SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
i
ii
iii
IDENTITAS PENULIS
NIM : 17010079
Riwayat Pendidikan :
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang
berjudul “pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat terhadap penurunan
tekanan darah tinggi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas
hutaimbaru padangsidimpuan”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana keperawatan di program studi keperawatan program sarjana Universitas
Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.
v
7. Dr. Ervina Sari Dalimunthe, Selaku Kepala Puskesmas Hutaimbaru di
Kota Padangsidimpuan
8. Seluruh Dosen program Studi keperawatan program sarjana Fakultas
Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.
9. Dan yang teristimewa kepada kedua orang tua beserta adik-adik saya
yang telah memberikan dukungan secara moril maupun material, sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.
10. Kepada teman-teman mahasiswa/i yang telah memberikan semangat,
dukungan dan bantuan selama awal perkuliahan hingga sampai saat ini
saya bisa menyelesaikan skripsi penelitian ini.
Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan menjadi
perbaikan dimasa mendatang. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Amin.
Peneliti
vi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS
AUFA ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
vii
NURSING PROGRAM OF HEALTH FACULTY
AT AUFA ROYHAN UNIVERSITY IN PADANGSIDIMPUAN
The Effect of Giving Avocado Leaf Boiled Water Towards Lowering High Blood
Pressure In the Elderly With Hypertension at Wilayah Kerja Puskesmas
Hutaimbaru Padangsidimpuan.
Abstract
Hypertension is a a condition in which blood pressure increased at risk develop heart
disease kidney disease and stroke. Hypertension prevalence according to World Health
Organization (WHO) 2018 mentioned that hypertension affects 22% of the world's
population. The purpose of this research to know the effect of giving avocado leaf stew
toward blood pressure in the elderly with hypertension. This type of research is use plan
quasi-experimental research with research design one group pretest-posttest. The
Research conducted in the Wilayah Kerja Puskesmas Hutaimbaru Padangsidimpuan.
with 20 respondents. The statistical test used in this study is the Wilcoxon test. The results
of the study show that there is an effect of giving boiled avocado leaves to reduce high
blood pressure with the results of p value = 0.046 or <0.05, which means that there is an
effect of giving boiled avocado leaves to reducing blood pressure in the elderly with
hypertension. Seeing the results of this study, avocado leaf decoction can be used as an
additional alternative therapy in addition to pharmacological therapy in overcoming
hypertension in the elderly.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ........................................................ iii
IDENTITAS PENULIS ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.3.2Tujuan Khusus ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................................ 6
1.4.2 Bagi Masyarakat...................................................................................... 6
1.4.3 Bagi Tempat Meneliti ............................................................................. 7
1.4.4 Bagi Peneliti selanjutnya ......................................................................... 7
ix
2.3.3 Perubahan pada Lansia ............................................................................ 30
2.4 Daun Alpukat .................................................................................................. 34
2.4.1 Daun Alpukat .......................................................................................... 34
2.4.2 Manfaat Daun Alpukat ............................................................................ 35
2.4.3 Mekanisme Daun Alpukat ...................................................................... 35
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................... 36
2.6 Hipotesis Peneliti ........................................................................................... 37
BAB 6 PENUTUP..................................................................................................... 56
6.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 56
6.2 Saran ..................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Alpukat ............................................................................ 35
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jenis Tekanan Darah......................................................... 26
Tabel 2. Desain Penelitian............................................................... 38
Tabel 3. Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian.......................... 39
Tabel 4. Defenisi Operasional......................................................... 45
Tabel 5. Hasil Analisis Karakteristik Responden............................ 49
Tabel 6. Hasil Analisis Tekanan Darah Sebelum Intervensi........... 49
Tabel 7. Hasil Analisis Tekanan Darah Sesudah Intervensi............ 49
Tabel 8. Uji Normalitas Data........................................................... 50
Tabel 9. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pemberian............... 50
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjutan dari proses
terhadap stress lingkungan. Pada lansia terjadi penurunan fungsi organ serta
tubuh. Selain pola hidup yang kurang sehat dan asupan makanan yang kurang
sehat serta makanan berlemak dan bergaram tinggi dapat dengan mudah
kerusakan mata, dan stroke (kerusakan otak). Hipertensi menjadi salah satu
penyakit yang paling sering menyerang lansia. Pola makan masyarakat yang
sangat menyukai makanan berlemak dan berasa asin dan juga mengkonsumsi
atherosklerosis pada pembuluh darah. Hal ini dikarenakan, plak ini mempunyai
1
2
22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia Tenggara.
