Anda di halaman 1dari 71

HUBUNGAN DUKUNGAN CAREGIVER DENGAN KEPATUHAN DIET

RENDAH GARAM PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUNADUA
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh :

NURHAJIJAH HSB

NIM 17010024

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2021
HUBUNGAN DUKUNGAN CAREGIVER DENGAN KEPATUHAN DIET
RENDAH GARAM PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUNADUA
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

NURHAJIJAH HSB

NIM 17010024

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

(Skrisi)

Hasil Penelitian Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan


Tim Penguji Program Keperawatan Program Sarjana
Universitas Aufa Royhan Di Kota Padang Sidimpuan

Padangsidimpuan, September 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns Asnil Adli Simamora, M.Kep Ns. Mei Adelina Harahap. M.Kes

ii
IDENTITAS PENULIS

Nama : Nurhajijah HSB

NIM : 17010024

Tempat/Tanggal Lahir : padangsidimpuan 23-05-1995

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : JL. I. BONJOL GG. SUNGAI III

Riwayat Pendidikan:

1. SD Negeri 200222 Kota Padangsidimpaun : Lulus 2007

2. SMP Negeri 6 Kota Padangsidimpaun : Lulus 2010

3. SMK Negeri 3 Kota Padangsidimpaun : Lulus 2013

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, Karena atas berkat dan

rahmat-NYA peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul “Hubungan Dukungan

Caregiver Dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia penderita hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan pada tahun 2020’’

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi

Keperawatan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di

kota Padangsidimpuan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. DR. Anto J. Hadi, SKM, M,KM. MM, sebagai Rektor Universitas Aufa

Royhan di kota Padangsidimpuan.

2. Arinil Hidayah, SKM, M.Kes, Sebagai Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Aufa Royhan di kota Padangsidimpuan.

3. Ns. Nanda Masraini Daulay M. Kep, sebagai ketua program studi

keperawatan program sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan

di Kota Padangsidimpuan.

4. Ns Asnil Adli Simamora, M.Kep, sebagai pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan Skripsi

penelitian ini.

iv
5. Ns. Mei Adelina Harahap. M.Kes, sebagai pembimbing pendamping

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan Skripsi

penelitian ini.

6. Hj. Elinda Tarigan. S.Keb sebagai kepala Puskesmas Batunadua yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian

7. Seluruh dosen Program Studi Keperawatan Program Serjana Fakultas

Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.

8. Orang tua saya, saudara dan seluruh keluarga tercinta yang turut membantu

dan atas dukungan, semangat, perhatian, pengertian, dan nasehat yang tiada

henti sangat berarti bagi saya sehingga Skripsi penelitian ini dapat

diselesaikan.

9. Kepada teman- teman seperjuangan dalam menuntut ilmu di Universitas Aufa

Royhan di Kota Padangsidimpuan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan

dimasa mendatang. Mudah-mudahan peneliti ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan. Amin

Padangsidimpuan, September 2021

Peneliti

v
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN

Laporan Penelitian, September 2021


Nurhajijah

HUBUNGAN DUKUNGAN CAREGIVER TERHADAP KEPATUHAN


DIET RENDAH GARAM PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUNADUA KOTA
PADANGSIDIMPAN

Abstrak

Hipertensi merupakan kasus cukup tinggi di indonesia karena merupakan salah satu
faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan
pecahnya pembuluh darah. World Health Organization (WHO, 2019) Mengatakan
bahwa 23,7% di dunia menderita hipertensi adalah lansia.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kepatuhan diet rendah garam. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
dengan desain deskritif korelasi. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja
Puskesmas Batunadua Kota Padangsidimpuan. Jumlah populasi sebanyak 231
kunjungan dan sampel sebanyak 23 orang.Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling.Analisa data dilakukan dengan uji chi-quare dengan hasil nilai
p value 0,004, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan diet rendah garam.
Saran dari hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan bagi tanaga kesehatan dan
responden untuk menjadikan pelayanan kesehatan sebagai salah satu upayah untuk
meningkatkan pengetahuaan tentang dukuangan keluarga dengan kepatuhan diet
rendah garam.

Kata Kunci : hipertensi, dukungan keluarga, kepatuhan diet rendah garam

Daftar pustaka : 26 (2010-2019)

vi
NURSING STUDY PROGRAM GRADUATE PROGRAM
AUFA ROYHAN UNIVERSITY OF PADANGSIDIMPUAN

Research Report, August 2021


Nurhajijah

THE RELATIONSHIP OF CEREGIVER ENDORSEMENT TO COMPLIANCE


WITH A LOW SALT DIET IN ELDERLY HYPERTENSION PATIENTS IN THE
WORK AREA OF BATUNADUA PUSKESMAS, PADANGSIDIMPAN CITY

Abstract
Hypertension is a fairly high case in Indonesia because it is one of the most
influential risk factors for the incidence of heart disease and blood vessel rupture.
The World Health Organization (WHO, 2019) says that 23.7% of the world's
sufferers of hypertension are elderly. The purpose of this study was to determine
whether there is a relationship between family support and the level of adherence
to a low-salt diet. This research is a type of quantitative research with a descriptive
correlation design. This research was conducted in the workied area of Batunadua
Public Health Center, Padangsidimpuan City. The total population was 231 visits
and a sample of 23 people. The sampling technique used was purposive sampling.
Data analysis was carried out by chi-quare test with p value of 0.004, it can be
concluded that the results of this study indicate that there is a relationship between
family support and the level of compliance low salt diet. Suggestions from the
results of this study can be used as input for health workers and respondents to
make health services one of the efforts to increase knowledge about family support
with low-salt diet compliance.

Keywords: hypertension, family support and low salt diet adherence


Bibliography : 26 (2010-2019)

vii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i
LEMBARAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
IDENTITAS PENULIS ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
1.4.1 Bagi Tenaga Kesehatan ....................................................... 4
1.4.2 Bagi Masyarakat ................................................................. 4
1.4.3 Bagi Responden .................................................................. 5
1.4.4 Bagi Peneliti ........................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

1.1 Hipertensi ...................................................................................... 6


2.1.1 Defenisi hipertensi .............................................................. 6
2.2.2 jenis-jens hipertensi ............................................................. 6
2.2.3 Klafikasi Hipertensi ............................................................ 7
2.2.4 Faktor Resiko ...................................................................... 8
2.2.5 Fatofisiologi ........................................................................ 9
2.2.6 Manefitasi Klinis ................................................................. 9
2.2.7 Komplikasi ........................................................................... 13
2.2.8 Penatalaksanaan ................................................................... 13
2.2 Dukungan Keluarga Cargiver ........................................................ 14
2.2.7 Dukungan Keluarga Cargiver .............................................. 14
2.3 Kepatuhan Diet Renadh Garam ..................................................... 14
2.3.1 Defenisi Kepatuhan ............................................................. 14
2.3.2 Upayah Meningkatkan Kepatuhan ...................................... 17
2.3.3 Kepatuhan Kesehatan .......................................................... 17

viii
2.4 Diet Rendah Hipertensi ............................................................... 17
2.4.1 Tujuan Diet Hipertensi ........................................................ 18
2.4.2 Macam-Macam Diet Rendah Garam ................................... 18
2.4.3 pengukuran diet rendah garam ............................................ 19

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 20

3.1 Jenis Dan Diesain Penlitian ........................................................... 20


3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitia .......................................................... 20
3.3 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 21
3.3.1 populasi penelitian .............................................................. 21
3.3.2 sampel penelitian ................................................................. 21
3.4 Etika Penelitian ............................................................................. 22
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 23
3.6 Alat pengumpilan Data................................................................... 24
3.7 Defenisi operasional ...................................................................... 25
3.8 Pengumpulan Data ......................................................................... 25
3.9 Analisa Data ................................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 31
4.1 Karakteristik responden.................................................................. 31
4.2 Analisi bivariat ............................................................................... 31

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 35


5.1 Analisa Univariat............................................................................ 35
5.1.1 Karakteristik Responden ........................................................ 35
5.1.2 Dukungan caregiver .............................................................. 37
5.1.3 Kepatuhan diet rendah garam................................................. 38

BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 41


6.1 Kesimpulan ................................................................................ 41
6.2 Saran .......................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 klafikasi hipertensi ............................................................................. 19


Tabel 2 Waktu penelitian ................................................................................ 21
Tabel 3 Definisi Operasional .......................................................................... 25
Tabel 4 karaktristik respondne berdasarkan umur, jenis kelamin dan
Pendidiakan ........................................................................................ 32
Tabel 5 Distribusi dukungan caregiver ........................................................... 33
Tabel 6 Distribusi kepatuhan diet rendah garam.............................................. 33
Tabel 7 Uji normalitas ..................................................................................... 34
Tabel 8 Hubungan dukungan caregiver dan kepatuhan diet rendah agram ..... 34

x
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2 Kerangka Konsep .............................................................................. 19

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Survey Pendauhulan dari Universitas Aufa Royhan di


Kota Padangsidimpuan
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Survey Pendahuluan dari Uptd Puskesmas
Batunadua Kota Padangsidimpuan
Lampiran 3 Surat Izin penelitian dari Universitas Aufa Royhan di Kota
Padangsidimpuan
Lampiran 4 Surat Balasan penelitian dari Uptd Puskesmas
Batunadua Kota Padangsidimpuan
Lampiran 5 Permohonan menjadi responden
Lampiran 6 Persetujuan menjadi responden (informed consent)
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Hasil pengolahan data
Lampiran 10 Foto kegiatan

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan global yang dihadapi

berbagai Negara di dunia, terutama pada lanjut usiayang berumur 60-65 tahun

sebanyak 70% sampai 80% (Muntner, 2018). World Health Organization(WHO,

2019) Mengatakan bahwa 23,7% di dunia menderita hipertensi. Afrika yang

menderita hipertensi mencapai 46%, dan di Myanmar mencapai 41%

(Emira,2013).Penderita hipertensi di Indonesia berusia 55-64 tahun sebanyak

52,2%, kemudia pada usia 65-74 tahun sebanyak 63,2%dan yang berusia ≥ 75 tahun

69,5% (Riskesdas 2018).

