Anda di halaman 1dari 88

STUDI PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF


DI DESA TRANS PIR SOSA 1A KECAMATAN
HUTARAJA TINGGI KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
MELDA WARDANA BATUBARA
NIM. 21061450

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA
ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2022

1
2

STUDI PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF
DI DESA TRANS PIR SOSA 1A KECAMATAN
HUTARAJA TINGGI KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2022

OLEH
MELDA WARDANA BATUBARA
NIM. 21061450

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA
ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2022
3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MELDA WARDANA BATUBARA


Nim : 21061450
Tempat/ Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 09 Mei 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
No.Telp/HP : 082364272071
Email : meldawardana82@gmail.com

Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2003-2004 : TK Al-Musyarofah
2. Tahun 2004- 2010 : SD Negeri 200103 Padangsidimpuan
3. Tahun 2010- 2013 : SMP Negeri 4 Padangsidimpuan
4. Tahun 2013- 2016 : SMK Kesehatan Matorkis Padangsidimpuan
5. Tahun 2016- 2019 : Pendidikan D-III Kebidanan Matorkis Padangsidimpuan
4

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Melda Wardana Batubara
NIM : 19030005P
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana

Menyatakan bahwa:
1. Skipsi dengan judul “Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam
Pemberian ASI Eksklusif di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022” adalah asli dan bebas dari
plagiat.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Komisi
pembimbing dan masukan dari Komisi Penguji
3. Skripsi ini merupakan tulisan ilmiah yang dibuat dan ditulis sesuai dengan
pedoman penulisan serta tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis
dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan dalam tulisan saya dengan
disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku
Demikian pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunkan sebagaimana mestinya.

Padangsidimpuan, 21 September 2022


Pembuat Pernyataan

Melda Wardana Batubara


NIM. 19030005
5
6

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

Laporan Penelitian, Juli 2022


Melda Wardana Batubara
Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi kabupaten
Padang Lawas Tahun 2022
Abstrak

ASI eksklusif menurut World Health Organization yaitu memberikan


hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak
lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti
setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap
diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. Cakupan ASI eksklusif di
Puskesmas Hutaraja Tinggi pada tahun 2020 dari jumlah 132 bayi hanya 49 ibu
(37,2%) yang memberikan ASI ekslusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengetahuan dan dukungan keluarga dalam pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi
Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
desain deskriftif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi
Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022 sebanyak 38 orang. Analisa data yang
digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan responden mayoritas adalah kurang (52,6%), dukungan keluarga
mayoritas adalah tidak mendukung (57,9%). Petugas Kesehatan masih perlunya
meningkatkan upaya promosi kesehatan terutama mengenai pemberian ASI
eksklusif secara intensif melalui komunikasi langsung door to door kepada
masyarakat dengan melibatkan suami, keluarga, tokoh masyarakat, perawat dan
bidan di masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI dan penyuluhan tentang
ASI perah pada ibu menyusui.

Kata Kunci : Pengetahuan, Dukungan Keluarga ASI Eksklusif


Daftar Pustaka: 51, (2011-2020)
7

MIDIWIFE PROGRAM OF HEALTH FACULITY

AT AUFA ROYHAN UNIVERSITY IN PADANGSIDIMPUAN

Research’s report, July 2022


Melda Wardana Batubara

The Study of Knowledge and Family Support in exclusive breastfeeding (ASI) in


Trans Pir Sosa Village 1A Hutaraja Tinggi District, Padang Lawas Regency 2022

Abstract
Exclusive breastfeeding according to the World Health Organization is to give
only breast milk without give other food and drinks to babies from birth to 6
months old, except for drugs and vitamins. However, this does not mean that after
exclusive breastfeeding, breastfeeding is stopped, but it is still given to babies
until the baby is 2 years old. Exclusive breastfeeding coverage at the Public
Helath Center Hutaraja Tinggi 2020 out of 132 babies, only 49 mothers (37.2%)
gave exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine family
knowledge and support in providing exclusive breast milk (ASI) in trans Pir Sosa
1A village, Hutaraja Tinggi District, Padang Lawas Regency 2022. This type of
research was quantitative with a descriptive design. The samples in this study
were all mothers who had babies aged 0-6 months in the village of Trans Pir Sosa
1A Hutaraja Tinggi District, Padang Lawas Regency 2022 as many as 38 people.
The data analysis used was univariate analysis. The results showed that the
knowledge of the majority respondents was lack (52.6%), the majority family
support was not supportive (57.9%). Health Workers still need to increase health
promotion efforts, especially regarding intensive exclusive breastfeeding through
direct door to door communication to the community by involving husbands,
families, community leaders, nurses and midwives in the community about the
importance of breastfeeding and counseling about dairy milk in breastfeeding
mothers.
Keywords : Knowledge, Support for Breast Milk Families Exclusive
Bibliography : 51, (2011-2020)
8

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-NYA peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul “Studi Pengetahuan

dan Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Trans Pir Sosa

1A Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022”.

Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Kebidanan di Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan

Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Dr. Anto, SKM, M.Kes, M.M selaku Rektor Universitas Aufa Royhan di

Kota Padangsidimpuan sekaligus ketua Penguji yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan kritik dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

2. Arinil Hidayah, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.

3. Nurelilasari Siregar, SST, M.Keb selaku ketua program studi Kebidanan

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota

Padangsidimpuan.

4. Yulinda Aswan, SST, M.Keb selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.


9

5. Rini Amelia Batubara, S.Tr.Keb, M.Keb selaku pembimbing pendamping

sekaligus Penguji II yang telah meluangan waktu untuk membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala Desa Trans Pir Sosa 1a Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten

Padang Lawas yang telah memberikan izin untuk melakukan survey awal

penelitian.

7. Seluruh dosen Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas

Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan .

8. Ibunda dan ayanda yang telah memberikan dukungan dan doa yang tidak terhingga kepada penulis di dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Teristimewa kepada suami dan anak peneliti yang telah memberikan

dukungan, baik berupa moral maupun materi yang tidak terhingga kepada

peneliti di dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada seluruh teman-teman sejawat dan seperjuangan yang turut membantu

memberikan dukungan dan doa.

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna

perbaikan dimasa datang. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas derajat kesehatan masyarakat. Amin

Padangsidimpuan, Juli 2022

Peneliti

DAFTAR ISI
10

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ......................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1


a. Latar Belakang ............................................................................ 1
b. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
c. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 5
d. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7


2.1 ASI Eksklusif .............................................................................. 7
2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif .................................................... 7
2.1.2 Jenis- Jenis ASI ................................................................... 7
2.1.3 Komposisi ASI .................................................................... 8
2.1.4 Manfaat ASI ........................................................................ 11
2.2 Dukungan Keluarga ..................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga .......................................... 15
2.2.2 Tujuan Dukungan Keluarga ................................................ 16
2.2.3 Manfaat Dukungan Keluarga .............................................. 17
2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga .. 17
2.2.5 Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif ........ 20
2.3 Pengetahuan ................................................................................. 22
2.3.1 defenisi Pengetahuan .......................................................... 22
2.3.2 Tingkat Pengetahuan ........................................................... 22
2.3.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 23
2.3.4 Pengukuran Pengetahuan .................................................... 26
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 26

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 28


3.1 Jenis dan Desain Penelitian......................................................... 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
3.2.1 Lokasi................................................................................. 28
11

3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................ 28


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 29
3.3.1 Populasi .............................................................................. 29
3.3.2 Sampel ............................................................................... 29
3.4 Etika Penelitian ........................................................................... 29
3.5 Defenisi Operasional................................................................... 30
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 30
3.7 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 32
3.8 Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 33
3.8.1 Pengolahan Data ................................................................ 33
3.8.2 Analisa Data ....................................................................... 33
3.8.3 Penyajian Data ................................................................... 34

BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 35


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 35
4.2 Analisa Univariat ......................................................................... 35
4.2.1 Karakteristik Ibu ................................................................. 36
4.3 Distribusi Silang........................................................................... 39
4.3.1 Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 39
4.3.2 Dukungan Keluarga ASI Eksklusif pada Bayi.................... 40

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................. 41


5.1 Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi .... 41
5.2 Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Ekkslusif pada Bayi 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 46


6.1 Kesimpulan ................................................................................. 46
6.2 Saran ......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48


LAMPIRAN ...................................................................................... 52
12

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1 Waktu Penelitian……………………………………………....... 28


Tabel 3.2 Defenisi Operasional………………………………………….... 30
13

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1: Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 27


14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Survey................................................................................... 52


2. Balasan Izin Survey .............................................................................. 53
3. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 54
4. Surat Balasan Izin Penelitian ................................................................ 55
5. Permohonan Kesediaan Menjadi Responden ..................................... 56
6. Persetujuan Menjadi Responden ........................................................... 57
7. Kuesioner .............................................................................................. 58
8. Mastel Tabel.......................................................................................... 61
9. Output SPSS.......................................................................................... 63
10. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 67
11. Lembar Konsultasi ................................................................................ 70
15

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Nama

ASI Air Susu Ibu

UNICEF United Nations International Children's Emergency Fund

WHO World Health Organization

SDKI Survey Demografi Kesehatan Indonesia

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar Indonesia

IMD Inisiasi Menyusui Dini

SIDS Sudden Infant Death Syndrome

PI Pencegahan Infeksi

NICU Neonatal Intensive Care Unit


16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di

suatu negara dapat dilihat dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB). Salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian pada

bayi erat kaitannya dengan status nutrisi. Salah satu upaya dalam menurunkan

AKB adalah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah makanan

alami pertama untuk bayi yang memberikan semua vitamin, mineral dan nutrisi

yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dalam enam bulan pertama dan

tidak ada makanan atau cairan lain yang diperlukan. ASI memenuhi setengah atau

lebih kebutuhan gizi anak pada tahun pertama hingga tahun kedua kehidupan

(Utami, 2012; Septiani, 2017).

