ANGGOTA:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Hubungan antara polaritas eluen terhadap hasil Rf sampel pada KLT dapat
dianalisa oleh mahasiswa.
KLT dapat juga digunakan untuk dua tujuan. Pertama, digunakan sebagai
metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua, dapat
digunakan sebagai system pelarut dan system penyangga yang akan dipakai pada
kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi. Fase gerak yang dikenal
sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena adanya
pengaruh dari pipa kapiler sehingga pada proses pengembangan akan naik
(asecending) atau karena pengaruh gravitasi pada proses pengembangan sehingga
turun (descending) (J. Gritter, 1991).
Suhu, perubahan ini merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
Kertas, pengaruh ini timbul dari perubahan ion dan serapan, dari masing-
masing kertas.
Metil galat merupakan senyawa yang terbentuk dari dimetil sulfat (DMS)
atau (DMC) sebagai agen metilasi. Metilasi asam galat menggunakan DMS
dengan berbagai metode yaitu refluks dan sonifikasi. Metode terbaik untuk
metilasi dengan menggunakan refluks dengan hasil efisiensi 48,9% dari 3,4,5
trimethoxybenzoic acid (Yulinda dkk, 2013).
BAB II
METODE EKSPERIMEN
2.1 Alat
Kertas saring
Plat KLT lebar 1 cm (3 lembar)
Pipet volume 1 ml, 2 ml, 3 ml
Gelas ukur 10 ml
Erlenmeyer 50 ml
Pinset
Vial
2.2 Bahan
Isolat metil galat
Kloroform
Metanol
2.3 Metode
No Perlakuan Hasil
1 Membuat fase gerak sebanyak 3 Kloroform : Metanol = 4,5 : 0,5
macam, masing – masing volume 5 Kloroform : Metanol = 4 : 1
Kloroform : Metanol = 3,5 : 1,5
ml
2 Masing – masing fase gerak Masing – masing fase gerak
dijenuhkan, dengan cara dilihat dari menjadi jenuh
kertas saring
3 Plat KLT dieluasi pada fase gerak Fase gerak mencapai batas akhir /
yang telah jenuh sampai batas akhir plat KLT
4 Plat KLT diambil pada UV cabinet Didapatkan noda yang terlihat pada
pada Panjang gelombang 254nm masing – masing plat KLT,
senyawa metal galat tampak
sebagai noda berpendar kehitaman
pada Panjang gelombang 254 nm
5 Nilai Rf masing – masing eluen Hasil perhitungan Rf =
dihitung Kloroform : Metanol = 4,5 : 0,5 ->
Kloroform : Metanol = 4 : 1
->
Kloroform : Metanol = 3,5 : 1,5
->
Kd Kloroform =5
Kd Metanol = 33.6
Kd pelarut campur =
Kd pelarut 1 (9:1) =
Kd pelarut 2 (8:2) =
Kd pelarut 2 (7:3) =
BAB IV
PEMBAHASAN
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi yang
berdasar pada prinsip adsorbsi. Fasa diam berupa padatan yang diaplikasikan
berbentuk datar pada permukaan kaca atau alumunium sebagai penyangganya
sedangkan fasa gerak berupa zat cair. Fase diam yang digunakan pada KLT pada
umumnya adalah silica gel yang bersifat polar, sedangkan fase geraknya disebut
sebagai eluen. Kromatografi diakhiri ketika fasa gerak (eluen) telah mencapai
jarak tertenu dari ujung plat yang lain. Senyawa – senyawa yang berbeda satu
sama lain akan memiliki perbandingan jarak tempuh senyawa terhadap jarak
tempuh fasa gerak yang berbeda pula. Nilai perbandingan ini dinamakan Rf atau
Retardation Factor (Rubiyanto, 2017).
