Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MIKROBIOLOGI TERAPAN
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengampu : Apt. Alvi Kusuma Wardani, M.Farm

OLEH :
Thesya Eka Savitri Nurdin (2020E1C055)
Uswatunnisa (2020E1C056)
Vina Himatul Ulia (2020E1C057)
Vivi Febrianty (2020E1C058)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
I. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
II. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
III. TUJUAN PEMBAHASAN.........................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
I. UJI KUALITAS MIROBIOLOGI UDARA....................................................................................6
II. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR........................................................................................7
1. Peran Mikroorganisme dalam air.................................................................................................7
2. Mikroorganisme Air Sebagai Patogen.........................................................................................8
3. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Kaliform........................................................................................8
III. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN.......................................................................9
1. Peranan Mikroorganisme dalam Bahan Pangan...........................................................................9
2. Produk Pangan Hasil Aktivitas Mikroorganisme.......................................................................10
IV. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI.......................................................................13
A. Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Industri......................................................................13
B. Kriteria Mikroorganisme Industri..............................................................................................14
C. Produk Mikrobiologi Industry...................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
I. KESIMPULAN.............................................................................................................................16
II. SARAN.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan utama
untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Mikrobiologi, dengan judul : “
Mikrobiolgi Terapan “.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselasaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Mataram, 18 Mei 2021

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu
pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mirobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal
maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun
bukan termasuk sel. Mikroorganisme (disebut juga mikroba, miknobia, atau jasad
renik) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, tanpa bantuan
aJat perbesaran seperti mikroskop, sangat sulit untuk dilihat dan di- amaff bentukrrya
secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prdeariot seperti bakteri dan
ganggang biru dapat dibedakan dan sel tumbuhan dan hewan, dapat dilihat dari struktur
selnya yang tidak memiliki membran inti.
Awal berkembangnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad-19 oleh
beberapa ilmuwan, dan telah membuktikan bahwa mikroorgnisme berasal dari
mikroorganisme sebelumnya bukan dan tanaman ataupun hewan yang membusuk.
Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses
fermentasi, tetapi merupakan penyebab proses fermentasi. Ilmuwan juga menemukan
mikroorganisme tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan
awal pengenalan dan pemahaman terhadap pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan
dan kesejahteraan manusia
Memasuki abad ke-20. mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih
saling berhubungan: mikrobtologi dasar dan mikrobiologi terapan. Mikrobiologi dasar
mengacu pada penemuan penemuan baru, sedangkan mikrobiologi terapan mengacu
pada aspek pemecahan rnasalah. Sejak ditemukannya konsep tentang Asam Dioksiribo
Nukleat (ADN) bidang mikrobiologi pun memasuki era molekuler. Kebeihasilan
sekuensing ADN mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis
bakteri.
Pada akhir abad ke-20, mikrobiologi terapan mengalami kemajuan yang pesat di
bidang pertanian, dengan ditemukannya pengetahuan proses dasar mikroorganisme
dalam (anah yang bermanfaat dan yang merugikan bagi pertumbuhan Tanaman, seperti
ditemukannya bakteri pengikat nitrogen bebas dari udara yang bermanfaat dalam upaya
peningkatan kesuburan tanah. Disamping itu ditemukan berbagai mikroorganisme
patogen yang menyebabkan penyakit pada berbagai tanaman, sehingga dapat
teridentifikasi cara pencegahannya.
Mikroorganisme juga mempunyai potensi untuk membersihkan lingkungan,
misalnya dari tumpukan minyak di lautan, dipergunakan sebagai herbisida dan
insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai
kemampuan untuk mendekomposisi/ menguraikan senyawa kimia komplek.
Kemampuan mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan
lahan baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi.
Mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan organisme
yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan
maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi, tetapi
banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa
diantaranya digunakan dalam menghasilkan substansi yang penting di bidang kesehatan
maupun industri makanan.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana uji kualitas mikrobiologi udara?