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain

kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun

bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan

tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

Berdasarkan data Word Health Organization (WHO) pada tahun 2016

tentang cakupan ASI eksklusif di dunia hanya sebesar 36%. Capaian tersebut

masih dibawah target cakupan ASI eksklusif yang ditetapkan oleh WHO yaitu

sebesar 50%. Di Amerika sebanyak 44% bayi diberikan ASI eksklusif selama 3

bulan dan hanya sebanyak 22% diberikan selama 6 bulan. Secara global, tidak

lebih dari 35% bayi mendapatkan ASI selama kurang dari empat bulan, di Mesir
17

79% bayi di bawah usia dua bulan diberikan ASI. Namun, proporsi ASI eksklusif

menurun dengan cepat pada saat bayi berusia 4-5 bulan. Sekitar tujuh dari sepuluh

bayi menerima beberapa bentuk suplemen (Febriyanti, H, 2018).

Data Profil Kesehatan Indonesia (2019) secara nasional, cakupan bayi

mendapat ASI eksklusif tahun 2019 yaitu sebesar 67,74%. Angka tersebut sudah

melampaui target Renstra tahun 2019 yaitu 50%. Persentase tertinggi cakupan

pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (86,26%),

sedangkan persentase terendah terdapat di Provinsi Papua Barat (41,12%).

Terdapat empat provinsi yang belum mencapai target Renstra tahun 2019, yaitu

Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi juga membuat pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012

tentang Pemberian ASI eksklusif. Peraturan Pemerintah tentang pemberian ASI

eksklusif ini diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah

dalam pengembangan program ASI, di antaranya menetapkan kebijakan nasional

dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan

terkait program pemberian ASI eksklusif. Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah

tersebut, telah diterbitkan Permenkes Nomor 15 tahun 2013 tentang tata cara

penyediaan fasilitas khusus menyusui atau memerah ASI dan Permenkes Nomor

39 tahun 2013 tentang susu formula bayi dan produk lainnya. Dalam rangka

mendukung keberhasilan menyusui sampai tahun 2013, telah dilatih sebanyak

4.314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatih konseling

menyusui. (PP Republik Indonesia No. 33, 2012)


18

Data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2019), dari 186.460 bayi

usia dari 186.460 bayi usia < 6 bulan, dilaporkan hanya 75.820 bayi yang

mendapatkan ASI Eksklusif (40,66%), capaian ini masih jauh dari target yang

ditentukan di Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 yaitu

sebesar 53%. Kabupaten/Kota yang tertinggi cakupan ASI Eksklusifnya adalah

Nias Utara (84,28%), Sibolga (72,12%) dan Samosir (69,05%). Sedangkan 3

Kabupaten/Kota terendah adalah Nias Barat (11,96%), Serdang Bedagai (16,20%)

dan Nias (17,62%). Merujuk target Renstra sebesar 53%, maka ada 10

Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target tersebut yaitu Nias Utara, Sibolga,

Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tebing-Tinggi,

Labuhanbatu Utara, Dairi dan Humbang Hasunduta. Kabupaten Padang Lawas

Utara merupakan salah satu kabupaten yang cakupan ASI eksklusif belum

mencapai target.

Pencapaian cakupan bayi yang diberi ASI ekslusif di Kabupaten Padang

Lawas dari tahun 2014-2019 sangat fluklusif dimana pada tahun 2014 cakupan

ASI ekslusif 33,0% dan mengalami peningkatan menjadi 59,50% di tahun 2015,

sedangkan pada tahun 2016-2017 menurun kembali menjadi 40,80% dan 33,80%.

Sedangkan pada tahun 2018 cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia < 6

bulan terjadi peningkatan menjadu 36,7% dan turun kembali menjafdi 33,80% di

tahun 2019. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan

cakupan tersebut antara lain meningkatkan tenaga konselor ASI, adanya peraturan

perundangan tentang pemberian ASI serta meningkatkan kegiatan edukasi,

sosialisasi advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI dan meningkatkan

pembinaan kelompok. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Hutaraja


19

Tinggi pada tahun 2020 dari jumlah 132 bayi hanya 49 ibu (37,2%) yang

memberikan ASI ekslusif (Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas,

2020).

Beberapa penelitian yang terkait dengan ASI eksklusif adalah penelitian

yang dilakukan Tri Ayu (2015), memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan

pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh (p=0,000). Penelitian

Anggorowati (2013) di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal, ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan

(p=0,003).

Pemberian ASI eksklusif memberi keuntungan bagi bayi, diantaranya

adalah mencegah kekurangan gizi bayi, meningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan kecerdasan kognitif pada bayi, mencegah penyakit infeksi saluran

pencernaan (muntah dan diare), mencegah infeksi saluran pernafasan serta

mencegah resiko kematian. Dampak jika tidak diberikan ASI Eksklusif yang

diperoleh bagi bayi adalah infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan

(muntah dan diare), meningkatkan resiko kematian, menurunkan perkembangan

kecerdasan kognitif, serta meningkatkan resiko kurang gizi (Puspita, 2016).

Keberhasilan seorang ibu dalam menyusui dipengaruhi oleh banyak faktor

yaitu, faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Notoatmojo,

2012). Faktor predisposisi yang meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, sikap,

keterpaparan terhadap informasi. Faktor pemungkin meliputi kebijakan instansi,

ketersediaan fasilitas. Sedangkan faktor penguatnya adalah adanya dukungan

suami, dukungan keluarga dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari

keluarga (Abdulah, 2012).


20

Survey awal yang dilakukan di Desa Pu Trans Sosa 1A Kecamatan

Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas dari 10 ibu terdapat 3 ibu menyusui

yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif pada bayinya dan 7 ibu menyusui

tidak memberikan ASI ekslusif pada bayinya, hambatan paling utama dalam

pemberian asi Eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

dan kurangnya dukungan suami, di mana masih banyak suami yang tidak ikut

serta membantu ibu dalam pemberian ASI Ekskusif seperti tidak mendampingi

persalinan ibu, dan membiarkan bayi dirawat sendiri oleh ibunya

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan

Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana Pemberian Air

Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan Pengetahuan

dan Dukungan Keluarga di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan dukungan keluarga dalam pemberian

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja

Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus


21

1. Mengetahui karakteristik responden (Umur, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, agama dan suku) di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan

Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

2. Mengetahui pengetahuan ibu dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022.

3. Mengetahui dukungan keluarga dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022.

4. Untuk mengetahui distribusi silang pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif berdasarkan pengetahuan dan dukungan keluargadi desa Trans

Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun

2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

wawasan serta menambah pengalaman juga meningkatkan kesadaran untuk

mengembangkan diri secara lebih optimal daam memecahkan masalah kesehatan

khususnya didalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.

1.4.3 Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan

ilmu pengetahuan serta keterampilan di dalam menganalisa permasalahan

kesehatan yang ada dimasyarakat khususnya mengenai pemberian Air Susu Ibu

(ASI) Ekslusif.
22

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0-6 bulan

tanpa memberikan makanan atau minuman lain, menurut ahli kesehatan, bayi

pada usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI

Eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap beragam penyait pada usia selanjutnya

(Rulina, 2014).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin

setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walupun

hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan (Suparyanto ,2012).

2.1.2 Jenis-jenis ASI

Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

yaitu: kolostrum, ASI peralihan dan ASI matur

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari

ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan oleh

payudara ibu berbentuk cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan,

lebih kuning dibandingkan dengan ASI matur, bentuknya agak kasar karena

mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan khasiat:

a. Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran pencernaan

siap untuk menerma makanan.


23

b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga

dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

c. Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari

berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.

2. ASI Peralihan

ASI peralihan merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari

kesepuluh. Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang

lebih tinggi dan protein yang lebih rendah dari pada kolostrum.

3. ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan

dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih seperti

susu krim dan mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum

ataupun transisi (Rulina, 2014).

