban dan keseragamansatuan data.

2. Coding

Memberikan kode atau scoring pada setiap jawaban yang sudah terkumpul

untuk memudahkan dalam pengolahan data.

3. Entry Data

Memasukkan data-data yang terkumpul kedalam program

yaitukomputerisasi.

4. Cleaning

Pengecekan Kembali data yang telah dimasukkan ke dalam program

computer untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah sehingga data

sudah siap untuk dianalisa.

33
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTS AL Wasliyah Kecamatan Pagara Merbau

Kabupaten Deli Serdang. Demi menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MTS

AL Wasliyah memiliki beberapa fasilitas diantaranya Ruang kelas berjumlah 8,

Laboratorium Komputer dengan akses internet, ruang kepala sekolah, ruang bimbingan

konseling, lapangan, aula, mushollah, kantin, parkir siswa dan guru, area hotspot.

Kegiatan yang sudah dilakukan guru dengan orang tua di sekolah yaitu melakukan

pertemuan saat penerimaan siswa baru dan pengambilan rapor.

Visi dari MTS AL Wasliyah kecamatan pagar merbau kabupaten deli serdang

adalah “Bertaqwa, Cerdas, Terampil, Berbudaya, Berwawasan lingkungan dan

Berwawasan global”, sedangkan misi MTS AL Wasliyah kecamatan pagar merbau

kabupaten deli serdang adalah :

a. Mewujudkan warga sekolah yang taat dan tertib dalam beribadah.

b. Mendidik peserta didik menjadi manusia yang cerdas dan berbudaya

melaluiproses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Menggali dan mengembangkan potensi non akademik setiap peserta didik.

d. Mewujudkan pribadi-pribadi warga sekolah seta lulusan yang berkarakter

dan berbudaya yang berwawasan global.

42
e. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan berwawasan

lingkungan.

4.2 Analisis univariat

Analisis Univariat dimaksudkan untuk melihat gambaran atau frekuensi karakteristik

sampel dari tiap tiap variable

Tabel 4.1: Karakteristik Responden Pada Remaja Di Mts Al Wasliyah Kecamatan


Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang

Usia f %
13 tahun 12 34,3
14 tahun 17 48,6
15 tahun 6 17,1
Total 35 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 16 45,7
Perempuan 19 54,3
Total 35 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 35 responden. Responden remaja

dengan kategori usia mayoritas usia 14 tahun sebanyak 17 orang dengan presentase

(48,6), usia 13 tahun sebanyak 12 orang dengan presentase (34,3), dan pada usia 15

tahun sebanyak 6 orang dengan presentase (17,1). Pada kategori jenis kelamin memiliki

jenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang dengan presentase (54,3), dan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 16 orang dengan presentase (45,7).

43
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Peran orang tua

Peran Orang Tua f %


Peran Orang Tua Tidak 3 8,6
baik
Peran Orang Tua Baik 32 91,4
Total 35 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa peran orang tua, dari 35 responden

terdapat 32 responden yang memiliki peran orang tua baik dengan presentase (91,4) dan

responden yang memiliki peran orang tua tidak baik 3 orang dengan presentase (8,6).

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Di Mts Al


Wasliyah Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang

Kesehatan Reproduksi f %
Kesehatan Reproduksi 2 5,7
Tidak baik
Kesehatan Reproduksi 33 94,3
Baik
Total 35 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kesehatan reproduksi pada remaja yaitu,

dari 35 responden terdapat 33 responden yang memiliki kesehatan reproduksi baik

sebanyak 33 oranng dengan presentase (94,3) dan responden yang memiliki kesehatan

reproduksi tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase (5,7).

44
4.3 Hasil Bivariat

Tabel 4.4. Tabulasi Silang Hubungan Peran orang tua dengan Kesehatan
Reproduksi Remaja Di Mts Al Wasliyah

Peran Kesehatan Reproduksi


Total
TidakBaik Baik
orangtua p- Value
f % f % f %

Tidak

Baik 2 100.0% 0 0,0 % 2 100.0%


0,001
Baik
1 3.0% 32 97,0 % 33 100.0%

Total
3 8,6% 32 93,4% 35 100%

Dari tabel diatas dilihat bahwa dari 35 orang responden yang memiliki peran

orang tua tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase ( 100,0 ) memiliki kesehatan

reproduksi tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase (100,0) , dan 33 orang yang

memiliki peran orang tua baik dengan presentase (100,0) memiliki kesehatan reproduksi

baik sebanyak 32 orang dengan presentase(97,0), dan yang memiliki kesehatan

reproduksi tidak baik sebanyak 1 orang dengan presentase(3,0)

Berdasarkan uji statistik dengan uji chi square didapatkan bahwa nilai p value

0,001. Berarti p value < 0,05, maka ada Hubungan peran orang tua dengan kesehatan

reproduksi remaja Di Mts Al Wasliyah.