Sumatra Utara penderita hipertensi mencapai 6,7% (Dinkes, 2018) kemudian

Penderita hipertensi di kota padangsidimpuan pada tahun 2018 mencapai 5.948 jiwa

(Profil Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2018). Puskesmas Batunadua (2020)

menyatakan jumlah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Batunadua Kota

Padangsidimpuan memperoleh tahun 2020 sebanyak 231 orang.

Hipertensi lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta,

penebalan katub jantung yang membuat kaku katub, menurunya kemampuan

memompa jantung,kehilangan elastisitas pembulu darah perifer,dan meningkatnya

resistensi pumbulu darah perifer (kusuma, 2016).Penatalaksanaan hipertensi dapat

dilakukan dengan tindakan farmakologi dan nonfarmakologi salah satu contoh non

farmakologi adalah diet rendah gram.Hipertensi adalah keadaan peningkatan

tekanan darah yang menjadi indikator terhadap komplikasi penyakit lain (Bustan,

M.N. 2018).

1
Diet Rendah garam adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa

efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Arista, 2013). Hanya

saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang

merepotkan dan tidak menyenangkan contoh berbagai makanan yang Banyak

disukai bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin, dan

kentang (Yani, 2019).

Penurunan tekanan darah pada lansia dipengaruhi oleh kepatuhan lansia dalam

melaksanakan diet hipertensi (Asnil, 2020). Menurut Yani (2019) Ketidakpatuhan

terhadap pengobatanadalah salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar dan

dianggap sebagai penyebab utama dari penyakit hipertensi. Kepatuhan adalah

tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dalam dan prilaku yang

disarankan. Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan

dalam dan prilaku yang disarankan.Keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku

diet natrium khusunya pada kaum lansia (Arista 2018).

Kepatuhan merupakan perilaku seseorang dalam menggunakan obat, mengikuti

diet atau merubah gaya hidup yang sesuai dengan tatalaksana terapi (Adik, 2014).

Kepatuhan adalah sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di

berikan olah tenaga kesehatan ( Sumarman, 2010).Pola diet yang menyebabkan

terjadinya hipertensi diantaranya pemasukan energi yang tinggi kelebihan protein

dan kelebihan konsumsi garam terlalu banyak, Pelaksanaan diet yang teratur dapat

menormalisirkan hipertensi yaitu dengan mengurai makanan yang tinggi garam

(Arista, 2018).

Keluarga sebagai caregiver utama yang memiliki peran dalam fungsiperawatan

kesehatan lansia di rumah.Dukungan keluarga merupakan salah satu kunci dalam


perawatan serta evaluasi pengawasan dan control dalam kehidupan sehari-hari pada

lansia secara langsung inilah yang disebut dukungan family caregiver (Riany,

2020). Dukungan keluarga merupakan salah satu kunci dalam perawatan perserta

evaluasi pengawasan control pengobatan pengotan kesehatan bisa dari pasangan,

anak maupun saudara dari lansia dan inilah yang disebutkan dengan family

caregiver (Nursalam, 2018). Keluarga sebagai caregive rutama yang memiliki

peran dan fungsi dalam perawatan lansia di rumah, peran dan tanggung jawab ini

melibatkan seluruh aspek yaitu fisik, psikologis, emosional ,sosial dan financial

(Annisa ,2019).

Sumatra Utara penderita hipertensi mencapai 6,7% (Dinkes, 2018) kemudian

Penderita hipertensidi kota padangsidimpuan pada tahun 2018 mencapai 5.948 jiwa

(Profil Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2018).Puskesmas Batunadua (2020)

menyatakan jumlah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Batunadua Kota

Padangsidimpuan memperoleh data kunjungan hipertensi daripada tahun 2018

berjumlah sebanyak 160 orangsedangkan pada bulan Januari sampai Desember

pada tahun 2019 berjumlah sebanyak 179 orang dan jumlah hipertensi pada tahun

2020 sebanyak 231orang.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sundari, 2017 dengan

judul penelitian hubungan dukungan keluarga dengan diet hipertensi dengan

ferkuensi kekambuhan hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas pandak II

dengan hasil penelitian bahwah untuk mencapai pengontrolan tekanan darah pada

lansia agar tidak kambuh maka di butuhkan peran keluarga yang sangat besar dalam

memenuhi atau memantau kebutuhan dietnya kerna keluarga adalah orang yang

palingan dekat dengan lansia itu sendiri.


Penelitian selanjutnya yang dilakukan Sumarman, 2010 dengan pengetahuan

tentang diet rendah garam, kepatuhan dan kendalanya, dengan hasil penelitian

bahwa bukan hanya pengetahuan saja yang perlu di tingakatkan tetapi di perlukan

juga dukungan sosial dan sikap/prilaku dari penderita hipertensi untuk

meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan diet rendah garam.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Riani dkk, 2020 dengan judul penelitian

dukungan family caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada lansia dengan

hasil penelitian mengatakan bahwa kebiasaan lansia harus dingatkan dan di

perhatikan dalam pemenuhan kebutuhan sangat tergantung peran keluarga untuk

menentukan kepatuhan diet rendah garam pada lansia.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, bahwa hipertensi merupakan

penyakit kronik yang di temukan di Indonesia.Pencegahan keparahan penyakit

hipertensidilakukan dengan pencegahanhipertensi, hal ini berkaitan dengan

pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam melakukan pencegahan

hipertensi. Dengan jumlah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Batunadua

Kota Padangsidimpuan memperoleh data kunjungan hipertensi setiap tahunya

meningkat. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Dukungan

Caregiver Dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Penderita

Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Batunadua pada tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas Kepatuhan dalam melaksankan diet

hipertensi dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Keluarga dapat mempengarui

tingkat kepatuhan diet rendah garam hipertensi pada lansia kerna keluarga adalah

orang yang paling dekat dengan lansia. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada

lansia penderita hipertensi di puskesmas batunadua pada tahun 2021?.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah ada Hubungan Dukungan Caregiver

Dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia penderita hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan pada tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden meliputiumur, pendidikan,

jenis kelamin

2. Untuk menilai dukungan caregiver pada lansia yang menderita hipertensi di

wilayah kerja puskesmas batunadua.

3. Untuk menilai kepatuhan diet rendah garam pada lansia yang menderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas batunadua.

4. Untuk melihat hubungan dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah

garam pada lansia yang menderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sabagai data dasar

pengembangan ilmu di tempat penelitian mengenai cara diet yang benar dan dapat

manjadikan bahan referensi efektivitas pindidikan kesehatan terhadap kepatuhan

diet rendah garam pada hipertensi lansia.

1.4.2 Bagi Pendidik Keperawatan


Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam

bidang pendidikan keperawatan serta sebagai bahan referensi untuk penelitian yang

terkait dengan kepatuhan diet rendah garam pada hipertensi lansia.

1.4.3 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan tentang pendidikan kesehatan pada kepatuhan diet rendah

garam pada hipertensi lansia.

1.4.4 Bagi Penelitian Keperawatan

Peneliti ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan peneliti tentang

efektivitas pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan diet rendah garam pada

hipertensi pada lansia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HIPERTENSI LANSIA

2.1.1 Definisi Hipertensi Lansia

Hipertensi lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta,

penebalan katub jantung yang membuat kaku katub, menurunya kemampuan

memompa jantung,kehilangan elastisitas pembulu darah perifer,dan meningkatnya

resistensi pumbulu darah perifer (kusuma, 2016).

Who (2012) mengatakan sebagian besar penderita hipertensi yang diderita

lansia adalah hipertensi sistolik dan hipertensi sistolik tersiolasi. Penyebab lansia

menderita penyakit hipertensi kerna kemunduran fungi kerja tubuh, ada beberapa

faktor yang dapat sebagai penyebab terjadi yang dapat mengakibatkan penyakit

hipertensi pada lansia adalah gaya hidup, seperti konsumsi makanan yang siap jadi,

alkohol, dan olahraga yang kurang dan merokok (Roy, 2018)

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang dari bayi, anak-anak,

dewasa dan akhirnya menjadi tua dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang

dapat terjadi pada semua orang pada saat untuk mencapai usia tahap perkembangan

kronologi tertentu(Roy, 2018). Usia Lansia merupakan sebagai tahap akhir

perkembangan pada daur kehidupan manusia(Devi, 2019). Sedangkan menurut

maryam lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik peria

maupun wanita.

Peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu

organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung coroner (untuk pembuluh

darah jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan /left ventricle hypertrophy (untuk otot

7
jantung). Dengan target organ diotak yang berupa stroke, hipertensi menjadi

penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi (Bustan MN, 2018).

2.1.2 Batasan Lansia

Who menyatakan bahwa manusia dalam kelompok lanjut usia meliputi:

a. Kelompok usia menengah (Middle Age) antara 45-59 tahun

b. Usia lanjut( Ederly) antara 60-70 tahun

c. Usia lanjut( Old) tua antara 75-90 tahun

d. Usia sangat tua ( Very Old) diatas 90 tahun

2.1.3 Jenis Hipertensi lansia

Menurut Bustan MN, (2018) ada beberapa pengelompokan hipertensi sebagai

berikut :

1. Menurut kausanya

a. Hipertensi primer ; hipertensi yang tidak jelas penyebabnya.

b. Hipertensi sekunder ; hipertensi kausa tertentu.

