Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“MEDIA PERTUMBUHAN”

Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Lavlinesia, M.Si
2. Rahayu Suseno, S.TP., M.Si
3. Ika Gusriani, S.TP., M.P
4. Dr. Dra. Hj. Arzita, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Ines Martha Lita D.megis
Nim : J1A118002
Kelas : R - 003
Shift : I ( Satu )
Kelompok : III ( Tiga )
Tanggal : 15 – 03 - 2019
Nama Kelompok :
Ariffudin (J1A118015)
Gilang Kholis Fitrah (J1A118051)
Apriani Azzuhro (J1A118065)
Feti Ardianti (J1A118012)
Cindi Agustina (J1A118068)

STUDI TEKNOLOGI PROGRAM HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di sini dilakukannya pengenceran ialah untuk untuk mendapatkan


jumlah koloni yang dapat di hitung jika di lakukan dalam suatu ruang lingkup
yang terbatas Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral,
lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan.

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak
mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau
terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution
series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau
padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu.

Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah


mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam
sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran
pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10
sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat


dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri.
Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara
pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Koloni bakteri
adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok
menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa


setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah
koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba
pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,tergantung pada bahan
dan jenis mikrobanya .

Dalam analisa mikrobiologi, menghitung jasad renik mikroorganisme suatu


sediaan, harus diperhitungkan sifat-sifat dari bahan yang akan diperiksa, terutama:
kelarutan, kemungkinan adanya zat anti mikroba, dan derajat kontaminasi yang
dperkirakan. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan
mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.

Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan


secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung
yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup
sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba
dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk
menentukan jumlah mikroba yang hidup saja.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum mikroba ini adalah Mahasiswa dapat melakukan


pengukuran sel mikroorganisme dan mahasiswa dapat melakukan perhitungan
mikroba dengan cara plate count, MPN dan dengan haemocytometer
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada


pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan
komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam
suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-
spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat
mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat
menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1986.)

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat


yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal (Ferdiaz,
1992).

Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan


untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu
antara 30-300 sel mikroba per ml.Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau
banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam
sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan
selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma
dari pengenceran sebelumnya (Cahaya, 2011).

Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria,
namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea.
Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki
organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam
nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006). Dalam tumbuh
kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur,
kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme (Daniel, 2008).

Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium
tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum
ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop
ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores),
pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi,
dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada
temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang
menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri (Harley dan Presscot, 2002).

Dalam metode perhitungan cawan, bahan yang diperkirakan mengandung lebih


dari 300 sel mikroba per ml atau per gram atau per cm. Perlakuan pengenceran
sebelumnya ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri. Setelah inkubasi,
akan terbentuk koloni pada cawan petri tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung,
dimana jumlah yang terbaik antara 30 - 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan
secara desimal, yaitu 1 : 10, 1 : 100, 1 : 1000, dan seterusnya (Waluyo, 2007).

Secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung


populasinya menghitung populasinya secara umum atau dengan kata lain
menghitungeluruh sel bakteri yang ada dalam media termasuk sel yang mati, dan
menghitung sel bakteri hidup dengan menggunakan teori pendekatan. Teknik
perhitungan cara pertama relatif mudah dilakukan, karena pada cara yang kedua
jumlah koloni yang dapat dihitung sangat tergantung dari aktivitas bakteri dalam
media pertumbuhannya. Walaupun demikian kedua cara perhitungan ini sering
dipakai sesuai dengan tujuan percobaannya(Oktavia, 2008).

Pengenceran dilakukan dengan menambahkan larutan, sesuatu yang berbentuk


cair ke dalam medium yang akan dibiakan. Di dalam cara perhitungan ini,kerapatan
pertumbuhan koloni harus dipertimbangkan. Jika pertumbuhan terlalu rapat, hasilnya
akan sulit dipertanggungjawabkan. Demikian juga untuk pertumbuhan yang terlalu
jarang sehingga diperlukan pemilihan cawan petri yang pertumbuhan koloni
kumannya paling layak untuk dihitung, yang biasanya diambil dari cawan petri yang
pertumbuhan koloninya berkisar 30 - 300 koloni per cawan petri (Setiyono, 2013).

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu mengurangi jumlah mikro yang


tersuspensi dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Perbandingan 1 : 9 digunakan untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya. (Pelczar,2006).

Setelah melakukan pengenceran, suspensi bakteri selanjutnya dapat dibiakkan.


Membiakkan mikroorganisme dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya
dalam media cawan Petri. Pengembangbiakan dalam media cawan Petri ini terdiri
dari beberapa metode, salah satunya adalah metode cawan tuang (pour plate).
(Setiyono,2013).

Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi


metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung hitungan mikroskopik
(menggunakan hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri
pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan
bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain. Contoh metode tidak langsung adalah
sebagai berikut:

1. Berdasarkan kekeruhan, bila suspensi biakan cair & homogeny.

2. Berdasarkan berat kering sel, bila suspensi biakan kental & tidak homogeny.

3. Berdasarkan kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental & tidak homogeny.

4. Berdasarkan aktivitas biokimia, menggunakan uji mikrobiologis

(Hamdiyati, 2011).

Hitungan mikroskopik menggunakan ruang penghitung hemositometer


mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaannya, tetapi mempunyai beberapa
kekurangannya, yaitu : tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa terhitung, sel ukuran
kecil sulit teramati. Metode ini tidak sesuai untuk sel yang densitasnya rendah.
Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode:
1. Cawan sebar (spread plate method)
2. Cawan tuang (pour plate method)

Penerapan metode cawan tuang, terlebih dahulu dilakukan:

1. Satu seri pengenceran terhadap sampel

2. Ambil pengenceran tertentu (Hamdiyati, 2011)

Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan hitungan cawan (Total Plate


Counts) berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat langsung tanpa mikroskop. Metode
hitungan cawan cukup sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang
masih hidup dengan menghitung beberapa jenis mikroorgaisme sekaligus mengisolasi
dan mengidentifikasi yang berasal dari suatu mikroorgabisme yang mempunyai
penampakan pertumbuhan spesifik. Dengan metode TPC jumlah koloni dalam contoh
dihitung sebagai berikut : Koloni per ml atau per gram = jumlah koloni per cawan x
1/FP (faktor pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang dipilih dan dihitung
mengandung jumlah koloni antara 30-300 (Permana dan Kusmiati, 2007).

Perhitungan koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan


mikroorganisme kapang dan bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Pengertian
istilah propagul diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk
potongan populasi hifa atau miselium. Sedangkan pengertian koloni diberikan untuk
bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme dari
jenis yang sama setelah dipisahkan (Permana dan Kusmiati, 2007).

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan metoda cawan.


Prinsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan
mikroskop. Jumlah koloni mikroorganisme dihitung berdasarkan Standard Plate
Count (SPC). Metode ini cukup sensitif karena hanya sel mikroorganisme yang hidup
yang dapat dihitung. Selain itu beberapa sel yang berdekatan dapat dihitung sekaligus
sebagai suatu koloni (Hanafi, et al., 2006).

Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang


disebut “Standard Plate Count” yang menjelaskan cara menghitung koloni pada
cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalan suatu
contoh. Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara
30 sampai 300.

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni
yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu
koloni.

3. Suatu deretan koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu
koloni (Dwidjoseputro, 1978).

Koloni adalah kumpulan dari mikroba yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti
bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan
pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah:

Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula
yang melebar sampai menutup permukaan medium.

Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada
yang tidak rata.

Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada
pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.

Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.

Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang


permukaannya suram.

Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering
(Dwidjoseputro, 1978).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Pratikum mikrobiologi tentang Pengenceran Bertingkat dan Perhitungan
Jumlah Mikroba ini dilaksanakan pada hari senin, 22 April 2019 pada pukul
11.00-13;00 WIB di Laboratorium Biologi, Fakultas Teknologi Petanian,
Universitas Jambi (Pondok Meja).

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah autoklaf, cawan petri,
korek api, jarum ose, inkubasi, tabung reaksi, mikro pipet, elenmeyer, oven,
dan bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah
kertas label , alcohol, aquadest, plastic wrap, medium Na dan donat .
3.3 Prosedur Kerja

