Anda di halaman 1dari 60

HUBUNGAN KEBIASAAN JAJAN DAN KECUKUPAN ENERGI DENGAN

STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 9-12 TAHUN DI DESA
ABASON KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

HASIL

DI SUSUN OLEH:

NURUL HIDAYANTI
P211 18 057

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
HUBUNGAN KEBIASAAN JAJAN DAN KECUKUPAN ENERGI DENGAN
STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 9-12 TAHUN DI DESA
ABASON KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi (S. Gz)

DI SUSUN OLEH:

NURUL HIDAYANTI
P211 18 057

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
HALAMAN PERNYATAAN
Skripsi yang berujudul :
“Hubungan Kebiasaan Jajan dan Kecukupan Energi dengan Status Gizi Pada
Anak Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun di Desa Abason Kabupaten
Banggai Kepulauan”
Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk oleh saya nayatakan dengan benar.

Palu , Maret 2022

Nama : Nurul Hidayanti


Nim : P 211 18 057
Tanda Tangan :

i
ABSTRAK
NURUL HIDAYANTI. Hubungan Kebiasaan Jajan Dan Kecukupan Energi
dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun di Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan.
(Dibimbing oleh Dr. Drs. I Made Tangkas M. Kes)

Menurut Food And Agriculture Organization (FAO) jajanan atau dikenal


dengan street food didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang
dipersiapkan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan ditempat-tempat
keramaian dan dapat langsung dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui hubungan kebiasaan jajanan dengan kecukupan energi dan status
gizi pada anak Sekolah Dasar. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar usia 9-
12 yang ada di Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan, pengumpulan
data menggunakan kuesioner, wawancara secara lansung, mengukur tinggi
badan dan berat badan. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariate dan
bivariate pada derajat kepercayaan (95%) (p=0,05). Hasil uji Chi-Square
menunjukkan bahwa pola konsumsi kebiasaan jajan (p=0.652), Kecukupan
energi (p=0.464) tidak berhubungan dengan Status gizi. Diharapkan dapat
melakukan pemilihan makanan jajanan yang baik. Diharapkan bagi peneliti
selanjutnya untuk meneliti dampak kontaminasi terhadap berbagai makanan
jajanan, dan pengaruhnya bagi kesehatan dan status gizi anak.

Kata kunci : Status Gizi, Makanan Jajan, Kecukupan Energi.

ii
ABSTRACT
NURUL HIDAYANTI. The Relationship between Snacking Habits and Energy
Adequacy with Nutritional Status in Elementary School Children Age 9-12 Years
in Abason Village, Banggai Islands Regency.
(Supervised by Dr. Drs. I Made Tangkas M. Kes)

According to the Food and Agriculture Organization (FAO), street food is


defined as food and beverages prepared or sold by street vendors on the streets
and in crowded places and can be consumed directly. This study aims to
determine the relationship between snack habits with energy adequacy and
nutritional status in elementary school children. This type of research is
quantitative with a cross sectional approach. The sample in this study was
elementary school children aged 9-12 in Abason Village, Banggai Islands
Regency, collecting data using questionnaires, direct interviews, measuring
height and weight. The analysis used is univariate and bivariate analysis at the
level of confidence (95%) (p = 0.05). The results of the Chi-Square test showed
that the consumption pattern of snacking habits (p=0.652), Energy Adequacy
(p=0.464) was not related to nutritional status. Expected to make a good
selection of snacks. It is hoped that further researchers will examine the impact of
contamination on various snacks, and its effect on the health and nutritional
status of children.

Keywords: Nutritional Status, Snack Food, Energy Adequacy.

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini diajukan oleh :
Nama : Nurul Hidayanti
NIM : P 211 18 057
Program Studi : Gizi
Judul Skripsi : Hubungan Kebiasaan Jajan Dan Kecukupan Energi
Dengan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar Usia 9 -12
Tahun di Desa Abason kabupaten Banggai Kepulauan.
Telah berhasul dipertahankan di dahapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai persyaratan yang di perlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi (S.
Gz) pada
Program Studi Gizi, Fakultas Kesehtan Masyarakat, Uniersitas Tadulako.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing :

Dr. Drs. I Made Tangkas M. Kes


Penguji I :

Ummu Aiman, S.KM., M. Kes.

Penguji II :

Prof. Dr. Nurdin, M.Si., M.Kes.

Ditetapkan di :
Tanggal

PRAKATA

iv
Bissmillahhirrahmanirrahim..
Assalaamu’Alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil penelitian ini dengan judul
“Hubungan Kebiasaan Jajan Dan Kecukupan Energi dengan Status Gizi
Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun di Desa Abason Kabupaten
Banggai Kepulauan” sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi di
Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menemukan banyak rintangan dan
hambatan yang menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran, dan perasaan. Tetapi
berkat dukungan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, hal tersebut
dapat diatasi berkat bimbingan dari Dosen Pembimbing yang tidak pernah bosan
dan penuh kesabaran dalam membimbing penulis, memberikan kritikan, arahan
dan dorongan semangat dari awal hingga akhir.
Kebahagiaan ini dipersembahkan untuk orang-orang yang berjasa dalam
hidupku, hormatku kedua orangtuaku, Ayah Rahmid Masali dan Ibu Roswita
Bainda, Om Iswan Ladey, Maa Sulma, yang selalu mendukung saya
memberikan kasih sayang serta materi layaknya kedua orang tua kandung serta
kedua Adik saya Sofie Andaresta, Aqifa Nayla, dan seluruh keluarga saya.
Terima kasih atas jasa, doa, pengorbanan, dukungan semangat dan kasih
sayang yang telah diberikan sampai saat ini dan seterusnya. Selain itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Drs. I
Made Tangkas, M. Kes selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu
selama bimbingan dan proses penyusunan hasil penelitian.
Dengan terwujudnya tulisan ini, tidak lupa pula penulis hanturkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu, maka perkenankanlah penulis untuk
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P, selaku Rektor Universitas Tadulako
Palu yang telah memberikan saya kesempatan untuk berkuliah di
Universitas Tadulako.

v
2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat dan Dosen Penguji II atas segala masukkan dan
koreksi serta ilmu-ilmu yang diberikan selama perkuliahan.
3. Ibu St. Ika Fitrasyah, S.Gz., M.Si., selaku Koordinator Program Studi Gizi.
4. Ibu Ummu Aiman, S. KM., M. Kes ,selaku Dosen Program Studi Gizi dan
sekaligus merupakan Dosen Wali serta Dosen Penguji I atas segala
masukkan dan koreksi serta ilmu-ilmu yang diberikan selama perkuliahan.
5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Gizi atas segala ilmu dan fasilitas
yang diberikan selama proses perkuliahan
6. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan saya yang saya banggakan dan
saya sayangi Yunita Nursafitri, S. Gz , Sri Rahmawati, Tutri Aprillia Meylini,
Sukmawati, Indah Khairunnisa, Sri Sintia, Nur Alfiah Wulandari, Ijan Saputra.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentu saja penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan. Semua ini penulis
sadari sebagai salah satu keterbatasan kemampuan penulis, olehnya
penulis harapkan saran dan kritik yang konstruktif. Akhir kata semoga hasil
penelitian ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan kemajuan ilmu
pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palu, Maret 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iv
PRAKATA ........................................................................................................................ v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xi
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
BAB II .............................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5
A. Makanan Jajanan.................................................................................................. 5
B. Kecukupan Energi ................................................................................................. 7
C. Hubungan Antara Asupan Kalori dan Kejadian Obesitas....................................... 8
D. Kerangka Teori ..................................................................................................... 12
E. Kerangka Konsep ................................................................................................. 13
F. Hipotesis Penelitian............................................................................................... 13
BAB III.............................................................................................................................. 14
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 14
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................................. 14
B. Populasi Sampel .......................................................................................................... 14
C. Variabel,Definisi Operasional,Cara Pengukuran data, Skala Data ............................... 14
D. Jenis dan Cara Pengolahan Data................................................................................. 15
E. Pengolahan dan Analisis Data...................................................................................... 15
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 16
G. Analisis Data ............................................................................................................... 16
H. Alur Penelitian…. ......................................................................................................... 16

vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 17
A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................................. 17
B. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 17
C. Pembahasan ......................................................................................................... 22
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 27
B. SARAN ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 28
Lampiran Tabel Antropometri Usia 9-12 Tahun............................................................ 31

