FISIKA FARMASI II

(RHEOLOGI)
ISTILAH-ISTILAH TERKAIT RHEOLOGI ;
1. FLUIDA = ZAT YANG DAPAT MENGALIR
YANG TERMASUK FLUIDA ADALAH GAS DAN ZAT CAIR.
PERBEDAAN GAS & CAIR, YAITU SIFAT KOMPRESIBILITASNYA,
BERDAMPAK KEPADA VOLUME.
ALIRAN STATIONER = ALIRAN PARTIKEL FLUIDA MENGIKUTI
GARIS ARUS TERTENTU
KECEPATAN ALIR PADA PIPA;
-. ALIRA DITENGAH > ALIRAN DIPINGGIR.
-. MAKIN LUAS PENAMPANG PIPA, MAKIN KECIL KECEPATAN
ALIR DARI FLUIDA (HUKUM KONTINUITAS ; A1V1 = A2V2
A = LUAS PENAMPANG, V = KECEPATAN ALIR FLUIDA)
2. RHEOLOGI = ILMU YG MEMPELAJARI TENTANG VISKOSITAS
ZAT YANG MENGALIR.
UNTUK FARMASI PD PENERAPAN FORMULASI DAN ANALISIS
PRODUK ; EMULSI, PASTA, SUPPOSITORIA, PENYALUTAN
TABLET, MELIPUTI PENCAMPURAN DAN ALIRAN DARI BAHAN
PEMASUKAN KEDLM WADAH, PENUANGAN, PENGELUARAN,
PELEWATAN DARI JARUM.
3. VISKOSITAS = HAMBATAN/TAHANAN/GESEKAN SUATU CAIRAN
UNTUK MENGALIR. MAKIN BESAR VISKOSITAS, MAKIN TINGGI
HAMBATAN/TAHANAN/GESEKAN.
1) VISKOSITAS ABSOLUT/VISKOSITAS DINAMIK.
2) VISKOSITAS RELATIF.
3) VISKOSITAS KINEMATIK.
4) VISKOSITAS INSTRINSIK.
VISKOSITAS DIPENGARUHI TEMPERATUR, DAPAT DILIHAT
DARI RUMUS ARCHENIUS ;
ή = A.e-Ev/RT
DIMANA ; ή = VISKOSITAS.
A = KONSTANTA
Ev = ENERGI PENGAKTIFAN
R = 0,625.
T = TEMPRATUR ABSOLUT.
PENGGOLONGAN BAHAN MENURUT TIPE ALIRAN, YAITU ;
1. TIPE SISTEM ALIRAN NEWTON.
2. TIPE SISTEM ALIRAN NONNEWTON, TERDIRIDARI ;
2.1 NONNEWTON ALIRAN PLASTIK.
2.2 NONNEWTON ALIRAN PSEUDOPLASTIK
2.3 NONNEWTON ALIRAN DILATAN

SISTEM ALIRAN NEWTON

RATE OF SHEAR (dv/dr = G) BERBANDING LURUS DG SHEARING

STRESS (F’/A = F) ή = F/G
F’/A ~ dv/dr ----- F’/A = ή dv/dr , ATAU F = ή G ---- ή = (FxL)/AV
F’/A = ή (V/L) -----------------------------
DIMANA ; ή = KEKENTALAN DINAMIK [dyne det/cm2 = cp (centipoise)]
F’ = GAYA YG DIBUTUHKAN (dyne = gcm/det2)
A = LUAS PERMUKAAN (cm2)
V = KECEPATAN ALIRAN FLUIDA (cm/det).
L = JARAK YG DILALUI FLUIDA (cm).
F = SHEARING STRESS (dyne/cm2)
G = RATE OF SHEAR (cm/det x cm = cm2/det)
FLUIDITAS (Ф) ADALAH KEBALIKAN VISKOSITAS
Ф =1/ή
VISKOSITAS RELATIF ; ήrel = ήzat/ήair

VISKOSITAS KINEMATIK. ; ήkin = ή/ρ

VISKOSITAS INSTRINSIK ;
-. HITUNG VISKOSITAS JENIS ; ήsp = (ήS – ή)/C
-. HITUNG VISKOSITAS REDUKSI ; ήred = ήsp /C
C
- BUAT GRAFIK ANTARA C DGN ήred -------------
ήred
ή = (FxL)/AV
F = m.g ή = (m.g.L)/(A.L/t)
V = L/t V = A.L ή = ρ.g.L.t
ρ = m/V = m/AL
SISTEM NONNEWTON ALIRAN PLASTIK (BINGHAM BODIES);
R
KURVA DISEBELAH TDK A
MELALUI (0,0), TTP MEMTG T
E
SHARING STRESS JIKA
DIEKSTRAPOLASI. TTK PTG O
F
INI DISEBUT HARGA YIELD
ATAU YIELD VALUE S
H
BINGHAM BODIES BELUM E
AKAN MENGALIR SP DICAPAI A
R
SHEARING STRESS SEBESAR
YIELD VALUE YELD VALUE SHEARING STRESS