Hal yang pertama yang perlu di lakukan sebelum memulai praktikum


adalah menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian setelah
disiapkan alat dan bahan, diisi aquadest sebanyak sembilan mili pada masing
masing tabung reaksi dan di isi 45 ml pada elenmeyer 100 ml kemudian di
tutup menggunakan aluminium foil. Setelah tabung reaksi dan elenmeyer ter
tutup aluminium foil,kemudian di autoklaf dengan suhu 121 C. Setelah di
autoklaf, elenmeyer di isi dengan donat yang telah ditumbuk halus kemudian
diambil menggunakan mikro pipet sebanyak 5 ml.sebelum diambil 5 ml di
goncang perlahan supaya sampel dan aquadest homogen. Kemuadian di ambil
1 mlm dari elenmeyer dan di pindahkan ke tabung reaksi, lalu di goncang
perlahan.Kemudian diambil dari tabung elenmeyer 1 sebanyak 1 ml dan
dipindahkan ke tabung reaksi 2, lalu di goncang kan perlahan. Kemudian dari
tabung reaksi 2 diambil 1 ml dan di pindahkan ke tabung reaksi 3 lalu di
goncang kan perlahan dan di beri label 10-4 . Kemudian di ambil 1 ml dari
tabung reaksi 3 dan di pindahkan ke tabung reaksi 4, lalu di goncang kn
perlahan, dan diberi label 10-5 .Kemudian diambil 1 ml dari tabung reaksi 4
dan dipindahkan ke tabung reaksi 5 dan di pindahkan ke cawan petri 1 dan 2.
Di ambil 1 ml dengan mikro pipet yang sama dari tabung reaksi 4 dan di
pindahkan ke cawan petri 3 dan 4. Diambil 1 ml dengan mikro pipet yang
sama dari tabung reaksi 3 dan dipindahkan ke cawan petri 5 dan 6. Kemudian
tuangkan larutan NA pada masing masing cawan petri, melakukan proses ini
dalam kondisi steril yaitu didekat bungsen. Kemudian digunakn teknik angka
8 sampek 4 kali putaran.Setelah media padat, dilapisi dengan plastic wrap dan
tunggu hingga bakteri tumbuh. Kemudia di hitung jumlah bakteri nya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Dari praktikum yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut

No Sampel Pengenceran Jumlah koloni Jumlah koloni


cawan 1 cawan 2

1 Donat 10-3 23 16

2 Donat 10-4 10 11

3 Donat 10-5 7 3
4.2 Pembahasan

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)


dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran
bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran
ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi
pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.

Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin


banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba,
dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jumlah mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar, mikroba tersebut akan berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara
yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba .

Pertumbuhan juga dapat ditentukan secara tidak langsung dengan


metode penuangan (platting) pada media padat. Jumlah sel pada metode
penuangan ditentukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh dalam
media padat sehingga yang terhitung hanya sel-sel yang masih hidup. Metode
yang dipergunakan dalam menghitung bakteri kali ini adalah metode cawan
sebar dan metode cawan tuang dengan pengenceran sampel terlebih
dahulu.Metode penyebaran (Spread Plate Method) dilakukan dengan cara
menyebarkan sampel yang telah diencerkan diatas permukaan pelat agar
dalam cawan petri, sedangkan metode penuangan (Pour Plate Method)
merupakan metode penghitungan mikroba dengan mencampurkan sampel
pada media agarcair.Metode penyebaran lebih efektif dalam perhitungan
cawan karena bakteri dapat tersebar merata ke seluruh cawan dengan
minimnya penumpukan tetapi resiko terkena kontaminannya tinggi.
Sedangkan cawan tuang cenderung sulit dilihat koloninya jika penuangannya
tidak sempurna dengan adanya koloni yan bertumpuk.
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran
bertingkat dan penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo
dengan sampel donat . Di dalam praktikum hal yang paling utama harus
dilakukan, yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir
kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum. Dalam praktikum ini
mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat benar-
benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan atau
belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan
alat tersebut telah steril.

Sampel yang telah diencerkan dengan akuades dituangkan ke dalam


cawan petri yang kemudian dituangkan ke media agar. Setelah dilakukan
penuangan sampel, cawan petri digerakkan seperti angka delapan. Tujuan
dilakukannya cara ini yaitu untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.
Sampel atau media yang telah padat diinkubasi dengan posisi terbalik.
Inkubasi ini dilakukan selama 1 minggu . Dari hasil inkubasi selama 1 minggu
akan terlihat beberapa bentuk koloni yang tumbuh pada media agar didalam
cawan petri. sampel yang digunakan adalah sampel 10-3 , 10-4 , dan 10-5 ini
semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan diamati nanti bisa di
hitung pada koloni tersebut.

Setelah diinkubasi selama 1 minggu diperoleh hasil pertumbuhan


mikroba pada medium NA. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah
jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan
petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3 didapatkan 23 dan
16koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4
didapatkan 10 dan 11 koloni dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media
dari pengenceran 10-5 didapatkan 7 dan 3 koloni.

Pentingnya melakukan pengenceran pada metode plating adalah untuk


mengantisipasi munculnya TNTC / TBUD dan TFTC. Karena apabila
pengenceran yang di lakukan terlalu tinggi, maka koloni yang terbentuk hanya
sedikit. Sedangkan apabila pengenceran kita di lakukan terlalurendah, maka
kecenderungan menghasilkan TNTC / TBUD akan lebih besar. Koloni yang
terbentuk cenderung tumbuh bertumpuk-tumpuk juga sampai tak bisa dihitung
.

