ABSTRAK
Kebutuhan tepung terigu cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah berupaya meningkatkan peman-
faatan bahan pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. Salah satu sumber pangan lokal
yang belum banyak dimanfaatkan adalah biji nangka. Biji nangka memiliki manfaat yang besar. Salah satunya, ber-
fungsi untuk menangkal penyakit kanker kolon. Pemanfaatan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi tepung
terigu dalam pembuatan cookies akan mengurangi impor tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ka-
rakteristik cookies dengan substitusi tepung biji nangka (30%,40%,50% dan 60%) serta perlakuan pendahuluan (tanpa
perlakuan, perendaman dalam 0,2 % Na bisulfit dan blanching). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar air dan vo-
lume pengembangan cookies berbeda nyata pada semua perlakuan (perlakuan pendahuluan, substitusi dan interaksinya).
Sedangkan kadar abu dan gula total menunjukkan hasil tidak beda nyata pada semua perlakuan. Hasil analisis uji
organoleptik menunjukkan bahwa panelis menyukai cookies substitusi 40% tepung biji nangka (2,900) serta perlakuan
pendahuluan dengan perendaman 0,2% Na bisulfit
ABSTRACT
Flour consumed tend to increase from year to year. The government seeks to increase the utilization of local food
to reduce dependence on wheat flour. One of the local food source that has not been used is jackfruit seeds. Jackfruit
seeds have great benefits. One of them, serves to ward off colon cancer. Utilization of jackfruit seeds flour as an ingre-
dient substitution of wheat flour in cookies making will reduce imports of wheat flour. This study aimed to examine
the characteristics of cookies with jackfruit seed flour substitution (30%, 40%, 50% and 60%) and pre-treatment (no
treatment, immersion in 0.2% Na bisulfite and blanching). The analysis showed that the water content and development
of cookies volume were different in all treatments (pretreatment, substitution and interaction). While the ash content
and total sugar results showed no significant difference among all treatments. The results of the analysis of organoleptic
test showed that the panelists liked the cookies substitution of 40% jackfruit seeds flour (2,900) and immersion pretreat-
ment with 0.2% Na bisulfite
PENDAHULUAN
Semakin tinggi konsumsi makanan berbahan Upaya untuk mengurangi ketergantungan
dasar tepung terigu di Indonesia, disebabkan impor gandum yang semakin meningkat dengan
perubahan selera masyarakat yang lebih menyukai harga yang semakin melambung, maka sudah
makanan berbahan dasar tepung terigu (Darajat, saatnya pemerintah meningkatkan pemanfaatan
2008). Hal ini menyebabkan tingginya angka bahan pangan lokal (Rukmana, 2000). Salah sa-
konsumsi tepung terigu di Indonesia. Kebutuhan tu sumber pangan lokal yang belum banyak di-
tepung terigu cenderung meningkat dari tahun manfaatkan adalah biji nangka. Biji nangka
ke tahun, hal ini menyebabkan Indonesia harus (Artocarpus heterophyllus) memiliki manfaat
mengimpor setidaknya lima juta ton gandum un- yang besar. Salah satunya, berfungsi untuk me-
tuk memenuhi kebutuhan sekitar tiga juta ton te- nangkal penyakit kanker kolon.
rigu per tahun (Basrawi, 2008). Biji nangka berpotensi sebagai prebiotik
Volume 9, No.2, September 2016 Biomedika 63
1 gram dan gula halus 125 gram dicampur, ke- selama 20 menit. Kadar air tepung dengan peren-
mudian dimixer dengan kecepatan tinggi selama daman dalam 0,2% Na bidulfit sekitar 3%, dan
3 menit. paling rendah dibandingkan perlakuan yang lain.