BIMINGHAM BODIES DIGOLONGKAN MENJADI 2, YAITU ;

1. SAAT SHEARING STRESS DIBAWAH YIELD VALUE, BIMING
BODIES DISEBUT SEBAGAI ZAT PADAT.
2. SEDANGKAN SAAT SHEARING STRESS DIATAS YIELD VALUE
BIMING BODIES DISEBUT SEBAGAI ZAT ZAIR.
RUMUS NONNEWTON ALIRAN PLASTIK
U = (F – f)/G
U = VISKOSITAS PLASTIK, F = SHEARING STRESS (dyne/cm2),
f = YIELD VALUE, G = RATE OF SHEAR (cm/det x cm = cm2/det)
ALIRAN NONNEWTON PLASTIK PADA DASARNYA TERJADI
FLOKULASI UNTUK SUSPENSI PEKAT, DISEBABKAN ADANYA
KONTAK ANTARA PARTIKEL YG BERDEKATAN AKIBAT GAYA VAN
DER WAALS. YIELD VALUE ADALAH MERUPAKAN KEKUATAN
FLOKULASI. APABILA YIELD VALUE TELAH TERLEWATI, MAKA
SISTEMNYA MENYERUPAI ALIRAN NEWTON ARTINYA G ~ F

SOAL ;
YIEL VALUE SUSPENSI OBAT = 5200 dyne cm-2, DIATAS YIEL VALUE
F MENINGKAT SECARA LINIER DG MENINGKATNYA G, JIKA RATE
OF SHEAR = 150 det-1, PADA SAAT F = 8000 dyne cm-2, HITUNGLAH
VISKOSITAS PLASTIS ?
SISTEM NONNEWTON ALIRAN PSEUDOPLASTIK ;
R
SISTEM ALIRAN PSEDOPLASTIK A
T
TERJADI KARENA TERBENTUK E
POLIMER2 DARI LARUTAN DGN
O
DIAGRAM SPT DISAMPING. F
KURVA DIMULAI DARI TITIK (0,0)
S
DAN TDK ADA YIELD VALUE. H
RHEOGRAM LENGKUNG KARENA E
A
KERJA SHEARING STRESS THD R
MOLEKUL BERANTAI PANJANG SHEARING STRESS
DALAM BENTUK POLIMER LINIER
JUGA BEBERAPA PELARUT BERIKATAN DGN MOLEKUL DPT LEPAS
YG MENYEBABKAN PENURUNAN KONSENT. EFEKTIF, AKIBATNYA
VISKOSITAS AKAN TURUN ;
RUMUS ; FN = ή G ---- log ή = N log F – log G
SEBAGIAN BESAR BAHAN FARMASI A/ ALIRAN PSEUDOPLASTIK,
GOM ARAB, PGA, PGS, TRAGACANT, TYLOSE, CMC, Na-ALGINAT
SISTEM NONNEWTON ALIRAN DILATAN ;
ALIRAN DILATAN UNTUK SUSPENSI PADAT DENGAN KADAR ZAT
PADAT LEBIH BESAR DARI 50%. DNG TINGGINYA KONSENTRASI
ZAT PADAT, AKAN TERJADI HAMBATAN TERHDP RATE OF SHEAR,
YG MENGALAMI DEFLUKOLASI, KEBALIKAN ALIRAN PLASTIK, YG
TERJADI DIFLUKOLASI.
MENINGKATNYA
RATE OF SHEAR

PARTIKEL TERSUSUN RPT PARTIKEL TERSUSUN LGR

VOLUME YG KSG MINIMUM VOLUME KOSONG MENINGKAT
PEMBAWA CUKUP, KON- PEMBAWA TDK MENCUKUPI,
SISTENSI RELATIF RENDAH KONSISTENSI RELSTIF TINGGI
GAMBAR RHEOGRAM DARI NONNEWTON ALIRAN DILATAN ;
R
PD SAAT SHEARING STRESS A
MENINGKAT, BAHAN DALAM T
E
SISTEM MENGEMBANG/MEMUAI/
DILATE. JIKA JML PEMBAWA YG O
F
TNGGL TETAP, TDK DPT MENGI
SI RUANG ANTAR PARTIKEL YG S
H
KOSONG, MAKA HAMBATAN E
MENINGKAT, KRN TDK DIBASAHI A
R
AKHIRNYA SUSPENSI MEENJADI
PASTA YG KAKU. SHEARING STRESS

