Anda di halaman 1dari 19

3. Sebutkan aspek administratif dari resep atau salinan resep itu!

dr. Gandamana Narendra


SIP. 12.844/2103/0056/IP.DU/213.5.5/VI/2017 Identitas Penulis Resep
Rumah/Praktik: Jl. Dukuh Darmo Satelit 20 Surabaya
61108
Telp. 031-7591382

Surabaya, 18/03/19 Tanggal penulisan resep


R/ Opicef forte syr fl I
Superscriptio S bdd cth I
Inscriptio
R/ Bisolvon extra syr fl I Signatura
S tdd cth I

R/ CTM 2
Parasetamol 200
Glucosum qs
Subscriptio
mfla pulv dtd No. XV
S qdd pulv I prn Identitas pasien
Nama : An. Arjuna..........................................................
Umur : 6 th........................ BB: 20 kg ...............
Alamat: Jl DDS IV/50 SBY...............................................
Klinik Husada Prima
Identitas Jl. Merak Biru 101
penulis Surabaya 60206
resep
Telp. 031-5941115, Fax. 031-5941116
http://www.klinikhusadaprima.co.id

Dokter : Indrajit Dk Surabaya, 18/0319 Tanggal penulisan resep


(A/OG/JP/PD/KK/THT/M) Superscriptio
Iter : -
R/ Siclidon 100 cap XXX Subscriptio
S sid II hs (1 d) d seq sid I hs Signatura

R/ Lotio Contra acne sec. FMS did


adde Etanol 90% 1 ml iter 1x Tanda pengulangan
Inscriptio
S noct

Nama : Ny.Anjani..........................................................
Umur : ........................ BB: 20 kg ............... Identitas pasien
Alamat: ...............................................
Identitas pasien
SALINAN RESEP

APOTEK BHRATA JAYA Identitas apotek dan apoteker


pengelolaapotek
Jl. Dukuh Darmo Satelit 22 Surabaya Pengelola apotek
Tanggal Apoteker: Jayadrata Juwana , Ssi , MM , Apt
peracikan SIPA:19730525/SIPA-35.82/2017/12425
obat
SALINAN RESEP
Dokter : Gandamana Narendra (u/sp.../g/h/...)
Tertulis tgl : 18 Maret 2019 Iter : -
Dibuat tgl : 18 Maret 2019 No : 1903189
Nomor resep
Untuk : An. Arjuna Usia : 6 th
Alamat : Jl. DDS IV/50 SBY

Identitas Pasien
R/ Opicef forte syr fl I
S bdd cth I

R/ Bisolvon extra syr fl I


S tdd cth I

R/ CTM 2
Parasetamol 200
Glucosum qs
mfla pulv dtd No. XV
S qdd pulv I prn
Tanda p.c.c
p.c.c
APOTEK
BHRATA JAYA Tanda tangan apoteker
dan cap apotek
Aspek Farmasetik dan Aspek Klinis
pada obat
Aspek Farmasetik
1. Bentuk sediaan
2. Kekuatan Obat
3. Stabilitas Obat
4. Kompatibilitas

Aspek Klinis
1. Ketepatan indikasi
2. Dosis Obat
3. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
4. Duplikasi dan/atau polifarmasi
5. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain)
6. Kontra indikasi
7. Interaksi
OPICEF FORTE
Aspek Farmasetik
1. Bentuk sediaan : Serbuk (Sirup kering)
2. Kekuatan Obat : 250 mg
3. Stabilitas Obat : Disimpan pada tempat yang sejuk
4. Kompatibilitas :-