2. Menurut gangguan tekanan darah..

a. Hipertensi sistolik ; tingginya tekanan darah di sistolik saja.

b. Hipertensi distolik ; tingginya tekanan darah di diastole saja.

3. Menurut berat atau tingginya tekanan darah.

a. Hipertensi ringan.

b. Hipertensi sedang.

c. Hipertensi berat.

Hipertensi dapat dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah

untuk itu ikenalkan berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat

disebut hipertensi. Untuk itu WHO memakai batasan berikut.


Disebut hipertensi jika tekanan darah sistol > 160 mm Hg atau tekanan darah

diastole >95 mm Hg.

2.1.4 Klasifikasi

Tabel 1 klasifikasi tekanan darah pada lansia(RA. Tuty).

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

Normal <130 >85

Prahipertensi 130-139 85-89

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99

Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109

Hipertensi tingkat 3 ≥180 ≥ 110

Tekanan darah orang lansi tekanan darah yang dimasukkan adalah rata-rata

dari dua kali atau lebih pengukuran dan dilakukan dalam dua kali atau lebih dlam

waktu yang berbeda, tekanan darah dinyatakan dalam satuan millimeter air raksa

(mmHg).

2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi

Beberapa faktor resiko menurut (Black, JM&Hawks, JH, 2014). dapat

digolongkan menjadi faktor resiko yang tidak dapat di ubah dan faktor resiko yang

dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah berupa riwayat keluarga, usia,

jenis kelamin, dan etnis. Faktor resiko yang dapat diubah berupa penderita diabetes,

stres, obesitas, nutrisi dan penyalahgunaan obat.

Berikut beberapa faktor risiko :

1. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga berkesinambungan dengan beberapa gen dan berinteraksi

dengan yang lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah

naik dari waktu ke waktu. Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu

lebih rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar

natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium-natrium. Individu dengan orang

tua memiliki hipertensi berada pada resiko paling tinggi pada usia muda.

2. Usia

Hipertensi biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi

biasanya meningkat berkisar pada usia 50-60 dan klien yang berumur diatas 60

tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian epidemiologi

bagaimanapun juga telah menunjukkan prognosis yang lebih buruk pada klien yang

hipertensinya dimulai dari usia muda.

3. Jenis kelamin

Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria

dibandingkan wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita

hampir sama antara usia 55-74 tahun, lalu setelah usia 74 tahun wanita lebih

beresiko lebih tinggi.

4. Etnis

Statistic mortalitas mengidentifikasi bahwa angka kematian pada wanita

berkulit putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka 4,7%, pria berkulit

putih pada tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3% . pria dengan kulit hitam

selanjutnya yaitu 22,5%, angka kematian tertinggi pada wanita berkulit hitam pada

angka 29,3%. Alasannya peningkatan diantara orang yang berkulit hitam belum
jelas akan tetapi peningkatannya dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah,

tingginya asupan garam dan tingginya stres lingkungan.

5. Diabetes

Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dari dua kali lipat pada klien diabetes

menurut beberapa penelitian terkini, diabetes mempercepat arteriosklerosis dan

menyebabkan hipertensi karena kerusakan pembuluh darah besar. Oleh karena itu

hipertensi akan menjadi diagnosis yang lazim, meskipun diabetesnya terkontrol

dengan baik. Ketika seorang klien telah didiagnosis dengan hipertensi keputusan

pengobatan dan perawatan tindak lanjut harus benar- benar individual dan

progresif.

6. Stres

Stres meningkatkan resistensi vascular perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Stresor bisa banyak hal, mulai dari

suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya nilai suplai oksigen, panas dingin,

trauma, pengerahan tenaga berkepanjangan, respon pada peristiwa kehidupan,

obesitas, usia lanjut, obat-obatan, penyakit pembedahan dan pengobatan medis

dapat memicu respons stres. Rangsangan berbahaya ini dianggap seseorang sebagai

ancaman atau dapat menyebabkan bahaya, jika respon stres berlebihan maka

penyakit akan dihasilkan.

7. Obesitas

Meningkatnya jumlah lemak dihubungkan dengan pengembangan

hipertensi. Orang dengan kelebihan berat badan akan tetapi orang tersebut memiliki

kelebihan paling banyak di bokong, pinggul dan paha berada pada resiko lebih

sedikit untuk pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor


lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis yang juga dapat meningkatkan resiko

hipertensi.

8. Nutrisi

Konsumsi natrium bisa menjadi faktor yang penting dalam perkembangan

hipertensi. Paling tidak 40% dari klien yang akhirnya terkena hipertensi akan

sensitive terhadap garam dan kelebihan garam akan mungkin menjadi penyebab

hipertensi pada individu ini. Diet tinggi garam mungkin akan menyebabkan

pelepasan hormon natriuretik yang berlebihan, mungkin secara tidak langsung

meningkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme

vasopressor di dalam system saraf pusat.

9. Penyalahgunaan obat

Merokok sigaret, mengkonsumsi banyak alkohol dan beberapa penggunaan

obat terlarang merupakan faktor resiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam

rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah

secara langsung, namun bagaimanapun juga kebiasaan dalam memakai zat ini telah

turut meningkatkan kejadian hipertensi dari waktu ke waktu. Pengaruh dari kafein

adalah kontroversial, kafein dapat meningkatkan tekanan darah akut tetapi tidak

menghasilkan efek berkelanjutan.

2.1.6 Patofisiologi

Dimulai dengan atherosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah,

kekakuan pembuluh darah, disertai dengan penyempitan dan kemungkinan

pembesaran plak yang menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan

dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat dan

akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang


memberikan gambaran peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Bustan

MN, 2018)

2.1.7 Manifestasi Klinis

Pada tahap awal perkembangan hipertensi menurut (Black, JM&Hawks, JH,

2014). tidak ada manifestasi yang dicatat oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada

akhirnya tekanan darah akan naik, jika keadaan ini tidak terdeteksi selama

pemeriksaan rutin klien tidak akan tetap sadar bahwa tekanan darahnya naik. Jika

keadaan ini dibiarkan dan tidak terdiagnosis tekanan darah akan terus naik. Pada

akhirnya klien akan datang ke fasilitas kesehatan lalu mengeluh seperti sakit kepala

terus menerus, kelelahan, pusing, berdebar-debar, pandangan kabur atau

penglihatan ganda bahkan terkadang mimisan.

Pengkajian Klien Dengan Hipertensi Melibatkan 3 objek utama yaitu:

1. Mengkaji gaya hidup dan menentukan adanya faktor faktor resiko

kardiovaskular lainnya dan yang dapat memengaruhi panduan pengobatan.

2. Mengidentifikasi jenis hipertensi, dan penyebab yang dapat dikenali.

3. Memverifikasi ada atau tidaknya keterlibatan organ target.

Para dokter dapat memperoleh informasi terkait melalui riwayat, pemeriksaan

fisik dan uji laboratorium. Diagnosis hipertensi dapat ditentukan setelah klien

duduk 5 menit dan rata-rata 2 kali pembacaan. Tindakan lanjut pemeriksaan

dijadwalkan untuk mendiagnosis hipertensi, kecuali rata-rata pengukuran pada

kunjungan pertama jatuh pada stadium 2. Pada kasus seperti ini klien didiagnosis

dengan hipertensi atas dasar pengukuran kunjungan pertama dan implementasi

sementara untuk menurunkan tekanan darah secara cepat.

2.1.8 Komplikasi
Komplikasi penyakit hipertensi sangat beragam, apabila seseorang

mengalami hipertensi maka seseorang itu juga akan mengalami komplikasi dengan

berbagai penyakit yang lainnya. Apabila satu organ yang sakit maka organ lainnya

juga akan terganggu, beberapa komplikasi menurut susilo (2011).

1. Hipertensi dapat merusak ginjal

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerusakan ginjal,

hipertensi membuat ginjal bekerja keras, akibatnya sel-sel dalam ginjal akan

cepat rusak.

2. Hipertensi merusak otak dan jantung

Kinerja otak dapat terganggu akibat hipertensi yang disebabkan oleh adanya

pembentukan lepuh kecil pada pembuluh darah diotak yang selanjutnya akan

menyebabkan terjadinya stroke dan gagal jantung karena terjadinya

penyempitan pembuluh darah yang ada di jantung

3. Hipertensi menyebabkan kerusakan mata

Terjadinya peningkatan tekanan darah akan menyebabkan perubahan-

perubahan dalam retina belakang mata.

4. Hipertensi menyebabkan stroke

Stroke umumnya disebabkan oleh suatu kebocoran darah atau suatu gumpalan

darah dari pembuluh-pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak.

2.1.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi menurut (Black, JM & Hawks, JH, 2014).

Penatalaksanaan yang ideal diharapkan mempunyai ciri-ciri seperti dapat


menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman, lalu berkhasiat untuk semua

jenis hipertensi, melindungi organ-organ vital, dapat meminimalkan efek samping

dari obat farmakologi seperti batuk, sakit kepala dan edema.