Sekitar 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke
(AHA & JNC VIII, 2014), mengklasifikasikan hipertensi pada stage 1 tekanan
orang. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh
orang menderita hipertensi, dan yang paling banyak menderita hipertensi adalah
wanita dengan jumlah 27.021 orang. Usia yang paling banyak menderita
hipertensi adalah diatas 55 tahun dengan jumlah 14.984 orang dan usia 18-44
tahun dengan jumlah 12.560 orang. Kabupaten Karo merupakan salah satu jumlah
hipertensi terbanyak dengan jumlah 12.608 orang pada tahun 2016 dengan
prevalensi yang menderita hipertensi berjenis kelamin perempuan sekitar 52% dan
laki-laki 48%, terbesar pada kelompok umur ≥59 tahun (Sumut Pos, 2017).
3
bahwa jumlah lansia penderita hipertensi sebanyak 5.140 orang yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 2.110 orang dan perempuan sebanyak 3.030 orang. Pada tahun
2020 lansia yang menderita hipertensi sebanyak 5.630 orang yang terdiri dari laki-
laki sebanyak 2.320 orang dan perempuan sebanyak 3.310 orang (BPS
Padangsidimpuan, 2021).
seperti berhenti merokok, penurunan berat badan, penurunan diet garam, olahraga
secara teratur dan terapi komplementer. Salah satu terapi nonfarmakologi yang
Flavonoid bersifat diuretik dan salah satu cara kerjanya yaitu dengan
Dengan berkurangnya jumlah air dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah
Farida, 2014). Zat-zat yang terkandung dalam daun alpukat bersifat sebagai
peluruh kencing (deuretik), anti radang (anti inflamasi), dan pereda rasa sakit
(analgetik). Pada tanaman ini bersifat analgesic yang juga berfungsi untuk
4
mengobati atau meredakan gejala akibat hipertensi seperti sakit kepala, nyeri
alpukat 99,85/67,38 mmHg lebih rendah daripada tekanan darah sebelum minum
seduhan daun alpukat yaitu 113,77/75,12 mmHg dengan perbedaan yang sangat
Dari Siti Aisyah (2018) dengan judul pengaruh pemberian rebusan daun
andalas kota padang mendapatkan hasil penelitian tekanan darah sistole dengan
nilai p value sebesar 0,001 (p<0,05) dan tekanan darah diastole dengan nilai p
value sebesar 0,03 (p<0,05) yang berarti Ha diterima yaitu terdapat pengaruh
Didukung juga dari Viki Yusri (2019) dengan judul pengaruh pemberian
seduhan daun alpukat terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi dengan selisih
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun
Dengan hasil uji statistik T-Test didapatkan nilai p value = 0,000, berarti pada
alpha 5% terlihat ada pengaruh pemberian rebusan daun alpukat terhadap tekanan
2018 lansia yang menderita hipertensi sebanyak 69 orang, pada tahun 2019 lansia
pendahuluan lansia yang menderita hipertensi pada tahun 2020 didapatkan data
dari bulan Januari-Desember 2020 sebanyak 100 orang yang menderita hipertensi
dengan jumlah lansia laki-laki yang menderita hipertensi sebanyak 21 orang dan
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja
air rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia
Tahun 2021.
rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia
6
air rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
padangsidimpuan.
air rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
padangsidimpuan.
Hasil dari penelitiaan ini dapat dijadikan bahan masukan dan dapat
menerapkan pengaruh air rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi
peneliti selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg
pembuluh arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60-70 kali dalam satu menit dalam
kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa melalui arteri. Tekanan
darah tinggi terjadi ketika jantung berdetak atau berkontraksi memompa darah
disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua
yaitu :
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah, sesuatu
8
9
termasuk faktor lain yang diantanya adalah faktor stress, intake alkohol,
2. Hipertensi Sekunder
3. Hipertensi campuran
diastole.
a. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu
b. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 145/95
mmHg.
darah perifer (tahanan perifer) curah jantung (cardiac output) adalah darah yang
dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit,
normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi
oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada pembuluh darah oleh jari-jari ateriol dan
viskositas darah stroke volume atau volume sekuncup adalah darah yang dipompa
pada saat ventrikel berkontraksi normalnya pada orang dewasa kurang lebih 70-75
ml atau dapat diartikan sebagai perbedaan volume darah ventrikel pada akhir
diastolik dan volume ventrikel pada akhir sistolik. Heart rate atau derajat denyut
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume akhir distolik ventrikel, beban akhir
ventrikel (afterlpad), dan kontraktilitas jantung (Dewi, 2012). Tekanan darah gaya
pada volume darah yang terkadang dalam pembuluh darah dan campliance, atau
Darah mengalir dalam satu lingkunan tertutup antara jantung dan organ-organ.