b) Pencampuran II: Kuning telur 50 gram di- Kadar air cookies pada semua perlakuan cen-
campurkan dan dimixer dengan kecepatan derung tidak stabil pada perlakuan pembuatan
sedang selama 3 menit. cookies dengan substitusi tepung biji nangka
c) Pencampuran III: Tepung biji nangka dan tanpa perlakuan, hal itu disebabkan penyimpan-
terigu (sesuai perlakuan) sebanyak 250 gram, an tepung dan produk yang kurang baik, sehing-
susu bubuk 12,5 gram, soda kue 0,75 gram, ga terjadi peningkatan kadar air pada beberapa
yang telah diayak dimasukkan dalam adonan perlakuan.
telur, dan diaduk dengan solet hingga semua B. Kadar Abu
bahan tercampur rata. Berdasarkan analisis sidik ragam menunjuk-
d) Pencetakan dan pemanggangan di oven kan bahwa perlakuan pendahuluan, substitusi te-
selama ± 20 menit dengan suhu 160°C hingga pung biji nangka dan interaksinya tidak berbeda
matang. nyata. Hasil pengukuran kadar abu cookies ter-
saji pada tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar abu tepung biji nangka melebihi standar
A. Kadar Air mutu tepung yaitu 2-4 %. Kadar abu bahan yang
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tinggi dapat menyebabkan kadar abu yang tinggi
bahwa kadar air cookies pada semua perlakuan (melebihi standar mutu produk). Standar mutu
pendahuluan, substitusi tepung biji nangka dan kadar abu tepung adalah 2 %, sedang untuk
kombinasinya berbeda nyata. Hasil pengukuran cookies adalah 1,5%.
kadar air cookies tersaji pada Tabel 1. Kadar abu cookies dengan substitusi tepung
Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar air cookies biji nangka lebih tinggi daripada standar mutu
tertinggi (4,042 %) pada perlakuan substitusi te- cookies pada semua perlakuan. Hal tersebut di-
pung biji nangka 50% dengan tanpa perlakuan sebabkan kadar abu tepung biji nangka melebihi
pendahuluan. Hal tersebut disebabkan karena standar mutu tepung. Bahan-bahan lain juga
kadar air biji nangka cukup tinggi, dan tidak ada memberikan kontribusi terhadap tingginya kadar
perlakuan pendahuluan yang menyebabkan ber- air cookies.
kurangnya kadar air bahan. Kadar Air Tepung Kadar abu tertinggi pada perlakuan pendahu-
biji nangka tanpa perlakuan lebih tinggi daripada luan blanching dan substitusi tepung biji nangka
perlakuan yang lain yaitu 7%, sedang perlakuan 60%, yaitu 1,939%. Hal tersebut kemungkinan
yang lain kadar air tepung biji nangka kurang karena perlakuan blanching menyebabkan ma-
dari 5%. suknya cairan ke dalam bahan baku (biji nangka)
Kadar air terendah (1,237 %) pada perlakuan sehingga menyebabkan tingginya kadar abu
substitusi 40 % tepung biji nangka dan perlakuan pada produk, walaupun tidak berbeda nyata de-
pendahuluan perendaman dalam 0,2 % Na bisulfit ngan perlakuan yang lain.