2.2. DUKUNGAN CAREGIVER

2.2.1 Defenisi Dukungan Caregiver

Keluarga sebagai caregiver utama yang memiliki peran dalam fungsi

keperawatan kesehatan lansia di rumah. Peran dan tanggung jawab ini melibatkan

seluruh aspek, yaitu fisik, fisikologis, emosional, social, dan finansial (friedman

2010). Penelitian Asniar pada tahun 2007 pada caregiver yang berada diwilayah

kota depok menunjukan bawah beban fisik, metal dan materi yang muncul akibat

merawat anggota keluarga dengan penyakit kronis dapat menimbulkan koping

maladiktif yang salah satunya adalah upayah penghentian pengobatan dan

pengabaian. Keluarga sebagai pemberi asuhan dan merawat lansia harus memiliki

pengetahuan yang baik dalam menjalankan peran keluarga sabagai caregiver

(Anisa 2019).

Dukungan keluarga yang berperan sebagai caregiver lansia yang

memberikan informasi dan pendampig sangat penting untuk meningkatan

partisipasi keluarga dan menurunkan burden yang dialami keluarga (Anisa 2019).

2.3 KEPATUHAN

2.3.1 Pengertian Kepatuhan


Kepatuhan adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan.Kepatuhan

adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan perawatan, pengobatan dan perilaku

yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan lainnya.Kepatuhan

(compliance atau adherence) mengambarkan sejauh mana pasien berperilaku untuk

melaksanakan aturan dalampengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga

kesehatan (Arista 2013).

2.3.2 Batasan Perilaku Kepatuhan

Kepatuhan terhadap aturan pengobatan sering kali dikenal dengan “Patient

Compliance”. Kepatuhan terhadap pengobatan dikhawatirkan akan menimbulkan

sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya bila tidak minum obat sesuai aturan,

maka akan semakin memperparah penyakit (Arista, 2013).

2.3.3 Pengukuran Perilaku Kepatuhan

Kepatuhan pasien terhadap aturan pengobatan pada prakteknya sulit

dianalisa karena kepatuhan sulit diidentifikasikan, sulit diukur dengan teliti dan

tergantung banyak faktor.Pengkajian yang akurat terhadap individu yang tidak

patuh merupakan suatu tugas yang sulit.Metode-metode yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana seseorang dalam mematuhi nasehat dari tenaga kesehatan

yang meliputi laporan dari data orang itu sendiri, laporan tenaga kesehatan,

perhitungan jumlah pil dan botol, tes darah dan urine, alat-alat mekanis, observasi

langsung dari hasil pengobatan (Arista, 2013).

2.3.4 Faktor Kepatuhan

Menurut Purwanto (2006) ada beberapa variabel yang mempengaruhi

tingkat kepatuhan seseorang yaitu demografi, penyakit, pengetahuan, program


terapeutik, psikososial, dukungan keluarga :

2.3.4.1. Demografi

Meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio-ekonomi dan

pendidikan. Umur merupakan faktor yang penting dimana anak-anak terkadang

tingkat kepatuhannya jauh lebih tinggi daripada remaja.Tekanan darah pria

umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.Faktor kognitif serta

pendidikan seseorang dapat juga meningkatkan kepatuhanterhadap aturan

perawatan hipertensi (Purwanto, Pengantar Perilaku Manusia untuk Perawat, 2006).

2.3.4.2. Pengetahuan

Pengetahuan pasien tentang kepatuhan pengobatan yang rendah yang dapat

menimbulkan kesadaran yang rendah akan berdampak dan berpengaruh pada pasien

dalam mengikuti tentang cara pengobatan, kedisiplinan pemeriksaan yang

akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut.

2.3.4.3. Komunikasi Terapeutik

Kualitas instruksi antara pasien dengan tenaga kesehatan menentukan

tingkat kepatuhan seseorang, karena dengan kualitas interaksi yang tinggi, maka

seseorang akan puas dan akhirnya meningkatkan kepatuhan nya terhadap anjuran

kesehatan dalam hal perawatan hipertensi, sehingga dapat dikatakan salah satu

penentu penting dari kepatuhan adalah cara komunikasi tentang bagaimana anjuran

diberikan (Purwanto, 2006).

2.3.4.4. Psikososial

Variabel ini meliputi sikap pasien terhadap tenaga kesehatan serta menerima

terhadap penyakitnya.Sikap seseorang terhadap perilaku kepatuhan menentukan


tingkat kepatuhan. Kepatuhan seseorang merupakan hasil dari proses pengambilan

keputusan orang tersebut, dan akan berpengaruh pada persepsi dan keyakinan orang

tentang kesehatan. Selain itu keyakinan serta budaya juga ikut menentukan perilaku

kepatuhan.Nilai seseoranterhadap aturan perawatan hipertensi (Purwanto,

Pengantar Perilaku Manusia untuk Perawat, 2006).

2.3.4.5. Dukungan Keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan

keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu serta memainkan peran penting dalam

program perawatan dan pengobatan. Pengaruh normatif pada keluarga dapat

memudahkan atau menghambat perilaku kepatuhan, selain dukungan keluarga,

dukungan tenaga kesehatan diperlukan untuk mempertinggi tingkat kepatuhan,

dimana tenaga kesehatan adalah seseorang yang berstatus tinggi bagi kebanyakan

pasien, sehingga apa yang dianjurkan akan dilaksanakan (Arista, 2013).

2.3.5 Upaya Peningkatan Kepatuhan

Upaya meningkatkan kepatuhan bisa dengan meningkatkan kemampuan

menyampaikan informasi oleh tenaga kesehatan yaitu dengan memberikan

informasi yang jelas pada pasien mengenai penyakit yang dideritanya serta cara

pengobatannya, keterlibatan lingkungan sosial (keluarga) dan beberapa pendekatan

perilaku. Riset telah mempertunjukkan bahwa jika kerjasama anggota keluarga

diperoleh, kepatuhan menjadi lebih tinggi (Arista, 2013)..

2.3.6 Kepatuhan Terhadap Kesehatan

Kepatuhan terhadap perawatan merupakan perilaku seseorang untuk

mentaati aturan dalam hal pengobatan yang meliputi perlakukan khusus mengenal

gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta konsumsi obat yang harus
dikonsumsi, jadwal waktu minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus

berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan darah (Lany Gunawan, 2001).

2.4. Diet Rendah Garam

2.4.1 DefenisiDiet Rendah Garam

Diet Rendah garam adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa

efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Arista, 2013). Hanya

saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang

merepotkan dan tidak menyenangkan.Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar

terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin, dan kentang.

2.4.2. Macam diet rendah garam menurut Ignatius sebagai berikut :

2.4.2.1 Diet Garam Rendah I ( 200-400 mg Na )

Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan

atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanan tidak ditambahkan garam.

Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

2.4.2.2. Diet Garam Rendah II (600-1200 mg Na)

Diet Garam Rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan

atau hipertensi tidak berat, pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam

Rendah I. Pada pengolahan boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur

(2g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

2.4.2.3. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan

atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah

I. pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4) gram dapur.

2.4.3 Cara Diet Rendah Garam


Cara diet rendah garam yang bisa anda lakukan untuk menjaga kandar garam yang

sesuai dalam tubu anda menurut WHO yaitu 2400 mg natrium setiap hari adalah

sabagi berikut:

a. gunakan bahan makanan yang segar. Jauhi makanan yang diproses terlebih

dahulu seperti ikan kaleng.

b. Kurangi penggunaan garam, bumbu penyedap, terasi dan kecap saat masak.

c. Makan makanan anda selagi hangatagar aroma masakanya masih segar

sehingga menutupi rasa asin yang kurang terasa.

d. Untuk mengurai rasa asin dalam masakan anda bisa menggunkan gula,

bumbu kare, bumbu rawon dan rempah-rempah lainya.

2.5 KERANGKA KONSEP

Indenpendent Denpendent

Dukungan caregiver Kepatuhan diet rendah garam

2.6 Hipotesi Penelitian

Ho: Tidak ada hubungan antara Dukungan Caregiverdengan Kepatuhan diet

rendah garam pada penderita hipertensi.

Ha: Ada hubungan antara Dukungan caregiver dengan Kepatuhan diet rendah

garam pada penderita hipertensi.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu memanfaatkan data-data

numerik untuk menilai hasil dari intervensi. Penelitian Kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi tertentu.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi yaitu dengan

tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian atupun hasil penelitian.Adapun

pengertian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah

terkumpul sebagimana adanya, tanpa melakukun analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku umum. Korelasi adalah suatu motode analisa dalam statistik yang

dapat digunakan untuk mencari antara dua variabel untuk menentukan suatu

hubungan.(Sugiyono, 2012).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Batunadua Kota

Padangsidimpuan, Lokasi penelitian ini di pilih berdasarkan pertimbangan bahwa

di wilayah tersebut banyak ditemukan angka kejadian Hipertensi pada lansiadengan

jumlah yang menderita hipertensi pada lansia pada tahun 2020 dengan jumlah 231

jiwa.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Padangsidimpuan dengan Waktu penelitian


22
ini direncankan pada bulan Juli 2021.

Tabel 1. Waktu penelitian

No Kegiatan Waktu penelitian


Okt Nov Des Jan Feb Ma Apr juli sep
1 Pengajuan judul
2 Perumusan
masalah
3 Perumusan
proposal
4 Seminar proposal
5 Pelaksanaan
penelitian
6 Pengolahan data
7 Seminar

3.3 Populasi dan sample Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitan (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Batunadua

Kota Padangsidimpuan pada tahun 2020 sebanyak 231 jiwa.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur jumlah dan karakteristik yang dimiliki untuk diteliti.

Menurut (Arikunto, 2010). Dalam ikhwanuddin jika populasi > maka jumlah

sample yang diambil dalam 10-15% dari populasi, akan tetapi jika populasi >100

maka jumlah sample diambil dari semua populasi.

Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling, adapun

pertimbangan yang harus dipenuhi dalam pemilihan sampel menggunakan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Criteria

inklusi yang digunakan sebagai berikut:

1. Lansia yang berumur 60 keatas yang berdomisili di Wilayah Kerja Puskesmas

Batunadua Kota Padangsidimpuan.


2. Lansia penderita hipertensi yang memiliki riwayat hipertensi Wilayah Kerja

Puskesmas Batunadua Kota Padangsidimpuan.

3. Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua Kota Padangsidimpuan yang

dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Sedangakan kriteria eksklusi penelitian ini adalah lansia yang menderita

penyakit hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua.

Setelah sampel didapat dengan kriteria diatas selanjutnya pemilihan sampel

dilakukan dengan menentukan berdasarkan urutan nama dari data yang didapat

berdasarkan kriteria sampel tersebut. Maka keseluruhan sampel yang diambil yaitu

berjumlah 23 orang.

Teknik pemilihan sampel dengan purposive sampling dapat dilihat pada bagan

berikut ini :

LansiaDengan
Semple lansia dengan
hipertensi di Purposive
hipertensi sebanyak
Puskesmas Sampling
23 responden
Batunadua

3.4 Etika Penelitian

Pada penelitian diperlukan adanya etika dalam penelitian untuk menghindari

dari kejadian tuntutan hukum akibat dari pelanggaran kode etik.Pada penelitian ini

peneliti mengajukan permohonan izin kepada Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Aufa Royhan. Setelah izin diperoleh peneliti melakukan


observasi kepada responden dengan memperhatikan etika sebagai berikut (Afiyanti,

2014) :

1. Autonomi (autonomy)

Autonomi merupakan hak pasien dalam memutuskan pengambilan keputusan

yang menurut pasien itu sendiri baik baginya.Peneliti wajib untuk menghargai

setiap keputusan pasien yang dilandasi dengan pemikiran yang rasional oleh pasien

itu sendiri. Perawat peneliti wajib untuk memperhatikan aspek – aspek berikut :

a) Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien

b) Menghargai hak – hak pasien dalam mengambil keputusan

c) Menerima keluhan – keluhan subyektif pasien

d) Menerima informed consent bila akan dilakukan suatu pemeriksaan dan

tindakan – tindakan untuk terapi.

2. Berbuat Baik (beneficience)

Berbuat baik berarti melakukan sesuatu yang memberi manfaat kepada pasien

itu sendiri.Namun, kadang berbuat baik yang ingin dilakukan oleh perawat peneliti

tidak bisa terlaksanakan dikarenakan adanya autonomi oleh pasien itu sendiri

sehingga perawat peneliti perlu untuk menghargai keputusan pasien.

3. Keadilan (justice)

Keadilan merupakan tindakan yang memberikan manfaat secara adil kepada

setiap pasien yang mendapatkan terapi atau tindakan yang mengarahkan pada

kesejahteraan pasien.Pada tindakan pelayanan kesehatan diperlukan adanya nilai

keadilan untuk menjunjung prinsip, moral, legal, dan kemanusiaan.

4. Tidak Merugikan (non maleficience)


Tidak merugikan berarti segala tindakan yang diberikan kepada pasien tidak

menimbulkan kerugian baik secara fisik dan psikologi.Sifat tidak merugikan ini

pada tindakan pelayanan kesehatan perlu diperhatikan agar tidak melanggar kode

etik.

5. Kejujuran (veracity)

Kejujurandiperlukan untuk berjalannya tindakan pelayanan kesehatan secara

terbuka kepada pasien sehingga pasien mengetahui dampak dari tindakan

keperawatan yang diperoleh.Pada poin kejujuran ini pasien bisa

mempertimbangkan pengambilan keputusan dari dampak yang diperoleh dari

tindakan pelayanan kesehatan tersebut.

6. Ketaatan (fidelity)

Ketaatan yang dimaksud merupakan prinsip setia perawat menjaga komitmen,

menjaga rahasia, dan menepati janji kepada pasien.Pada prinsip ketaatan ini pasien

bisa mempercayai seluruh tindakan pelayanan kesehatan kepada perawat untuk

mendapatkan manfaat peningkatan kesejahteraan pasien.

7. Kerahasiaan (confindientally)

Segala informasi tentang pasien yang tercatat di dokumen harus dijaga

privasinya. Hanya tim medis yang bisa membaca dokumen pasien yang bersifat

rahasia.

8. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas berarti adanya tanggung jawab pada setiap tindakan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada pasien.Akuntabilitas ini bisa dimintai

pertanggung jawabannya atas pematuhan kode etik.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut

1. Tahap persiapan

Peneliti akanmengajukan permohonan izin penelitian kepada Dinas

Kesehatan Kota Padangsidimpuan.

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti akanmenetapkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian.

b. Peneliti akan Melakukan wawancara pada responden tentang kesediaannya

menjadi responden.

c. Peneliti akan Menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, akibat

menjadi responden

d. Calon responden yang setuju diminta tanda tangan pada lembar surat

pernyataan kesanggupan menjadi responden.

e. Setalah responden setuju untuk menjadi responden kemudian menentukan

waktu untuk melakukan penelitian

f. Memberikan kuesioner kepada responden, bagi responden yang tidak bisa

membaca pengisian koesioner dibantu keluarga.

g. Mengumpulkan data yang telah diisi oleh responden.


h. Melakukan rekapitulasi responden.

3.6 Alat Pengumpulan Data

3.6.1 Kuesioner Dukungan caregiver

Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioneryang

dikembangakan oleh Nursalama dansudah dinyatakan valid pada penelitian

Indriyanto (2015) dengan nilai r tabel 0,301. Kemudian kuesioner ini juga telah

dinyatakan reliable dengan nilai Crobach Alfa 0.628.Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lekert. Setiap pertanyaan memiliki empat pilihan dan kriteria

jawaban sebagai berikiut 4: selalu, 3: sering, 2: kadang-kadang, 1: tidak pernah

3.6.2 Kuesioner Kepatuhan Diet Rendah Garam

Alat ukur dalam penelitian mengunakan kuesioner yang diadopsi dari Andik

sumantri dengan nilaivariditas adalah 0,361 dan reliabelnya adalah dengan Crobach

Alfa 0.75Untuk nilai dari setiap pertanyaan memiliki nilai 3: sering, 2: kadang-

kadang, 1: tidak pernah. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah nominal.

3.7 Definisi Operasional

Tabel 3.Definisi Operasional

Variable Defenisi Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur


Operasional
Caregiver Anggota keluarga Kuesioner Peneliti Ordinal Interpretasi
yang berperan dalam dengan 12 memberikan Ada: 24-48
membantu lansia item kuesioner dan Tidak ada
yang menderita mengguna membaca tentang :12-23
penyakit hipertensi kan skala pertanyaan
lekert mengenai femily
caregiver
Kepatuhan Suatu aturan yang Kuesioner Peneliti Ordinal Interpretasi
diet rendah disarankan oleh dengan 7 memberikan patuh: 15-21
garam dokter atau perawat item kuesioner dan tidak patuh
tentang kesehatan mengguna membaca tentang : 3-14
diet rendah garam kan skala pentanyaan
pada penderita nominal mengenai
hipertensi kepatuhan diet
rendah garam

3.8. Pengolahan Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012). Data yang telah dikumpulkan dalam tahap

pengumpulan data perlu dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai :

3.7.1 Editing

Meliputi kembali data yang terkumpul untuk mengetahui apakah sesuai

seperti yang diharapkan atau belum.

3.7.2 Coding

Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban atau hasil-hasil

yang ada menurut macamnya.Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-

masing jawaban dengan kode berupa angka kemudian dimasukkan dalam lembaran

tabel kerja guna mempermudah membacanya.Hal ini penting untuk dilakukan

karena alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer yang memerlukan

suatu kode tertentu.

3.7.3 Scoring

Hasil yang telah didapatkan dari responden kemudian ditentukan jumlah

skor, didalam penelitian baik menggunakan skala ordinal maupun skala nominal

dalam penelitian.

3.7.4 Processing
Data yang merupakan jawaban dari masing- masing responden dalam

bentuk kode dimasukkan dalam program software agar ketelitian dari orang yang

melakukan data entry tidak terjadi bias

3.7.5 Tabulating

Kegiatan akanmemasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan yang di observasi.

3.8 Analisa Data

3.9.1 Analisa Univariat

Persentasi yang di gunakan untuk melakukan perbandingan frekuensi

jawaban dalam instrumen kerna jawaban setiap pertanyaan dan setiap responden

berbeda atau heterogen. Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data

yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi.

3.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk melihat hubungan dua

variabel yang berhubungan atau dimaksud untuk mengatahui hubungan masing-

masing variabel (Notoatmodjo, 2012). bertujuan untuk mengetahui ada hubungan

yang signifikan antara dua variabel. Selanjutnya data tabulasi dan dianalisa dengan

menggunakan uji fisher dengan tingkat kesalahan 5% (0.05).

Setelah data diolah, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis karena

tanpa analisis engolahan data tidak akanada maknanya. Tujuan dilakukan analisa

data adalah:

a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan

penelitian.
b. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan

kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan. Karena dalam

penelitian ini menggunakan satu variabel jadi analisis yang digunakan adalah

analisis univariate. Analisis univariate atau sering disebut juga dengan analisis

deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian.Bentuk analisis univariate tergantung jenis datanya.

Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, standar deviasi

(Notoatmodjo,2014).