tekanan arteru rerata bergantung pada dua pintu utamanya yaitu curah jantung dan
retensi perifer total. Kontrol curah jantung sebaiknya bergantung pada regulasi
kecepatan jantung dan isis sekuncup, sementara resistensi perifer total terutama
memantau tekanan arteri rerata. Jika mendekati penyimpangan dari normal maka
untuk memulihkan tekanan darah kembali normal kontrol jangka panjang tekanan
ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat dapat meningkatkan
secara abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi) yang berat dan
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melewati
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan baiknya tekanan
darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arteri kaku dan menebal
12
karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat
pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara
tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dakam tubuh meningkat yang
jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan yang keluar dari
didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian saraf yang mengatur
tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal
akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah
dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah
Karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan
Sistem saraf merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang sementara
waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon flight-or-fight (reaksi fisik
arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak) mengurangi pembuangan air dan garam dari ginjal, sehingga
(adrenalin) dan nonepinefrin (non adrenalin), yang merangsang otot jantung dan
pembuluh darah. Faktor stress merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
(Triyanto, 2014).
karena sifat garam adalah mengikat air. Pertambahan volume darah akibat
banyaknya kandungan air ini dibuang oleh ginjal melalui urin. Namun
karena natrium yang mengikat air maka sehingga air dipertahankan oleh
tubuh akibat sifat natrium yang lain yaitu antidiuretik, yang menyebabkan
14
dalam pembuluh darah menyebabkan volume darah yang ada dalam sistem
b. Obesitas
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan volume darah yang beredar melalui
c. Stress
adrenalin yang dapat memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat,
Washita 2014).
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama
sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan. Berikut
1. Toksin
pembuangan melalui saluran kencing. Apabila hari dan ginjal ketika kita atau
terbebani, maka fungsi pembersih toksin dalam tubuh kita akan menyebar
kedalam pembuluh darah. Darah yang mengandung toksin tersebut jika tidak
Penyakit yang bisa diderita akibat penumpukan toksin dalam tubuh adalah
pilek, fludan bronkiti. Penumpukan toksin pada bagian yang berlainan pada
hipertensi.
2. Faktor Genetik
mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi pada
3. Umur
tekanan darah leboh besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
4. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon yang berbeda.
awal. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap mordibitas dan
5. Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri khas dan
pembeda satu dengan yang lainnya. Hipertensi banyak terjadi pada orang
berkulit hitam dari pada berkulit putih. Belum diketahui secara pasti
penyebabnya, tatpi orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin yang lebih besar. Inilah yang
6. Stress
darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan
tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak
Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pad saat kita beraktivitas.
7. Kegemukan (Obesitas)
tekanan darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan
junlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat (Obesitas sentral).
18
8. Nutrisi
Asupan garam yang tinggi dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang
dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram per hari jika dalam 2 sendok makan
yang kita konsumsi dari makanan asin atau gurih yang kita makan setipa hari.
9. Merokok
10. Alkohol
selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alkohol akan menimbulkan
11. Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang mengandung banyak kafein, begitu pula
selain tidak baik untuk tekanan darah dalam jangka panjang pada orang-orang
19
tertentu dapat menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bsa tidur,
Pada saat ini orang-orang senang dengan hal-hal yang cepat dan praktis dan
mereka cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga
menjadikan tubuh tidak banyak bergerak, hal inilah yang memicu kolesterol
tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga memicu
terjadinya hipertensi.
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
Menurut Andini (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
tidur, sesak napas, rasa berat pada tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunag,
dan mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
vaskuler dengan manifestasi khas seusia sistem program yang divaskularisasi oleh
nyeri kepala, kadang disertai mual dan muntah, peningkatan tekanan intrakranial.