Aspek Klinis
1. Ketepatan indikasi
Pengobatan infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih dan infeksi kelamin,
osteomielitis, artritis, septikemia, peritonitis, sepsis puerperium.
2. Dosis Obat
2x1 sendok teh (5 ml)
3. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
Diminum 2 kali sehari 1 sendok teh (5 ml), lama penggunaan obat yaitu diminum sampai obat habis
4. Duplikasi dan/atau polifarmasi
-
5. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain)
Diare, rasa sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan, peradangan pada lidah, mual dan muntah.
6. Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap cefadroxil atau golongan sefalosporin lainnya
7. Interaksi : Aminoglikosida, Diuretik poten, Probenesid
BISOLVON EKSTRA SIRUP 125ml
Aspek Farmasetik
1. Bentuk sediaan : Sirup
2. Kekuatan Obat : (bromhexine HCl setara bromhexine 4 mg dan guaiphenesin 100 mg) / 5 ml syrup
3. Stabilitas Obat : Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari sinar matahari langsung, dan tempat yang
lembab.
4. Kompatibilitas :-

Aspek Klinis
1. Ketepatan indikasi
• Bisolvon adalah obat yang berfungsi untuk meredakan batuk yang disertai dahak. Obat ini
mengandung bahan utama Bromhexine HCl, yaitu obat mukolitik dengan level kandungan kimia yang
rendah untuk mengencerkan atau menipiskan dahak di saluran pernapasan.
2. Dosis Obat
• Bisolvon extra (bromhexine) diberikan dengan dosis berikut :
• Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 3 kali sehari 10 mL.
• Anak 6 - 12 tahun : 3 kali sehari 5 mL.
• Anak 2 - 5 tahun : 3 kali sehari 2.5 mL.
3. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
• Obat diberikan sesudah makan, setiap 8 jam. Lama pengunaan obat, dikonsumsi sampai obat habis.

4. Duplikasi dan/atau polifarmasi


-
5. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain)
 Efek samping yang relatif ringan yaitu gangguan pada saluran pencernaan misalnya mual, muntah,
diare, rasa penuh di perut, dan nyeri pada ulu hati.
 Efek samping lain bisa berupa sakit kepala, vertigo, keringat berlebihan, dan kenaikan enzim
transaminase.
 Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang misalnya reaksi alergi seperti kulit kemerahan,
bengkak pada wajah, sesak nafas dan kadang-kadang demam.

6. Kontra indikasi
• -jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi obat bromhexine atau
guaiphenesin.
• -pasien yang menderita ulkus pada lambung penggunaan obat ini harus dilakukan secara hati-hati.

7. Interaksi obat
Jika diberikan bersamaan dengan antibiotik seperti amoxicillin, cefuroxim, erythromycin, dan doxycycline,
maka konsentrasi antiobiotik-antibiotik tersebut di dalam jaringan paru meningkat.
LOTION ANTI ACNE
Sulfur Praecipitatum
Aspek farmasetik
1. Bentuk : Serbuk amorf atau serbuk hablur renik
Kekuatan :-
2. Stabilitas : Stabil, polimerisasi berbahaya tidak akan terjadi, hindari suhu tingga,
nyala api terbuka, pengelasan, merokok dan sumber penyalaan. [MSDS No 1794, hal
5]
3. Kompatibilitas : Sulfur incompatible dengan sejumlah bahan kimia namun tidak
terbatas pada klorat, nitrat, karbida, halogen, fosfor dan logam berat. Ketidak cocokan
ini dapat mengakibatkan kebakaran, reaksi yang tidak terkontrol, kelepasan gas
beracum atau ledakan. [MSDS No 1794, hal 6]

Aspek klinis
1. Indikasi : skabisida[Obat-obat penting, hal 253]
Dosis : dua atau tiga kali sehari.

2. Aturan penggunaan : di gosokkan pada kulit


3. Duplikasi : -
4. Reaksi obat : -
5. Kontra indikasi : iritasi kulit, kemerahan dan mengupas kulit
6. Interaksi : Alcohol-containing preparations, Astringents, Benzoyl
peroxide, Perfumed toiletries, Resorcinol, Salicylic acid, Shaving creams or lotions,
Tretinoin
Pulvis Gummi Arabicum
Aspek farmasetik
1. Bentuk : larutan
Kekuatan :-
2. Stabilitas : Dalam wadah tertutup baik.
3. Kompatibilitas : tidak kompatibel dengan beberapa zat sepertiamidopirin, apomorphin,
kresol, etanol 90%, garam besi,morfin, fenol, fisostigmin, tannin, thymol, dan
vanili.Dalam emulsi, acasia tidak cocok dengan sabun