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori
Gambar 2 Kerangka Konsep

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Lembar persetujuan responden
Lampiran 3. Kuesioner penelitian
Lampiran 4. Surat izin penelitian
Lampiran 5. Surat keterangan penyelesaian penelitian
Lampiran 6. Master tabel
Lampiran 9. Hasil analisis SPSS
Lampiran 10. Dokumentasi
Lampiran 11. Riwayat Hidup

x
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar belakang
Jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan ditempat penjualan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain disajikan jasa boga, rumah makan/restoran dan
hotel(Yasmin&Madanijah,2010)
Konsumsi makanan jajanan adalah susunan jumlah dan jenis beberapa
makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu.
Kebiasaan makan jajanan yang tidak baik seperti kelebihan makan jajanan yang
tinggi lemak, tinggi gula dan tinggi kalori serta kurangnya aktivitas fisik dapat
menyebabkan overweight dan obesitas pada anak. Anak yang memiliki
kebiasaan jajan beresiko 7,012 kali lebih besar mengalami overweight/obesitas
dibanding anak yang tidak memiliki kebiasaan jajan(Mariza dan Aryu, 2012)
Makanan jajanan yang ada di sekolah maupun di luar sekolah umumnya
sangat digemari. Selain praktis, murah, serta cita rasa yang lebih menarik.
Makanan jajanan lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan hanya sedikit
mengandung protein, vitamin, dan mineral. Makanan jajanan yang berada di
sekolah dasar banyak mengandung lemak tinggi, tinggi gula, dan tingi garam
seperti cokelat, keripik, kue, dan pastry dapat berkontribusi terjadinya overweight
atau obesitas pada anak. Hal ini akan beresiko terhadap kejadian penyakit
degeneratif seperti hipertensi, hiperkolesterol, stroke, atau jantung
koroner(Steiner, et al., 2012 ; Judarwanto,2008)
Makanan jajanan mempunyai aspek negatif yaitu apabila dikonsumsi
berlebihan dapat menyebabkan kelebihan asupan energi yang dapat
menyebabkan obesitas. Masalah lain pada makanan jajanan berkaitan dengan
tingkat keamanan penyalahgunaan bahan kimia berbahaya atau penambahan
bahan tambah pangan yang tidak tepat oleh produsen pangan jajanan.
Ketidaktahuan produsen mengenai penyalahgunaan tersebut dan praktik higiene
yang masih rendah merupakan faktor utama penyebab masalah keamanan pada
makanan jajanan(Ariandani,2011)
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), street food atau
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan atau dijual

1
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat umum yang lansung
dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Penelitian di Botswana mengemukakan bahwa, pilihan makanan jajan
anak dipengaruhi oleh batasan waktu, lokasi tempat makanan yang dikonsumsi
dan dengan siapa anak-anak itu makan. Anak-anak menghabiskan sebagian
besar waktunya di sekolah sehingga asupan makanan mereka disekolah akan
berdampak pada status gizi. Selain itu, anak-anak cenderung memilih makanan
yang tidak sehat karena keterbatasan waktu, pengaruh teman sebaya dan
keluarga(Brown et al., 2015 ; Velazquez ey al., 2017)
Pada tahap tumbuh kembang anak tergantung pada dukungan atau
pemberian zat gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar. Masalah
gizi makro masih menjadi permasalahan di indonesia karena di beberapa daerah
di indonesia masih banyak ditemukan anak-anak terutama anak sekolah dengan
masalah pertumbuhan yang terhambat yaitu kurus dan stunted (Tinggi badan
tidak sesuai dengan umur) serta obesitas(Widodo, 2013)
Kurus dan stunted merupakan keadaan atau kondisi yang diakibatkan
oleh tingkat kecukupan energi dan protein tidak optimal. Sebaliknya, obesitas
karena tingkat kecukupan energi melebihi kebutuhannya. Keadaan underweight
(Kurus), stunted dan obesitas tidak lepas dari pemilihan makanan pada anak
(Atmarita et al., 2004)
Anak-anak usia sekolah dasar umumnya setiap hari menghabiskan
seperempat waktu disekolah, waktu yang dihabiskan ini kemudian akan
berpengaruh pada pola makan anak. Kebiasaan makan anak di sekolah untuk
mengkonsumsi jajanan di sekolah yang belum diketahui kandungan zat gizi dan
kebersihannya dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan dapat menimbulkan
suatu masalah kesehatan. Anak-anak yang banyak mengkonsumsi makanan
jajanan perutnya akan merasa kenyang karena padatnya kalori yang masuk
dalam tubuh. Sementara kandungan zat gizi seperti protein, vitamin, dan mineral
masih sangat kurang(Amourisva,2016)
Beberapa anak sekolah dasar yang ada di Desa Abason ada yang
memiliki berat badan berlebih (Overweight) sekitar 21% dan berat badan kurang
(Underweight) sekitar 48%.

2
Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik meneliti kontribusi makanan
jajanan terhadap kecukupan energi dan status gizi pada anak Sekolah Dasar
usia 9-12 Tahun di Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan status gizi berdasarkan kebiasaan jajan
terhadap Kecukupan energi pada Anak Sekolah Dasar Di Desa
Abason Kabupaten Banggai Kepulauan?
2. Bagaimana hubungan status gizi berdasarkan konsumsi Jajanan
berdasarkan jenis dengan kecukupan energi pada Anak Sekolah
Dasar Di Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kebiasaan jajanan dengan
kecukupan energi dan status gizi pada anak Sekolah Dasar.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kebiasaan
jajan dan kecukupan energi pada anak Sekolah Dasar di Desa
Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kebiasaan
jajan dengan kecukupan energi pada anak Sekolah Dasar Di
Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi kepada masyarakat dan anak-anak di desa
Abason mengenai kontribusi makanan jajanan terhadap
kecukupan energi dan status gizi pada anak sekolah dasar usia
10-12 tahun di Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Memberikan informasi tentang makanan jajanan yang sehat untuk
dikonsumsi anak-anak sekolah dasar di Desa Abason kabupaten
Banggai Kepulauan.
3. Memberikan informasi kepada pihak penyelenggaraan pendidikan
di sekolah dasar di Desa Abason untuk lebih memperhatikan
makanan jajanan bagi anak di sekolah dasar di Desa Abason.
4. Memberikan informasi kepada orang tua terkait pentingnya
pemantauan/pendampingan makanan jajanan bagi anak sekolah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Jajanan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jajanan
berarti kudapan atau panganan yang dijajakan. Menurut Food And
Agriculture Organization (FAO) jajanan atau dikenal dengan street
food didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan
atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan ditempat-tempat