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat,
20
edema pupil (edema pada diskus peptikus). Gejala lain umumnya terjadinya pada
penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari
stroke, infark miokard, gagal jantung. Berikut adalah komplikasi yang dapat
terjadi :
a. Stroke
penyakit yang bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara (ransient
darah merembes keluar dan masuk kedalam otak. Hal itu dapat menyebabkan
stroke (WHO, 2013). Stroke timbul akibat perdarahan karena tekanan yang
terlalu tinggi pada otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non
otak yang terpejan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada penderita
stroke adalah sakit kepala tiba-tiba, seperti orang binging, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salh satu bagian tubuh terasa lemas atau
21
sulit untuk digerakkan (misalnya : wajah, mulut, atau lengan terasa kaku,
b. Infark Miokard
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
d. Gagal Jantung
jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul pada paru, kaki dan
22
jaringan lain yang sering disebut dengan edema. Cairan didalam paru-paru
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan darah yang tinggi
arteri retina cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral,
oklusi arteri retina sentral, dan terjadinya makro aneurisma pada arteri.
Semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan salah satu
yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya untuk mengalami
23
c. Olahraga rutin
Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45
d. Berhenti merokok
ada disekitar kita. Pengobatan ini tidak memiliki efek samping tetapi
alami yang sudah terbiasa dan terbukti ampuh untuk mengobati tekanan
roxb).
a. Diuretik
b. Vasodilator
angiotensin, juga tidak akan aktif. Angiotensin I tidak akan dibentuk dan
e. Antagonis kalsium
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat
darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007). Sedangkan
menurut Sheps (2005) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding
arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah dalam arteri
agar tetap lancar. Rata-rata tekanan darah normal adalah 120/80 (Smeltzer Bare,
2001) dan diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) (Palmer, 2007).
26
pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam
proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang meyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan
ketahanan yang kuat. Sementara Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah
dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak
dan memompa darah. Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung
normal adalah berkisaran antara 90 mmHg sampai 119 mmHg untuk tekanan
(Hypotension) atau tekanan darah rendah, sedangkan diatas 140/90 mmHg sudah
terdiri dari sebuah pompa, sebuah tekanan, dan sebuah manset karet. Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mmHg).
Menurut Potter dan Perry (2015). Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
sebelum pengukuran.
e. Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan menghadap keatas.
g. Palpasi arteri brakialis dan letakkan manset yang masih kempis, pasang
i. Letakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas, tidak
redup.
j. Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt atau diafragma chestpice
kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan
o. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset dari lengan
p. Bantu kembali ke posisi yang nyaman dan rapikan kembali lengan atas serta
melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan
tekanan darah akan menurun. Hal ini disebabkan oleh perdarahan berat.
Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi
Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak
29
c. Resistensi perifer yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah.
diastol normal.
normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari
otak meningkat karena banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat
diganti segera.
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
Lansia adalah seseorang yang telah berusia ≥ 60 tahun dan tidak berdaya mencari
2017).
1. Perubahan Fisiologis
31
pribadi atas kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang memiliki kegiatan harian
atau rutin biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki
gangguan fisik, emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap
tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan terhadap
beberapa penyakit.
2. Perubahan Fungsional
Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif dan sosial.
Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan penyakit
dan perilaku aman dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk
3. Perubahan Kognitif
terjadi pada lansia yang mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami
4. Perubahan Psikososial
transisi kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia seseorang maka akan
semakin banyak pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Transisi hidup,
yang mayoritas disusun oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan
keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-
keluarga.
Menurut suardiman (2011), Kuntjoro (2007), dan Kartinah (2008) usia lanjut
1. Masalah ekonomi
masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut
2. Masalah sosial
3. Masalah kesehatan
kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan
4. Masalah psikososial
steroid yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Zat yang terkandung
didalam daun alpukat berkhasiat sebagai diuretik yang secara empiris dipercayai
sebagai diuretik yaitu menambah volume urine yang dihasilkan saat urinasi untuk
2016).
35
kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas membengkak, sakit perut,
Senyawa kimia dalam daun alpukat yang telah diketahui berperan aktif
a. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol terbesar yang berada dialam.
pada dinding pembuluh darah. Cara kerja daun alpukat dengan mengeluarkan
sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan
berkurangnya jumlah air dan garam di dalam tubuh maka pembuluh darah
36
(Mantong, 2017).
dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit terutama natrium, sehingga pada
akhirnya cardiac output menurun. Natrium dan air juga dapat mempengaruhi
resistensi perifer.
sebagi zat antioksidan yang didukung oleh peneliti uji antioksidan. Alkaloid
terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat terhadap penurunan
METODOLOGI PENELITIAN
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak
kuantitatif.
terapi herbal yaitu pemberian air rebusan daun alpukat pada lansia dengan
tekanan darah sebelum diberikan seduhan daun alpukat dan sesudah pemberian
daun alpukat.