Tabel 1. Kadar Air Cookies dengan Substitusi Tepung Biji Nangka (%)
Substitusi Tepung Biji Nangka
Jenis Perlakuan 30% 40% 50% 60%
bcd ab g cdef
Tanpa Perlakuan 2.137 1.419 4.042 2.879
Perendaman dalam ab a abc ef
1.501 1.237 2.118 3.128
0,2% Na bisulfit
bcde def fg def
Blanching 2.307 2.504 3.388 3.022
Ket. : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata dengan uji DMRT pada signifikansi 5%
Volume 9, No.2, September 2016 Biomedika 65
Tabel 2. Kadar Abu Cookies dengan Substitusi Tepung Biji Nangka (%)
Substitusi Tepung Biji Nangka
Jenis Perlakuan
30% 40% 50% 60%
a a a a
Tanpa Perlakuan 1.666 1.845 1.793 1.869
a a a a
Perendaman dalam 1.689 1.671 1.792 1.864
0,2% Na bisulfit
a a a a
Blanching 1.832 1.745 1.733 1.939
Ket. : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji DMRT pada signifikansi 5%
Tabel 3. Kadar Gula Cookies dengan Substitusi Tepung Biji Nangka
Substitusi Tepung Biji Nangka
Jenis Perlakuan
30% 40% 50% 60%
a a a a
Tanpa Perlakuan 1.577 1.225 1.360 1.481
a a a a
Perendaman dalam 1.502 1.290 1.044 1.605
0,2% Na bisulfit
a a a a
Blanching 1.411 1.542 1.299 1.306
Ket. : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji DMRT pada signifikansi 5%
Tabel 4. Kadar Volume Pengembangan Cookies dengan Substitusi Tepung Biji Nangka
Substitusi Tepung Biji Nangka
Jenis Perlakuan
30% 40% 50% 60%
ab a ab ab
Tanpa Perlakuan 1.125 0.778 0.809 1.125
ab c ab c
Perendaman dalam 1.000 1.778 1.125 1.778
0,2% Na bisulfit
c a b c
Blanching 1.667 0.778 1.236 1.667
Ket. : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata dengan uji DMRT pada signifikansi 5%
66 MERKURIA KARYANTINA, LINDA KURNIAWATI Biomedika
warna cookies semakin coklat. Tabel 5 menun- lis. Sedangkan substitusi dan interakasinya me-
jukkan bahwa semakin tinggi substitusi, warna nunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap
cookies semakin coklat. Warna tepung biji nang- aroma biji nangka pada cookies. Hasil analisis
ka cenderung lebih coklat dibandingkan tepung uji organoleptik aroma biji nangka tersaji pada
terigu, sehingga berpengaruh terhadap produk tabel 6.
akhir. Semakin tinggi nilai menunjukkan aroma biji
Warna cookies yang disubstitusi tepung biji nangka yang semakin kuat. Tabel 6 menunjukkan
nangka dengan perlakuan pendahuluan perenda- bahwa semakin banyak substitusi tepung biji nang-
man 0,2% Na bisulfit menunjukkan warna yang ka, aroma biji nangka semakin kuat, karena aroma
lebih coklat dibandingkan perlakuan yang lain. biji nangka sangat khas sehingga mempengaruhi
Hal tersebut dimungkinkan biji nangka tidak aroma dari produk. Perlakuan blanching sebagai
dikuliti dengan sempurna saat proses pembuat- perlakuan pendahuluan menunjukkan aroma yang
annya, sehingga sangat berpengaruh terhadap paling kuat dibandingkan perlakuan yang lain.
warna cookies. Perlakuan blanching mampu memperkuat aroma
b. Aroma biji nangka biji nangka.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bah- c. Tekstur cookies
wa perlakuan pendahuluan berbeda tidak nyata Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bah-
terhadap aroma cookies menurut penilaian pane wa perlakuan pendahuluan, substitusi tepung
Perendaman dalam ab
2.900 b 2.300 ab ab
0,2% Na bisulfit 2.700 2.300
Blanching 2.400 ab 2.300 ab 2.200 ab 2.400 ab
Ket. : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata dengan uji DMRT pada signifikansi 5%
biji nangka dan interaksinya berbeda nyata ter- berikan nilai tambah dan manfaat fungsional.
hadap tekstur cookies menurut penilaian panelis. 2. Berdasarkan hasil penelitian, cookies dengan
Hasil analisis uji organoleptik tekstur tersaji substitusi tepung biji nangka yang disukai kon-
pada Tabel 7. sumen adalah cookies dengan substitusi 40 %
Nilai yang semakin besar menunjukkan teks- tepung biji nangka (2,900) serta perlakuan pen-
tur yang semakin keras/renyah. Tabel 7 menun- dahuluan perendaman 0,2 % Na bisulfit. Karak-
jukkan bahwa semakin banyak substitusi tepung teristik yaitu kadar air 1,237 %, kadar abu 1,671 %,
biji nangka, tekstur cookies semakin kurang/tidak kadar gula 1,290 % serta volume pengembangan
renyah menurut penilaian panelis. Hal tersebut 1,778 %.