4
keramaian yang dapat langsung dimakan atau langsung dikonsumsi.
Makanan jajanan adalah makanan yang banyak ditemukan dipingir
jalan yang dijajakan dalam bentuk, warna, rasa maupun ukuran
sehingga dapat menarik minat dan perhatian orang-orang untuk
membeli (Febry, 2010)
Makanan jajanan di sekolah merupakan salah satu masalah
yang perlu diperhatikan karena di sekolah sangat beresiko terhadap
pencemaran biologi maupun kimiawi yang merupakan sebab
terjadinya gangguan kesehatan. Makanan jajanan mempunyai segala
jenis pangan dan minuman yang dijual diluar rumah atau pedagang
kaki lima yang siap saji/siap santap dan dapat langsung dimakan dari
bahan pembuatannya makanan tidak dicampur dengan bahan
makanan kimia dan dapat dikemas dengan baik(Irianto, 2007)
Beberapa jenis makanan jajanan (Menurut Astariwati) :
a. Makanan jajanan yang berbentuk pangan
Contoh : Pisang goreng, Putu, Kue Bugis.
b. Makanana jajanan yang diporsikan atau menu utama
Contoh : Pecel, Mie Bakso, Nasi goreng
c. Makanan jajanan yang berbentuk minuman
Contoh : Jus buah
Tujuan makan adalah supaya tubuh menjadi lebih sehat namun disisi lain
makan juga dapat menjadi salah satu faktor sumber penyakit. Sebaiknya pilihlah
makanan jajanan yang sehat yaitu makanan jajanan yang segar, bersih dan
aman dari cemaran bahan mikroorganisme, kimia dan fisik. Pada umunya anak
lebih menyukai jajanan yang di warung maupun kantin sekolah dari pada
makanan yang tersedia di rumah. Kebiasaan jajan sebenarnya memiliki
beberapa manfaat atau keuntungan antara lain :
a. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas
fisik di sekolah yang sangat tinggi terutama bagi anak yang tidak
makan di rumah.
b. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan yang menumbuhkan
kebiasaan makananan sejak kecil.
c. Memberikan perasaan meningkatnya gengsi anak di mata teman
sebayanya

5
Menurut Irianto (2007) mengungkapkan bahwa terlalu sering
mengkonsumsi makanan jajanan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif,
antara lain:
a. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.
b. Nafsu makan yang menurun.
c. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.
d. Kurang zat gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu
terjamin.
e. Pemborosan.
Pengaruh postif dari makanan jajanan anak bisa mengenal beragam
makanan yang ada sehingga membantu seorang anak untuk membentuk selera
makan yang beragam sehingga saat dewasa dia dapat menikmati aneka ragam
makanan. Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan di warung maupun
dikantin sekolah dari pada makanan yang tersedia dirumah(Irianto, 2007 dan
Khomsan, 2006)
Pengaruh energi dari makanan jajanan beresiko terhadap kesehatan karena
penanganannya sering tidak higienis yang memungkinkan makanan jajanan
terkontaminasi oleh mikroba beracun. Rendahnya tingkat keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS) masih menjadi permasalahan penting. Data
Pangan Jajanan Anak Sekolah yang dilakukan Badan POM RI Direktorat
Inspeksi dan Sertifikasi Pangan bersama 26 Balai POM diseluruh indonesia pada
tahun 2009 menunjukkan bahwa 45% PJAS tidak memenuhi syarat karena
mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin,
mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP), seperti siklamat dan benzoate
melebihi batas aman, serta akibat cemaran mikrobiologi(BPOM,2014)

B. Kecukupan Energi
Setiap manusia membutuhkan energi untuk bergerak dan melakukan
aktivitas, energi merupakan kebutuhan utama pada manusia. Energi merupakan
salah satu dari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Manusia bisa
melakukan berbagai aktivitas ringan sampai aktivitas berat. Kalori adalah satuan
ukur untuk menyatakan nilai energy. Energi berfungsi sebagai zat tenaga
metabolism, pertumbuhan, pengaturan suhu, dan kegiatan fisik. Faktor yang

6
perlu diperhatikan untuk menentukan energi pada anak-anak adalah aktivitas
fisiknya(Dwi Asih & Festiana, 2010 dan Adriani 2014)
Umumnya kalori digunakan untuk menentukan jumlah energi yang
terkandung. Di dalam ilmu gizi, 1 kalori mempunyai pengertian 1 kilo kalori (Kkal)
atau 1000 gram kalori. 1 gr karbohidrat menghasilkan 4 Kkal, 1 gr protein
menghasilkan 4 Kkal dan 1 gram lemak menghasilkan 9 Kkal. Ketiga zat tersebut
termasuk dalam jenis zat gizi makronutrien. Di dalam tubuh kita sangat
membutuhkan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber energi yang
terdapat dalam bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari adalah
karbohidrat, lemak dan protein(Adriani, 2014)
Upaya perbaikan gizi sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kualitas
dan kuantitas konsumsi pangan masyarakat. Acuan untuk merencanakan dan
menilai pemenuhan konsumsi zat gizi seseorang disebut kebutuhan gizi (Nutrient
requirement). Pada tahun 2019 penduduk Indonesia di anjurkan asupan energi
untuk anak laki-laki 2000 kkal sedangkan asupan energi untuk anak perempuan
sebesar 1900 kkal. Sehingga telah ditetapkan peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan bagi penduduk indonesia(Kemenkes, 2019)
Menurut Permen Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019, Angka Kecukupan
Gizi atau AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua
orang menurut umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas fisik untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Tabel 1 Angka Kecukupan Energi Berdasarkan AKG 2019
No Umur Laki – laki Perempuan (Kkal)
(Kkal)
1. 7 – 9 Tahun 1650 1650
2. 10 – 12 Tahun 2000 Kkal 1900 Kkal
3. 13 – 15 Tahun 2400 Kkal 2050 Kkal
(Sumber : AKG 2019 )
C. Hubungan Antara Asupan Kalori dan Kejadian Obesitas
Pengaturan makan untuk memenuhi asupan kalori pada anak
harus memperhatikan bahwa anak masih dalam proses tumbuh
kembang. Faktor penyebab pola makan anak yang kurang baik
karena tingginya asupan makanan yang berasal dari jenis makanan

7
jajanan yang ada di sekolah. Makanan jajanan yang ada di sekolah
banyak mengandung lemak tinggi, tinggi gula, dan tinggi garam dapat
berkontribusi terjadinya overweight atau obesitas pada anak. Hal ini
akan beresiko terhadap kejadian penyakit degeneratif seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker atau diabetes
mellitus(Damapoli, et al., 2013)
1. Pengolahan Data Antropometri Berdasarkan Z-Score
Z-score atau simpangan baku digunakan untuk menilai
seberapa jauh penyimpangannya dari angka median (nilai
tengah). Perhitungan Z-score berbeda untuk setiap populasi yang
distribusinya normal atau tidak normal.
a. Cara perhitungan Z-score adalah sebagai berikut :
Z-score =
Keterangan :
Xi : Nilai yang diamati atau hasil pengukuran yang sebenarnya
Mi : Nilai referensi median
SBi : Z-score (standar baku) dari populasi referensi/rujukan.
b. Pengukuran Indikator kategori TB/U :
➢ Kategori Sangat Pendek, jika Z-score , -3, 0
➢ Kategori Pendek, jika Z-score >= -3,0 s/d Z-score < -
2,0
➢ Kategori Normal, jika Z-score , >= -2,0
c. Pengukuran Indikator berdasarkan BB/TB
➢ Kategori Sangat Kurus, jika Z-score < -3, 0
➢ Kategori Kurus, jika Z-score >= -3,0 s/d Z-score < -2,0
➢ Kategori Normal, Jika Z-score >=2,0 s/d Z-score <=2,0
➢ Kategori Gemuk, jika Z-score >2,0
d. Pengukuran Berdasarkan IMT/U atau BMI/U
➢ Kategori Sangat Kurus, jika Z-score <-3,0
➢ Kategori Kurus, jika Z-score < -2SD
➢ Kategori Normal, jika Z-score -2SD sampai +1SD
➢ Kategori Gemuk, jika Z-score >+1SD
➢ Kategori Obes I, jika Z-score >+2SD
➢ Kategori Obes II, jika Z-score >+3SD

8
2. Pengukuran Konsumsi Pangan Untuk Menentukan Status Gizi
Pada Anak dengan Metode Food Recall 24 jam
Metode food recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah bahan yang dikonsumsi.
Menurut E-Siong, Dop, Winichagon (2004) untuk survey
konsumsi gizi individu lebih di sarankan menggunakan recall 24
jam dikarenakan praktis dan data yang diperoleh lebih valid.
Metode ini cukup akurat, pelaksanaannya cepat, murah,
mudah, dan tidak memerlukan peralatan yang mahal dan rumit.
Ketetapan menyampaikan ukuran rumah tangga(URT) dari
pangan yang telah dikonsumsi oleh responden. Serta, ketetapan
pewawancara untuk menggali semua makanan dan minuman
yang dikonsumsi responden beserta ukuran rumah tangga(URT).