2. Bagaimana uji kualitas mikrobiologi air?
3. Bagaimana uji kualitas mikrobiologi makanan?
4. Bagaimana uji kualitas mikrobiologi industry?

III. TUJUAN PEMBAHASAN


Untuk mengetahui uji kualitas mikrobiologi udara, air, makanan dan di bidang
industry.
BAB II

PEMBAHASAN

I. UJI KUALITAS MIROBIOLOGI UDARA


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan
bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin
menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan (Depkes, 2005:1).
Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara
dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi
kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan (Susanna,
D. et al. 1998). Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang
berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan (Yoga,
Chandra:1992).
Menurut National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) 1997
yang dikutip oleh Depkes RI (2005), penyebab timbulnya masalah kualitas udara dalam
ruangan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya ventilasi udara
(52%), adanya sumber kontaminan di dalam ruangan (16%), kontaminan dari luar
ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%), lain-lain (13%).
Menurut Pelczar (2008), beberapa faktor yang menentukan jumlah dan jenis
mikroorganisme yang mendiami udara adalah: a. Sumber mikroorganisme (tanah, laut,
bersin dan lain-lain). b. Ketahanan jenis mikroorganisme tersebut terhadap kondisi fisik
seperti suhu, kelembaban dan cahaya matahari. c. Jumlah dan aktivitasnya. d.
Lingkungan luar (kondisi cuaca dan ketinggian tempat)
Kualitas udara dalam ruangan adalah udara di dalam suatu bangunan yang dihuni
atau ditempati untuk suatu periode sekurang-kurangnya 1 jam oleh orang dengan
berbagai status kesehatan yang berlainan (Suharyo, 2009:87). Kualitas udara dalam
ruangan (indoor air quality) sebenarnya ditentukan secara sengaja ataupun tidak sengaja
oleh penghuni ruangan itu sendiri (Keman, 2005:33). Kualitas udara yang buruk akan
membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan
kesehatan (Corie, D. et al. 2005:162).
Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah
tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara seperti : (1) iritasi selaput
lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair, (2) iritasi hidung, bersin,
gatal: iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering, (3) gangguan neurotoksik:
sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, (4) gangguan paru
dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat di dada, (5)
gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal, (6) gangguan saluran cerna: diare/mencret, (7)
lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar (Corie, D. et al.
2005:162).
Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya serangga, bakteri,
kutu binatang peliharaan, jamur. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan
dikenal dengan istilah bioaerosol. Bioaerosol di dalam ruangan dapat berasal dari
lingkungan luar dan kontaminasi dari dalam ruangan. Dari lingkungan luar dapat
berupa jamur yang berasal dari organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan yang
mati dan bangkai binatang, bakteri Legionella yang berasal dari soil-borne yang
menembus ke dalam ruang, alga yang tumbuh dekat kolam/danau masuk ke dalam
ruangan melalui hembusan angin dan jentik-jentik serangga di luar ruang dapat
menembus bangunan tertutup. Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu
kelembaban antara 25-75%: spora jamur akan meningkat dan terjadi kemungkinan
peningkatan pertumbuhan jamur, dan sumber kelembaban: tandon air, bak air di kamar
mandi (Laila Fitria, 2008).
Salah satu bakteri patogen adalah Streptococccus. Kuman ini dapat menyebabkan
penyakit epidemik antara lain scarlet fever, erisipelas, radang tenggorokan, febris
puerpuralis, rheumatic fever, dan bermacam-macam penyakit lainnya (Hans, 1994).
II. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR
Mikrobiologi air adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan
mikroorganisme di dalam linkungan aoir. Mikroorganisme dalam air dapat berperan
dalam bidang Kesehatan, pertanian, peternakan, industry, pengairan, dan pengolahan
air.