45
BAB V

HASIL PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Frekuensi Peran orangtua

Dari hasil penelitian yang didapat dapat diketahui bahwa peran orang tua, dari 35

responden terdapat 32 responden yang memiliki peran orang tua baik dengan presentase

(91,4) dan responden yang memiliki peran orang tua tidak baik 3 orang dengan

presentase (8,6).

Orang tua memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk sikap anak

remaja. Peran mereka adalah salah satunya sebagai pemimpin dan motivasi bagi anak-

anaknya. Salah satu aspek penting peran orang tua sebagai contoh kepada anak-anaknya

adalah dalam hal mengawasi remaja yang tercermin alam gaya pengasuhan yang

diterapkan mereka. Orang tua berperan dalam mengarahkan perilaku yang baik pada

anak remaja melalui sikap anak remaja. pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan orang

tua dipercaya memiliki kontribusi terhadap sikap anak remaja. Menurut (santrock, 2014)

Menurut Maulani dkk dalam Indah Pratiwi (2010:15) Peran orang tua adalah

seperangkat tingkah laku dua orang ayah- ibu dalam bekerja sama dan bertanggung

jawab berdasarkan keturunannya sebagai tokoh panutan anak semenjak terbentuknya

pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap stimulus tertentu baik berupa bentuk

tubuh maupun sikap moral dan spiritual serta emosional anak yang mandiri.

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau yang

memegang pimpinan terutama dalam terjadinya satu hal adapun peranan berarti bagian

46
yang dimainkan, tugas kewajiban pekerjaan. Selanjutnya bahwa peran berarti bagian

yang harus dilakukan didalam suatu kegiatan.

5.2 Distribusi Frekuensi Kesehatan Reproduksi

Dari hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa kesehatan reproduksi pada

remaja yaitu, dari 35 responden terdapat 33 responden yang memiliki kesehatan

reproduksi baik sebanyak 33 oranng dengan presentse (94,3) dan responden yang

memiliki kesehatan reproduksi tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase (5,7).

Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kesehatan secara fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan

fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan

kecacatan. Setiap orang harus mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan

dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa

ada hambatan apapun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan. Setiap orang

berhak dalam mengatur jumlah keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang

lengkap tentang caea-cara kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan

disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya,

seperti pelaynanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak dan kesehatan

remaja juga perlu dijamin. ( Harahap, 2013).

Kesehatan remaja merupakan periode penting untuk kesehatan reproduksi dan

pembentukan awal perilaku hidup dan sehat (Kusumawardani et al., 2015). Kesehatan

reproduksi pada remaja perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan pada masa ini

47
merupakan periode pembentukan perilaku dimana remaja mulai mencoba sesuatu yang

baru ataupun menantang (Kusumawardani et al., 2015).

5.3 Hubungan Peran orangtua Terhadap kesehatan reproduksi remaja Di Mts Al

Wasliyah Tahun 2022

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden yang memiliki

peran orang tua tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase ( 100,0 ) memiliki

kesehatan reproduksi tidak baik sebanyak 2 orang dengan presentase (100,0) , dan 33

orang yang memiliki peran orang tua baik dengn presentase (100,0) memiliki kesehatan

reproduksi baik sebanyak 32 orang dengan presentase (97,0), dan yang memiliki

kesehatan reproduksi tidak baik sebanyak 1 orang dengan presentase (3,0)

Berdasarkan uji statistik dengan uji chi square didapatkan bahwa nilai p value

0,001. Berarti p value < 0,05, maka ada Hubungan peran orang tua dengan kesehatan

reproduksi remajaDi Mts Al Wasliyah

Masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena

umur relatif muda, masi dalam status pendidikan dan seolah-olah remaja bebas dari

kemungkinanmenghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat

reproduksinya. Tindakan menyimpang yang mengkhwatirkan adalah masalah yang

berkaitan dengan seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah,

atau kehamilan yang tidak dikehendaki. Remaja yang mencari identitas diri akan sangat

mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah fungsi alat reproduksinya yang

cenderung menjurus kearah pelaksanaan hubungan seks. Hal ini dikarenakan kurangnya

48
peran serta orangtua, karena kesibukan mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan

anaknya, serta kurangnya pengetahuan orangtua yang berhubungan dengan pendidikan

mereka (Marmi,2013)

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja diatas

memerlukan suatru upaya pengembangan program pendidikan kesehatan reproduksi

remaja yang dapat mencakup penyediaan pelayanan klinis, pemberian informasi akurat,

mempertimbagkan kemampuan dan sisi kehidupan remaja, menjamin program yang

cocok atau relevan dengan remaja serta utamanya mendapat dukungan masyarakat.