3. Pengertian Metode Food Recall 24 Jam


Pengukuran konsumsi pangan adalah salah satu metode
yang dapat digunakan dalam penentuan status gizi seseorang
secara tidak lansung. Food Recall 24 jam digunakan untuk
memperkirakan jumlah makanan dan minuman yang
dikonsumsi seseorang selama sehari sebelum dilakukannya
wawancara. Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin
sampai istirahat tidur malam hari(Sirajuddin, et al. 2014)
Data yang diperoleh dari metode Food Recall ini
lebih bersifat kualitatif hingga apabila ingin memperoleh data
kuantitatif jumlah konsumsi makanan dinyatakan dengan
Ukuran Rumah Tangga (URT) Contohnya seperti : Sendok,
gelas, piring, dan lain-lain. Menurut (Supariasa, 2016) Food
Recall 24 jam sebaiknya dilakukan dalam 3 hari tidak berturut-
turut. Selain itu, dilakukan penimbangan dengan hari yang
berbeda, menu yang berbeda dan jadwal yang berbeda untuk
memvalidasi data dalam penentuan status gizi seseorang.
a. Prosedur Metode Food Recall 24 Jam

9
Menurut (Sirajuddin, et al. 2014) Langkah – langkah dalam
melakukan food recall 24 jam yaitu :
1. Melakukan pendekatan yang bertujuan untuk mengenal lebih
dekat. Dengan mengajukan salam perkenalan dan memulai
percakapan tentang siapa pewawancara dan menjelaskan
maksut melakukan recall tersebut kepada sampel.
2. Tanyakan waktu makan sampel dari mulai bangun tidur dipagi
hari kemarin hingga menjelang tidur di malam hari.
3. Setelah sampel selesai menyebutkan waktu makannya
kemarin dalam sehari, tanyakan menu makanan atau
minumamn apa saja yang dia konsumsi selama 24 jam.
Biarkan sampel bercerita tentang makanan dan minuman yang
dia konsumsi. (Pewawancara mencatat poin-poin penting yang
disebutkan sampel)
4. Melakukan review, yaitu pewawancara mengulang kembali
apa yang telah disebutkan sampel tentang menu makanan
dan minuman yang telah dikonsumsi kemarin dalam sehari.
Untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan yang
diucapkan sampel dengan yang di catat pewawancara dan
juga untuk memastikan apakah sampel ada melupakan
sesuatu menu yang dikonsumsi kemarin.
5. Tanyakan bahan apa saja yang terdapat dalam menu tersebut.
Biarkan sampel bercerita hingga selesai. Jika sampel tidak
mengetahui bahannya, makan pewawancara membantu
memberikan referensi lokal tentang komposisi makanan dan
resep makanan.
6. Lakukan review lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal
7. Jika semua bahan makanan telah dicatat, Tanya berat
makanan dengan pendekatan URT. Pewawancara
menggunakan food photograph dan food utensil. Lakukan
persamaan persepsi tentang ukuran porsi.
8. Jika semua berat makanan (gram) telah dicatat, selanjutnya
tanyakan kepada sampel apakah ia mengkonsumsi suplemen
dan lain-lain.

10
9. Lakukan lagi review dari awal hingga akhir
10. Jika sudah selesai, sampaikan salam dan ucapan terima kasih
11. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan
menggunakan Nutrisurvey.
b. Pola Konsumsi Makanan
Pola konsumsi makanan adalah kebiasaan makanan yang
meliputi jumlah, frekuensi dan jenis macam makanan. Pola
konsumsi makan harus diperhatikan nilai gizi makanan dan
kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Jumlah makanan yang
dikonsumsi juga menjamin tercukupnya kebutuhan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh. Besar kecilnya konsumsi kalori atau energi
selama masa pertumbuhan awal.
Keadaan kesehatan gizi seseorang tergantung dari tingkat
asupan makanan. Asupan makanan bisa ditentukan oleh kualitas
hidangan pada makanan. Jika susunan hidangannya memenuhi
kebutuhan tubuh, tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi
baik dari kualitas maupun kuantitas. (Susanti, 2012)
Faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi jajanan adalah faktor
ekternal dan internal. Faktor internal merupakan segala sesuatu
yang dimiliki seseorang. Faktor internal dapat mempengaruhi
perilaku tetapi faktor ini dapat dikontrol oleh orang tersebut. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasa dari luar dan dapat
mempengaruhi kebiasaan jajanan pada anak(Aulia, 2012)
Asupan zat gizi merupakan jumlah total zat-zat gizi yang
dikonsumsi selama seharian. Zat gizi yang dibahas dalam
penelitian ini merupakan asupan energi. Kebutuhan energi anak-
anak ditentukan oleh Angka Kecukupan Gizi (AKG) Tahun 2019.

D. Kerangka Teori

Status Gizi

Kecukupan Energi Makanan

11
Makanan Jajanan

Faktor Faktor
Inter Ekster
nal nal

Gambar 1. Kerangka Teori : Faktor-faktor yang mempengaruhi makanan jajanan


terhadap kecukupan energi dan status gizi.
Sumber : World Bank 2011, diadaptasi dari UNICEF 1990 dan Ruel 2008

E. Kerangka Konsep
Kecukupan Energi

Status Gizi

Makanan Jajan

Di ukur menggunakan
pengukuran antropometri

12
Keterangan : : Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

F. Hipotesis Penelitian
1. Tidak ada hubungan antara kebiasaan jajanan dengan kecukupan
energi pada anak Sekolah Dasar usia 9-12 Tahun di Desa Abason
kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Tidak ada hubungan antara kebiasaan jajanan dengan status gizi
pada anak Sekolah Dasar usia 9-12 Tahun di Desa Abason
kabupaten Banggai Kepulauan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitik yang bersifat
Observasional dengan menjelaskan hubungan variabel bebas yaitu
kontribusi makanan jajanan terhadap kecukupan energi status gizi anak
Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun di Desa Abason Kabupaten Banggai
Kepulauan (Sebagai variabel terikat). Rancangan penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional dengan variabel bebas yaitu
kontribusi makanan jajanan terhadap kecukupan energi dan variabel
terikatnya yaitu status gizi pada anak yang di ambil pada satu waktu
(Notoadmojo, 2006)
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi

13
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu anak usia 9-12 tahun yang berada di
Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan dengan jumlah anak 41 anak.
Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang
dimiliki oleh sebuah populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara random sampling (pengambilan sampel secara acak).
C. Variabel,definisi oprasional,cara pengukuran dan skala data
No Variabel Definisi Kriteria objektif Cara Skala
dependen operasional pengukuran data
1 Status Gizi Keadaan gizi1. Normal : Jika nilai Pengukuran Rasio
siswa sekolah Z-Score -2 sampai Antropometri
dasar yang dengan +2SD IMTU
dapat dinilai2. Tidak normal
dengan suatu (Kurus dan Obes) :
standar Jika nilai Z-Score
pengukuran <-2 SD dan > +2
antropometri. SD