1. Peran Mikroorganisme dalam air
A. Indicator Pencemaran Air
Mikroorganisme yang terdapat di dalam air dapat dijadikan indicator tercemarnya
suatu ekosistem air. Untuk digunakan sebagai mikroorganisme indicator, tesrdapat
peryaratan yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme tersebut. Persyaratan ini tidak
mutlak untuk dipenuhi seluruhnya, tergantung kondisi yang ada. Adapun syaratnya
adalah :
a) Mikroorganisme terdapat dalam air tercemar dan tidak terdapat dalam air yang
tidak tercemar;
b) Jumlah mikroorganisme indicator berkorelasi denga n kehadiran bakteri
pathogen;
c) Mempunyai kemampuan hidup yang lebih lama daripada pathogen;
d) Terdapat dalam jumlah yang lebih besar daripada patogen, sehingga mudah
terdeteksi;
e) Mudah terdeteksi dengan Teknik-teknik laboratorium yag sederhana.
Beberapa bakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai indicator pencemar air
dapat dilihat pada table dibawah.
Jenis mikroorgansime Spesies Indikator
Bakteri Coliform Pencemaran air
Coliform tinja Pencemaran tinja
Clostridium pencemar
Virus Fage Salmonella Mendeteksi salmonella

B. Indicator Pencemaran Bahan Pangan


Mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai indicator pencemaran bahan pangan
adalah kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas Batasan jumlah
tertentu. Misalnya Escherrichia coli tipe I, Koliform dan Fekal streptococci
digunakan sebagai indicator penanganan pangan secara tidak higienis, termasuk
keberadaan pathogen tertentu. Mikroorganisme indicator ini sering di gunakan
sebagai indicator kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.
C. Bioremediasi pencemaran air
Bioremediasi tidak hanya terjadi di tanah, namun proses tersebut juga terjadi di
air. Mekanisme bioremediasi di air tidak jauh berbeda dengan bioremediasi tanah,
memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan air untuk membantu
pengolahan air yang tercemar.
2. Mikroorganisme Air Sebagai Patogen
Sebagian mikroorganisme air yang merugikan manusia menyebabkan berbagai
penyakit. Adapun beberapa bakteri dan penyakit yang disebakannya dapat dilihat pada
table dibawah.
Agen bakteria Penyakit
Salmonella thypi Demam thypoid (tiphus)
Salmonella parathypi Deman parathipus
Shigella, E. coli Disentri, diare
Vibrio cholerae kolera
Legionella pneumophilla Penyakit pernafasan akut
Mycobacterium tubercholosis Tubercholosis

3. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Kaliform


Pemeriksaaan air secara mikobiologis sangat penting dan dapat dilakukan
terhadap semua jenis air yang ada, terutama dilakukan untuk menentukan standar
kualitas air. Air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.
Pencemar biologis mungkin terjadi dalam air, minuman atau makanan, yang
membahayakan jiak mikroorganisme menyebabkan penyakit (pathogen), penghasil
racun atau yang dikenal sebagai pencemar.
Bakteri golongan coliform dinyatakan sebagai bakteri indicator pencemaran
air. Kehadirannya dalam air terutama air sumber mandi, cuci dan kakus (MCK) sangat
tidak diharapkan. Pemeriksaan bakteri gologan coliform dilakukan terhadap kehadiran
bakteri golongan coliform non fekal dan bakteri coliform fekal. Koliform non fecal
berasa dari hewan atau tanaman yang sudah mati, misalnya Enterobacter aerogenes,
sedangkan koliform fecal berasal dari kotoran manusia dan hewan, misalnya
Escherichia coli. Untuk mengetahui jumlah coliform dalam satu sampel dapat
digunakan metode angka paling mungkin (APM) bakteri coliform. Prinsip dari metode
ini adalah fermentasi laktosa selama 24 jam oleh bakteri coliform yang akan
menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh tabung Durham dalam tabung uji.
Bakteri coliform memilki kemampuan menguraikan laktosa sebagai sumber
karbon, sedangkan kelompok mikroorganisme usus yang
lain tidak dapat melakukannya. Sebagai indikator adanya proses penguraian laktosa
menjadi asam, ke dalam medium ditambahkan indikator Bromcresso/ purple (Bcp)
yang berwarna ungu dalam keadaan netral dan berwarna kuning dalam suasana asam.
Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap, yaitu uji penduga
(presumtivetesi), uji penguat (confirmed test), dan uji lengkap (completed test). Hasil
pengujian uji lengkap, selam membuktikan uji perijma juga dapat menentukan jenis
bakteri coliform yang teidapat dalam sampel.
III. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN
Mikrobiologi pangan adalah salah satu cabang dari mikrobiologi yang
mempelajari peranan mikroorganisme, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan, pada rantai produksi makanan sejak dari pemanenan, penanganan,
penyimpanan, pengolahan, distribusi, pemasaran, penghidangan sampai siap dikonsumsi.
Sejarah mikrobiologi pangan bersamaan dengan kehadiran manusia di muka
bumi. Sejak manusia dapat memproduksi makanan sebenarnya juga mulai dipelajari
kerusakan makanan dan timbulnya keracunan makanan. Pertumbuhan mikrobia pada
bahan pangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik ialah faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba baik mempercepat atau menghabat
pertumbuhannya. Adapun contoh faktor intrinsic adalah pH, aktivitas air (aw), potensial
oksidasi-reduksi (Eh), kandungan nutrisi, senyawa antimikrobia, dan struktur biologis.
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari luar bahan
pangan, baik dari lingkungan penyimpanan, yang dapat mempengaruhi bahan pangan dan
pertumbuhan mikrobia. Contohfaktor ekstrinsik adalah suhu penyimpanan, kelembaban
relatif (RH relative humidity) lingkungan, dan komposisi gas.
1. Peranan Mikroorganisme dalam Bahan Pangan
Adapun peranan mikroorganisme dalam hal pangan sebagai sumber nutrisi dan
membantu proses fermentasi adalah sebagai berikut:
Pertama, mikroorganisme sebagai sumber nutrisi bagi manusia, contohnya adalah protein
sel tunggal (PST). PST merupakan bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal
dari mikroorganisme. Istilah protein sel tunggal digunakan untuk membedakan bahwa
PST berasal dari organisme bersel tunggal. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga
menghasilkan makanan berprotein tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I
di Jerman dengan memproduksi khamir torula. Tujuan utama dalam produksi PST adalah
mengoptimalkan konversi substrat menjadi asam asetat.
Protein sel tunggal adalah seluruh bahan-bahan protein yang berasal dari
mikroorganisme seperti ganggang, bakteri, ragi, kapang dan jamur yang ditumbuhkan
dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi manusia atau hewan. PST
juga berisi bahan nutrisi lain, seperti karbohidrat, lemak, vitamin mineral dan senyawa
nitrogen nonprotein.
Mikroorganisme yang dibiakkan untuk memperoleh PST dan digunakan sebagai
sumber protein bagi manusia harus mendapat perhatian secara khusus, yaitu: (1)
mikroorganisme tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia, (2)
nilai gizinya baik, (3) dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, (4) tidak
mengandung bahan beracun serta (5) biaya produk yang dibutuhkan rendah.
Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai Protein Sel Tunggal (PST), antara lain
alga Ch/ore//a, Spirulina, dan Scenedesmus; khamir Candida utylis; kapang berfilamen
Fusarium gramineaum; maupun bakteri, jamur konsumsi, seperti: jamur tiram, jamur
merang, jamur shitake dan jamur yang meningkatkan gizi makanan, contohnya jamur
fermentasi kacang kedelai menjadi tempe. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang
fisiologi, nutrisi, dan genetika mikroorganisme telah banyak memperbaiki metode untuk
menghasilkan protein sel tunggal dari berbagai macam mikroorganisme dan bahan
mentah. Kedua, mikroorganisme membantu proses fermentasi. Fermentasi adalah
pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol
untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam atau alkohol, untuk
menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk
menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk
pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional misalnya tempe,
tauco, tape, dan lainnya, sampai kepada produk yang modem misalnya yoghurt.