Pada praktikum ini dilakukan uji KLT dengan berbagai eluen. Hal pertama
yang dilakukan adalah membuat 3 macam fase gerak (eluen) masing-masing
dalam 5 ml. Fase gerak yang digunakan adalah campuran dari kloroform dan
methanol dengan perbandingan masing-masing 9:1, 8:2 dan 7:3. Fase gerak
diletakkan pada chamber dan dijenuhkan terlebih dahulu menggunakan kertas
saring. Hal tersebut dilakukan agar seluruh isi chamber jenuh dengan uap eluen,
yang ditunjukkan oleh terbasahinya seluruh permukaan kertas saring pada dinding
bagian dalam chamber dengan uap eluen. Chamber harus berada dalam kondisi
jenuh oleh uap eluen sebelum digunakan agar elusi berjalan stabil. Sambil
menunggu eluen jenuh, sampel berupa larutan metil galat ditotolkan pada plat
KLT yang sudah diberi garis yaitu batas bawah 1.5 dan batas atas 0.5. Setelah fase
gerak telah jenuh, masing-masing plat KLT dimasukkan pada masing-masing
chamber dan dieluasi. Kemudian apabila fase gerak telah mencapai batas atas plat
KLT, dapat diamati pada sinar UV 254 nm dan 366 nm untuk melihat migrasi
nodanya. Tidak dilakukan penyemprotan dengan H2SO4 dikarenakan noda sudah
terlihat dengan sinar UV 254 nm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum “Uji KLT dengan Berbagai Eluen” yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Metil Galat yang telah dieluasi dengan
3 jenis eluen yang berbeda – beda konstanta dielektriknya memiliki hasil dengan
Rf tertinggi pada eluen dengan perbandingan kloroform : methanol yaitu 7 : 3. Hal
ini dikarenakan konstanta dielektrik dari Metil Galat mendekati konstanta
dielektrik dari eluen tersebut.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah, seharusnya praktikan lebih berhati – hati
dan teliti pada saat preparasi eluen sehingga KD yang dari masing – masing eluen
sesuai dengan yang diharapkan dan tidak mempengaruhi hasil uji KLT. Praktikan
juga harus menggunakan APD dengan lengkap dan benar pada saat praktikum,
karena bahan – bahan yang digunakan memiliki resiko bahaya jika mengenai kulit
atau terhirup secara langsung oleh hidung.
DAFTAR PUSTAKA
Adamovics, J.A. 1997. Chromatographic Abalysis of Pharmaceuticals, 2nd
edition, Marcel Dekker, New York.
Bernaseoni, G. 2005. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita : Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
Handayani. 2008. Sintesis Senyawa Flavonoid-α-Glikosida secara Reaksi
Transglikosilasi Enzimatik dan AKtivitasnya sebagai Antioksidan. Vol 9,
No.1, Januari 2008. Hal 1-4.
Ibnu Gholib Gandjar, Rohman Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta.
LibertyBernaseoni, G. 2005. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita : Jakarta.
Roy, J. Gritter. 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB : Bandung.
Rubiyanto, Dwiarso. 2017. Metode Kromatografi : Prinsip Dasar, Praktikum dan
Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Yogyakarta : Deepublish
Publisher
Sastrohamidjojo, H. 1985. Kromatografi Edisi 1. Yogyakarta : Liberty.
Serma, J and Bernard F., 2003. Handbook of Thin-Layer Chromatography Third
edition, Revised and Expanded. Marcell Dekker Inc. New York.
Sharma, Veena dan R. Paliwal. 2013. Preliminary phytochemical investigation
and thin layer chromatography profiling of sequential extracts of Moringa
oleifera pods. International Journal of Green Pharmacy: India
Spencer, N. D. 1988. Direct oxidation of methane. Journal of Catalysis. 109, 187.
Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. 2007. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Penerbit
Underwood, A.L dan JR. Day R.A. 1988. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keempat. Jakarta : Erlangga.
Yulinda, Lolita Ramya, dkk. 2003. Metilasi Asam Galat Menggunakan Agen
Metilasi Dimetil Sulfat (DMS) atau Dimetil Karbonat (DMC). Berkala
MIPA, 23(2), Mei 2013 Hal 198-210.