2.1.3 Komposisi ASI

a. Air

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan tanpa air akan terjadi

dehidrasi. Kandungan air di dalam ASI sangat besar yaitu 88 % dimana

kegunaannya untuk melarutkan zat – zat yang terdapat dalam ASI dan juga bisa

meredakan rangsangan haus.

b. Protein

ASI memiliki kandungan protein yang berbeda dari susu mamalia lainnya,

baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI mengandung asam amino seimbang

yang cocok untuk bayi. Dalam 100 ml ASI terdapat 0,9 gr protein, jumlah ini
24

lebih sedikit dibandingkan protein pada mamalia lainnya. Kelebihan protein

dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal bayi. ASI mengandung protein

khusus yang dirancang untuk tumbuh kembang bayi manusia.

ASI mengandung protein whey dan casein. Whey adalah protein yang

halus, lembut dan mudah dicerna sedangkan kasein adalah protein yang

bentuknya kasar, menggumpal dan susah dicerna. Perbandingan antara whey

dan casein dalam ASI adalah 60:40 Sedangkan pada susu sapi 20:80. ASI

mengandung alfa lactalbumin sedangkan susu sapi mengandung beta

lactoglobulin yang sering menyebabkan alergi.

Selain alfa lactalbumin , protein unik yang dimiliki ASI dan tidak terdapat

dalam susu formula adalah taurin, lactoferin dan lysosom. Taurin diperlukan

untuk perkembangan otak, susunan saraf, dan pertumbuhan retina. Selain

Taurin, protein unik yang ada dalam ASI adalah lactoferin. Lactoferin

membiarkan bakteri usus baik yang menghasilkan vitamin untuk tumbuh dan

menghancurkan bakteri yag jahat. Lisosom merupakan antibiotik alami dalam

ASI yang dapat menghancurkan bakteri berbahaya.

c. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah Laktosa.Dimana 100 ml ASI

mengandung 7 gr laktosa atau 20-30% lebih banyak daripada susu sapi.

Laktosa mudah dicerna dan merupakan sumber energi.Di dalam usus laktosa

diubah menjadi asam laktat yang berfungsi untuk membantu penyerapan

kalsium yang penting untuk pertumbuhan tulang. Selain itu, laktosa juga

diperlukan untuk pertumbuhan otak, makin tinggi kadar laktosa pada susu
25

mamalia, maka makin besar juga ukuran otaknya. ASI mengandung kadar

laktosa yang paling tinggi dibandingkan susu mamalia lain (Rulina, 2014).

Karbohidrat dalam ASI juga dapat mencegah infeksi lewat peningkatan

pertumbuhan bakteri baik usus, lactobacillus bifidus dan menghambat bakteri

berbahaya dengan cara fermentasi laktosa menjadi asam laktat sehingga

menyebabkan suasana lambung menjadi asam dan menghambat pertumbuhan

bakteri berbahaya.

d. Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak.Lemak ASI merupakan

lemak yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi karena

mengandung jumlah lemak yang sehat dan tepat secara proporsional. Kadar

lemak dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI

tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu

dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat

dalam ASI. Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang yang mengandung

omega-3, omega-6, DHA, ARA. Lemak berikatan panjang tersebut penting

untuk pertumbuhan syaraf dan pertumbuhan otak. Lemak pada ASI juga

mengandung kolesterol yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan otak

bayi. Pada saat pertumbuhan otak yang cepat, diperlukan kadar kolesterol yang

tinggi. Kolesterol dalam ASI juga berfungsi dalam pembentukan enzim untuk

metabolisme kolesterol yang berfungsi untuk membentuk enzimmetabolisme

kolesterol sehingga dapat mencegah serangan jantung dan arteriosclerosis pada

usia muda.
26

e. Vitamin dan Mineral

ASI mengandung vitamin yang cukup untuk bayi, walaupun ibunya

mengalami defisiensi vitamin. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator

pada proses pembentukan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan

mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam

kolostrum. Mineral berupa zat besi (Fe) dan Zinc terdapat di ASI dalam jumlah

sedikit, tetapi dengan bioavailibilitas dan penyerapan tinggi (Rulina, 2014).

2.1.4 Manfaat ASI

1. Untuk Bayi

a. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,

terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi

ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk

memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya

b. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,

karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi

semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI)

c. Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari

kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih

memberikan manfaat.

d. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi

adalah yang terbaik untuk sapi

e. Komposisi ASI ideal untuk bayi


27

f. Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-

usus, sembelit, dan alergi

g. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya,

ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan

seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit

tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI

h. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin

dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya

kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui

sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.

i. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam

keadaan steril dan suhu susu yang pas

j. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan

kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan

terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa

depan.

k. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan

karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.

l. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah.

Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI

bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada

bayi prematur.
28

m. Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di

antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s

disease, dan Ulcerative Colitis.

n. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI.

Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI

pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak

yang minum susu formula.

o. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak.

Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan

ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan

memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi

pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih

mudah untuk menyayangi orang lain.

2. Untuk Ibu

a. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk

kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan

b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan

pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali

c. Ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker

rahim dan kanker payudara.

d. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan

mensterilkan botol susu, dot, dsb


29

e. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus

membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air

panas, dsb

f. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan

perlengkapannya

g. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formulabelum tentu

steril

h. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya

mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional

i. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah

payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan

diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi

dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.

3. Untuk Keluarga

a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau

minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.

b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)

dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan

sakit.

c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga

sebab ASI selalu siap tersedia.


30

f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air

panas, dll (Rulina, 2014).

2.2 Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang

melindungi seseorang dari efek setres yang buruk. Dukungan suami menurut

Friedman Bowden & Jones (2014) adalah sikap, tindakan penerimaan terhadap

anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah

suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan

penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada

yang memperhatikannya. Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-

dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang

dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan terhadap

anggota keluarga. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan (Syafareinan, 2014).

Dukungan keluarga adalah bentuk sikap, tindakan penerimaan terhadap

anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah

suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan


31

penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada

yang memperhatikannya (Syafareinan, 2014).

Dukungan sosial suami mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan (Utini, 2015).

Dukungan keluarga dalam pemberian ASI adalah keterlibatan keluarga

dalam merawat bayi dan memberikan informasi mengenai ASI kepada ibu. Ibu

yang mendapat informasi tentang ASI dari keluarganya akan terdorong untuk

memberikan ASI dibandingkan dengan yang tidak pernah mendapatkan informasi

atau dukungan dari keluarganya, sehingga dukungan keluarga berpengaruh

terhadap pemberian ASI (Shalihah, 2015).

Ibu dengan dukungan keluarga baik maka kecenderungan memberikan

kolostrum semakin baik pula walaupun dalam hasil penelitian masih ada ibu yang

dukungan keluarga yang rendah tapi tetap memberikan kolostrum pada bayinya

data proporsi dukungan keluarga hampir seluruhnya berada pada dukungan

keluarga yang baik (Ayatullah, 2016).

2.2.2 Tujuan Dukungan Keluarga

Sangatlah luas diterima bahwa orang yang berada dalam lingkungan sosial

yang suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya

yang tanpa keuntungan ini. Lebih khususnya, karena dukungan suami dapat

dianggap mengurangi atau menyangga efek serta meningkatkan kesehatan mental

individu atau keluarga secara langsung, dukungan keluarga adalah strategi penting

yang haru ada dalam masa stress bagi anggota keluarga (Friedman Bowden &
32

Jones, 2014).

Dukungan keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna

mengurangi stress akibat negatifnya. Sistem dukungan keluarga ini berupa

membantu berorientasi tugas sering kali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan

tetangga. Bantuan dari keluarga juga dilakukan dalam bentuk bantuan langsung,

termasuk bantuan financial yang terus-menerus dan intermiten, berbelanja,

merawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan tugas rumah tangga, dan

bantuan praktis selama masa krisis (Friedman Bowden & Jones, 2014).

2.2.3 Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda- beda dalam berbagai tahap-

tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan,

dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan

adaptasi keluarga. (Friedman Bowden & Jones, 2014) menyimpulkan bahwa baik

efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stres

terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung

mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) ditemukan. Sesungguhnya efek-efek

penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan

boleh jadi berfungsi bersamaan (Friedman Bowden & Jones, 2014).


33

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah:

1) Faktor internal

a) Tahap perkembangan

Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini

adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap

rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

b) Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh

variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang

pendidikan dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan

membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk

memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan

menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan

dirinya.

c) Faktor emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya

dukungan dan cara melakukannya. Seseorang yang mengalami respon

stress dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap

berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan

bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang

yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respon

emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak


34

mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman

penyakit mungkin.

d) Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari

harapan dan arti dalam hidup.

2) Eksternal

a) Praktik di keluarga

Cara bagaimana suami memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya,

klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan

jika keluarga melakukan hal yang sama.

b) Faktor sosio-ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko

terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan

dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup:

stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja.Seseorang

biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok

sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara

pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia

akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.

Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada

gangguan pada kesehatannya.


35

c) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara

pelaksanaan kesehatan pribadi (Friedman Bowden & Jones, 2014)..