Ketiga, sebagai faktor pembusukan makanan. Pembusukan dalam hal ini adalah
pembusukan yang dikehendaki, seperti pembusukan padapembuatan terasi. Pembusukan
makanan adalah proses perubahan benda yang diakibatkan karena adanya aktivitas
mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi pembusukan antara lain; (a) Suhu,
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang ada pada makanan Ketika disimpan pada
suhu kamar (25⁰C) akan lebih mudah tumbuh dan berkembang biak. Namun akan sangat
sulit tumbuh dan berkembangbiak pada suhu di bawah 5°C atau di atas 60*C, bahkan
bakteri bisa mati ketika berada pada suhu di atas 80°C. (b) Kelembaban, Kandungan air
yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan makanan lebih cepat busuk, karena
mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembangbiak pada kelembaban yang tinggi. Hal
ini yang menyebabkan roti yang ditetesi air lebih cepat membusuk daripada roti yang
tidak ditetesi air.
2. Produk Pangan Hasil Aktivitas Mikroorganisme
2.1. Cuka Apel
Cuka atau vinegar berasal dari bahan kaya gula seperti anggur, apel dan nira
kelapa. Menurut Badan Standarisasi Nasional Oumber yang dimaksud dengan
vinegar adalah cuka fermentasi yang dihasilkan melalui fermentasi alkohol yang
berasal dari buah-buahan, sehingga cuka apel (apple vinegar) juga termasuk cuka
fermentasi.
Pada umumnya cuka dibuat dari berbagai bahan seperti buah-buahan, sayuran,
atau butiran misalnya beras. Cuka apel dibuat dari bubuk apel. Seperti cuka pada
umumnya, kandungan utama cuka apel adalah asam asetat. Cuka juga mengandung
asam-asam lainnya, vitamin, garam mineral, dan asam-asam amino.
Cuka apel merupakan minuman kesehatan hasil dari fermentasi alami buah apel
mumi. Fermentasi ini menggunakan jamur Saccharamyces cerevisiae, merupakan
sejenis jamur yang bisa menyempurnakan kandungan nutrisi, vitamin, mineral, serat,
asam amino, dan anti oksidan dalam buah apel dan mengaktifkan dan
mengoptimalkan manfaatnya bagi kesehatan. Disamping itu cuka apel bermanfaat
karena kandungan potasium di dalamnya.
Seperti beberapa cuka lain, cuka apel adalah produk yang dihasilkan dari dua
kali proses fermentasi berturut-turut, yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asetat.
Saccharomyces cereseviae mengubah gula menjadi alcohol, kemudian Acetobacter
acetii mengubah alcohol menjadi asam asetat. Cuka yang terbuat dari sari buah apel
adalah cuka yang baik, karena mengandung nutrisi yang sama seperti pada buah
apel.
2.2. Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di Indonesia.
Tempe diminati oleh masyarakat Indonesia, harganya relative murah dan rasanya
enak. Tempe memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Melalui proses
pembuatan tempe, kedelai menjadi lebih enak dimakan dan meningkat nilai
nutrisinya karena rasa dan aroma kedelai berubah setelah menjadi tempe, kadar
protein yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik. Cita
rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan juga oleh jenis
pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini digunakan tiga jenis
pembungkus tempe, yaitu plastik, daun pisang dan daun jati. Penggunaan
pembungkus dalam fermentasi akan mempengaruhi cita rasa tempe kedelai yang
dihasilkan. Disamping karena faktor lingkungan yang dibentuk oleh kemasan
tersebut dalam proses fermentasi, juga karena adanya reaksi yang mungkin terjadi
antara bahan yangdifermentasi dengan komponen kemasan. Pengemasan bahan
pangan berperan penting dalam pengendalian dari kontaminasi mikroorganisme
terhadap produk bahan pangan. Apabila tercemar oleh mikroorganisme dan disimpan
dalam kondisi yang memungkinkan bagi aktivitas metabolisme dapat menimbulkan
kerusakan bahan pangan dan membahayakan kesehatan konsumen. Tempe memiliki
beberapa varian, sesuai dengan bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
1) Tempe benguk terbuat dari kacang koro IMucuna pruriens).