38
39
X : Tahap perlakuan, yaitu saat dimana responden diberikan air rebusan daun
alpukat
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian pasien lansia dengan hipertensi yang ada di wilayah kerja
3.3.2 Sampel
populasi. Sampel adalah sebagai wakil dari populasi yang akan diteliti
kriteria yang tidak menyimpang dari kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
𝑁
n=
1+(𝑁 (𝑒 2 ))
100
n=
1+(100 𝑥 (0,2²))
100
n=
1+(100 𝑥0,04 )
100
n=
1+4
100
n=
5
n = 20
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada rumus diatas, maka dapat
gangguan setelah minum air rebusan daun alpukat akan dikeluarkan dan diganti
Dalam melakukan penelitian, etika merupakan salah satu hal yang sangat
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan. Setelah surat izin diperoleh peneliti
42
berikut :
responden.
tetapi peneliti hanya menuliskan kode atau inisial pada lembar pengumpulan
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, dimana hanya kelompok data tertentu saja yang dilapotkan pada hasil
penelitian.
Setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip primum non ocere (yang
dengan hipertensi.
2. Data sekunder.
atau data yang dibutuhkan didalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian,
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
rumah-rumah.
44
responden.
responden.
d. Calon responden yang setuju diminta tanda tangan pada lembar surat
daun alpukat.
pagi (dalam keadaan perut kosong) agar cepat diserap oleh tubuh yaitu
analisisang meliputi : persiapan, tabulasi, dan aplikasi data, selain itu pada tahap
analisa data dapat menggunakan uji statistik yang digunakan dalam penelitian bila
data tersebut harus diuji dengan uji statistik (Hidayat, 2003). Setelah dilakukan
sebagai berikut :
1. Pengolahan Data
pada responden.
Yaitu pemindahan data yang telah diubah menjadi kode (berupa angka).
46
d. Scoring
e. Tabulating
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ii dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang
telah dirancang.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk angka
(berupa tabel).
diberikan air rebusan daun alpukat pada responden, dan tekanan darah sesudah
kelompok sebelum dan sesudah, sebelumnya dilakukan uji normalitas data untuk
mengetahui apakah data bedistribusi normal dan kemudian dilakukan uji statistik
HASIL PENELITIAN
setiap satu bulan sekali kegiatan posyandu lansia, posyandu balita yang masing-
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase
pemberian air rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
sebanyak 20 orang.
48
49
yaitu sebanyak 15 orang (75,0%). Selain usia juga dapat dilihat berdasarkan jenis
kelamin paling banyak yaitu pada jenis kelamin perempuan sebanyak 11 orang
(55,0%).
sebelum diberikan air rebusan daun alpukat berada pada hipertensi tingkat dua
sesudah diberikan air rebusan daun alpukat mengalami penurunan dan berada
pada hipertensi tingkat satu (ringan) dengan nilai rata-rata 5,1500 dengan standar
devisia 2,64127.
50
frekuensi tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pemberian daun alpukat
dilakukan uji normalitas data dengan uji shapiro-wilk pada tekanan darah pre dan
sesudah dilakukan pemberian air rebusan daun alpukat nilai p value > 0.05
sehingga data tidak berdistribusi normal dengan nilai Z -1,994b. Data yang tidak
darah sebelum adalah 4,5500 dan rata-rata tekanan darah sesudah adalah 5,1500.
51
Dari hasil uji wilcoxon dapat dilihat adanya penurunan dengan hasil p-value 0,046
< 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara
tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan air rebusan daun alpukat.