Pendidikan KRR (Kesehatan reproduksi remaja) berbasis sekolah merupakan salah satu

alternatif strategi yang tepat karena bisa mencakup semua tantangan diatas. Pendidikan

kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang dilakukan oleh sekolah merupakan salah satu

upaya untuk membimbing remaja mengatasi konflik seksualnya. Oleh berbagai pihak,

sekolah dan guru dianggap sebagai pihak yang layak memberikan pedidikan KRR ini

(Depkes RI, 2013).

49
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 35 orang responden yang memiliki

peran orang tua tidak baik sebanyak 2 orang ( 100,0% ) memiliki kesehatan reproduksi

tidak baik sebanyak 2 orang (100,0%) , dan 33 orang yang memiliki peran orang tua

baik (100,0%) memiliki kesehatan reproduksi baik sebanyak 32 orang (97,0%), dan

yang memiliki kesehatan reproduksi tidak baik sebanyak 1 orang (3,0%)

Berdasarkan uji statistik dengan uji chi square didapatkan bahwa nilai p value

0,001. Berarti p value < 0,05, maka ada Hubungan peran orang tua dengan kesehatan

reproduksi remaja Di Mts Al Wasliyah

6.2 Saran

1. Bagi remaja

Bagi remaja putra dan putri yang masih kurang dalam mengetahui tentang

kesehatan reproduksi diharapkan lebih dekat dengan keluarga dan lebih rajin

dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja.

2. Bagi orang tua

50
Bagi orang tua yang masih kurang berperan dalam memberikan pendidikan

tentang kesehatan reproduksi pada remaja putra dan putrinya diharapkan

lebih aktif dalam memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan

51
mampu memahami manfaat dan tujuan dari pentingnya peran orang tua

dengan kesehatan pada remaja.

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat mengoptimalkan kegiatan yang berhubungan dengan

kesehatan reproduksi pada remaja, sehingga remaja dapat memperoleh dan

mendapat dukungan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja dari

sumber informasi yang dapat dipercaya.

4. Bagi peneliti lain

Peneliti berharap penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembang

ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian lebih mendalam, serta dapat

memberikan informasi untuk pengembangan peneliti lebih lanjut dan

dikembangkan menggunakan metode yang berbeda seperti melalui

wawancara dan observasi secara langsung.

51
DAFTAR PUSTAKA

Andhyantoro, K. d. (2009). Kesehatan Reproduksi . Jakarta : Salemba Cipta .

Arikunto, Suharsimi. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. JAKARTA: RINEKA


CIPTA.
ARINI. (2008). Metode Penelitiaan Kesehatan . yogyakarta: gramedia.
Aryani, T. d. (2010). Kesahatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakatra: Salemba
Medika.
Belian. (2012). Hubungan Peran Orangtua dalam Pendidikan Menstruasi dengan
Perilaku saat Menstruasi Pada Remaja . Yogyakarta : Stikes Aisyiyah .
Damanik. (2006). Menguak Makna Keperawatan Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA). Jurnal Harmoni Sesuai, Vol. 1 : 1.
Erna Mesra, F. (2015). Peran Orangtua merupakan faktor dominan terhadap Perilaku
seksual remaja . Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan , Vol. 2.
Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Ihsan, F. (2010). Dasar-dasar Kependidikan Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta .
Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita . Jakarta: Salemba
Medika .
Lestari, U. d. (2011). Kesehatan Reproduksi . Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Noor. (2010). Metodologi . Jakarta: Kencana .
Pinem. (2009). Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi . Jakarta: Trans Info Media.
Rahardjo, M. d. (2013). Kesehatan Reproduksi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar .
Riyanto, B. d. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan . Jakarta: Salemba Medika.
Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Kencana .
Vindari, R. d. (2009). Kesehatan Reproduksi . Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyastuti, R. d. (2009). Kespro. Yogyakarta: Fitramaya.

534
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang terhormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Muslimah kurnia wati

Nim : 1891055

Program studi : Sarjana Kebidanan Reguler

Alamat : Simangambat

Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui ‘’

Hubungan peran orang tua dengan kesehatan reproduksi pada remaja di Mts Al

Wasliyah kecamatan pagar merbau kabupaten deli serdang tahun 2022 ’’. penelitian ini

diajukan untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam.

Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu /Saudara/i berpartisipasi dalam penelitian ini


dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner yang sesuai dengan
pendapat sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Hasil jawaban akan saya jaga
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk laporan penelitian atas perhatian dan
kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Simangambat, 2022

( Muslimah kurniawati)

534
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan ini menandatangai persetujuan ini

No. Responden/Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Memberikan Persetujuan untuk melakukan penelitian tentang peran orang tua

dengan kesehatan reproduksi pada remaja, dan saya bersedia untuk didatangai di rumah

saya Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui “ Hubungan peran orang tua dengan

kesehatan reproduksi pada remaja di Mts Al Wasliyah kecamatan pagar merbau

kabupaten deli serdang tahun 2022 ’’. .

Saya beritahukan bahwa secara sukarela ikut dalam penelitian ini tanpa adanya

paksaan.

Simangambat, 2022
Responden

( )

534
Lampiran 3
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/i Program Studi Sarjana

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun 2022 yang bernama

Muslimah kurniawati dengan judul ‘’ Hubungan peran orang tua dengan kesehatan

reproduksi pada remaja di Mts Al Wasliyah kecamatan pagar merbau kabupaten deli

serdang tahun 2022 ’’.

Nama :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui ‘’ Hubungan peran orang

tua dengan kesehatan reproduksi pada remaja di Mts Al Wasliyah kecamatan pagar

merbau kabupaten deli serdang tahun 2022 ’’.

Responden peneliti

( ) ( )

534
Lampiran 4

KUESIONER
PERAN ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA DI MTS AL-WASLIYAHKECAMATAN PAGAR
MERBAUKABUPATEN DELI SERDANG

Pentunjuk Pengisian

1. Istilah identitas anda secara lengkap dan benar

2. Bacalah dengan teliti pertanyaan sebelum anda menjawab

3. Berilah jawaban yang benar dan sejujurnya menurut pendapat anda agar

diperoleh data yang benar, akurat, dan obyektif.

4. Berilah tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan jawaban yang anda

pilih.

5. Keterangan jawaban

a. Peran orang tua baik 6 – 10

b. Peran orang tua tidak baik 1 - 5

A. Karakteristik Responden

1. Nama (inisial) :

2. Umur :

B. Kuesioner Peran Orang Tua

534
No Pernyataan Baik Tidak baik

1. Orang tua mengajarkan saya bertanggung


jawab terhadap tugas yang diberikan di
sekolah maupun dirumah
2. Orang tua mengajarkan saya untuk
mandiri dalam mengambil keputusan yang
baik untuk diri sendiri
3. Orang tua saya meluangkan waktu untuk
berkumpul bersama mendengarkan dan
memberi nasehat saat saya memiliki
masalah
4. orang tua saya memberikan nasehat secara
langsung dan terbuka bagaimana cara
memilih teman yang baik
5. Orang tua saya mendengarkan curhatan
saya tentang perubahan yang terjadi pada
masa pubertas
6. Orang tua mengingatkan agar lebih rajin
dalam belajar
7. Orang tua memberitahu tentang bahaya
pergaulan bebas contoh : seks bebas,
narkoba dan minum-minuman keras
8. Orang tua mengingatkan agar tidak
berperilaku menyimpang, seperti :
tawuran, mencuri, berkata kotor, dan
bolos.
9. Orang tua memberi pemahaman masalah
menstruasi dan mimpi basah
10. Orang tua memberikan pengertian
terhadap perubahan fisik yang saya alami

534
Lampiran 4
Kuesioner Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

No Pertanyaan Baik Tidak baik


1. Apa teman-teman mengetahui ciri-ciri
perubahan fisik pada masa akil balig
2. payudara membesar pinggul melebar dan
datangnya haid adalah ciri perubahan fisik
pada perempuan
3. Membesarnya jakun, dada melebar dan
mengalami mimpi basah adalah ciri masa
akil balig pada laki-laki
4. Tumbuhnya bulu pada kelamin dan ketiak
adalah ciri perubahan fisik pada remaja
laki-laki dan perempuan
5. Pinggul melebar, haid, suara membesar
dan tumbuhnya jakun adalah ciri masa
akil balig pada laki-laki dan perempuan
6. Apakah teman-teman pernah merokok
7. Apakah teman-teman seorang perokok
8. Perokok aktif adalah orang yang
menghisap rokok secara langsung
9. Orang yang berada disekitar perokok dan
menghisap sisa asap rokok dari seorang
perokok aktif adalah perokok pasif
10. Batuk dan sesak nafas adalah salah satu
dampak dari merokok