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

“hubungan dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada lansia

penderita hipertesi di wilayah kerja puskesmas batunadua kota padangsidimpuan

tahun 2021”. Penelitian ini dimulai dari bulanjuli dan penelitian ini melibatkan 23
responden sebagai subjek penelitian. Adapun hasil pengolahan data adalah sebagai

berikut:

4.1 Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat

digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan

proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel

terikat. Analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik

responden.Dalam analisa data hasil penelitian ini, karakteristik responden terdiri

dari usia, jenis kelamin dan pendidikan.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan Usia, Jenis kelamin, Pendidikan

dan pekerjaana

Karakteristik responden N %
Umur
60-74 12 52%
75-89 9 39%
>90 2 8.7%
Total 23 100%
Jenis kelamin
Laki-laki 7 31%
Prempuan 16 69%
Total 23 100%
Pendidikan
SD 9 39%
SMP 7 30%
SMA 6 26%
Perguruan tinggi 1 4,3%
Total 3223 100%

Tabel 4,1 Dari tabel diatas Menunjukan bahwa responden terbanyak berusia

sekitaran 60-74 tahun dengan jumlah 12 responden (52%), dan kebanyakan berjenis
kelamin prempuan yaitu 16 responden (69%) serta 8 responden (34%) yang

berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 9 responden (39%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan dukungan caregiver

Dukungan caregiver N %
Ada 14 60%
tidak ada 9 36%
Total 23 100%

Tabel 4,2 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa yang memiliki dukungan

caregiver terbanyak adalah yang ada dukungan caregiver sebanyak 14 responden

(60%) sedangkan yang tidak ada dukungan caregiver dengan jumlah 9 responden

(9%).

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Diet Rendah Garam

Kepatuhan diet rendah N %


garam
Patuh 16 69%
tidak patuh 7 31%
Total 23 100%

Tabel 4,3 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa kepatuhan diet rendah

garam yang patuh sebanyak 16 responden (69%) sedangkan tidak patuh kepatuhan

diet rendah garam dengan jumlah 7 responden (31%).

Tabel 4.4 Tabel Hasil Hubungan dukungan Caregiver dan Kepatuhan Diet

Rendah Garam

Dukungan Kepatuhan diet rendah garam Total P


caregiver Value

Tidak patuh patuh


N % N % n %
Tidak ada 13 9,7 1 4,3 14 100 0,005
Ada 3 6,3 6 2,7 9 100
Jumlah 16 16 7 7 23 100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa responden dengan dukungan

cergiver ada dengan jumlah 1 responden sedangkan responden dengan dukungan

caregiver tidak ada berjumlah 13. Responden dengan kepatuhan diet rendah garam

yang patuh 6 yaitu 6 responden dibadingakan 3 responden ysng memiliki kepatuhan

diet rendah garam tidak patuh. Berdasarkan nilai P value 0,005 sehingga secara

statistika diperoleh ada hubungan antara dukungan caregiver dengan kepatuhan

diet rendah garam.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Univariat

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada” hubungan antara

dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada lansia penderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas bantunadua kota padangsidimpuan”. Adapun

yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 23 orang. Adapun pembahasan

hasil penelitian yang telah diketahui sebagai berikut:

5.2 Karakteristik responden

5.2.1 usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karakteristik umur

responden, sebagian besar responden yaitu 60-74 tahun sebanyak 12 orang (52%).

Menurut Anggara & Prayitno, (2013) pada umumnya hipertensi terjadi pada

individu yang berusia diatas 40 tahun. Individu yang berusia diatas 40 tahun akan

mengalami suatu kondisi dimana akan terjadi pada dinding pembuluh darah

keadaan kehilangan elastisitas. Kondisi demikian akan mengakibatkan tekanan

darah yang terus memompa tanpa adanya dilatasi pembuluh darah.

Semakin bertambahnya umur maka tekanan darah juga akan mengalami

peningkatan. Dinding arteri akan mengalami penebalan yang disebabkan oleh

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga mengakibatkan pembuluh

darah menyempit dan menjadi kaku setelah umur 40 tahun. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Riani pada tahun 2020 mengatakan usia terbanyak adalah usia

> 65 tahun sebagai lansia yang banyak menderita hipertensi.

Perubahan kondisi fisiologis pada lansia meliputi perubahan pada musku-

loskeletal, pendengaran, penglihatan, sel, kardiovaskuler, respirasi, persyarafan,

gastrointestinal, genitourinaria, vesika urinaria, vagina, endokrin , dan kulit.


35
Osteoartriris adalah sindroma klinik yang ditandai dengan kerusakan atau gangguan

pada kartilago artikuler, tulang subkondral, permukaan sendi, sinovium dan

jaringan paraartikuler, dengan karakteristik menipisnya kartilago secara progresif,

disertai dengan pembentukn tulang baru pada tepi sendi (osteofi t) dan trabekula

subkondral.

5.2.2 jenis kelamin


Berdasarkan hasil penelitian siatas karakteristik responden jenis kelamin

adalah bermayoritas berjenis kelamin prempuan sebanyak 16 responden (69%) dan

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 7 responden (31%).

Prempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah

terjadinya menopause. Prempuan yang belum mengalami menopause di lingdungi

oleh hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar high destity

lipoprotein (HDL) Kadar kolesterol rendah dan tingginya kolestrol mempengaruhi

terjadinya proses aterosklorosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Perempuan yang mengalami monpause akan mengalami penueurnan

hormon yang mengakibat mudah terjainya hipertensi pada lansia perempuan

Berdasarkan penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013), perempuan cenderung

menderita hipertensi daripada laki-laki. Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5%

perempuan yang mengalami hipertensi sedangkan laki-laki hanya sebesar 5,8%.

5.2.3 pendidikan

Berdasarkan hasil reponden dari karakteristik responden yang telah

dilakukan terdapat mayoritas yang mempunyai tingkat pendidikan SD sebnayak 9

responden (39%) SMP dengan jumlah responden sebanyak 7 (30%) dan Sekolah

menengah pertama sebanyak 6 responden (26%) dan sekolah perguruan tinggi

sebanyak 1 responden (4,3%).

Andik sumatri mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin mudah seseorang menerima sesuatu informasi dan mudah menyerap

informasi. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadapa kepatuhan seseorang,

semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tidak patuh kerna semakain
rendah tingkat pendidikan akan mempengaruhi daya serap seseorang dalam

menerima informasi hal ini sesuai.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2012) yang mengatakan faktor-

faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien yang diterapi tamixfen setelah

operasi kanker payudara. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pendidikan dengan kepatuhan berobat dengan nilai p=0,004.

Lansia di wilayah kerja puskesmas mayoritas memiliki pendidikan SD

menggambarkan bahwa lansia memiliki pendidikan yang rendah tantang

pengetahuan, sehingga susah menerima indormasi tentang kesehatan maka harus

memiliki caregiver untuk membantu kebutuhan dalam menjaga kesahatan

contohnya dalam mengkonsumsi garam yang berlebihan.

5.3 Dukungan Caregiver

Berdasarkan dari hasil penelitian yang memiliki dukungan ada caregiver

sebanyak 14 responden (60%) sedangkan tidak adaa dukungan caregiver dengan

jumlah 9 responden (9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi,

Prapti, Saputra (2016) yang menunjukan bahwa dari 40 responden terdapat

dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan penatalaksanaan diet lansia dengan

hipertensi tertinggi dengan kategori sedang sebanyak 23 responden (57,5%). Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ali Imron (2017)

yang mengatakan bahwa penelitian diketahui bahwa dari 70 responden dukungan

keluarga pada pasien hipertensi di Puskesmas Pandak 1 Bantul Yogyakarta

terbanyak dalam kategori sedang sebanyak 42 resonden (60,0%).


Keluarga sebagai caregiver utama yang memiliki peran dalam fungsi

keperawatan kesehatan lansia di rumah. Peran dan tanggung jawab ini melibatkan

seluruh aspek, yaitu fisik, fisikologis, emosional, social, dan finansial (friedman

2010). Dukungan keluarga yang berperan sebagai caregiver lansia yang

memberikan informasi dan pendampig sangat penting untuk meningkatan

partisipasi keluarga dan menurunkan burden yang dialami keluarga (Anisa 2019).

Keluarga adalah unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling

berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota dan akan mempengaruhi

pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau dalam konteks yang luas

berpengaruh terhadap negara. Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap

perawatan kesehatan, mulai dari tahap peningkatan kesehatan, pencegahan,

pengobatan sampai dengan rehabilitasi. Dukungan keluarga merupakan dukungan

yang diberikan keluarga kepada pasien hipertensi, dimana dukungan ini sangat

dibutuhkan pasien selama mengalami sakit sehingga pasien merasa diperhatikan

dan dihargai (Suparyanto, 2011).

5.4 kepatuhan diet rendah garam

Berdasarkan dari hasil penelitian yang memiliki kepatuhan diet renda garam

terbanyak adalah yang patuh diet rendah garam sebanyak 16 responden (69%)

sedangkan tidak patuh diet rendah garam dengan jumlah 7 responden (31%).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ali Imron (2017) yang

mengatakan bahwa penelitian diketahui bahwa dari 70 responden dukungan

keluarga pada pasien hipertensi di Puskesmas Pandak 1 Bantul Yogyakarta

terbanyak dalam kategori sehingga didapatkan kepatuhan pengendalian hipertensi

pada lansia dengan kategori sedang pula sebanyak 37 responden (52,9 %).
Kepatuhan terhadap perawatan merupakan perilaku seseorang untuk

mentaati aturan dalam hal pengobatan yang meliputi perlakukan khusus mengenal

gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta konsumsi obat yang harus

dikonsumsi, jadwal waktu minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus

berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan darah (Lany Gunawan, 2001).