DARI GBR DAPAT DILIHAT BAHWA ALIRAN DILATAN ADALAH

KEBALIKAN DARI ALIRAN PSEUDOPLASTIK. BHN PSEUDOPLASTIK
SERING DIKENAL SBG SHEAR-THINNING SYSTEM, SEDANGKAN
ALIRAN DILATAN SHEAR-THICKENING SYSTEM
THIKSOTROPI ;
PADA ALIRAN NEWTON, JIKA RATE OF SHEAR MENINGKAT, MAKA
SHEARING STRESS JUGA AKAN BERTAMBAH, APABILA TERCAPAI
MAKSIMAL, BILA RATE OF SHEAR DIKURANGI, MAKA SHARING
STRESS AKAN BERKURANG. PADA DIAGRAM RATE OF SHEAR
DAN SHEARING STRESS UTK NEWTON, AKAN NAMPAK GRS NAIK
BERIMPIT DGN GRS TURUN (DIAGRAM 1). PD PLASTIK & PSEUDO
PLASTIK GRS NAIK TDK BERIMPIT DGN GRS TURUN. INI BERARTI
ADA PEMECAHAN STRUKTUR & SHEAR-THINNING YG TDK
TERBENTK KEMBALI DG SGR JK STRESS DIHILANGKN/DIKURANGI
GEJALA INI DISEBUT THIKSOTROPIK (DIAGRAM 2).
t2
t1
PSEUDO
R NEWTON R R
PLASTIK
o o o
S S S
PLASTIK

S-S S-S S-S

DIAGRAM 1 DIAGRAM 2
DIAGRAM 3
THIKSOTROPI
ADALAH SUATU PEMULIHAN YANG ISOTHERM DAN LAMBAT PADA
PENDIAMAN SUATU BAHAN YANG KEHILANGAN KONSISTENSINYA
KARENA SHEARING. HANYA BISA DITERAPKAN UNTUK SHEAR-
THINNING SYSTEM.

RHEOGRAM YG DIDAPAT DARI BAHAN THIKSOTROPI TGT ;

1. LAJU YG MENINGKATKAN SHEAR.

2. LAJU YG MENGURANGI SHEAR. LIHAT DIAGRAM 3
3. LAMANYA TERJADI RATE OF SHEAR.
PENGUKURAN THIKSOTROPIK ;
• MENENTUKAN PEMECAHAN STRUKTURAL THD WAKTU DG
RATE OF SHEAR TETAP ;
B = (U1 – U2)/(ln t2/t1),
B = KOEF. THIKSOTROPI, U1 & U2 = VISKOSITAS PLASTIS
MENURUN DARI KEDUA KURVA, t2 & t1 WAKTU DLM DETIK
(LIHAT DIAGRAM 3)

2. MENENTUKAN PEMECAHAN STRUKTURAL DG MENINGKATNYA

RATE OF SHEAR;
M = 2(U1 – U2)/(ln V1/V2) ; V2
R
o
M = KOEF.THIKSOTROPI. U2
S
U1 & U2 = VISKOSITAS PLASTIS V1
U1
V1 & V2 = LAJU SHEARING

SHEARING STRESS
THIKSOTROPI NEGATIP
CHONG ET AL ----- GEJALA THIKSOTROPI NEGATIP ATAU ANTI
THIKSOTROPI DARI MAGMA, DIMANA PADA KURVA MENURUN
TERJADI KENAIKAN KONSISTENSI, DALAM KEKENTALAN ATAU
HAMBATAN, PADA KURVA MENURUN, LETAKNYA DISEBELAH
KANAN KURVA MENAIK, BUKAN DISEBELAH KIRI, HAL INI
BERBEDA DG DILATAN, KALAU DILATAN KADAR ZAT PADAT >50%
SEDANGKAN MAGMA HANYA SEDIKIT, YAITU 1-10% ZAT PADAT.