2.2.5 Dukungan keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif

Dorongan keluarga merupakan sesuatu yang cukup penting untuk

menentukkan kegagalan atau keberhasilan seorang ibu dalam pemberian ASI

eksklusif pada bayinya. Keluarga (suami, orang tua, mertua, ipar, dan sebagainya)

perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga

agar ibu berhasil menyusui secara eksklusif, misalnya untuk menggantikan

sementara tugas rumah tangga ibu seperti memasak, mencuci, dan membersihkan

rumah (Notoatmodjo, 2012).

Dorongan keluarga untuk melakukan ASI eksklusif umumnya adalah

suami dan orang tua. Suami dan orang tua adalah orang terdekat yang dapat

mempengaruhi seorang ibu untuk tetap menyusui secara eksklusif atau malah

memberikan makanan/ minuman tambahan kepada bayi.Bentuk dukungan suami

berupa nasihat untuk memberikan hanya ASI eksklusif saja kepada bayinya,

membantu ibu bila lelah, dan membantu melakukan pekerjaan rumah. Sedangkan

dukungan orang tua lebih terlihat untuk mempengaruhi ibu memberikan makanan

atau minuman tambahan sebelum bayi mereka berusia 6 bulan (Syafiq, 2013).

Peran Ayah dan Keluarga dalam Pemberian ASI eksklusif (Bayu, M.,

2014), keberhasilan pemberian Asi eksklusif salah satunya ditunjang oleh

dukungan keluarga dekat. Ibu tidak bisa berjuang sendiri, mengingat adanya

perubahan besar dalam hidupnya sebagai ibu baru. Menyusui sendiri bergantung
36

kepada dua hormon utama, yaitu hormon prolaktin yang memproduksi ASI dan

hormon oksitosin yang mengalirkan ASI. Hormon oksitosin ini adalah hormon

unik karena proses keluarnya dapat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Hormon ini

dapat disebut sebagai hormon cintanya ayah dan hormon happy-nya ibu.

Maksudnya, jika ibu merasa senang, hormon oksitosin lancar, pengeluaran

ASI pun lancar. ASI dapat keluar sampai memancing LDR (Let Down Reflex)

saat terjadi pancuran ASI atau ASI menetes dari payudara satunya saat payudara

yang lain sedang disusui. Namun, akan berlaku sebaliknya. Jika ibu kelelahan,

tidak happy, sedang stres, banyak pikiran negatif, walaupun produksi ASI banyak

hingga payudara tampak penuh, ASI bisa tidak keluar karena hormon oksitosin

tadi tidak mengalir. Di sinilah peran keluarga dekat sangat diperlukan, terutama

ayah. (Bayu, M.,2014),

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ayah dalam membantu ibu. Dari hal

kecil seperti membantu menjagakan si kecil agar ibu dapat beristirahat agar tidak

kelelahan. Mengajak ibu mencari informasi bersama untuk memahami kebutuhan

dan perilaku bayi. Memberi supportmental dengan mengajak ibu bercanda saat

kelelahan melalui hari-hari memiliki bayi dngan tangisan dan rengekannya.

Sesekali, temani ibu saat harus bangun malam dan menyusui bayi untuk

memberikan dukungan positif, membantu menggantikan popok bayi,

memandikan, menimang bayi dan lain-lain. Ini semua dilakukan untuk membantu

ibu agar tidak merasa stres, mengalami baby blues syndrome hingga post natal

depression, dan kelelahan yang mengakibatkan terjadi masalah dalam pemberian

ASI. (Bayu, M.,2014),


37

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran buah hati membutuhkan kehadiran ayah

untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mentalnya. Sisi ibu juga sisi ayah

keduanya dipadukan untuk menggores bayi yang masih seperti lembaran kertas

putih. Keberhasilan pemberian ASI adalah keberhasilan bersama, tidak hanya ibu-

bayi, tetapi juga keluarga sekitarnya, terutama ayah. Kasih ibu dan ayah anugerah

tiada terkira bagi bayi. (Bayu, M.,2014).

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) tingkat pengetahuan manusia dibagi menjadi

6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)
38

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi- formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.
39

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012) faktor internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi terbentuknya pengetahuan. Faktor internal diantaranya adalah

kesehatan indera seseorang, sedang faktor eksternal diantaranya adalah kesehatan

psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif individu. Faktor

internal dan eksternal ini jika diperluas lagi akan terbagi sebagai berikut :

1) Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang

memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir

menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan

tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor

yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi

seseorang. Secara commonsence dapat dikatakan bahwa orang yang lebih

intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

2) Pendidikan

Tugas-tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan

kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan,

sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang, pendidikan formal dan non

formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap

suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.


40

3) Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa

bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya

disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang

terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan

penilaian-penilaian seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang

mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman

orang lain.

4) Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa

media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting

dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat,

kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya

akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif

diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,

pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau

penjelasan nilai-nilai tertentu. Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang

meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapatpada surat kabar atau majalah dan

poster. Kemudian media elektronikyang meliputi televisi, video, slide, dan film

serta papan (billboard).

5) Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang

berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan
41

menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari

objek tertentu.

6) Umur

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat

kemampuan, kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

menerima informasi.

7) Sosial budaya

Sosial budaya termasuk didalamnya pandangan agama, kelompok etnis

dapat memepengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai

keagamaan untuk memperkuat super egonya.

8) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu

yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik dimungkinkan lebih

memiliki sikap posotif memandang diri dan masadepannya dibandingkan mereka

yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah.

2.3.4 Pengukuran Pengetahuan

Dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar

yaitu, mendasarkan diri pada rasional dan pengalaman. Cara pengukuran

pengetahuan dalam penelitian bisa menggunakan angket dan biasanya dituliskan

dalam presentase Baik=76-100%; cukup=56-75%; kurang ≤ 56% (Wawan dan

Dewi, 2011).

2.4 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2012) kerangka konsep merupakan formulasi atau

simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian


42

tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta

hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Dengan adanya kerangka konsep

akan mengarahkan kita untuk menganalisa hasil penelitian, maka penulis dapat

menggambarkan kerangka konsep sebagai berikut:

Pengetahuan

Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan Keluarga

Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian


43

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain deskriftif yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan

dukungan keluarga dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans

Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja

Tinggi Kabupaten Padang Lawas. Alasan peneliti adalah karena masih rendahnya

pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – bulan Agustus tahun

2022. Waktu penelitian dimulai dengan merumuskan masalah penelitian dan

menyusun prososal penelitian, pelaksanaan seminar proposal, penelitian dan

pengolahan data sampai seminar akhir pada bulan Agustus 2022.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Kegiatan Rencana Waktu Kegiatan


MAR APR MEI JUN JUL AGTS
Perumusan Masalah
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Data
Seminar Akhir
44

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia

0-6 bulan di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten

Padang Lawas dari bulan April- Mei tahun 2022 sebanyak 38 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6

bulan di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang

Lawas Tahun 2022 sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampling dalam

penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh populasi

dijadikan sampel

3.4 Etika Penelitian

Etika penelitian ini disusun untuk melindungi hak- hak responden menjamin

kerahasiaan responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian. Penelitian ini

bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses

penelitian ini bila dikehendaki. etika penelitian yang harus dilakukan dalam setiap

penelitian antara lain :

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum subjek mengatakan kesediaannya untuk

menjadi responden. Informed consent bertujuan untuk mengetahui informasi

tentang penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu responden dapat

memutuskan kesediaannya untuk menjadi responden atau tidak.


45

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti menjamin pada responden dalam menggunakan subjek peneliti

dengan cara tidak mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur.

Peneliti akan menggunakan kode saat mengolah data dan mempublikasinya,

akan menjaga kerahasiaannya oleh peneliti, kecuali sekelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

c. Confiodentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang telah diberikan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti,

kecuali sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

3.5 Defenisi Operasional

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Penelitian

No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuisioner Ordinal 1. Kurang= <56%
diketahui ibu tentang ( 0-5)
ASI eksklsusif 2. Cukup =
56-75% ( 6-7)
3. Baik= 76-
100% (8-10)
2 Dukungan Dukungan yang Kuisioner Ordinal 4. Tidak
Keluarga diberikan keluarga Mendukung=
dalam pemberian ≤50% ( 0-5)
ASI Eksklusif 5. Mendukung >
50% (6-10)

3.6 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan lembar kuisioner dalam mengumpulkan data.

Kuisioner yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan

teori sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka. Kuisioner di susun secara

terstruktur sehingga responden dapat memberikan jawaban sesuai petunjuk yang

ada. Kuisioner terdiri dari karakteristik responden, kuisioner pengetahuan dan


46

kuesioner dukungan keluarga. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan.