No Variabel Devinisi Kriteria objektif Cara Skala


independen operasional pengukuran data
1 Pola Frekuensi 1. Baik : jika jenis Wawancara Ordinal
konsumsi makanan makanan dan dan pengisian
jajanan jajanan yang frekuensi Food Recall
dikonsumsi makanan jajanan
dikategorikan
cukup
2. Tidak baik : jika
salah satu atau
keduanya (jenis
dan frekuensi

14
makan jajanan)
dikategorikan
lebih.
2 Kecukupan Frekuensi Kuesioner Ordinal
energi kebutuhan 1. Baik : jika jumlah
asupan perhari total konsumsi
energi ≥ 60%
2. Kurang : jika
jumlah total
konsumsi skor
<60%

D. Jenis dan Cara Pengolahan Data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari objek
penelitian yaitu anak Sekolah Dasar Usia 9 – 12 Tahun di Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan. Data dikumpul melalui wawancara
dengan mengisi form yang sudah disiapkan oleh peneliti.
a. Data identitas
Data identitas Anak Sekolah meliputi nama, jenis kelamin, umur,
alamat responden, pekerjaan ayah dan ibu, jumlah uang jajan
perhari yang diperoleh dari wawancara secara lansung dengan
mengisi form identitas.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Jenis Makanan Jajanan
Mendeskripsikan jenis makanan jajanan yang dikonsumsi anak
Sekolah Dasar Usia 9 – 12 Tahun di Desa Abason Kabupaten
Banggai Kepulauan yang dilakukan dengan cara wawancara
kepada responden tentang makanan jajanan serta rasa dari
makanan jajanan yang mereka konsumsi.

F. Lokasi da Waktu Penelitian

15
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
November-Desember 2021

G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Menggambarkan presentase dan rata-rata masing-masing pada
variabel yaitu umur, jenis kelamin, kategori jenis makanan jajanan,
kategori tingkat asupan energi dan status gizi dari makanan jajanan
dan sumbangan makanan jajanan terhadap kecukupan energi.

H. Alur Penelitian

Identifikasi masalah Studi literaur

Observasi Menentukan tujuan


penelitian

Pengumpulan data Pengolahan data

Kesimpulan Analisis data

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
SDN Inpres Abason terletak di Kabupaten Banggai Kepulauan tepatnya di
Kecamatan Totikum. Sekolah ini sudah terakreditasi A. Sarana dan prasarana di
sekolah ini memiliki enam ruang kelas dan satu kantor,kantin kejujuran dan
kantin. Kantin kejujuran menjual berbagai macam jajanan manis dan asin.

16
Sedangkan, dikantin menjual nasi kuning, nasi goreng, siomay, gorengan dan
minuman sachet seperti pop ice.
Pengambilan data dilaksanakan di SDN Inpres Abason Selama lebih dua
minggu, dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang anak.
Pengambilan data yang di laksanakan di sekolah dilakukan setiap 1
minggu 2 kali dikarenakan ada beberapa kelas yang masih melaksanakan ujian.
Pengambilan data dilakukan mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00 Wita.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur status gizi dengan
pengukuran antropometri dan mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh
peneliti serta dilakukan wawancara.

B. Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan pada satu
variabel dengan tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
karakteristik variabel tersebut. Analisis Univariat dilakukan untuk
menyajikan serta menjelaskan jumlah dan presentase dari variabel
yang diteliti. Pada analisis univariate ini ditampilkan distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel, baik variabel independen
maupun variabel dependen. Hasil analisis univariate untuk masing-
masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Pola Kebiasaan Jajanan Anak di SDN Inpres Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan.
Pola konsumsi kebiasaan jajan yang ada di SDN Inpres
Abason memiliki pola kebiasaan jajan yang baik dan kurang. Pola
konsumsi kebiasaan jajan ini di evaluasi dengan instrument
pengumpulan data melalui recall 24 jam dan wawancara terhadap
responden mengenai jajanan apa saja yang mereka konsumsi
selama berada di lingkungan sekolah. Hasil evaluasi dapat dilihat
pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pola


Konsumsi Kebiasaan Jajan Anak di SDN Inpres Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan.

17
Pola Konsumsi N (%)
Kebiasaan Jajan
Baik 8 19%
Tidak Baik 34 81%
Total 42 100%

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar


sampel pola konsumsi makanan jajanannya termasuk dalam
kategori baik yaitu 8 (19%) sedangkan sampel pola konsumsi
makanan jajanannya termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 34
(81 %).
2. Kecukupan Energi Anak di SDN Inpres Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan
Kecukupan energi anak yang ada di SDN Inpres
Abason memiliki kecukupan energi baik dan kurang.
Kecukupan energi ini di evaluasi dengan instrument penelitian
pengumpulan data melalui recall 24 jam serta wawancara
kepada responden dan beberapa daftar pertanyaan yang
disediakan oleh peneliti. Hasil evaluasi dapat dilihat pada
tabel 4.2

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan


Energi di SDN Inpres Abason Kabupaten Banggai
Kepulauan.

Kecukupan Energi N (%)

Baik 12 29%
Kurang 30 71%

Total 42 100%

18
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa sebagian
besar sampel pada kecukupan energi termasuk dalam
kategori baik yaitu 12 orang (29%) sedangkan anak dengan
frekuensi kecukupan energi kurang sebanyak 30 orang
(71%).
3. Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun di
Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
Status gizi anak yang ada di SDN Inpres Abason
memiliki status gizi baik dan status gizi kurang. Status gizi
pada anak di evaluasi dengan instrument pengumpulan data
dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu tinggi
badan dan berat badan. Pada pengukuran tinggi badan
menggunakan alat Microtoise sedangkan untuk pengukuran
berat badan menggunakan timbangan digital yang di siapkan
oleh peneliti. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi


di SDN Inpres Abason Kabupaten Banggai Kepualauan
Status Gizi N (%)
Normal 11 26.2%
Tidak Normal 31 73.8%
Total 42 100%

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa sebagian


besar sampel pada status gizi termasuk dalam kategori gizi
baik yaitu 11 (26.2%) sedangkan sampel pada status gizi
dikatakan gizi kurang yaitu 31 (73.8%).

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariate digunakan untuk menganalisis hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil

19
analisis bivariate menggunakan uji Chi-Square dan diperoleh hasil
analisis sebagai berikut:
a) Hubungan Pola Konsumsi Kebiasaan Jajan Dengan Status
Gizi
Hubungan antara status gizi dengan pola kebiasaan jajan
pada anak sekolah dasar usia 9-12 Tahun di Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan, di analisis menggunakan
crosstabs (Tabulasi silang) pada uji Chi-Square. Hasil analisis
dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.4 Hubungan Pola Konsumsi Kebiasaan Jajan


dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Usia
9-12 Tahun Di Desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan
Pola Status Gizi Total p
konsumsi Tidak Normal Normal
kebiasaan N % N % N %
jajan
Baik 7 87.5% 1 12.5% 8 100%

Tidak baik 24 70.6% 10 29.4% 34 100%


0,657

Total 31 73.8% 11 26.2% 42 100%


Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan data Tabel 4.4 di atas menunjukkan


sebanyak 42 responden terdapat 8 anak dengan pola
konsumsi kebiasaan jajan yang baik dengan status gizi normal
sebanyak 1 orang anak atau (12.5%) dan status gizi tidak
normal sebanyak 7 orang anak atau (87.5%) sedangkan dari
34 orang anak atau (80%) yang memiliki pola konsumsi
kebiasaan jajan anak yang tidak baik memiliki status gizi
normal sebanyak 11 orang anak atau (26.2%) dan status gizi
tidak normal sebanyak 24 orang anak atau (70.6%).

