Anda di halaman 1dari 2

Jelaskan perbedaan anatomi dan fisiologi otot pada pelari sprinter dan

marathon!

1. Perbedaan anatomi otot pada pelari sprint dan marathon

- Pada pelari sprint memliki kaki yang lebih pendek dan otot kaki yang
besar serta kuat hal ini untuk menampilkan kemampuan berlari yang lebih
baik, namun ini hanya berlaku pada tahap percepatan di awal perlombaan.
- Pada pelari maraton memiliki kaki lebih panjang dan otot kaki yang lebih
kurus, hal ini menjadi keunggulan di tahap pertengahan balapan saat
mereka telah mencapai kecepatan lari tertinggi, yang harus terus
dipertahankan sampai garis finish.

2. Perbedaan fisiologi otot pada pelari sprint dan maraton


Secara umum, serat otot dapat dibedakan menjadi 2 tipe: slow twitch(otot
merah/tipe I) dan fast twitch (otot putih/tipe II).
Khusus untuk otot Tipe II (fast twitch) terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tipe IIa
Dikenal juga sebagai serat otot intermediate. Jenis serat bersifat aerobic
dan anaerobic dalam menghasilkan energi. Tipe IIa merupakan kombinasi
dari otot Tipe I dan Tipe II.

b. Tipe IIb.
Tipe IIb memiliki karakter yang hampir sangat mirip dengan otot Fast
Twitch. Serat Tipe Iib ini menggunakan metabolisme anaerobic untuk
menciptakan energi dan merupakan "Classic Fast Twitch" yang unggul
dalam menghasilkan kecepatan dan hentakan yang kuat. Tipe IIb
memiliki tingkat konteraksi paling cepat dibanding tipe otot jenis lain,
hanya saja Tipe IIb juga mudah lelah.
- Pada pelari sprint memiliki perbandingan otot putih (fast twitch) lebih
banyak karena otot tipe ini memiliki serat otot yang berkonteraksi relatif
cepat dan menghasilkan energi secara anaerobic atau tanpa menggunakan
oksigen. Serat putih memiliki lebih sedikit myoglobin, sehingga
kandungan mitokondria sedikit. Kandungan mitokondria sedikit
menunjukan bahwa tidak banyak oksigen yang digunakan dalam
pembentukan energi. Otot jenis ini memiliki ketahanan yang tidak
terlalu baik atau mudah lelah, sehingga kurang cocok untuk lari
endurance. Otot Fast Twitch sangat efektif dalam gerakan yang
membutuhkan upaya maksimal berdurasi pendek, sehingga akan sangat
cocok dimiliki oleh seorang Sprinter.
- Pada pelari maraton memiliki perbandingan otot merah (slow twitch)
lebih banyak. Serat merah kaya akan myoglobin, sehingga kandungan
mitokondria banyak. Kandungan mitokondria banyak menunjukan
bahwa banyak oksigen yang digunakan dalam pembentukan energi. Otot
tipe ini memiliki serat otot yang berkonteraksi relatif lebih lambat namun
memiliki ketahanan yang lebih lama. Hal ini sangat diperlukan untuk
menempuh track yang panjang.
Otot jenis ini menggunakan oksigen dalam meghasilkan energi. Dari segi
efisiensi, otot slow twitch memang lebih cocok bagi cabang lari
endurance/marathon.

Anda mungkin juga menyukai