Diet Rendah garam adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa

efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Arista, 2013). Hanya

saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang

merepotkan dan tidak menyenangkan.Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar

terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin, dan kentang.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan anatar dukungan

keluarga caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada lansia penderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas kota padangsidimpuan dengan jumlah

responden 23 orang hasil hasil uji statistic di peroleh nilai ρ value 0,005 (ρ < 0,05).

Penelitian Riani (2020) menghasilkan adanya hubungan antara Dukungan

Caragiver dengan prilaku konsumsi garam pada lansia dengan hasil diatas nilai ρ

value 0,001 (ρ < 0,05), kebiasaan lansia dalam penelitian ini harus diingatkan,

diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan termasuk kesehatanya sangat tergantung

pada peran keluarga.

Sejalan dengan penelitian Lily Herlinah (2013) bahwa ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan prilaku lansia dalam pengendalian Hipertensi dengan

nilai p< 0,05 analisa lebih lanjutnya menunjukan bahwa dukungan informasi yang

dominan terhadap prilaku lansia dalam pengendalian hipertensi, guna

meninghkatlan derajad kesehatan lansia. Sebaliknya penelitian Dwi handayani


(2012) menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan p value 0,393 OR 1.615.

Ali Imron (2017) Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pengendalian Hipertensi

pada lansia di Puskesmaas Pandak 1 Bantul Yogyakarta Dengan hasil ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengendalian hipertensi pada lansia p

value 0.002.

Dari hasil penelitian ini bahwa ada hubungan natar dukungan caregiver

dengan tingkat kepatuhan dimana keluarga adalah orang yang peling dekat dengan

lansia terutama dalam merawat keluarga yang sakit dalam memberikan asuhan

keperawatan yang telah diajarkan oleh tenaga kesehatan untuk merawat lansia yang

sakit hipertensi dalam mengontrol tekanan darah dengan diet rendah garam.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan judul “Hubungan

dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada lansia penderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas batunadua tahun 2021”..

Maka penulis mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian diatas Menunjukan bahwa responden terbanyak berusia

sekitaran 60-74 tahun sebanyak 12 responden (52%), responden yang

berjenis kelamin prempuan yaitu sebayak 16 responden (69%) serta

pendidikan terbanyak adalah SD sebanyak 9 responden (39%)

2. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa yang memiliki

dukungan caregiver terbanyak adalah yang ada dukungan caregiver


sebanyak 14 responden (60%) sedangkan tidak ada dukungan caregiver

dengan jumlah 9 responden (9%).

3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kepatuhan diet rendah garam ada kepatuhan

sebanyak 16 responden (69%) sedangkan kepatuhan diet rendah garam tidak

patuh dengan jumlah 7 responden (31%).

4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara dukungan

caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam.

41
6.2 Saran

1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawata

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan wawasan untuk

memberikan pengetahuna kepeda masyarakat tentang dukungan caregiver dengan

kepatuhan diet rendah garam.

2. Bagi responden

Disarankan kepada responden untuk lebih meningkatkan pengetahuannya

tentang dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam.

3. Bagi Instansi pendidikan

Disarankan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

informasi tentang dukungan caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam

yang lagi menyebar di seluruh dunia bagi mahasiswa/mahasiswi di Universitas

Aufa Royhan Padangsidimpuan

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Disarankan selanjutnya dapat melakukan pemilihan yang lebih menarik

tentang gambaran pengetahuan masyarakat tentang dukungan caregiver

dengan kepatuhan diet rendah garam.


DAFTAR PUSTAKA

Andik (2020), pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi pada keluarga terhadap kepayuhan diet
rendah garam lansia hipertensi dikecamatan sukolilo kabupaten pati, Diperoleh tanggal
17Oktober 2020

Arikunto (2010), Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Annisa Dkk. 2019 pelatihan tugas keperawatan keluarga caregiver lansia dnegan program
RURAL (Rumah Rama Lansia). Diperoleh tanggal 16Oktober 2020

Asnil(2020), Efektifitas Theory-Based Low-Sodium Diet Education Terhadap Peningkatan


Determinan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Dengan Hipertensi. Diperoleh
tanggal 16Januari 2021

Bustan M,N(2018), Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta

Desy Amanda (2017).Hubungan karakteristik dan obesitas sentral dengan kejadia hipertensi;
Surabaya, jawa timur, Indonesia

Dinas Kesehataan Kota Padangsidimpuan ( 2019) profil kesehatan kabupaten kota


padangsidimpuan. Diperoleh tanggal 26 februari 2019.

Dwi lestari.r, 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada sector
informal di pasar beringharjo kota Yogyakarta

Emira (2013)Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Hipertensi Dalam Melakukan


Terapi Di Puskesmas Pandanaran Kota Semaran. Diperoleh Tanggal 19 November 2019

Heri Purwanto (2006)pengantar prilaku manusia untuk perawatDiakses Tanggal 19 Oktober


2020.

Kartika 2012, Hipertensi Dan Prevalensi Hipertensi Dalam Kajian Epidemiologi. Diperoleh
tanggal 19 November 2019 dikutip dari ://kartika.wordpress.com

Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.

Kusuma (2016)gambaran sikap keluarga terhadap lansia dengan hipertensi.

Lilies sundari (2015).Faktor-faktoryang berhubungan dengan kejadian hipertensi.


Muhammad hafiz (2016).Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
kelompok lansia di wilayah kerja upt puskesmas kelompok lansia di wilayah kerja upt
puskesmas petang 1 kabupaten bandung tahun 2016

Muhammad Roy Abdul K.H(2018) pengaruh diet rendah garam terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi usia lansia Diakses Tanggal 10Januari 2021.

Muntner (2018), hypertensi case discussionDiakses Tanggal 19 Oktober 2020

Notoadmodjo (2012), metodologi penelitian kesehatan.Jakarta : Rineka cipta

Novian Arista (2013).Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet hipertensiDiakses Tanggal 19


Oktober 2020

Puskesmas Batunadua (2020), prevalensi hipertensi batunadua. Diakses tanggal 04 januari


2021

Rainy Pradana Jati (2020)dukungan family caregiver dengan kepatuhan diet rendah garam pada
lansia.Diakses Tanggal 19 Oktober 2020.

Siti Nur Alfiaturromah Dkk (2018). Hubungan peran family caregiver terhadap pemenuhan
personal hygiene lansia. Diakses Tanggal 19 Oktober 2020.

Sundari Dkk (2017), hubungan dukungan keluarga dan diet hipertensi dengan frekuensi
kekambuhan hipertensi pada lansia diwilayah kerja puskesmas pandak II bantul yogyakarta.
Diakses Tanggal 16Oktober 2020.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Yani Arnoldus Toulasik (2019). Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada penderita hipertensi di RSUD PROF. DR,WZ, JOHANES DEKUPSNG NTT.
Diakses Tanggal 16Oktober 2020.

World Health Organization. A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, Global Public Health
Crises. Geneva: WHO; 2019.
Kuesioner

No Pertanyaan selalu Sering Kdg-kdg T


p
1 Dukungan keluarga emosional
a. keluarga selalu mendapingi saya dalam perawatan
b. keluarga selalu memberikan pujian dan perhatian kepada
saya
c. keluarga tetap mencintai saya dan memperhatikan saya saat
sakit
d. keluarga memaklumi bahwa sakit yang saya alami sebagai
suatu musibah
2 Dukungan instrumental
a. keluarga selalu menyediakan waktu dan fasilitas jika saya
memerlukan untuk keperluan berobat
b. keluarga sangat berperan aktif dalam setiap pengobatan
c. keluarga bersedia mebiayai perawatan dan pengobatan saya
d. keluarga selalu berusaha untuk memcarikan kekuarangan
sarana dan peralatan perawatan yang salah perlukan
3 Dukungan informasi
a. keluarga selalu memberitahukan tentang hasil pemeriksaaan
dari dokter
b. keluarga selalu mengingatkans aya untuk control, minum
obat,olahraga dan makan
c. keluarga selalu mengingatkan saya tentang prilaku –prilaku
yang memperburuk prilaku saya
d. keluarga selalu menjelaskan kepada saya setiap saya
bertanya hal-hal yang tidak jelas tentang penyakit saya
Skor

Ket:
4: selalu, 3: sering, 2: kadang-kadang, 1: tidak pernah
Tingakat kepatuahan diet rendah garam
S= Sering K=Kadang-Kadang Tp= Tidak Pernah
No Pertanyaan S K Tp
1 Apakah selama 1 minggu anda makan-makanan atau masakan yang
terasa kurang asin atau hambar?
2 Apakah selama 1 minggu anda makan-makanan atau masakan yang
diawetkan ( ikan asin,dendeng, telor asin dan abon?
3 Apakah selama 1 minggu anda makanana dan minuman yang diawetkan
dalam kaleng atau kemasan ( sarden, korned , sosis dan ie instan dan
minuman bersoda?
4 Apakah selama 1 minggu anda makan-makanan atau masakan yang
mengunakan penyedap rasa?
5 Apakah selama 1 minggu ini anda menambahkan( saos atau kecap, atau
garam) pada masakan atau makanan yang anda konsumsi?
6 Apakah selama 1 minggu ini masakan atau makanan yang anda
konsumsi hanya menggunakan bumbu dapur ( jahe,bawang putih
dll.)sebagai pengganti penyedap masakan?
7 Apakah selama 1 minggu ini anda masakan atau makanan yang anda
konsumsi menggunakan garam dapur > 1 sendok teh/hari?
Skor