Aspek klinis
1. Indikasi : sebagai suspending agent
Dosis :-
2. Aturan penggunaan :-
3. Duplikasi :-
4. Reaksi obat : mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam supensi
harus ditambahkan pelarut
5. Kontra indikasi :-
6. Interaksi : mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam supensi
harus ditambahkan pelarut
Ichthammolum
Aspek Farmasetik
1. Bentuk : Cairan cokelat kehitaman yang pekat
Kekuatan :-
2. Stabilitas :-
3. Kompatibilitas : Ichthammmol tidak kompatibel dengan alkohol wol

Aspek Klinis
1. Indikasi : Digunakan untuk berbagai gangguan kulit, digunakan dalam
supositoria untuk gangguan anorektal. Bersama seng oksida digunakan sebagai perban
obat untuk eksim likenifikasi kronis.
Dosis :-
2. Duplikasi :-
3. Aturan penggunaan : -
4. Reaksi obat : -
5. Efek samping : Iritasi kulit, seerta kemungkinan kecil hipersensitivitas.
6. Interaksi obat : -
3. ( CTM 2 mg, Parasetamol 200 mg, Glucosum qs (secukupnya) )

Paracetamol 200 mg
Aspek Farmasetik
1. Bentuk Sediaan : Tablet
2. Kekuatan Sediaan : 200 mg
3. Stabilitas : Disimpan pada tempat yang sejuk
4. Kompatibilitas :-

Aspek Klinis

1. Indikasi
Pereda nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, menurunkan demam yang disertai flu
2. Dosis Obat
 Dewasa 500-1000 mg setiap 4 – 6 jam.
 Untuk anak-anak sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter.
Dosis maksimum sehari 4000 mg
3. Aturan, cara, lama penggunaan Obat
Bisa diminum sebelum atau sesudah makan.
4. Duplikasi dan atau Polifarmasi
5. Reaksi obat yang tidak diinginkan
 Efek Samping : Penurunan jumlah sel-sel darah, muncul ruam, terjadi
pembengkakan, kesulitan bernapas karena alergi, tekanan darah rendah
(hipotensi) dan jantung berdetak cepat (takikardia), kerusakan pada hati dan
ginjal jika menggunakan obat ini secara berlebihan, bisa menyebabkan
overdosis jika digunakan lebih dari 200 mg/kg, atau lebih dari 10 gram, dalam
24 jam.
6. Kontraindikasi
Disgungsi pada hati dan ginjal, jangan digunakan kepada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif.
7. Interaksi Obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan.
o Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.
o Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan
hati.
o Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
o Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini
sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
CTM 2 mg
Aspek Farmasetik
1. Bentuk Sediaan : Tablet
2. Kekuatan Sediaan : 2 mg
3. Stabilitas : Pada suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari
4. Kompatibilitas :

Aspek Klinis

1. Indikasi :
Mengobati pilek, bersin-bersin, mata berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan
atau kulit, yang disebabkan oleh reaksi alergi,
Meredakan gejala alergi
2. Dosis Obat
Anak-anak 6-11 tahun : 2 mg, tiap 4-6 jam.
3-4 x sehari ¼- ½ tablet.
Batas maksimal 12 mg/hari
3. Aturan penggunaan
Bisa diminum sebelum atau sesudah makan.
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan
Efek Samping : Sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan berkurang, sembelit atau
konstipasi, mulut, hidung, tenggorokan kering, gangguan penglihatan, sulit buang air
kecil
5. Kontraindikasi :
 Penggunaan pada anak usia < 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk
dokter.
 Tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi prematur, atau penderita serangan
asma akut.