Setiap jawaban benar diberi skor 1, salah diberi skor 0. Jumlah total skor terendah

adalah 0 dan skor tertinggi adalah 10. Untuk mengkategorikan pengetahuan

berdasarkan total skor yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan baik apabila jumlah total skor yang diperoleh responden

adalah 76-100% (Skor 8-10)

2) Pengetahuan cukup apabila jumlah total skor yang diperoleh responden

adalah 56-75% (Skor 6-7)

3) Pengetahuan kurang apabila jumlah total skor yang diperoleh responden

adalah < 56% (Skor 0-5).

Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap jawaban

benar diberi skor 1, salah diberi skor 0. Jumlah total skor terendah adalah 0 dan

skor tertinggi adalah 10. Untuk mengkategorikan dukungan keluarga berdasarkan

total skor yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Mendukung apabila jumlah total skor yang diperoleh responden adalah

>50% (Skor 6-10)

2) Tidak Mendukung apabila jumlah total skor yang diperoleh responden

adalah ≤50% (Skor 0-5)

Kuesioner ini diambil dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

penelitian Mahillatul (2016) sebanyak 10 pernyataan. Uji validitas yang dilakukan

terhadap 20 responden dengan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan nilai

Cronbach’s Alpha 0,908.


47

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

b. Peneliti meminta surat izin penelitian kepada bagian akademik Universitas

Aufa Royhan untuk melakukan penelitian.

c. Peneliti mengajukan permohanan izin kepada Kepala Desa Pu Trans Sosa 1A

Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas.

d. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan diadakan penelitian ini,

serta meminta persetujuan responden untuk mengisi kuisioner.

e. Responden menandatangani lembar informed consent sebelum pengisian

lembar kuesioner.

f. Peneliti menyebar kuisioner kepada responden.

g. Peneliti mengumpulkan kembali lembar kuisioner setelah responden selesai

mengisi.

h. Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diserahkan dan

meminta responden melengkapi apabila ada jawaban kuesioner yang belum

lengkap dan mengumpulkannya kembali.

a. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan


komputer melalui tahapan editing (penyuntingan data), coding (membuat
lembaran kode atau kartu kode, entry (kolom-kolom atau kontak-kontak
lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan)dan tabulating (membut tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian).
48

3.8 Pengolahan Analisa Data


3.8.1 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012) Data yang telah terkumpul dengan cara
manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing (Penyutingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner perlu di sunting. Kalau ternyata masih ada data atau informassi
yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka
kuesioner tersebut di keluarkan (droup out).
b. Membuat lembaran kode atau kartu kode (Coding Sheet)
Adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual.
Pada penelitian untuk coding data demografi seperti:
c. Memasukkan data (Data Entry)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kontak-kontak lembar kode atau kartu kode
sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulasi
Yakni membut tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti.
3.8.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan pengukuran terhadap

masing-masing responden lalu masukkan dalam tabel distribusi frekuensi,

kemudian presentasekan masing-masing variabel responden lalu melakukan

pembahasan dengan menggunakan teori dari pustaka yang ada.

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat. Analisis data dalam

penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-

masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi,

kemudian dicari persentase untuk masing-masing jawaban responden,


49

3.8.3 Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi, seperti contoh table

berikut:

Pemberian ASI Eksklusif


Pengetahuan Tidak Diberikan Diberikan
n % n %
Kurang
Baik
Jumlah
50

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Trans Pir Sosa 1A merupakan salah satu desa yang terdapat di

Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas yang memiliki jarak sekitar

70 km dengan ibu kota kabupaten dan 27 km dengan ibu kota kecamatan. Desa

Trans Pir Sosa 1A memiliki luas lahan pemukiman warga 250 Ha, Luas lahan

pertanian 1000 Ha., Kawasan fasilitas umum 75Ha, wilayah sekitar 485 km2,

termasuk wilayah terluas di Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebanyak 80% dari

500 KK merupakan warga transmigrasi dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa

Tengah dan 20% dari penempatan warga local yang berasal dari masyarakat desa

sekitar Kecamatan Sosa dan sebagaian lagi dari Kecamatan lain di Kabupaten

Tapanuli Selatan.

Desa Trans Pir Sosa 1A memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pir Trans Unit II

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pinarik

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Papaso

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Pasar Ujung Batu

4.2 Analisis Univariat

Hasil Penelitian tentang pengetahuan dan dukungan keluarga dalam

pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan

Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022 dapat dijelaskan pada

tabel.
51

4.2.1 Karakteristik Ibu

a. Umur Ibu

Tabel 4.1 Distribusi Umur Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

Umur (tahun) n Persentase (%)


17-25 10 26,3
26-35 24 63,2
36-45 4 10,2
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang berada pada umur 26-

35 tahun yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dan minoritas ibu yang berada pada

umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 4 orang (10,2%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan
Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Pendidikan n Persentase (%)
SD 4 10,5
SMP 5 13,2
SMA 23 60,5
Perguruan Tinggi 6 15,8
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA

sebanyak 23 orang (60,5%) dan minoritas ibu berpendidikan SD yaitu sebanyak 4

orang (10,5%).
52

c. Jenis Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan
Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Jenis Pekerjaan n Persentase (%)
IRT (Tidak Bekerja) 15 39,5
PNS 2 5,3
Pedagang 3 7,9
Petani 14 36,8
Pegawai Swasta 1 2,6
Honor 3 7,9
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas ibu bekerja sebagai IRTsebanyak

15 orang (39,5) dan minoritas ibu bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak1

orang (2,6`%).

d. Pendapatan

Tabel 4.4 Distribusi Pendapatan Keluarga di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan
Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Pendapatan n Persentase (%)
< 2.758,828 24 63,2
≥ 2.758,828 14 36,8
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas pendapatan keluarga

<2.767.784/ bulan yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dan minoritas pendapatan

keluarga ≥ 2.767.784/ bulan yaitu sebanyak 14 orang (36,8%).

e. Agama

Tabel 4.5 Distribusi Agama Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Agama n Persentase (%)
Islam 100 100,0
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021
53

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh ibu beragama islam yaitu sebanyak

38 orang (100%).

f. Suku

Tabel 4.6 Distribusi Suku di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Suku n Persentase (%)
Jawa 30 78,9
Batak 8 21,1
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas suku responden adalah suku

Jawa sebanyak 30 orang (78,9%) dan minoritas suku batak sebanyak 8 orang

(21,1%).

g. Pengetahuan

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan
Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

Pengetahuan n Persentase (%)


Kurang 20 52,6
Cukup 13 34,2
Baik 5 13,2
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpengetahuannya kurang

sebanyak 20 orang (52,6%) dan minoritas ibu memiliki pengetahuan baik

sebanyak 5 orang (13,2%).

h. Dukungan Keluarga

Tabel 4.8 Distribusi Dukungan Keluarga Ibu di Desa Trans Pir Sosa 1A
Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022
Dukungan Keluarga n Persentase (%)
Tidak Mendukung 22 57,9
Mendukung 16 42,1
Jumlah 38 100,0
Sumber: Data Primer, 2021
54

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa keluarga ibu yang tidak mendukung

pemberian ASI Eksklusif sebanyak 22 orang (57,9%) dan keluarga ibu yang

mendukung pemberian ASI Eksklusif sebanyak 16 orang (42,1%).

i. Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 4.11 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif di Desa Trans Pir Sosa 1A
Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

Pemberian ASI Eksklusif n Persentase (%)


Tidak diberikan 27 71,1
Diberikan 11 28,9
Jumlah 38 100.0
Sumber: Data Primer, 2021

Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 27 orang (71,1%) dan minoritas ibu

yang memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 11 orang (28,9%).

4.3 Distribusi Silang

4.3.1 Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 4.12 Distribusi Silang Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI


Eksklusif pada bayi di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

Pemberian ASI Eksklusif


Tidak Jumlah
Pengetahuan Diberikan
Diberikan
n % n % n %
Kurang 19 50,0 1 2,6 20 52,6
Cukup 8 21,1 5 13,1 13 34,2
Baik 0 0,0 5 13,2 21 13,2
Jumlah 27 71,1 11 28,9 38 100
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa

dari 20 ibu yang pengetahuannya kurang, ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif pada bayi sebanyak 19 orang (50,0%) dan ibu yang memberikan ASI
55

Eksklusif pada bayi sebanyak 1 orang (2,6%). Dari 13 ibu yang pengetahuannya

cukup, ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 orang (13,1%)

dan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang

(21,1%). Dari 5 ibu yang pengetahuannya baik, ibu yang memberikan ASI

Eksklusif pada bayi sebanyak 5 orang (13,2%) dan ibu yang tidak memberikan

ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 0 orang (0,00%).