2) Tempe lamtoro, terbuat dari biji lamtoro (biji petai cina).
3) Tempe turi, terbuat dari biji turi yang bijinya menyerupai kacang kedelai.
4) Tempe kacang merah, terbuat dari kacang merah.
5) Tempe kacang kedelai, terbuat dari kacang kedalai
2.3. Nata de Coco
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) mempunyai manfaat yang sangat besar
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komposisi buah kelapa terdiri dari sabut (32-
35%), tempurung (12-13%), air kelapa (19-25%) dan daging buah (28-35%).
Tanaman kelapa dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serbaguna , termasuk air kelapa.
Komponen yang terpenting yang terdapat di dalam air kelapa adalah
karbohidrat (gula). Air kelapa dari buah yang sudah tua mengandung sukrosa,
vitamin C dan mineral, terutama kalium. Air kelapa dapat diolah menjadi nata de
coco, kecap air kelapa dan asam cuka. Nata de coco adalah Bacterial cellulosa yang
merupakan hasil sintesis gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter
xyhr>um. Dalam medium cair bakteri ini membentuk suatu lapisan atau massa yang
dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter, bertekstur kenyal dan
berwarna putih.
Dalam pembuatan nata de coco, starter/bibit yang biasa digunakan adalah
bibit cair. Permasalahan yang muncul adalah sulitnya pengemasan dan transportasi
dalam pengiriman bibit sampai ke lokasi. Kendala yang dihadapi para pengrajin
adalah kualitas bibit tidak stabil, produksi mudah menurun dan persentase kegagalan
tinggi.
Hasil pengamatan dan penelitian terhadap bibit yang digunakan oleh
produsen menunjukkan bahwa bibit tersebut tidak murni mengandung bakteri
selulosa. Beberapa bakteri yang dapat menghasilkan selulosa, di antaranya dari
genus Acetobacter, Rhizobium, Agrobacterium, dan Sarcina. Umumnya bakteri yang
digunakan untuk membuat nata de coco adalah bakteri Acetobacter xylinum, bakteri
tersebut termasuk bakteri gram negatif, aerob, dan dapat mensintesis selulosa
secara ekstraseluler.
Inovasi yang dilakukan dalam hal penyediaan starter adalah dengan membuat
media starter/bibit dalam bentuk pasta. Melliawati (2008) melakukan penelitian
tentang penggunaan pembawa inoculum yang terbaik, dan hasilnya Carboxy Methyl
Cellulose (CMC) dan bubur selulosa merupakan bahan pembawa terbaik yang dapat
digunakan untuk menyimpan bakteri dengan kondisi stabil dan mampu
memproduksi bioselulosa. Carboxy Methyl Cellulose adalah bahan yang mempunyai
daya ikat atau menjadi kental apabila dilarutkan dalam air hangat/panas. Sedangkan
bubur bioselulosa tidak kental, sehingga dilarutkan dengan akudes dan dibuat
beberapa konsentrasi (4%, 5%, 7,5%, 10%, 12%, dan 15%) untuk mendapatkan
kekentalan yang diinginkan, sehingga untuk membuat inoculum nata de coco dalam
bentuk pasta.
Populasi sel bakteri Acetobacter xylinum pada inoculum pasta bahan
pembawa CMC mencapai 1,28x109 cfu/mL, dan pada bubur selulosa 1,6x106
cfu/mL. setelah penyimpanan 15 minggu, dengan berat bioselulosa masing-masing
sebesar 640 g/L dan 770 g/L media.
IV. UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Mikrobiologi industry merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan
penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industry berskala-besar.