20
Berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p = 0,652 atau ( p ≥
0,05 ) maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara Status Gizi dengan pola
konsumsi kebiasaan jajan pada anak sekolah dasar usia 9-12
tahun, berdasarkan hasil analisis tersebut teridentifikasi bahwa
pola kebiasaan jajan tidak mempengaruhi status gizi pada anak
usia 9-12 tahun.
b) Hubungan Status Gizi Dengan Kecukupan Energi
Hubungan antara status gizi dan kecukupan energy pada
anak sekolah dasar usia 9-12 tahun di Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan dianalisis menggunakan
crostabs (Tabulasi silang) pada uji Chi-square. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hubungan Status Gizi Dengan Kecukupan
Energi
Kecukupan Status Gizi Total p
energy Tidak Normal Normal
N % N % N %
Baik 10 83.3%% 2 16.7% 12 100%

Kurang 21 70.0% 9 30.0% 30 100%


0,464

Total 31 73.8% 11 26.2% 42 100%


Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan data Tabel 4.5 diatas menunjukkan sebanyak


42 responden terdapat 12 orang anak memiliki kecukupan
energi baik dengan status gizi normal sebanyak 2 orang anak
atau (16.7%) dan status gizi tidak normal sebanyak 10 orang
anak atau (83.3%) sedangkan dari 30 orang anak atau (71%)
memiliki kecukupan energy yang kurang dengan status gizi
normal sebanyak 9 orang anak atau (30.0%) dan status gizi
tidak normal sebanyak 21 orang anak atau (70.0%)

21
Berdasarkan hasil uji Chi-square nilai p = 0,464 atau (p ≥
0.005 ) maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kecukupan energy dan status
gizi pada anak sekolah dasar usia 9-12 tahun, berdasarkan
hasil analisis tersebut teridentifikasi bahwa Status gizi tidak
mempengaruhi kecukupan energi pada anak sekolah dasar
usia 9-12 tahun.

C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SDN Inpress Abason Kabupaten
Banggai Kepulauan, selama bulan Desember dengan cara
pengumpulan data primer menggunakan kuesioner pada responden,
melakukan wawancara menggunakan food recall 24 jam, pengukuran
tinggi badan dan penimbangan berat badan pada 42 sampel.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
dengan pola kebiasaan konsumsi jajanan pada anak sekolah dasar
usia 9-12 tahun di desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan.
a. Hubungan Pola Konsumsi Kebiasaan Jajan Dengan Status
Gizi
Pada anak usia sekolah membutuhkan zat gizi lebih
banyak untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Faktor kecukupan
gizi ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan
pada saat tersebut anak-anak sekolah cenderung lebih aktif
memilih makanan yang disukainya. Kebiasaan sarapan juga
dapat mempengaruhi status gizi anak di samping kebiasaan
jajan. Pemenuhan kebutuhan zat gizi karena sarapan dapat
memberikan sumbangan zat gizi perharinya. Status gizi yang
baik atau optimal akan tercapai apabila tubuh memperoleh cukup
zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja otak.
Cadangan energi yang rendah dan tinggi lemak akan berdampak
pada penurunanan produktivitas dan prestasi belajar pada anak
sekolah dasar sebagai akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi.

22
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan mempengaruhi gizi
anak(Thompson J, et all, 2010)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden
terdapat 8 anak dengan pola konsumsi kebiasaan jajan yang baik
dengan status gizi normal sebanyak 1 orang anak atau (12.5%)
dan status gizi tidak normal sebanyak 7 orang anak atau (87.5%)
sedangkan dari 34 orang anak atau (80%) yang memiliki pola
konsumsi kebiasaan jajan anak yang tidak baik memiliki status
gizi normal sebanyak 11 orang anak atau (26.2%) dan status gizi
tidak normal sebanyak 24 orang anak atau (70.6%).
Berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p = 0,652 atau ( p ≥
0,05 ) maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara Status Gizi dengan pola
konsumsi kebiasaan jajan pada anak sekolah dasar usia 9-12
tahun, berdasarkan hasil analisis tersebut teridentifikasi bahwa
pola kebiasaan jajan tidak mempengaruhi status gizi pada anak
usia 9-12 tahun.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kurnia
Noviani, 2016 penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara kebiasaan jajan dan status gizi pada siswa SD
Sonosewu Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji statistic
diperoleh p value 0,781 ( p >0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada
hubungan antara kebiasaan jajan dengan status gizi.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nuryani,2018
diketahui bahwa terdapat 10,6% siswa yang memiliki kebiasaan
melewatkan sarapan denga status gizi obesitas, tetapi terdapat
juga 23,0% siswa yang memiliki kebiasaan sarapan dengan
status gizi obesitas. Status gizi kurus dengan kebiasaan sarapan
kategori yang sering sebnyak 13,8% dan yang jarang sarapan
12,8%. Berdasarkan analisis statistic diperoleh nilai p = 0.190
yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan makan dengan status gizi.
Pada penelitian ini teridentifikasi sebanyak 4 orang anak
atau (9,52%) yang memiliki status gizi lebih (Overweight). Hal ini

23
mungkin terjadi karena di dalam penelitian yang dilakukan hanya
dapat melihat frekuensi jajan tanpa melihat kualitas dan kuantitas
makanan jajan tersebut. Namun, kebiasaan jajan dapat
meningkatkan asupan energi berlebih dan kebiasaan jajan dapat
meningkatkan total energi yang berasal dari asupan lemak
sehingga memicu kenaikan berat badan bila tidak sesuai dengan
energi yang dikeluarkan(Keast, Nickhar et all, 2010)

b. Hubungan Kecukupan Energi dengan Status Gizi


Manusia membutuhkan energy dalam jumlah tertentu guna
untuk menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktifitas.
Energy dapat timbul karena adanya pembakaran yang diperoleh
dari karbohidrat, lemak dan protein dalam makanan yang
dikonsumsi oleh tubuh (suyanto, 2010)
Kebutuhan zat gizi untuk setiap kelompok umur sangat
berbeda-beda, sesuai dengan kecepatan tumbuh dan aktivitas
yang dilakukan. Anak sekolah dasar merupakan salah satu
kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling
mudah menderita kelainan gizi bila masyarakat itu terkena
kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada anak-anak
kebutuhan energy juga lebih besar karena adanya pertambahan
berat badan dan mereka lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Status gizi berkaitan dengan asupan makronutrien dan
energi. Energi didapatkan melalui konsumsi makronutrien berupa
karbohidrat, protein dan lemak. Selama usia pertumbuhan dan
perkembangan asupan zat gizi menjadi sangat penting. Tingkat
kecukupan zat gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Ketidakseimbangan
tingkat kecukupan zat gizi dapat menimbulkan masalah gizi, baik
masalah gizi kurang maupun lebih (Rokhmah et al. 2016)
Berdasarkan dari hasil penelitian dari data food recall 24
hours, sebagian besar responden mempunyai asupan energi yang
kurang namun bila dibandingkan dengan status gizi ada beberapa