4.3.2 Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 4.13 Distribusi Silang Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI


Eksklusif pada bayi di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022

Pemberian ASI Eksklusif


Dukungan Tidak Jumlah
Diberikan
Keluarga Diberikan
n % n % n %
Tidak
20 52,7 2 5,2 22 57,9
Mendukung
Mendukung 7 18,4 9 23,7 16 42,1
Jumlah 27 72,1 11 28,9 38 100
Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa

dari 22 yang keluarganya tidak mendukung, ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif pada bayi sebanyak 20 orang (52,7%) dan ibu yang memberikan ASI

Eksklusif pada bayi sebanyak 2 orang (5,2%). dari 16 ibu yang keluarganya

mendukung , ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 9 orang

(23,7%) dan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 7

orang (18,4%).
56

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu

berpengetahuannya kurang sebanyak 20 orang (52,6) dan minoritas ibu memiliki

pengetahuan baik sebanyak 5 orang (13,2%). Hasil penelitian dilapangan

didaptkan bahwa dari 20 ibu yang pengetahuannya kurang, ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 19 orang (50,0%) dan ibu yang

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 1 orang (2,6%). Dari 13 ibu yang

pengetahuannya cukup, ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak

5 orang (13,1%) dan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi

sebanyak 8 orang (21,1%). Dari 5 ibu yang pengetahuannya baik, ibu yang

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 orang (13,2%) dan ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 0 orang (0,00%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, peraba, pembau, perasa, sebagian besar pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2012)

Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting

dalam kesuksesan proses menyusui. Abdullah et al (2012) menyatakan bahwa


57

tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga

berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI.

Pengetahuan tentang ASI eksklusif dipengaruhi banyak faktor. Kualitas

dan kuantitas informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan. Apabila informasi yang didapat seseorang mempunyai kualitas yang

baik maka tingkat pengetahuan mereka akan bertambah karena informasi yang

disampaikan adalah benar, dengan cara penyampaian yang menarik sehingga

orang akan mudah untuk memahami pesan yang disampaikan. Ibu menyusui yang

memperoleh informasi tentang pengertian, laktasi, komposisi gizi dalam ASI,

keuntungan, manfaat, penyimpanan ASI dan cara menyusui yang benar akan

mempunyai pemahaman yang benar tentang pemberian ASI eksklusif. Kuantitas

informasi akan mempercepat dan memperluas seorang ibu untuk memahami

keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif (Utami, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri

(2015) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna faktor tingkat

pengetahuan ibu menyusui mengenai ASI eksklusif dengan pemberian ASI

eksklusif di desa Dukuhwaru wilayah kerja puskesmas Dukuhwaru kabupaten

Tegal tahun 2015, dengan X2 hitung sebesar 16,654 dan nilai p sebesar 0,000.

Penelitian ini juga didukung oleh Siti (2020) yang menyebutkan Ada

Hubungan Pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-12

bulan di desa Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro

dengan nilai p= 0,000. Pengetahuan tentang ASI eksklusif yang baik dapat

menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi sikap terhadap pemberian makanan

pendamping ASI. Pengetahuan juga berfungsi sebagai motivasi dalam bersikap


58

dan bertindak termasuk dalam penolakan pemberian makanan pendamping ASI.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu yang baik dapat

berpengaruh pada sikap positif pada pemberian ASI Eksklusif.

Peneliti berasumsi bahwa Ibu yang kurang pengetahuan dan kurang diberi

nasehat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada hari-hari pertama

kelahiran dapat menyebabkan ibu memberikan makanan pendamping ASI

sehingga pemberian ASI Eksklusif tidak berhasil. Kurangnya keyakinan terhadap

kemampuan memproduksi ASI untuk memuaskan bayinya mendorong ibu untuk

memberikan susu tambahan melalui botol, sehingga KIE sangat perlu dilakukan

pada ibu segera setelah melahirkan ditunjang dengan Inisiasi menyusui dini. KIE

tidak hanya diberikan pada waktu setelah bayi lahir atau masa pertumbuhan dan

perkembangan bayi akan tetapi seharusnya sejak dalam kandungan atau

kehamilan melalui kelas ibu hamil.

5.2 Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga ibu yang tidak

mendukung pemberian ASI Eksklusif sebanyak 22 orang (57,9%) dan keluarga

ibu yang mendukung pemberian ASI Eksklusif sebanyak 16 orang (42,1%). Hasil

penelitian di lapangan diperoleh bahwa dari 22 yang keluarganya tidak

mendukung, ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 20

orang (52,7%) dan ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2

orang (5,2%). dari 16 ibu yang keluarganya mendukung, ibu yang memberikan

ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 9 orang (23,7%) dan ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 7 orang (18,4%).


59

Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa peran ayah dan

keluarga dalam Pemberian ASI eksklusif, keberhasilan pemberian Asi eksklusif

salah satunya ditunjang oleh dukungan keluarga dekat. Ibu tidak bisa berjuang

sendiri, mengingat adanya perubahan besar dalam hidupnya sebagai ibu baru.

Menyusui sendiri bergantung kepada dua hormon utama, yaitu hormon prolaktin

yang memproduksi ASI dan hormon oksitosin yang mengalirkan ASI. Hormon

oksitosin ini adalah hormon unik karena proses keluarnya dapat dipengaruhi oleh

emosi seseorang. (Bayu, M., 2014).

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ayah dalam membantu ibu. Dari hal

kecil seperti membantu menjagakan si kecil agar ibu dapat beristirahat agar tidak

kelelahan. Mengajak ibu mencari informasi bersama untuk memahami kebutuhan

dan perilaku bayi. Memberi supportmental dengan mengajak ibu bercanda saat

kelelahan melalui hari-hari memiliki bayi dngan tangisan dan rengekannya.

Sesekali, temani ibu saat harus bangun malam dan menyusui bayi untuk

memberikan dukungan positif, membantu menggantikan popok bayi,

memandikan, menimang bayi dan lain-lain. Ini semua dilakukan untuk membantu

ibu agar tidak merasa stres, mengalami baby blues syndrome hingga post natal

depression, dan kelelahan yang mengakibatkan terjadi masalah dalam pemberian

ASI. (Bayu, M.,2014).

Dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat sangat berperan

dalam tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus

menyusui, maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus

menyusui. Seorang ibu yang kurang mendapatkan dukungan keluarga atau bahkan
60

ditakut- takuti dapat menyebabkan ibu beralih ke susu formula. (Proverawati,

2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Trisnawati (2012) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga

yang baik dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan semakin tinggi

pemberian dukungan, maka ibu akan lebih termotivasi, semangat dan yakin

selama menyusui.

Penelitian Rahman (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif

merupakan suatu respon yang diberikan keluarga dalam mendukung ibu untuk

memberikan MP-ASI pada bayi setelah usia enam bulan.

Hasil penelitian dilapangan diperoleh dari 30 ibu yang keluarganya tidak

mendukung, ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 25

orang (83,3%) dan ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5

orang (16,7%). dari 24 ibu yang keluarganya mendukung , ibu yang memberikan

ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 13 orang (54,2%) dan ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 11 orang (45,8%).

Menurut peneliti banyaknya ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya di karenakan adanya faktor-faktor lain yang

mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI seperti kebiasaan yang keliru

karena masyarakat disana sering memberikan susu formula/makanan pendamping

ASI sebelum waktunya.


61

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian studi pengetahuan dan dukungan keluarga dalam

pemberian ASI eksklusif di Dsa Trans Pir Sisa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022 yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Karakteristik responden mayoritas umur responden 26-35 tahun (63,2%),

pendidikan SMA (60,5%), pekerjaan ibu rumah tangga (39,5%) dan pendapatan

< 2.758,828 (63,2%), agama islam (100%), suku Jawa (78,9%).

2. Pengetahuan responden mayoritas adalah kurang (52,6%)

3. Dukungan keluarga mayoritas adalah tidak mendukung (57,9%)

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran sebagai

berikut :

a. Kepada responden hendaknya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

menigkatkan motivasi dalam memberikan ASI pada bayi mereka dengan

menyimak dan bertanya kepada petugas kesehatan tentang pemberian ASI

eksklusif pada bayi., dan diharapkan keluarga harus memberikan dukungan

yang lebih agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif

b. Bagi Petugas Kesehatan masih perlunya meningkatkan upaya promosi

kesehatan terutama mengenai pemberian ASI eksklusif secara intensif melalui

komunikasi langsung door to door kepada masyarakat dengan melibatkan

suami, keluarga, tokoh masyarakat, perawat dan bidan di masyarakat tentang


62

pentingnya pemberian ASI dan penyuluhan tentang ASI perah pada ibu

menyusui.

c. Kepada peneliti selanjutnya perlu diteliti faktor lain yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif, seperti penyuluhan kesehatan tentang ASI

Eksklusif oleh petugas kesehatan.


63

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah. (2012). Determinan Perilaku Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pada
Ibu Pekerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 7 (7). 2012.

Adiba P, Sandra F, Ahmad S. 2012. ASI eksklusif dan persepsi Kecukupan ASI.
Politeknik Harapan Bersama Tegal, Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Ali Z. (2011). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Amalia Dan Yovsyah. (2019). Pemberian Asi Segera Pada Bayi Baru Lahir.
Jurnal Kesmas Nasional.Vol.3, No.4.Hal 171- 175

Anggorowati. (2013). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian


Asi Eksklusif Pada Bayi Di Desa Bebengan

Anggraeni. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi


Eksklusif Pada Ibu Yang Melahirkan Di Rumah Bersalin Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Anis E,. Wiwit I. 2018. Hubungan Paritas dengan ASI Eksklusif pada Bayi Usia
7-12 Bulan. Jurnal Obstetrika Scientia Vol 6 No.1.