Mikrobiologi industry adalah aspek bioteknologi industry yang berhubungan dengan
mikroorganisme. Pada saat ini mikrobiologi industri sudah banyak diperbaharui dengan
melakukan penambahan teknik rekayasa genetika pada mikroorganisme yang
menguntungkan manusia.
Mikrobiologi Industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi
alkohol, seperti pada pembuatan beer dan wine (minuman dibuat dari buah anggur).
Kemudian pemanfaatan mikroorganisme dikembangkan untuk produksi bahan farmasi
seperti anfibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi
enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat Dengan hadirnya
teknologi rekayasa genetika, kita berada dalam era baru mikrobiologi industn. Teknologi
gen memungkinkan suatu pendekatan baru secara lengkap terhadap mikrobiologi industri
yang menggunakan mikroorganisme yang direkayasa untuk menghasilkan suatu substansi
atau bahan yang secara normal tidak dapat dihasilkan. Sebagai contoh, proses pembuatan
hormon insulin dikembangkan dengan menyisipkan gen insulin manusia ke dalam suatu
bakteri.
Mikroorganisme industri dapat dipisahkan menjadi dua fase
yang berbeda:
1. Teknologi mikroorganisme tradisional, yang melibatkan pembuatan produk berskala
besar oleh mikroorganisme yang secara normal juga dapat dihasilkan. Dalam proses
bioteknologi mi, ahli mikrobiologi pada awalnya memodifikasi organisme atau proses
sehingga produk yang diharapkan dapat diperoleh dalam jumlah yang terbanyak.
2. Teknologi mikroorganisme dengan rekayasa genetika, yang melibatkan penggunaan
mikroorganisme yang sudah diberi sisipan gen asing. Dalam bioteknologi baru ini,
ahli mikrobiologi industry bekerja secara teliti dengan rekayasa genetika dalam
mengembangkan mikroorganisme yang sesuai, yang bukan hanya menghasilkan
produk yang menarik tetapi juga dapat dibiakkan dalam skala besar yang dibutuhkan
secara komersial.
A. Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Industri
Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industry.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industry merupakan
organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat membuat satu atau
banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme yang sudah diisolasi dengan
Teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat
termodifikasi sebelum memasuki industry berskala besar.
B. Kriteria Mikroorganisme Industri
Suatu mikroorganisme dianggap layak digunakan dalam industri, bukan saja
mampu menghasilkan substansi yang menarik, tetapi harus lebih dari itu.
Mikroorganisme harus tersedia sebagai biakan mumi, sifat genetiknya harus stabil, dan
tumbuh dalam biakan berskala besar. Biakan juga harus dapat dipelihara dalam periode
waktu yang sangat panjang di laboratorium dan dalam 'plant' industri. Biakan tersebut
lebih disukai jika dapat menghasilkan spora dan bentuk sel reproduktif lain sehingga
mikroorganisme mudah diinokulasikan ke dalam fermentor besar. Karakteristik penting
yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan
menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, karena alasan
sebagai berikut.
1. Alat-alat yang digunakan pada industri berskala besar termasuk mahal, hal tersebut
tidak menjadi masalah (secara ekonomi) jika produk dapat dihasilkan dengan cepat.
2. Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, kontaminasi fermentorakan berkurang.
3. Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, akan lebih mudah mengendalikan
berbagai faktor lingkungan dalam fermentor.
Dalam mikrobiologi industri tradisional peningkatan hasil diperoleh melalui mutasi
dan seleksi. Mutasi akan lebih efektif untuk mikroorganisme dalam bentuk vegetatif
dan haploid, dan bersel satu. Pada organisme diploid dan bersel banyak, mutasi salah
satu genom tidak akan menghasilkan mutan yang mudah diisolasi. Untuk Jamur
berfilamen, lebih disukai yang menghasilkan spora karena filamen tidak mampu
mempermudah rekayasa genetika. Mikroorganisme juga diharapkan dapat
direkombinasi secara genetik, juga dengan proses seksual dan beberapa jenis proses
praseksual. Rekombinasi genetik memungkinkan penggabungan genom tunggal sifat
genetik dan beberapa organisme. Teknik yang sering digunakan untuk menciptakan
hibrid, bahkan tanpa Daur seksual adalah fusi/penggabungan protoplasma. menyertai
regenasi sel vegetatif dan seleksi progeni hibrid.