dimungkinkan karena penggunaan tepung terigu
yang semakin sedikit dibandingkan tepung biji UCAPAN TERIMA KASIH
nangka. Gluten pada tepung terigu mampu mem- Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
bentuk struktur renyah pada produk bakery, terima kasih kepada pihak Universitas Slamet
sehingga semakin sedikit penggunaan tepung, Riyadi Surakarta melalui LPPM Unisri yang te-
tekstur produk semakin tidak renyah. lah memberikan fasilitas bagi penulis untuk me-
d. Kesukaan keseluruhan terhadap cookies laksanakan penelitian ini. Terima kasih juga saya
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bah- ucapkan kepada segenap dosen dan karyawan
wa perlakuan pendahuluan, substitusi tepung biji Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Slamet
nangka dan interaksinya berbeda nyata menurut Riyadi Surakarta, atas dukungannya sehingga
penilaian panelis. Hasil analisis uji organoleptik penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
kesukaan keseluruhan tersaji pada Tabel 8.
Nilai yang semakin tinggi menunjukkan bah- DAFTAR PUSTAKA
Agus, S., 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Pada Pem-
wa cookies semakin disukai oleh panelis. Tabel 8, buatan Tepung Biji nangka (Canna edulis) Terhadap Sifat
secara garis besar menunjukkan bahwa semakin Fisik Dan Amilografi Tepung Yang Dihasilkan. Jogyakarta:
Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana. Agrointek
tinggi substitusi tepung biji nangka, cookies se- 4 (2) : 100-101.
makin tidak disukai. Hal tersebut kemungkinan Anonim. 2012. Kerusakan Bahan Berkarbohidrat dan Bahaya-
nya Bagi Kesehatan. http://ml.scribd.com/doc/94866766/
karena rasa tepung biji nangka yang semakin kuat kerusakan -karbohidrat. Download : 29 Juni 2012.
dan tidak disukai panelis, juga tekstur cookies Anonim. 2013. Kandungan dan manfaat dari Biji Beton. http://
jurnal-id.blogspot.com/2013/02/kandungan-dan-manfaat-
yang semakin tidak renyah. Secara keseluruhan dari-biji-beton.html. Download 13 Maret 2014 jam 10.00
perlakuan pendahuluan tidak memberikan peng- WIB
Anyres, 1981. Food Composition and Analysis. New York:
aruh pada penilaian panelis terhadap kesukaan Reinhold
keseluruhan cookies. AOAC, 1992. Official Methode of Analysis of The Association
of Official Analytical
Baedhowi dan Pranggonowati, Si, B., 1982. Petunjuk Praktek
KESIMPULAN Pengawasan Mutu Hasil Pertanian I. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan
1. Biji nangka dapat dimanfaatkan untuk mem-
68 MERKURIA KARYANTINA, LINDA KURNIAWATI Biomedika
Buckle, K. A., 1987.Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Puspitarini, M. 2013. Yoghurt Plus Biji Nangka Manjur Tangkis
Press. Kanker. http://kampus.okezone.om/read/2013/12/10/372/
Gunawan, Gungun. 2014. Ternyata Biji Nangka bisa mengham- 910395/yoghurt-plus-biji-nangka-manjur-tangkis-kanker/
bat. http://www.sobatadventure.com/2014/01/ternyata-biji- large. Download 13 Maret 2014 , 12.00 WIB
nangka-bisa-menghambat.html. Download 13 Maret 2014 Triyono, 2010. Substitusi Tepung Tempe Pada Cookies dengan
jam 10.00 WIB Variasi Jenis Pengemas dan Kadar Tepung Tempe. Skripsi.
Matz, S.A., 1972. Bakery Tecnology and Engineering. Second Surakarta : FTP UNISRI.
Edition, Westport Connecticut : The Avi Publising Co, Inc.