Anda di halaman 1dari 4

BOROCO (Celosia Argentea Linn)

A. Suku : Amaranthea
B. Nama :
a. Sinonim
C. linearis Sweet, C. margaritacea L.
b. Nama Daerah
Melayu : bayam ekor belanda (Pantai
Timur Sumatera), b. kucing (Maluku).
Jawa : boroco, sangsri (Sunda), sangria,
cuca (Jawa). Kangean : Kuntha. Ternate :
baya kasubiki.
c. Nama Asing
Qing xiang zi (C), wild coxcomb, quil
grass (I).
d. Nama Simplisia
Celosiae Semen (biji boroco)

C. Deskripsi :
Boroco merupakan
tanaman yang biasa tumbuh
liar di pinggir jalan, tepi
selokan, tanah lapangan yang
terlatar sehingga dapat
dimanfaatkan bagi
pengobatan herbal. Tanaman
ini tumbuh tegak dengan tinggi antara 60- 90 cm, memiliki ciri utama batangnya berbentuk
bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, batang ini biasa berwarna hijau atau
merah, daunnya tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, berwarna hijau dan ada yang
berwarna merah, helaian daun lanset memanjang, ujung dan pangkalnya lancip, pinggir
bergerigis halus hampir rata, pertulangannnya menyirip, panjang 5-15 cm dan lebar 0,5-3
cm. Bunga majemuk keluar dari ujung batang atau percabangan, bentuk bulir panjangnya 5-
10 cm, berdiri sendiri, tegak, tumbuh memanjang dan bulat silindris. Berbiji kecil terdapat
pada bunga yang berwarna hitam mengkilap.

D. Kandungan Kimia :
Daun mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Bunga mengandung minyak lemak,
kaempferitrin, amaranthin, pinitol.

E. Indikasi dan Kontra Indikasi


Indikasi :
a. Biji digunakan untuk pengobatan :
1. Perdarahan retina mata
2. Radang mata merah (konjungtivitas akut)
3. Radang kornea mata (keratitis)
4. Radang kronis uvea (uveitis kronis)
5. Radang hati (hepatitis)
6. Hipertensi
b. Bunga digunakan untuk pengobatan :
1. Muntah darah (hematemesis)
2. Keputihan (lekorea)
c. Herba digunakan untuk pengobatan :
a. Disentri
b. Darah haid terlalu banyak
c. Batuk dan muntah darah
d. Infeksi saluran kencing

Kontra Indikasi :

a. Penderita tekanan bola mata tinggi (glukoma) dilarang minum ramuan ini
F. Pengolahan Boroco untuk pengobatan :
Bagian bunga, biji atau seluruh bagian tumbuhan boroco, baik segar maupun kering,
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan beberapa penyakit berikut :
a. Radang Kornea (keratitis)
Rebus biji boroco (15g) dan hati ayam (dua pasang) dengan tiga gelas air sampai tersisah
satu setengah gelas. Setelah dingin, bagi air saringannya menjadi 3 bagian. Minum pada
pagi, siang dan sore hari. Masing-masing setengah gelas. Hati ayamnya boleh dimakan.
Lakukan setiap hari sampai sembuh.
b. Hipertensi
Rebus biji boroco (15-30 g) dengan satu gelas air sampai airnya tersisa setengah gelas.
Setelah dingin, saring dan bagi dua airnya sama banyak. Minum pada pagi dan sore
sebelum makan.
c. Muntah Darah
Rebus Bunga boroco (30-60 g) dan daging secukupnya dengan tiga gelas air sampai
dagingnya matang seperti sup. Setelah dingin, minum airnya.
d. Keputihan
Cuci bersih bunga buroco dan daging (masing-masing 60g) sampai bersih. Tambahkan 3
gelas air, lalu rebus sampai dagingnya matang. Setelah dingin minum air rebusannya dan
dagingnya bisa dimakan.
e. Disentri
Cuci bersih 30-60g semua bagian tumbuhan boroco lalu rebus dengan 3 gelai air sampai
tersisa 1,5 gelas. Minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing ½ gelas.
f. Infeksi Mata Luar dan Dalam
Cuci bersih 30-60g biji boroco lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1,5 gelas.
Minum air rebusannya 3 kali sehari, masig-masing ½ gelas.
g. Infeksi saluran kencing
Cuci bersih 30-60 g semua bagian tumbuhan boroco. Rebus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1,5 gelas. Minum secara rutin 3 kali sehari, masig-masing ½ gelas. Lakukan secara
rutin setiap pagi, siang dan sore hari.
G. Cara Menanam atau Budidaya Boroco :
1. Menggemburkan tanah yang akan ditanam dengan cangkul
2. Membersihkan rumput liar agar tidak menganggu pertumbuhan nantinya
3. Bibit berasal dari biji boroco yang terletak pada bunga boroco yang sudah matang dan
tua, untuk menganmbil bijinya dengan digosok makan akan keluar biji yang berwarna
hitam
4. Kemudian sebar secara merata dan timbun dengan tanah tipis atau bisa disebar di pot atau
polybag.
5. Lakukan penyiraman dengan air yang tidak terlalu deras sampai merata, penyiraman di
lakukan setiap hari dan bila telah tumbuh bisa dikurangi dua hari sekali.
6. Apabila tumbuh terlalu padat atau rapat, maka dapat dipindahkan ke tempat lain agar
tampak serasi dan didapat jarak yang diinginkan.
7. Pembersihan rumput dilakukan bila ada rumput penganggu dengan mencabut agar tidak
menganggu pertumbuhan tanaman.
8. Pembubunan atau penutupan tanah pada akar/batang yag terkena erosi akibat penyiraman
atau air hujan dilakukan dua minggu sekali agar tetap tertutup tanah.

Anda mungkin juga menyukai