24
responden yang memiliki status gizi yang normal. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa seseorang dengan status gizi yang normal
belum tentu mengkonsumsi energy yang cukup untuk mencukupi
kebutuhan per harinya. Hal tersebut juga disebabkan karena
waktu food Recall 24 hours adanya he flat slope syndrome yaitu
dimana responden yang kurus cenderung melaporkan asupan
yang lebih banyak dan sebaliknya. Dari faktor peneliti juga
mungkin yang kurang memberikan penjelasan pada responden
saat recall.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari 42 responden
terdapat 12 orang anak memiliki kecukupan energi baik dengan
status gizi normal sebanyak 2 orang anak atau (16.7%) dan
status gizi tidak normal sebanyak 10 orang anak atau (83.3%)
sedangkan dari 30 orang anak atau (71%) memiliki kecukupan
energy yang kurang dengan status gizi normal sebanyak 9
orang anak atau (30.0%) dan status gizi tidak normal sebanyak
21 orang anak atau (70.0%)
Berdasarkan hasil uji Chi-square nilai p = 0,464 atau (p ≥
0.005 ) maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kecukupan energy dan status
gizi pada anak sekolah dasar usia 9-12 tahun, berdasarkan
hasil analisis tersebut teridentifikasi bahwa Status gizi tidak
mempengaruhi kecukupan energi pada anak sekolah dasar
usia 9-12 tahun.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi (2011)
di Asrama Pondok Pesantren Al-Islam Nganjuk dan Setiawati
(2006) di Pondok Pesantren At-Tauhid Surabaya yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifkan antara
tingkat kecukupan energy dengan status gizi.
Pada penelitian ini teridentifikasi sebanyak 4 orang anak
atau (9,52%) yang memiliki status gizi tidak normal
(Overweight). Hal ini mungkin terjadi karena di dalam penelitian
yang dilakukan hanya dapat melihat frekuensi jajan tanpa
melihat kualitas dan kuantitas makanan jajanan tersebut.

25
Namun, kebiasaan jajan dapat meningkatkan asupan energy
berlebih dan kebiasaan jajan dapat meningkatkan total energy
yang berasal dari asupan lemak sehingga memicu kenaikan
berat badan bila tidak sesuai dengan energy yang
dikeluarkan(Keast, Nicknar et all, 2010)

D. Keterbatasan Penelitian
pada penelitian ini hanya meneliti beberapa variable yaitu usia,
pola konsumis kebiasaan jajan, kecukupan energi, dan status gizi.
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan anatar lain:
1. Pada saat melakukan penelitian, ada beberapa responden
yang biasanya sudah lupa apa yang mereka konsumsi selama
24 jam.
2. Pada saat pengumpulan data atau wawancara masih ada
siswa yang belum melaksanakan ujian dan penelitian harus di
undur satu sampai dua hari menunggi siswa yang
bersangkutan selesai melaksanakan ujian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

26
1. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi kebiasaan jajan dengan
status pada anak sekolah dasar usia 9-12 tahun di Desa Abason
Kabupaten Banggai Kepulauan (p=0.652).
2. Tdak ada hubungan antara kecukupan energi dengan status gizi pada
anak sekolah Dasar usia 9-12 tahun di desa Abason Kabupaten
Banggai Kepulauan (p=0.464).
3. Terdapat 4 orang anak atau (9.52%) siswa sekolah usia 9-12 tahun di
desa Abason Kabupaten Banggai Kepulauan yang memiliki status gizi
yang tidak normal(Overweight)

B. Saran
Berdasarkan penelitian, maka peneliti memberikan saran dan rekomendasi
sebagai berikut:
1. Disarankan agar guru dapat memberikan arahan terhadap siswa
tentang pemilihan jajanan yang dijual di kantin sekolah.
2. Diharapkan para orang tua yang memiliki anak dengan status gizi
buruk atau kurang, hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa
asupan energy, karbohidrat dan protein yang berasal dari makanan
jajanan dapat digunakan oleh para orang tua untuk meningkatkan
status gizi anak. Sebaliknya, bagi orang tua yang memiliki anak
dengan status gizi normal, lebih, obes, penelitian ini memberikan
informasi bahwa asupan energi, karbohidrat, dan protein, yang
berasal dari makanan jajanan dapat menyebabkan anak untuk
mengalami gizi lebih atau obes.
3. Penelitian ini tidak meneliti dampak zat aditif dalam makanan
jajanan terhadap kesehatan maupun status gizi anak. Karena di
sarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan
meneliti kadar kandungan zat-zat aditif pad berbagai jenis makanan,
dan pengaruhnya bagi kesehatan dan status gizi di sekolah.
4. Penelitian ini juga tidak meneliti kebersihan dalam penyajian
makanan jajanan terhadap status gizi anak. Sehingga disarankan
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan meneliti
dampak kontaminasi terhadap berbagai makanan jajanan, dan
pengaruhnya bagi kesehatan dan status gizi anak.

27
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M & Wirjatmadi.(2014). Pengantar Gizi Masyarakat.


Amourisva, S. A. (2016). Kontradiksi Kebiasaan Jajan pada Anak Sekolah Dasar.
Jurnal Majority, 4(8), 143-146.

28
Ariandani, A. B. (2011). Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Makanan
Jajanan pada Anak Sekolah Dasar. Artikel Penelitian Program
Studi Ilmu Gizi, Universias Diponegoro.
Atmarita dan Fallah TS. (2004). Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta
Aulia.(2012). Serangga Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi.
Yogjakarta: Buku Biru
Badan POM.(2014). Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Brown C, Shaibu S, Maruapula S, Malete, Compher C (2015). Perceptions and
attitudes towards food choices in adolescents in Gaborone,
Botswana, Appetite 95: 29 – 35.
Damapoli W, Mayulu N, Masi G. Hubungan Konsumsi Fastfood dengan Kejadian
Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. Jurnal Keperawatan.
2013;1(1).
Dwi Asih & Festiana.(2010). Melakukan Perencanaan Hidangan Harian Untuk
Meningkatkan Kesehatan. Yogjakarta:SMKN6Yogjakarta.
Fayet-Moore F., McConnell A., Kim J., Mathias K.C. Identifying eating occasion-
based opportunities to improve the overall diets of Australian
adolescents. Nutrients. 2017;9:608. doi: 10.3390/nu9060608.
Febry, A.B., K.D., & Marendra Z.,(2010). Smart parent mengatur menu &
tanggap saat anak sakit. Jakarta:Gagas Medika
Fikawati, S., Syafiq, A., & Veratamala, A. (2017). Gizi Anak dan Remaja. Depok:
PT. RajaGrafindo Persada.
Irianto, K. (2007). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya
Jurdawanto. (2008). Perilaku makanan anak sekolah. Direktorat Bina Gizi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Keast D, Nicklas T, O'Neil C. Snacking is associated with reduced risk of
overweight and reduced abdominal obesity in adolescents:
NHANES 1999-2004. Am J Clin Nutr 2010; 92: 428-35.
Kemenkes RI.(2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 28
Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Di Anjurkan
Untuk Masyarakat Indonesia.

29
Khomsan A, Anwar F, Sukandar D, Riyadi H, Mudjajanto ES.(2006). Mother’s
nutrition knowledge and food habits of households in highland and
coastal areas. Jurnal Gizi dan Pangan. 1(1):23-28
Maki, K. C., C. L. Pelkman, E. T. Finocchiaro, K. M. Kelley, A. L. Lawless, A. L.
Schild, and T. M. Rains. 2012. 'Resistant starch from highamylose
maize increases insulin sensitivity in overweight and obese men',
J Nutr, 142: 717-23.
Mariza, YY., Aryu, CK.(2012). Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dan
Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/in dex.php/PUB-
KEB/article/viewFile/464/378 [Sitasi 12 Agustus 2017].
Notoadmojo, S.(2006). Kesehatan Masyarakat : ilmu dan seni. Jakarta : Rineka
Organization W.H. Healthy Diet Fact Sheet N°394. [(accessed on 18 October
2017)];2015
Rokhmah, Lailatul, Nindya. (2016). Hubungan tingkat kecukupan energi dan zat
gizi makro dengan status gizi siswa SMA di Pondok Pesantren Al-
Izzah Kota Batu. Media Gizi Indonesia, Vol. 11, No.1 Januari-Juni
2016: hlm. 94-100.
Sirajuddin, et all.(2014). Survey Konsumsi Pangan. Jakarta: EGC
Steiner-Asiedu M., Jantuah, J E., Anderson, A K.(2012). The Snacking Habits in
Junior High School Students: The Nutritional Implication-a Short
Report. Asian J Med Sci., 4(1):42-6.
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Susanti, DA.(2012). Perbedaan Asupan Energi dan Status Gizi Pada Remaja,
Skripsi.
Suyanto. Energi : Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro; 2010.
Thompsom J, Strickland A, Gamble E. Crafting and executing strategy,
seventeenth edition. New York: Mc Graw-hill/Irwin. Inc. New; 2010
Velazquez CE, Black JL, Potvin KM (2017) Food and Beverage Marketing in
Schools: A Review of the Evidence. International Journal of