TNTC adalah singkatan dari Too Numerous To Count, sedangkan TBUD


adalah singkatan dari Tidak Bisa Untuk Dihitung. Ini adalah kondisi dimana
koloni yang terbentuk pada media terlalu banyak sampai tidak memungkinkan
untuk dihitung, jumlah koloni telah melewati batas penghitungan 30-300. Hal
ini dapat terjadi karena faktor pengencerannya masih rendah sehingga
konsentrasi bakteri di dalam suspensi masih banyak. Bisa juga karena
penyebaran yang kurang merata sehingga membuat bakteri tumbuh secara
bertumpuk dan susah dihitung. Hal ini dapat diatasi dengan membuat
pengenceran yang lebih tinggi lagi dan lebih memperhatikan homogenisasi di
setiap penginokulasian. Namun hal ini bisa juga terjadi karena adanya
kontaminan yang masuk ke dalam media dan ikut berproses

Kelemahan metode pengenceran adalah keselektifan hasil perhitungan


yang kadang menjadi bias. Kondisi pertumbuhan kontaminan, termasuk
komposisi media yang digunakan, waktu inkubasi, suhu dan pH sangat
menentukan bakteri yang dapat tumbuh dari seluruh populasi yang ada.

Metode penghitungan cawan menggunakan media agar karena apabila


koloni tumbuh pada media agar akan lebih mudah mengamatinya. Berbeda
apabila menggunakan media broth. Pada media broth akan lebih sulit dalam
menghitung koloni karena bentuknya adalah cair. Apabila bentuknya padat
seperti agar, maka akan lebih mudah menghitungnya. Banyaknya bakteri yang
terkandung dalam suatu perairan dapat menjadi indikator kualitas suatu
perairan.

Bakteri tersebut dapat mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia suatu
perairan. Bakteri perairan dapat diisolasi pada medium buatan. Jumlah bakteri
yang dapat tumbuh dalam medium ditunjukkan dalam suatu bentuk koloni
atau colony forming units (CFU) dari suatu sel bakteri. Metode untuk
perhitungan ini menggunakan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa,


pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode permukaan dan hasil yang
didapatkan dari pelaksanaan pengenceran bertingkat adalah pengenceran 10-3
didapatkan 23 dan 16 koloni, pengenceran 10-4 didapatkan 10 dan 11 koloni,
pengenceran 10-5 didapatkan 7 dan 3 koloni.Isolasi suatu mikroba ialah
memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.Dapat
diakukan pengenceran duplo yaitu 10-3 ,10-4, dan 10-5 dengan ditambahkan
aquadest 9 ml dan telah ditentukan konsentrasi suspensi bakteri dengan
metode hitungan cawan dan didapat perhitungan cawan 10-2 yaitu 2.0 X 104
cfu/ml.Pengenceran 10-4dan 10-5 tidak dihitung karena koloni yang di dapat
kurang dari 30 . Kisaran yang paling tepat dalam menghitung koloni pada
cawan adalah 30-300 koloni per cawan.

5.2 SARAN

Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus hati-hati, agar tidak


terjadi kesalahan. Serta keaseptisan juga sangat diperlukan dalam praktikum
ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anton, W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Brawijaya

Barazandeh, N. 2008.Microbiology Titles . Jerman : Springer-Verlag Berlin

Heidelberg Media.
Cahaya, 2011. Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan.Universitas Hasanuddin.
Makassa

Daniel. 2008. Definisi/Pengertian Bakteri, Ciri-Ciri dan Peranan Bakteri Bagi

Kehidupan Manusia.Jakarta : Erlangga.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatani.

Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi.

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Hamdiyati, Yanti. 2011. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II.Malang


: Djambatan

Hanafi, A., Amrinsyah N., I. Imran dan S. Soegiri. 2006. Degradasi KekuatanBeton

Akibat Intrusi. Mikroorganisme.Jurnal Teknik Sipil.

Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.

Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. USA:

McGraw-Hill Publisher.

Irianto,Koes .2006 .Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya.

Pelczar,M.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta.

Oktavia, H ., et al. 2008. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang. Jakarta :
Erlangga

Permana D.R., dan Kusmiati. 2007. Isolasi Kapang Patogen Dari Bahan Kitosan
Sebagai Pengawet

Makanan. Snack Ubi Jalar (Ipomea Batatas, L). LIPI. Bogor.

Pleczar, M.J.2006. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press.

Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and


Winston. Texas.

Saraswati, Rasti, dkk. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor : Balai Besar
Penelitian dan

Pengembangan. Sumber daya Lahan Pertanian.

Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan

cawan, dan Pewarnaan Gram. Available at.Jakarta :Binarupa aksara

Suriawiria,U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.


LAMPIRAN

Dokumentasi Gambar

Anda mungkin juga menyukai