Bayu, M., (2014). Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Panda Media

Dahlan, A., Mubin, F., Mustika, D.N., 2013. Hubungan Status Pekerjaan Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang. Http://Jurnal.Unimus.Ac.Id.Dinas Kesehatan Kabupaten
Indragiri H

Depkes RI. (2004). Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan


Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Pekerja Wanita, Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.

Depkes. (2011). Manajemen Laktasi, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan


Masyarakat, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas Utara. (2020). Profil Kesehatan


Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2020. Paluta.

Febriyanti, H. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian


Asi Eksklusif Di Desa Gilang Taman Sidoarjo. Jurnal Keperawatan.
Diakses Pada Tanggal 28 Agustus 2020, Dari Https://Www.E-
Jurnal.Com/2015/12/Analisisfaktor-Faktor-Yang.Html.
64

Fitriyani, dkk. 2017. Hubungan Pekerjaan Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif
pada bayi. Tersedia dari:
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/viewFile/1699/6
79

Gatti. (2018). Maternal Perception Of Insufficient Milk Supply In Breastfeeding.J


Nurs.Scholarch 40 (4) : 335-63.

Harlock. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentangkehidupan, Alih Bahasa; Istiwidayanti & Soedjarwo,
Edisi5.Jakarta : Penerbit Erlangga

Hidayat. (2010). Metodologi Pendidikan Kebidanan Dan Teknik Analisa Data,


Jakarta: Salemba Medika.

Juliastuti, R. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, dan


Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif.
Tesis. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas
Maret Surakarta

Lestari. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Asi Eksklusif Dan


Paritas Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas
Sewon Ii Bantul Tahun 2013. Yogyakarta. Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Linda Amelia (2016). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta

Mahillatul. (2016). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 6 – 12 Bulan Di Kelurahan
Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2016.
Skripsi

Mamonto. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi


Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotobangon, Kecamatan
Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu

Nasir. (2012). Pemberian Asi Eksklusif Dan Hal-Hal Yang Berhubungan Pada
Bayi Umur 4 – 11 Bulan Di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012.
Skripsi. Depok: Fkm-Ui.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:


Penerbit Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2017). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Jakarta:


Penerbit Rineka Cipta.
65

Nurma, dkk. (2014). Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Paritas dengan


pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado. Jurnal Ilmiah Bidan, Volume 2 No. 2.

PP No. 33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012


tentang pemberian air susu ibu eksklusif. Jakarta; 2012.

Prasetyono. (2012). Asi Eksklusif Pengenalan, Praktik Dan Kemanfaatannya.


Diva Press. Yogyakarta

Profil Kesehatan Indonesia. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2019). Profil Kesehatan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2019. Dinkes Provinsi Sumatera Utara

Pudjiadi. (2011). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru.

Puskesmas Pasar Matanggor. (2017). Profil tahunan Puskesmas Pasar Matanggor


Kabupaten Padang Lawas Utara.

Puspita. (2016). Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta. PT. Bhatara
Niaga Media.

Puspitasari. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Dan Promosi Iklan Susu
Formula Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Baitussalam Aceh Besar

Rahman,Abd. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Suami Dengan Praktek


Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Managaisaki. Magaisak: jurnal kesehtan
Masyarakat. Vol. 5, No.1.http://scholar.google.co.id/schola
r?g=puskesmas+managaisaki&btng=& hl.=id&as_sdt=0%2c5&as_vis= 1.(24- 04-
2017)

Rulina. (2014). Perlunya Asi bagi anak. Jakarta: Nuha Medika.

Septiani, (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi


Eksklusif Oleh Ibu Menyusui Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Lampung.
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 159-174. 2017.

Setiadi. (2012). Konsep Proses Keperawatan Keluarga (edisi 1). Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Siti Luluk SR. (2020) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu pada Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Umur 6-12 bulan. Jombang: Stikes Insan Cendikia Medika.

Soetjiningsih. (2017). Asi Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.Egc. Jakarta

Suparyanto. (2012). Buku Pintar Ibu dan Anak. Jakarta: Bukune.

Suyanto (2011). Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif. Jakart: Prenada


Media
66

Suyatno. (2011). Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi)


Tradisional Pada Usia Dini Terhadap Pertumbuhan Dan Kesakitan Bayi, Studi
Kohort Pada Bayi 0-4 Bulan Di Kabupaten Demak. Universitas Diponegoro. Gizi
Kesehatan.

Syafiq. (2013). ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya. Diva


Press. Yogyakarta

Thaha. (2011). Buku Pintar Ibu dan Anak. Jakarta: Bukune.

Tri Ayu. A. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemberian ASI


Eksklusif di Desa Dukuhwaru Wilayah Kerja Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten
Tegal. Politeknik Harapan Bersama

Trisnawati, Machmudah, Sobirun (2012). Faktor-faktor yang berhubunga dengan


pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngaliyan
Semarang.http://pmb.stikestelo gorejo.ac.id/ejournal/index.ph
p/ilmukeperawatan/article/vie w/116/141

Utami R. 2012. Panduan inisiasi menyusui dini plus ASI eksklusif. Jakarta :
Pustaka bunda.

WHO. (2011). Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif. Jakart: Prenada


Media

WHO. (2017) Exclusive Breastfeeding For Optimal Growth, Development And


Health Of Infants. In :WHO.
67

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA


PADANGSIDIMPUAN
FAKULTAS KESEHATAN
Berdasarkan SK Menristekdikti RI Nomor: 461/KPT/I/2019, 17 Juni 2019
Jl. Raja Inal Siregar Kel. Batunadua Julu, Kota Padangsidimpuan 22733.
Telp.(0634) 7366507 Fax. (0634) 22684
e -mail: aufa.royhan@yahoo.com http//:unar.ac.id

Nomor : 938/FKES/UNAR/E/PM/XI/2021 Padangsidimpuan, 12


November 2021
Lamp :-
Hal : Izin Survey Pendahuluan

Kepada Yth.
Kepala Desa Trans Sosa 1A
Di
Tapanuli Selatan

Dengan Hormat,
Dalam rangka penyelesaian studi pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Kesehatan di Universita Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan, kami
mohon bantuan saudara agar kepada mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Melda Wardana Batubara

NIM : 21061450

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana

Dapat diberikan Izin Survey Pendahuluan di Desa Trans Sosa IA untuk penulisan
Skripsi dengan judul “ Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Desa Trans Sosa IA Kec. Hutaraja Tinggi Kab. Padang Lawas Tahun 2021”
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan
terima kasih.
68
69

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA


PADANGSIDIMPUAN
FAKULTAS KESEHATAN
Berdasarkan SK Menristekdikti RI Nomor: 461/KPT/I/2019, 17 Juni 2019
Jl. Raja Inal Siregar Kel. Batunadua Julu, Kota Padangsidimpuan 22733.
Telp.(0634) 7366507 Fax. (0634) 22684
e -mail: aufa.royhan@yahoo.com http//:unar.ac.id

Nomor : 725/FKES/UNAR/I/PM/VI/2022 Padangsidimpuan, 15


Juni 2022
Lamp :-
Hal : Izin Penelitian

Kepada Yth.
Kepala Desa Trans Sosa 1A
Di
Tapanuli Selatan

Dengan Hormat,
Dalam rangka penyelesaian studi pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Kesehatan di Universita Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan, kami
mohon bantuan saudara agar kepada mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Melda Wardana Batubara

NIM : 21061450

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana

Dapat diberikan Izin Survey Pendahuluan di Desa Trans Sosa IA untuk penulisan
Skripsi dengan judul “ Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam
Pemberian ASI Eksklusif di Desa Trans Sosa IA Kec. Hutaraja Tinggi Kab.
Padang Lawas Tahun 2022”
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan
terima kasih.
70
71

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di Desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja Tinggi
Kabupaten Padang Lawas

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Universitas Aufa
Royhan di Kota Padangsidimpuan Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Kesehatan.
Nama : Melda Wardana Batubara
Nim : 21061450
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan
judul” Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam Pemberian Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A Kecamatan Hutaraja
Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses gambaran yang dilakukan
melalui kuesioner. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk keperluan peneliti.
Kerahasiaan data dan identitas saudara tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudara untuk meluangkan waktu
menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesedian dan
kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Melda Wardana Batubara)


72

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh saudari Melda Wardana Batubara, mahasiswi

Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan yang sedang mengadakan

penelitian dengan judul “Studi Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dalam

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di desa Trans Pir Sosa 1A

Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun 2022”.

Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Responden

(....................................)
73

KUESIONER PENELITIAN

STUDI PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM


PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI DESA PIR
TRANS SOSA 1A KECAMATAN HUTARAJA TINGGI
KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2022

Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan identitas dan pengetahuan anda.

Berikan tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar.

I. Karakteristik Responden
No. Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Agama :
Suku :

II. Kuisioner Pengetahuan Tentang Asi Eksklusif


1. Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif?
a. Memberikan ASI saja tanpa makanan lain kecuali vitamin, obat, dan
minieral selama 6 bulan
b. Memberikan ASI pada bayi sampai umur 4 bulan tanpa tambahan
makanan dan minuman lain
c. Memberikan ASI pada bayi sampai 6 bulan dengan tambahan makanan
dan minuman lain
d. Tidak tahu
2. Menurut ibu, apakah manfaat dari kolostrum/air susu bening dan berwarna
kekuningan?
a. Merupakan susu kotor/susu basi
b. Meningkatkan kekebalan tubuh
c. Bayi sehat
d. Tidak bermanfaat apapun bagi bayi
3. Apa yang sebaiknya dilakukan terhadap keluarnya kolostrum?
a. Dibuang
b. Dibiarkan dan tidak diberikan kepada bayi
c. Diberikan pada bayi
d. Tidak tahu
74

4. Menurut ibu, apa manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi ibu?
a. Menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula
b. Melindungi bayi terhadap penyakit infeksi
c. Membuat bayi terkena alergi
d. Tidak tahu
5. Kapan sebaiknya bayi yang baru lahir disusui?
a. 1 hari setelah lahir
b. kalau ASI sudah keluar
c. >1 jam setelah lahir
d. ≤ 1 jam setelah lahir
6. Sebaiknya usia berapa seorang bayi diperbolehkan diberi makan/minum
seperti susu formula, air teh, air putih, pisang, bubur, buah dan yang
lainnya?
a. < 6 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
d. > 6 bulan
7. Selain bermanfaat bagi bayi, pemberian ASI eksklusif juga bermanfaat
bagi ibunya. Menurut ibu, apa manfaat ASI eksklusif bagi ibu?
a. Melindungi bayi dari penyakit
b. Menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula
c. Meningkatkan jalinan kasih sayang
d. Tidak tahu
8. Makanan yang tepat untuk bayi sampai dengan usia 6 bulan adalah?
a. ASI saja
b. Susu formula saja
c. ASI dan susu formula
d. ASI dan makanan lumat dan susu formula
9. Saat bayi terbiasa diberi ASI yang terjadi adalah?
a. Bayi menjadi diare
b. Bayi menjadi mudah lapar
c. Bayi menjadi sering menangis
d. Tidur bayi menjadi nyenyak
10. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI eksklusif, sampai usia berapa bayi
dilanjutkan diberikan ASI ?
a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 8 bulan
c. 1 tahun
d. 2 tahun
75

III. Dukungan Keluarga


1. Apakah keluarga terdekat ibu pernah menyarankan untuk memberikan
makanan tambahan seperti bubur susu, nasi tim, biscuit, pisang, dll kepada
bayi sebelum bayi berusia > 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah keluarga memberikan informasi kepada ibu tentang pentingnya
memberikan ASI eksklusif sampai usia bayi 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah keluarga pernah memberikan ibu buku, majalah atau bahan informasi
lainnya tentang menyusui dan makanan untuk bayi?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah keluarga ibu menganjurkan agar bayi diberi susu formula saja agar
bayi terlihat sehat?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah keluarga ikut bangun menemani sewaktu ibu menyusui bayi pada
malam hari?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah keluarga ibu sering membantu pekerjaan rumah tangga saat ibu
menyusui?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah keluarga ikut mendampingi ibu konsultasi ke petugas kesehatan
untuk memeperoleh nformasi tentang ASI eksklusif?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Keluarga membimbing ibu tentang cara memerah ASI dan cara
menyimpan ASI perah?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah keluarga mendengarkan keluhan- keluhan yang ibu sampaikan
selama memberi ASI eksklusif?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah keluarga menyediakan makanan bergizi bagi ibu selama memberi
ASI?
a. Ya
b. Tidak
76

III. Pemberian ASI Eksklusif


1. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
77
78

HASIL SPSS
Analisa Univariat

Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 Tahun 10 26.3 26.3 26.3
26-35 Tahun 24 63.2 63.2 89.5
36-45 Tahun 4 10.5 10.5 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 4 10.5 10.5 10.5
SMP 5 13.2 13.2 23.7
SMA 23 60.5 60.5 84.2
Perguruan Tinggi 6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak bekerja 15 39.5 39.5 39.5
PNS 2 5.3 5.3 44.7
Pedagang 3 7.9 7.9 52.6
Petani 14 36.8 36.8 89.5
Pegawai Swasta 1 2.6 2.6 92.1
Honor 3 7.9 7.9 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 2,767,784 24 63.2 63.2 63.2
>= 2,767,784 14 36.8 36.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
79

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 38 100.0 100.0 100.0

Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jawa 30 78.9 78.9 78.9
Batak 8 21.1 21.1 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 20 52.6 52.6 52.6
Cukup 13 34.2 34.2 86.8
Baik 5 13.2 13.2 100.0
Total 38 100.0 100.0

p1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 22 57.9 57.9 57.9
Banar 16 42.1 42.1 100.0
Total 38 100.0 100.0

p2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 21 55.3 55.3 55.3
Benar 17 44.7 44.7 100.0
Total 38 100.0 100.0
80

p3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 52.6 52.6 52.6
Banar 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

p4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 52.6 52.6 52.6
Benar 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

p5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 52.6 52.6 52.6
Benar 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

p6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 65.8 65.8 65.8
Benar 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0

p7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 18 47.4 47.4 47.4
Benar 20 52.6 52.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
81

p8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 52.6 52.6 52.6
Benar 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

p9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 52.6 52.6 52.6
Benar 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

p10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 39.5 39.5 39.5
Benar 23 60.5 60.5 100.0
Total 38 100.0 100.0

Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mendukung 22 57.9 57.9 57.9
Mendukung 16 42.1 42.1 100.0
Total 38 100.0 100.0

d1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 52.6 52.6 52.6
Ya 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
82

d2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 52.6 52.6 52.6
Ya 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

d3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 17 44.7 44.7 44.7
Ya 21 55.3 55.3 100.0
Total 38 100.0 100.0

d4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 17 44.7 44.7 44.7
Ya 21 55.3 55.3 100.0
Total 38 100.0 100.0

d5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 17 44.7 44.7 44.7
Ya 21 55.3 55.3 100.0
Total 38 100.0 100.0

d6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 21 55.3 55.3 55.3
Ya 17 44.7 44.7 100.0
Total 38 100.0 100.0

\
83

d7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 50.0 50.0 50.0
Ya 19 50.0 50.0 100.0
Total 38 100.0 100.0

d8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 52.6 52.6 52.6
Ya 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

d9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 25 65.8 65.8 65.8
Ya 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0

d10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 17 44.7 44.7 44.7
Ya 21 55.3 55.3 100.0
Total 38 100.0 100.0

Pemberianasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Diberikan 27 71.1 71.1 71.1
Diberikan 11 28.9 28.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
84

Pengetahuan * Pemberianasi Crosstabulation


Pemberianasi
Tidak Diberikan Diberikan Total
Pengetahuan Kurang Count 19 1 20
% within Pengetahuan 95.0% 5.0% 100.0%
% within Pemberianasi 70.4% 9.1% 52.6%
% of Total 50.0% 2.6% 52.6%
Cukup Count 8 5 13
% within Pengetahuan 61.5% 38.5% 100.0%
% within Pemberianasi 29.6% 45.5% 34.2%
% of Total 21.1% 13.2% 34.2%
Baik Count 0 5 5
% within Pengetahuan 0.0% 100.0% 100.0%
% within Pemberianasi 0.0% 45.5% 13.2%
% of Total 0.0% 13.2% 13.2%
Total Count 27 11 38
% within Pengetahuan 71.1% 28.9% 100.0%
% within Pemberianasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 71.1% 28.9% 100.0%

Dukungan Keluarga * Pemberianasi Crosstabulation


Pemberianasi
Tidak Diberikan Diberikan Total
Dukungan Keluarga Tidak Mendukung Count 20 2 22
% within Dukungan Keluarga 90.9% 9.1% 100.0%
% within Pemberianasi 74.1% 18.2% 57.9%
% of Total 52.6% 5.3% 57.9%
Mendukung Count 7 9 16
% within Dukungan Keluarga 43.8% 56.3% 100.0%
% within Pemberianasi 25.9% 81.8% 42.1%
% of Total 18.4% 23.7% 42.1%
Total Count 27 11 38
% within Dukungan Keluarga 71.1% 28.9% 100.0%
% within Pemberianasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 71.1% 28.9% 100.0%


85

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Menjelaskan tujuan penelitian


kepada responden

Gambar 4. Responden telah selesai mengisi


kuesioner

Gambar 2. Menjelaskan tujuan dan maksud


penelitian

Gambar 5. Responden melakukan pengisian


kuesi

Gambar 3. Menjelaskan pengisian kuesioner


kepada responden
86
87
88

Anda mungkin juga menyukai