6. Interaksi Obat
Analgesik opioid, Obat anticemas, antipsikosis, obat antimuskarinik, antidepresan
trisiklik, phenytoin.
4. SICLIDON 100
ASPEK FARMASETIK
1. Bentuk dan kekuatan sediaan : Kapsul, 100 mg
2. Stabilitas : Pada suhu ruang dan terlindung dari
cahaya matahari
3. Kompatibilitas (ketercampuran Obat) :
Doxycycline tidak kompatibel dengan sediaan basa (natrium bikarbonat atau soda kue,
antasida yang mengandung magnesium, bismut, dan garam aluminium) dan dengan tidak
stabil dalam media asam (Erythromycin, Hydrocortisone, Aminophilline)
Doxycycline tidak diminum bersamaan dengan antibiotik lain dari kelompok tetracycline

ASPEK KLINIS
1. Ketepatan indikasi
Infeksi karena mikroorganisme yang sensitif, misalnya rickettsiosis, kolera, sinusitis,
otitis media purulenta, pneumonia, eksaserbasi bronkitis kronik, infeksi kulit, akne
vulgaris. Terapi antibiotik alternatif untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.

2. Dosis obat :
Hari pertama : @100 mg x 2 tablet = 200 mg
Hari berikutnya : @100 mg x 1 tablet = 100 mg

3. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat


Pada hari pertama satu kali sehari 2 tablet setelah makan pada waktu malam hari
hari berikutnya satu kali sehari 1 tablet setelah makan pada waktu malam hari
Lama penggunaan obat 29 hari

4. Duplikasi dan/atau polifarmasi


-
5. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain)
• Mual dan diare ringan
• Sakit perut
• Ruam kulit ringan atau gatal atau
• Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

6. Kontra indikasi
• Asma—Sirup Vibramycin mengandung sodium metabisulfite, yang dapat menyebabkan alergi dan reaksi membahayakan nyawa pada pasien
dengan kondisi ini
• Diare
• Infeksi kandidiasis Vaginal (jamur)—gunakan dengan hati-hati. Dapat memperparah kondisi
• Masalah ginjal – gunakan dengan hati-hati. Efek dapat meningkat akibat melambatnya pembuangan obat dari tubuh

7. Interaksi
Pada obat :

• Amoxicillin
• Ampicillin
• Bacampicillin
• Bexarotene
• Cloxacillin
• Dicloxacillin
• Digoxin
• Etretinate
• Isotretinoin
• Methicillin
• Methotrexate
• Nafcillin
• Oxacillin
• Penicillin G
• Penicillin G Benzathine
• Penicillin G Procaine
• Penicillin V
• Piperacillin
• • Temocillin
• Tretin
AMARYL
Aspek Farmasetik
1. Bentuk dan Kekuatan : Tablet 2 mg
2. Stabilitas : Disimpan di tempat tertutup (suhu 150-300C)
3. Kompatibilitas :-
Aspek Klinis

1. Indikasi dan Dosis :


- Dosis awal: 1 – 2 mg, satu kali sehari, bersamaan dengan sarapan atau makan pertama
hari itu
- Dapat ditingkatkan sebanyak 1 – 2 mg setiap satu atau dua minggu
- Dosis maksimum harian: 8 mg
2. Aturan Penggunaan : 1 kali sehari satu tablet
3. Lama Penggunaan : Setiap hari
4. Polifarmasi :-
5. Reaksi Obat :

- Obat – obat yang mempengaruhi enzim microsomal hepatic

- Obat – obat yang terikat protein

- Obat – obat dengan efek hipoglikemik

- Obat – obat spesifik tertentu

6. Kontraindikasi :

- Jika diketahui memiliki alergi terhadap Glimepiride atau senyawa campuran lain

- Diabetes Ketoaasidosis, baik dengan ataupun tanpa koma

7. Interaksi Obat :

- Inhibitor ACE

- Steroid anabolik

- Insulin dan obat diabetes lainnya

- Beta-blocker, seperti propranolol, metoprolol, timolol

- Glukagon

- Laxatives

- Hormon estrogen dan progesteron

- Phenothiazines

- Bactrim

- Antikoagulan

- Aspirin

- Sulfonamide

- Tetracyclines

- Diuretik thiazide
LONTUS SOLONTAR PEN

Aspek farmasetik
1. Bentuk : Syringe
2. Kekuatan : 100 UI (3,64 mg)/ml
3. Stabilitas : Tempat gelap pada suhu 2 ° C sampai 8 ° C
4. Kompatibilitas :-