30
Environmental Research and Public Health; 14(9): 1054. doi:
10.3390/ijerph14091054.
Wang H., Wang D., Ouyang Y., Huang F., Ding G., Zhang B. Do Chinese
children get enough micronutrients? Nutrients. 2017;9:397.
doi: 10.3390/nu9040397.
Widodo, Hendra. (2013). Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, D-Medika,
Jogjakarta
World Health Organization Policy brief: Producing and Promoting More Food
Products Consistent with a Healthy Diet. [(accessed on 18
October 2017)];2014
Yasmin, G., & Madanijah, S. (2010). Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak
Sekolah Terkait Gizi dan Keamanan Pangan di Jakarta dan
Sukabumi. Jurnal Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia,
5(3), 148-157

Lampiran Tabel Antropometri Usia 9-12 Tahun

31
32
33
Lampiran 1 30
31 Jadwal Penelitian

Time Schedule
No Jenis kegiatan 2021 2022
Mei Juni Juli Agustus September oktober november desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi Judul Penelitian
Penyusunan
2 Proposal Penelitian
3 Seminar proposal
4 Perbaikan
5 Pengumpulan data
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penyusunan Draft Hasil
9 Konsultasi Hasil
10 Seminar Hasil
11 Perbaikan
12 Skripsi
13 Perbaikan Skripsi

14 Penyerahan Skripsi

34
Lampiran 2

A. IDENTITAS SAMPEL
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat tempat tinggal :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan Ayah :
Pekerjaan Ibu :
Pendidikan Ayah :
Pendidikan Ibu :
Suku :
2. Batak
3. Jawa
4. Sunda
5. Melayu
6. Lain-lain ……
Jumlah Uang Jajan :

35
Lampiran 3
Formulir Form Recall

Nama : Hari : Ke I/II


Jenis Kelamin :

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Gram

36
Lampiran 4

Daftar Makanan Jajanan di SDN INPRES ABASON Kabupaten Banggai Kepulauan

No. Nama makanan Bahan Baku Teknik olahan Rasa


1. Nasi Kuning
2. Aneka Jajanan Ringan
(Snack-Snack)
3. Tahu Isi
4. Siomay

37
Lampiran 5
Surat izin penelitian

38
Lampiran 6
Surat keterangan penyelesaian penelitian

39
Lampiran 7
Master Tabel
No Pola Konsumsi Ket Kecukupan Ket Status Gizi Ket
Kebiasaan Jajan Energi
1 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
2 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
3 Baik 1 Baik 1 Tidak Normal 2
4 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
5 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
6 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
7 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
8 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
9 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
10 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
11 Baik 1 Baik 1 Normal 1
12 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
13 Baik 1 Baik 1 Normal 1
14 Baik 1 Baik 1 Normal 1
15 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
16 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
17 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
18 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
19 Baik 1 Baik 1 Tidak Normal 2
20 Baik 1 Kurang 2 Tidak Normal 2
21 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
22 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
23 Tidak baik 2 Baik 1 Normal 1
24 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
25 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
26 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
27 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
28 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
29 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1

40
30 Baik 1 Kurang 2 Normal 1
31 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
32 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
33 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
34 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
35 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
36 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
37 Tidak baik 2 Kurang 2 Normal 1
38 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
39 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
40 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
41 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2
42 Tidak baik 2 Kurang 2 Tidak Normal 2

Lampiran 8
Hasil analisis SPSS (Univariat)

Pola Konsumsi kebiasaan jajan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 8 19.0 19.0 19.0
tidak baik 34 81.0 81.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

Kecukupan Energi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 12 28.6 28.6 28.6
kurang 30 71.4 71.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

41
Valid tidak normal 31 73.8 73.8 73.8
normal 11 26.2 26.2 100.0
Total 42 100.0 100.0

Hasil analisis SPSS (Bivariat)

Pola Konsumsi kebiasaan jajan * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
tidak normal normal Total
Pola Konsumsi kebiasaan baik Count 7 1 8
jajan Expected Count 5.9 2.1 8.0
% within Pola Konsumsi 87.5% 12.5% 100.0%
kebiasaan jajan
tidak baik Count 24 10 34
Expected Count 25.1 8.9 34.0
% within Pola Konsumsi 70.6% 29.4% 100.0%
kebiasaan jajan
Total Count 31 11 42
Expected Count 31.0 11.0 42.0
% within Pola Konsumsi 73.8% 26.2% 100.0%
kebiasaan jajan

42
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .958a 1 .328
Continuity Correctionb .283 1 .595
Likelihood Ratio 1.081 1 .299
Fisher's Exact Test .657 .312
Linear-by-Linear Association .935 1 .333
N of Valid Cases 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.10.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pola 2.917 .316 26.891
Konsumsi kebiasaan jajan
(baik / tidak baik)
For cohort Status Gizi = tidak 1.240 .882 1.742
normal
For cohort Status Gizi = .425 .063 2.858
normal
N of Valid Cases 42

Kecukupan Energi * Status Gizi

Crosstab
Status Gizi
tidak normal normal Total

43
Kecukupan Energi baik Count 10 2 12
Expected Count 8.9 3.1 12.0
% within Kecukupan Energi 83.3% 16.7% 100.0%
kurang Count 21 9 30
Expected Count 22.1 7.9 30.0
% within Kecukupan Energi 70.0% 30.0% 100.0%
Total Count 31 11 42
Expected Count 31.0 11.0 42.0
% within Kecukupan Energi 73.8% 26.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .788a 1 .375
Continuity Correctionb .249 1 .617
Likelihood Ratio .838 1 .360
Fisher's Exact Test .464 .318
Linear-by-Linear Association .770 1 .380
N of Valid Cases 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.14.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kecukupan 2.143 .389 11.815
Energi (baik / kurang)
For cohort Status Gizi = tidak 1.190 .843 1.681
normal
For cohort Status Gizi = .556 .140 2.204
normal
N of Valid Cases 42

44
Lampiran 9
Dokumentasi

45
46
Lampiran 10
Riwayat Hidup

Nama Nurul Hidayanti


Tempat/Tgl Lahir Lompio, 13 April 2000
Agama Islam
Alamat Tondo, Jl. Uwe Goda
No. Telepon 0822 6101 6207
Email nurulhidayanti68610@gmail.com
Anak ke- 1 dari 3 bersaudara

47
Anak dari
a. Ayah Rahmit H. Masali
Pekerjaan Petani
b. Ibu Roswita Bainda
Pekerjaan IRT

Riwayat pendidikan :
a. Taman SD tahun 2012 di SDN Kendek Kec. Banggai Utara Kab. Banggai Laut
b. Tamat SMP Tahun 2015 di SMPN 1 Banggai
c. Tamat SMA Tahun 2018 di SMAN 1 Banggai
d. Sarjana (S1) Tahun 2011 di Universitas Tadulako

48

Anda mungkin juga menyukai