THIKSOTROPI DALAM FORMULASI ;

1. DLM SUSPENSI ---- THIKSOTROPI DI FORMULA SEBAIK MUNGKIN
--- TDK MENGENDAP DLM WADAH, MENJADI CAIR BILA DIKOCOK
AKAN TETAP SELAMA DIGUNAKAN. --- POLA SAMA UTK EMULSI,
LOTIO, KRIM, SALEP, SERTA SUSPENSI PARENTERAL.
------ HUBUNGN DG SEDIMENTASI ; MAKIN TINGGI THIKSOTROPI,
MAKIN RENDAH LAJU PENGENDAPANNYA.
ALAT UNTUK MENENTUKAN VISKOSITAS (VISKOMETER) ;
1. VISKOMETER KAPILER (VISKOMETER OSWALD) ;
DASARNYA ;
1.1 MENGUKUR WAKTU ALIR DARI ZAT X
1.2 MEMBANDINGKAN DG WAKTU ALIR ZAT
YG SUDAH DIKETAHUI VISKOSITASNYA
1.3 DIHITUNG DG RUMUS ; ή = ρ.g.L.t
--- ή1/ ή1 = (ρ1.g.L.t1)/(ρ2.g.L.t2)
--- ή1/ ή1 = (ρ1.t1)/(ρ2.t2)
2. VISKOMETER BOLA JATUH (VISKOMETER HOEPLER) ;
DASARNYA ;
2.1 MENGUKUR WAKTU JATUH BOLA.
2.2 DIHITUNG DG RUMUS ;
----- ή = t (Sb – Sf) B , DIMANA ;
ή = VISKOSITAS, t = WAKTU JATUH
Sb & Sf = MASA JENIS BOLA, DAN Z.CAIR
B = KONSTANTA BOLA JATUH.
3. VISKOMETER CUP DAN BOB (VISKOMETER STOMER DAN
VISKOMETER HAAKE ROTOVISKO) ;
RUMUS YG DIGUNAKAN ADALAH ;

Ώ = 1/ή T/(4Πh){(1/Rb)2 – (1/Rc)2} ---- ή = Kv (T/ Ώ)

ALAT STOMER --- Ώ MERUPAKAN FUNGSI V (rpm) YANG

DIHASILKAN OLEH BERAT (W) SEBANDING DG T

---- RUMUS MENJADI ; ή = Kv (W/ V)

UNTUK VISKOSITAS PLASTIK ---- U = Kv (W – Wf)/V

--- YIELD VALUE DIDAPAT --------- f = Kf X Wf

----- DIMANA Kf = Kv x 2Π/60 x 1/{2,303 log(Rc/Rb)}

4. VISKOMETER KERUCUT DAN LEMPENG
(VISKOMETER FERRANTI SHIRLEY) – LIHAT GAMBAR ALAT ;
RUMUS YG DIGUNAKAN ADALAH ;
ή = C (T/V)
DIMANA C = KONSTANTA, T = PUNTIRAN (TORQUE) TERBACA
PADA ALAT, v = KECEPATAN KERUCUT BERPUTAR/MENIT.
RUMUS UNTUK ALIRAN PLASTIK ;
ή = C {(T-Tf)/V)}, DAN YIELD VALUE ;
f = Cf x Tf
DIMANA Tf = PUNTIRAN PADA SUMBU SHEARING STRESS
(DIEKSTRAPOLASI DARI BGN LINIER KURVA), Cf = KONSTANTA
ALAT.
PADA GAMBAR DPT DILIHAT ;
G = (Ώr)/d cm/det. Cm. G = Ώ/ψ det-1
r/d = ψ (KONSTANTA =
SUDUT ANTRA KERUCUT & LEMPENG DLM RADIAN)
PENERAPAN DALAM BIDANG FARMASI ;
1. CAIRAN ;
1.1 PENCAMPURAN.
1.2 PENGURANGAN UKURAN PARTIKEL, DISPERSI DG SHEAR.
1.3 PELEWATAN MELALUI MULUT PENUANGAN, PENGEMASAN
DLM BOTOL, PELEWATAN MELALUI JARAUM
1.4 PERPINDAHAN ZAT CAIR, PEMOMPAAN, PENGALIRAN
MELALUI PIPA.

2. SAMISOLID ;
2.1 PENYEBARAN DAN PELEKATAN PADA KULIT.
2.2 PEMINDAHAN DARI WADAH, PENGELUARAN DARI TUBE.
2.3 KEMAMPUAN ZAT PADAT UNTUK BERCAMPUR DENGAN
CAIRAN-CAIRAN YG SALING BERCAMPR SATU DG LAINNYA.
2.4 PENGLEPASAN OBAT DARI BASISNYA.
3. PADATAN ;
3.1 ALIRAN SERBUK DARI CORONG KEDALAM LUBANG
PENCETAK TABLET ATAU KEDALAM KAPSUL SELAMA
PROSES PEMBUATAN.
3.2 KEMAMPUAN PENGEMASAN DARI PADATAN DALAM
BENTUK SERBUK ATAU GRANUL.
4. PEMROSESAN ;
4.1 KAPASITAS PRODUKSI DARI ALAT.
4.2 EFISIENSI PEMROSESAN.
TERIMA KASIH