Ket:
Sering= dilakukan ≥ 4 hari
Kadang-kadang= dilakukan 1-3 hari
Tidak pernah = selama seminggu tidak melakukan sama sekali
Frequensi data
Statistics
umurresponden jeniskelamin pendidikan
Valid 23 23 23
N
Missing 0 0 0
Std. Deviation .487 .470 .976
Minimum 1 1 1
Maximum 2 2 4

umurresponden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
60-74 12 52.2 52.2 52.2
74-89 9 39.1 39.1 91.3
Valid >90 2 8.7 8.7 100.0
Total 23 100.0 100.0

jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki-laki 7 30.4 30.4 30.4
Valid perempuan 16 69.6 69.6 100.0
Total 23 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 9 39.1 39.1 39.1
SMP 7 30.4 30.4 69.6
SMA 6 26.1 26.1 95.7
Perguruan tinggi 1 4.3 4.3 100.0
Total 23 100.0 100.0

Dukungan caregiver
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Ada 14 60.9 60.9 60.9
Tidak 9 39.1 39.1 100.0
Valid ada
Total 23 100.0 100.0

kepatuhan diet rendah garam


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Patuh 16 69.6 69.6 69.6
Tidak 7 30.4 30.4 100.0
Valid patuh
Total 23 100.0 100.0

Case Processing Summary


kepatuhan diet rendahgaram Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent

Ada 16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%


dukungancaregiver
Tidakada 7 100.0% 0 0.0% 7 100.0%

Descriptives
kepatuhan diet rendahgaram Statistic Std. Error
Mean 1.19 .101
Lower Bound .97
95% Confidence Interval for
Mean Upper Bound 1.40

dukungancaregiver Ada 5% Trimmed Mean 1.15


Median 1.00
Variance .163
Std. Deviation .403
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 1.772 .564
Kurtosis 1.285 1.091
Mean 1.86 .143
Lower Bound 1.51
95% Confidence Interval for
Mean Upper Bound 2.21
5% Trimmed Mean 1.90
Median 2.00
Variance .143
Tidakada
Std. Deviation .378
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.646 .794
Kurtosis 7.000 1.587

Crosstabs
Notes
Output Created 17-Sep-2021 18:49:38
Comments
Input Data G:\skripsi jijah\spss1.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 23
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=caregiver BY
kepatuhandietrendahgaram
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.000


Elapsed Time 0:00:00.016
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


N Percent N Percent N Percent
dukungan caegiver * kepatuhan 23 100.0% 0 .0% 23 100.0%
diet rendah garam
dukungan caegiver * kepatuhan diet rendah garam Crosstabulation

kepatuhan diet rendah garam

patuh tidak patuh Total


dukungan caegiver ada Count 13 1 14
% within dukungan caegiver 92.9% 7.1% 100.0%
tidak ada Count 3 6 9
% within dukungan caegiver 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 16 7 23
% within dukungan caegiver 69.6% 30.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.168a 1 .002
Continuity Correctionb 6.572 1 .010
Likelihood Ratio 9.605 1 .002
Fisher's Exact Test .005 .005
Linear-by-Linear Association 8.769 1 .003
N of Valid Cases 23
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,74.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER TABEL

N Dukungan Ceragiver Kepatuhan Diet RendahGaram


o Inisial Umur Jeniskelamin Pendidikan P1 P2 P3 Total P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
16 15
1 A 60-74 Laki-Laki SMA 8 4 4 Tidakada 2 3 2 2 1 3 2 Patuh
16 8 10 34 15
2 B 74-89 perempuan SMP Ada 3 2 2 2 2 2 2 Patuh
8 8 4 20 17
3 C 60-74 perempuan SMP Tidakada 3 3 2 2 2 2 3 Patuh
8 8 8 24 17
4 D 74-89 perempuan SD Ada 3 3 2 2 2 2 3 Patuh
16 14
5 E >90 perempuan SD 8 4 4 Tidakada 2 2 2 2 2 2 2 TidakPatuh
12 8 12 32 17
6 F 74-89 Perempuan SMA Ada 2 3 2 3 2 3 2 Patuh
16 8 12 36 18
7 G 60-74 Perempuan SD Ada 2 3 2 3 2 3 3 Patuh
1 1
12 12 12 36 10
8 H 60-74 laki-laki SD Ada 2 1 2 1 1 2 1 TidakPatuh
8 16 12 36 17
9 I 74-89 Perempuan SMP Ada 2 3 2 2 2 3 3 Patuh
32 20
10 J 60-74 Perempuan SD 12 8 12 Ada 3 3 3 3 3 2 3 Patuh
20 9
11 K 60-74 Perempuan SMP 8 8 4 Tidakada 1 1 1 2 1 2 1 TidakPatuh
Perguruantin 24 15
12 L 60-74 Perempuan ggi 8 8 8 Ada 2 2 2 2 2 3 2 Patuh
12 13
13 M 74-89 Perempuan SMP 4 4 4 Tidakada 1 2 2 2 2 2 2 TidakPatuh
36 20
14 N 60-74 laki-laki SMA 16 12 8 Ada 3 3 3 3 3 3 2 Patuh
16 9
15 O 74-89 laki-laki SD 8 4 4 Tidakada 1 2 1 1 1 2 1 TidakPatuh
24 17
16 P >90 Perempuan SMA 12 8 4 Ada 2 3 2 3 2 3 2 Patuh
17 Q 74-89 laki-laki SMP 4 4 4 12 2 2 2 2 1 1 2 12
Tidakada TidakPatuh
24 15
18 R 60-74 laki-laki SD 8 4 12 Ada 2 2 2 2 2 3 2 Patuh
20 9
19 S 60-74 laki-laki SMP 8 8 4 Tidakada 1 1 1 2 1 2 1 TidakPatuh
40 18
20 T 74-89 Perempuan SMA 12 12 16 Ada 3 3 3 3 2 2 2 Patuh
40 18
21 U 60-74 Perempuan SD 12 12 16 Ada 3 3 3 3 2 2 2 Patuh
32 18
22 V 74-89 Perempuan SMA 12 8 12 Ada 3 2 2 3 3 3 2 Patuh
20 17
23 W 60-74 Perempuan SD 8 8 4 Tidakada 3 3 2 2 2 2 3 Patuh

Keterangan
Dukungan caregiver
Ada: ada dukungan keluarga
Tidakada: tidak ada dukungan keluarga
Cara Perhitungan Kuesioner

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan kepatuhan diet Jumlahskor Hasil


rendah garam

D. Caregiver (Q1+Q2+Q3+Q4)+ (Q1+Q2+Q3+Q4)+ 12-48 Ada- tidakada


(Q1+Q2+Q3+Q4)

K.D rendah garam Q1+Q2+Q3+Q4+Q5+Q6+Q7 3-24 Patuh-


tidakpatuh

Responden1

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+4+4 16 Ada

K.D rendah 2+2+2+3+1+3+2 15 Patuh


garam

Responden2

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 16+8+10 34 Ada

K.D rendah 3+2+2+2+2+2+2 16 Patuh


garam

Responden3

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+4 20 Tidakada

K.D rendah 3+3+2+2+2+2+3 15 Patuh


garam

Responden4

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+8 24 Ada


K.D rendah 3+3+2+2+2+2+3 17 Patuh
garam

Responden5

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+4+4 16 Tidakada

K.D rendah 2+2+2+2+2+2+2 14 Tidakpatuh


garam

Responden6

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+8+12 32 Ada

K.D rendah 2+3+2+3+2+3+2 14 Patuh


garam

Responden7

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 16+8+12 36 Ada

K.D rendah 2+3+2+3+2+3+3 15 Patuh


garam

Responden8

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+12+12 36 Ada

K.D rendah 2+1+2+1+1+2+1 10 Tidakpatuh


garam

Responden 9

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+16+12 36 Ada


K.D rendah 2+3+2+3+2+3+3 18 Patuh
garam

Responden10

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+8+12 32 Ada

K.D rendah 3+3+3+3+3+2+3 20 Patuh


garam

Responden11

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+4 20 Tidakada

K.D rendah 1+1+1+2+1+2+1 9 Tidakpatuh


garam

Responden12

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+8 24 Ada

K.D rendah 2+2+2+2+2+3+2 16 Patuh


garam

Responden13

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 4+4+4 12 Tidakada

K.D rendah 1+2+2+2+2+2+1 12 Tidakpatuh


garam

Responden14
Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil
kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 16+12+8 36 Ada

K.D rendah 3+3+3+3+3+3+2 20 Patuh


garam

Responden15

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+4+4 16 Tidakada

K.D rendah 1+2+1+1+1+2+1 9 Tidakpatuh


garam

Responden16

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+8+4 24 Ada

K.D rendah 2+3+2+3+2+3+2 17 Patuh


garam

Responden17

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 4+4+4 12 Tidakada

K.D rendah 1+1+1+1+1+1+1 7 Tidakpatuh


garam

Responden18

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+4+12 24 Ada

K.D rendah 2+2+2+2+2+3+2 15 Patuh


garam

Responden 19
Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil
kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+4 20 Tidakada

K.D rendah 1+1+1+2+1+2+1 9 Tidakpatuh


garam

Responden 20

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+12+16 40 Ada

K.D rendah 3+3+3+3+2+2+2 18 Patuh


garam

Responden21

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+12+16 40 ada

K.D rendah 3+3+3+3+2+2+2 18 Patuh


garam

Responden22

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 12+8+12 32 Tidakada

K.D rendah 3+2+2+3+3+3+2 19 patuh


garam

Responden23

Pertanyaan Perhitungandukungan caregiver dan Jumlahskor Hasil


kepatuhan diet rendah garam

D. Caregiver 8+8+4 20 Tidakada

K.D rendah 3+3+2+2+2+2+3 15 Patuh


garam

Anda mungkin juga menyukai