534
Lampiran 5
MASTER DATA PENELITIAN

JENIS SKOR PERAN SKOR KESEHATAN


UMUR
KELAMIN ORANGTUA REPRODUKSI
LAKI-LAKI 13 TAHUN 4 3
PEREMPUA
N 13 TAHUN 5 4
PEREMPUA
N 14 TAHUN 5 5
PEREMPUA
N 14 TAHUN 6 8
LAKI-LAKI 15 TAHUN 7 8
PEREMPUA
N 14 TAHUN 9 8
LAKI-LAKI 13 TAHUN 9 8
LAKI-LAKI 13 TAHUN 8 9
LAKI-LAKI 14 TAHUN 10 9
LAKI-LAKI 14 TAHUN 9 9
PEREMPUA
N 15 TAHUN 9 9
PEREMPUA
N 14 TAHUN 9 7
LAKI-LAKI 13 TAHUN 7 7
LAKI-LAKI 13 TAHUN 7 7
LAKI-LAKI 14 TAHUN 6 10
PEREMPUA
N 14 TAHUN 8 10
PEREMPUA
N 15 TAHUN 7 9
PEREMPUA
N 14 TAHUN 9 9
PEREMPUA
N 13 TAHUN 8 9

534
PEREMPUA
N 13 TAHUN 7 9
PEREMPUA
N 14 TAHUN 8 7
LAKI-LAKI 14 TAHUN 9 6
LAKI-LAKI 15 TAHUN 7 6
PEREMPUA
N 14 TAHUN 8 7
PEREMPUA
N 13 TAHUN 8 9
LAKI-LAKI 13 TAHUN 8 9
LAKI-LAKI 14 TAHUN 7 9
PEREMPUA
N 14 TAHUN 9 9
PEREMPUA
N 15 TAHUN 10 8
LAKI-LAKI 14 TAHUN 9 8
LAKI-LAKI 13 TAHUN 9 9
PEREMPUA
N 13 TAHUN 9 7
PEREMPUA
N 14 TAHUN 8 9
PEREMPUA
N 14 TAHUN 8 9
LAKI-LAKI 15 TAHUN 9 8

Lampiran 6
OUTPUT DATA SPSS

Statistics

Jenis Kelamin USIA Peran Orangtua Kesehatan Reproduksi

N Valid 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin

534
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 16 45.7 45.7 45.7

PEREMPUAN 19 54.3 54.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 13 Tahun 12 34.3 34.3 34.3

14 Tahun 17 48.6 48.6 82.9

15 Tahun 6 17.1 17.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Peran Orangtua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Peran Orang tua Buruk 3 8.6 8.6 8.6

Peran orang tua baik 32 91.4 91.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kesehatan Reproduksi

534
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kesehatan Reproduksi Tidak


2 5.7 5.7 5.7
baik

Kesehatan Reproduksi Baik 33 94.3 94.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesehatan Reproduksi *
35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Peran Orangtua

Kesehatan Reproduksi * Peran Orangtua Crosstabulation

Peran
Orangtua

Peran
Orangtua
Buruk

Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi Tidak Count 2


baik
% within Kesehatan 100.0%
Reproduksi

534
Kesehatan Reproduksi Baik Count 1

% within Kesehatan
3.0%
Reproduksi

Total Count 3

% within Kesehatan
8.6%
Reproduksi

Kesehatan Reproduksi * Peran Orangtua Crosstabulation

Peran
Orang
tua

Peran
orang
tua
baik

Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi Tidak Count 0


baik
% within Kesehatan Reproduksi 0.0%

Kesehatan Reproduksi Baik Count 32

% within Kesehatan Reproduksi 97.0%

Total Count 32

% within Kesehatan Reproduksi 91.4%

Kesehatan Reproduksi * Peran Orangtua Crosstabulation

T
ot
al

534
Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi Tidak Count 2
baik
% within Kesehatan Reproduksi 1
0
0.
0
%

Kesehatan Reproduksi Baik Count 3


3

% within Kesehatan Reproduksi 1


0
0.
0
%

Total Count 3
5

% within Kesehatan Reproduksi 1


0
0.
0
%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value Df sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 22.626a 1 .000

Continuity Correctionb 11.944 1 .001

Likelihood Ratio 11.513 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

534
Linear-by-Linear Association 21.980 1 .000

N of Valid Cases 35

Symmetric Measures

Asymp. Std. Approx.


Value Error a
Approx. T b
Sig.

Interval by Interval Pearson's R .804 .174 7.768 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .804 .174 7.768 .000c

N of Valid Cases 35

534
534

Anda mungkin juga menyukai