BAB 5
PEMBAHASAN
sebanyak 5 orang (25%) dan frekuensi usia lansia yang berumur 65-69 sebanyak
15 orang (55%). Dari penelitian yang dilakukan selama 7 hari tekanan darah
berdasarkan kelompok umur, pada usia 65-69 tahun cenderung meningkat seiring
bertambahnya usia, hal ini terjadi karena penurunan fungsi organ serta perubahan
anatomi tubuh pada lansia. Dan salah satu upaya pencegahan hipertensi yaitu
terjadi pada usia 65-69 tahun karena pada usia ini terjadi penebalan dan kekakuan
sehingga kerja jantung lebih keras untuk memompa darah dan mengakibatkan
menyerang pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, dan dilihat dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (45%)
Dan dilihat dari usia responden, responden perempuan dalam penelitian ini sudah
52
53
memiliki resiko hipertensi yang lebih tinggi karena perubahan hormone pada saat
responden laki-laki dan perempuan pada penelitian ini lebih banyak perempuan
berjenis kelamin perempuan 69% dan berjenis kelamin laki-laki 32% yang
stage 2 hipertensi, dan tekanan darah setelah diberikan air rebusan daun alpukat
tekanan darah (94,4%). Air rebusan daun alpukat terbukti menurunkan tekanan
yaitu mengeluarkan sejumlah cairan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik
sehingga jumlah air dan garam dalam tubuih berkurang dan membuat pembuluh
diberikan air rebusan daun alpukat yang menderita hipertensi darurat sebanyak 4
54
orang dan setelah diberikan air rebusan daun alpukat yang menderita hipertensi
diberikan air rebusan daun alpukat mengalami penurunan tekanan darah menjadi
adanya senyawa kimia dalam daun alpukat yang diketahui berperan aktif dalam
melindungi tubuh dari radikal bebas melalui mekanisme antioksidan dan mampu
pada daun alpukat adalah saponin yang memiliki khasiat diuretik dengan
menurunkan volume plasma dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit terutama
natrium, sehingga pada akhirnya cardiac output menurun. Senyawa terakhir yang
terdapat pada daun alpukat adalah Alkaloid yang berfungsi sebagi zat antioksidan
yang didukung oleh peneliti uji antioksidan. Alkaloid berfungsi sama dengan
55
perifer terkadang naik, terkadang juga tetap. Pengurangan cardiac output yang
sistole dengan nilai p value sebesar 0,001 (p<0,05) dan tekanan darah diastole
dengan nilai p value sebesar 0,03 (p<0,05) yang berarti Ha diterima yaitu terdapat
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia dengan
banyak pada usia 65-69 tahun yaitu 15 orang, dan responden terbanyak
5,1500.
1.2 Saran
1. Bagi peneliti
2. Bagi masyarakat
56
57
tekanan darah.
mengenai air rebusan daun alpukat sebagai obat non farmakologis untuk
a. Defenisi
Daun ini secara empiris dipercayai sebagai diuretik yaitu menambah volume urin
b. Tujuan
3. Panci.
4. Saringan.
5. Kompor.
1. Siapkan 5-7 lembar daun alpukat bagian bawah yang berwarna hijau tua
7. Minum setiap hari (di pagi hari) selama 7 hari dengan dosis 1 gelas (200
Padangsidimpuan, 2021
Responden
(.........................................................)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telepon :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan bersedia
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Tinggi pada Lansia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Hutaimbaru
Padangsidimpuan Tahun 2021”
Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Padangsidimpuan, 2021
Lembar Observasi
Kelompok
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 9 45,0 45,0 45,0
Perempuan 11 55,0 55,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-64 5 25,0 25,0 25,0
65-69 15 75,0 75,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
UJI NORMALITAS
Descriptives
Statistic Std. Error
Tekanan darah 1 Mean 4,5500 ,45000
95% Confidence Interval for Lower Bound 3,6081
Mean Upper Bound 5,4919
5% Trimmed Mean 4,6111
Median 4,5000
Variance 4,050
Std. Deviation 2,01246
Minimum 1,00
Maximum 7,00
Range 6,00
Interquartile Range 3,00
Skewness -,339 ,512
Kurtosis -1,119 ,992
Tekanan darah 2 Mean 5,1500 ,59061
95% Confidence Interval for Lower Bound 3,9138
Mean Upper Bound 6,3862
5% Trimmed Mean 5,1667
Median 5,0000
Variance 6,976
Std. Deviation 2,64127
Minimum 1,00
Maximum 9,00
Range 8,00
Interquartile Range 5,50
Skewness -,237 ,512
Kurtosis -1,396 ,992
UJI WILCOXON
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekanan darah 2 - Tekanan Negative Ranks 5a 8,30 41,50
darah 1 Positive Ranks 13b 9,96 129,50
Ties 2c
Total 20
a. Tekanan darah 2 < Tekanan darah 1
b. Tekanan darah 2 > Tekanan darah 1
c. Tekanan darah 2 = Tekanan darah 1
Test Statisticsa
Tekanan darah
2 - Tekanan
darah 1
Z -1,994b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,046
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
MASTER TABEL PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN
ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI
PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
2 = 65-69 2 = Perempuan
Lampiran 11