Aspek klinis
1. Indikasi
Pengobatan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) pada orang dewasa , remaja,
dan anak-anak 6 tahun ke atas.
2. Dosis
8 UI/hari, diminum setiap malam hari
3. Cara pakai
1. Mengeluarkan insulin pen dari dalam lemari pendingin, setidaknya 30 menit
sebelum penyuntikan.
2. Mencuci tangan hingga bersih.
3. Melepaskan penutup insulin pen, kemudian memasang jarum pada ujung insulin
pen.

4. Melepaskan penutup jarum, dan mengeluarkan udara dari insulin pen dengan
mengetuk tabung insulin pen hingga udara berkumpul di atas, lalu menekan
tombol suntik yang terdapat di ujung insulin pen.
5. Menyetel dosis sesuai anjuran dokter, kemudian menyuntikkan insulin setelah
membersihkan area kulit dengan tisu alkohol.

4. Duplikasi
-
5. Reaksi obat (efek samping) :
a. Hipoglikemia
Meskipun obat ini memiliki mekanisme untuk membatasi efek insulin, obat ini dapat memicu terjadinya hipoglikemia dengan gejala antara lain
lapar, keringat dingin, gemetaran, pusing, nadi meningkat, kebingungan.
b. Edema
c. Gatal (pruritus)
d. Hipokalsemia
e. Reaksi hipersensitivitas
f. Lipoatrofi pada area injeksi
g. Penurunan jaringan lemak
h. Kulit terasa terbakar
6. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap insulin gargline
7. Interaksi obat
Beberapa jenis obat memilki interaksi apabila dikonsumsi bersamaan dengan insulin glargine diantaranya:
Meningkatkan resiko hipoglikemia apabila diberikan bersamaan dengan:
a. Pramlinitide
b. Pentamidine
c. Somatostatin
Meningkatkan resiko penyakit jantung apabila diberikan bersamaan dengan:
a. Obat pioglitazone
b. Obat rosiglitazone
Pemberian bersamaan obat antihipertensi seperti:
a. Obat golongan beta bloker seperti bisoprolol, metoprolol, nadolol, propanolol
b. Obat golongan penghambat angiotensin converting seperti benazepril, captopril, lisinopril, ramipril
c. Obat golongan penghambat angiotensin 2 reseptor seperti losartan, valsartan, irbesartan, candesartan
d. Obat lainnya seperti clonidine
Obat lainnya seperti penghambat MAO, fluoxetine, sulfonamide, fibrat, litium, aspirin, bismuth subsalicylate.
4. Berapa jumlah masing – masing obat atau bahan obat yang diperlukan untuk
menyiapkan obat sesuai permintaan resep atau salinan resep itu?
1. NO RESEP : U-1903189
A. Obat
Opicef forte syrup (1 botol)
Bisolvon extra syrup (1 botol)
B. Bahan Obat
Chlorpheniramini Maleas (2 mg x 15 = 30 mg)
Paracetamol 500mg (200 mg x 15 = 3000mg)
Glucosum (secukupnya)

2. NO RESEP : U-1903190
A. Obat
Siclidon 100 (30 kapsul)
B. Bahan Obat
Ichthammolum (1.5 mg)
Sulfur Praecipitatum (2.5 mg)
Camphora (0.5 mg)
Pulvis Gummi Arabicum (1.5 mg)
Aqua calcis
Aethanolium 90% (1 ml)

3. NO RESEP : U-1903191
Obat
Glumin XR Tablet (30 tablet)
Amaryl 1mg Tablet (30 tablet)
Lantus Solostar Pen (8 IU)

Anda mungkin juga menyukai