C. Produk Mikrobiologi Industry
Susu merupakan salah satu komoditi yang dapat dimanfaatkan menjadibberbagai
jenis produk fermentasi, atara lain seperti keju, yoghuf, susu asam dan lainnya. Susu
kaya zat gizi karena mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), vitamin dan
mineral. Umumnya susu yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah susu sapi, kerbau
dan kambing.
Proses fermentasi susu menghasilkan produk dengan rasa yang disukai serta
tekstur lembut. Komponen susu yang paling berperan selama proses fermentasi adalah
laktosa dan kasein. Laktosa digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber karbon
dan energi dengan hasil metabolismenya adalah asam laktat yang menyebabkan pH
susu turun. Suasana asam (pH rendah) menyebabkan keseimbangan kasein terganggu
dan pada ritik isoelektrik (pH - 4,6), kasein akan menggumpal membentuk koagulan
sehingga terbentuk susu semi padat. Pada kondisi tersebut kasein susu bermuatan
negatif sedangkan molekul asam laktat selama proses fermentasi bermuatan positif.
Persinggungan antara kasein dan asam laktat menyebabkan terjadinya proses netralisasi
sehingga kasein mengendap.
Manfaat yang diperoleh dan fermentasi susu yaitu sebagai pengawet alami,
meningkatkan nilai gizi, mendapatkan rasa dan tekstur yang disukai serta meningkatkan
variasi makanan. Susu fermentasi iuga digunakan sebagai minuman untuk tutuan diet
(dieleiic purpO'te) dan pengobatan {therrapeutic purpose).
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN
1. Penyebab timbulnya masalah kualitas udara dalam ruangan adalah adanya mikroba.
Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara
dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi
kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan.
2. Peran mikroorganisme dalam air ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan
bagi manusia. Mikroorganise air dapat dijadikan indicator pencemaran air,
pencemaran makanan dan sebagai agen bioremediasi di lingkungan air. dampak
negative mikroorganisme tanah dan air adalah menyebabkan prnyakit baik pada
manusia, hewan maupun tumbuhan. Pengolahan air yang benar adalah salah satu
cara untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang membahayakan.
3. Mikrobiologi pangan bermula sejak kehidupan manusia dimulai. Manusia mulai
mempelajari kerusakan makanan dan timbulnya keracunan makanan. Banyak
mikroorganisme yang bermanfaat dalam pembuatan bahan pangan bagi manusia
ataupun hewan, seperti Saccharomyces cereseviae yang membantu fermentasi pada
pembuatan cuka, pada pembuatan nata de coco yang digunakan adalah Acetobacter
xylinum, Rhizobium, Agrobacterium, dan Sarcina.
4. Mikrobiologi industry merupakan penggunaan mikroorganisme dalam skala besar
dalam segala aspek kehidupan manusia seperti Kesehatan, pangan, pertanian dan
beberapa contoh lain. Mikrobiologi industry diawali dari pembuatan wine dan beer
secara sederhana, kemudia berkembang dengan melakukan rekombinasi genetic pada
mikroorganisme untuk menghasilkan bakteri yang mampu meningkatkan kualitas
dari produk berbasis mikroorganisme.

II. SARAN
Demikianlah pokok pembahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar
harapan kami makalah ini dapt bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa akan dating
DAFTAR PUSTAKA

Husna, R. Graha Ilmu (2014). Mini Riset Mikrobiologi Terapan. Di unduh pada 18 Mei 2021
Balia, R. L. (2003). Mikrobiologi pangan. Diunduh pada 18 Mei 2021
Mayasari, Ulfayani. (2020). Mikrobiologi. Diunduh pada 18 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai