Oleh
Kelompok 2
Yahdinata 1514051075
Salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang
untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
dan protein setelah beras adalah Tanaman jagung (Zea Mays L). Disamping itu
jagung berperan sebagai pakan ternak,bahan baku industri dan rumah tangga.
Beberapa tahun terakhir kebutuhan jagung terus meningkat, hal ini sejalan dengan
semakin meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan
kebutuhan untuk pakan ( Alam dan Nurhaeni, 2008). Jagung berperan penting
dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industri pangan yang
ditunjang oleh teknologi budi daya dan varietas unggul. Dalam memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, Indonesia mengimpor jagung
hampir setiap tahun. Pada tahun 2000, impor jagung mencapai 1,26 juta ton (BPS
2005).Selain untuk pengadaan pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan
industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia
dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan
baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi
nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut (Suarni 2003, Suarni dan
Sarasutha 2002, Suarni et al. 2005).
2.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan mie jagung, sirup jagung, dan
jagung nikstamalisasi.
II. PEMBAHASAN
Mie merupakan makanan yang dikembangkan di daratan Cina. Bahan baku utama
dalam pembuatan mie adalah tepung terigu. Kini, mie mulai dikembangkan mie
berbahan baku non terigu seperti mie yang terbuat dari tepung beras, sorgum,
jagung, dan cassava. Mie jagung merupakan mie yang terbuat dari bahan baku
tepung jagung atau pati jagung yang dapat dibuat menjadi mie instan. Menurut
Juniawati (2003), pembuaan mie jagung dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu, pencampuran bahan, pengukusan pertama, pencetakan, pengukusan kedua,
dan pengeringan. Proses pengukusan pada pembuatan mie jagung bertujuan untuk
menggelatinisasi sebagian pati yang berperan sebagai pengikat adonan.
Pada pembuatan mie jagung dicampurkan tepung jagung, garam, air, dan bahan
pengembang. Penambahan air yang tepat pada pembuatan mie jagung berfungsi
untuk membentuk adonan yang dapat dibuat menjadi lembaran. Pada pembuatan
mie jagung ini ditambahkan garam sebanyak 1% dan bahan pengembang
sebanyak 0.3%. Mie jagung dibuat dengan dua kali pengukusan. Proses
pengukusan pertama dilakukan pada suhu 100O C selama 5 menit. Pada saat
pengukusan suspensi tepung dan air mengalami gelatinisasi pati. Saat proses
gelatinisasi, granula pati tepung akan mengembang karena molekul-molekul air
berpenetrasi masuk ke dalam granula pati dan terperangkap pada susunan
molekul-molekul amilosa dan amilopektin. Pengukusan pertama dilakukan untuk
menghasilkan massa adonan mudah untuk dicetak (Putra, 2008).
Setelah proses pengukusan, dihasilkan massa adonan yang kohesif dan cukup
elastis ketika diuleni. Massa adonan yang kohesif dan elastis ini, mudah dibuat
lembaran, mudah dicetak dan menghasilkan mie dengan tekstur yang halus dan
tidak mudah patah. Pencetakan atau pengepresan dilakukan untuk membentuk
adonan menjadi lembaran tipis yang halusdan kenyal dengan ketebalan 0.5 mm
yang kemudian dipotong menjadi untaian mie. Pengukusan kedua dilakukan pada
suhu 100O C selama 30 menit atau sampai mie terlihat tergelatinisasi sempurna.
Pengukusan kedua ini bertujuan untuk mematangkan adonan karena pada
pengukusan pertama proses gelatinisasi pati belum sempurna. Prosss pengeringan
mie dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 60-70o C selama 2-3 jam.
Prinsip proses pengeringan ini adalah menurunkan kadar air sehingga mie yang
dihasilkan memiliki kadar air yang rendah (kering) dan dapat disimpan lama.
Kadar air yang dapat dicapai dengan pengeringan ini adalah sekitar 10 %. Kadar
air yang dapat dicapai dengan pengeringan oven untuk mie jagung sekitar 11 %.
Tingkat kadar air ini telah memenuhi kriteria mutu mie instan dalam SNI yang
menyebutkan bahwa kadar air untuk mie instan dengan proses pengeringan oven
maksimal 14 % sedangkan dengan proses penggorengan maksimal 10 % (SNI,
1996).
Pada pengukusan pertama apabila mie langsung dikeringkan maka ketika dimasak
akan hancur karena apabila proses gelatinisasi belum cukup maka pati
tergelatinisasi yang mampu bertindak sebagai zat pengikat tidak dapat mengikat
secara sempurna partikel-partikel yang ada dalam bahan sehingga ketika dimasak
dalam air akan larut. Penyerapan air dan gelatinisasi terjadi pada saat pengukusan
kedua. Baking powder digunakan sebagai bahan pengembang yang dapat
membuat struktur bahan menjadi lebih berpori dan lebih mudah menyerap air.
Mie jagung mmiliki kadar serat yang lebih tinggi dibandingkan denga mie yang
terbuat dari tepung terigu.
Nilai energi yang terdapat pada mie jagung lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan nilai energi pada nasi, singkong, dan ubi jalar. Tingginya nilai energi yang
terdapat pada mie jagung instan menunjukkan bahwa produk tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan pangan pokok alternatif pengganti nasi. Akan tetapi,
untuk keseimbangan konsumsi gizi, tetap dibutuhkan bahan pangan lain yang
dapat mencukupi kebutuhan gizi seperti protein hewani, sayuran dan buah-
buahan. Mie jagung instan juga mengandung serat makanan yang lebih tinggi
(6.80 %) dibandingkan dengan mie terigu (2.85 %).
Pada Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa protein yang terdapat pada produk mie
jagung instan juga lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pangan lain kecuali
beras giling. Kandungan lemak mie jagung instan jauh lebih rendah dibandingkan
dengan kandungan lemak pada mie terigu instan. Rendahnya lemak (low fat) pada
mie jagung instan dapat menjadi nilai plus bagi produk tersebut. Tingginya kadar
lemak pada bahan pangan merupakan hal yang dihindari oleh kelompok
konsumen tertentu diantaranya karena dapat menimbulkan kegemukan.
Warna kuning pada mie jagung instan merupakan warna alami yang disebabkan
oleh pigmen kuning pada jagung yaitu beta karoten, lutein dan xanthin. Ketiga
pigmen tersebut termasuk dalam karotenoid. Di antara ratusan karotenoid yang
terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta, dan gamma yang tergolong
kriptosanthin yang berperan sebagai provitamin A. Beta karoten adalah bentuk
provitamin A yang paling aktif. Adanya beta karoten pada jagung menyebabkan
mie jagung instan tidak memerlukan pewarna. Warna mie jagung instan umumnya
lebih kuning dibandingkan dengan mie terigu instan.
2.3.1 Teknik pengolahan mie jagung dan karakteristiknya
A. Teknik Kalendering
Teknik kalendering merupakan proses pembuatan mi jagung yang
dimodifikasi dari pembuatan mi terigu . Bahan bahan dicampur dan
adonan dibentuk menjadi lembaran tipis kemudian dipotong menjadi mi .
Pada teknik kalendering ini bahan baku yang digunakan dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu :
1) Seluruh bahan adalah tepung jagung dan
2) Campuran tepung jagung dengan tepung terigu ( substitusi )
B. Teknik Ekstruksi
Pembuatan mi kering jagung dengan bahan baku jagung ukuran tepung (
lolos ayakan 80 mesh ) dan maize meal ( lolos ayakan 40 mesh ) telah
dilakukan oleh Waniska et al.Jenis ekstruder yang digunakan adalah
ekstruder pencetak , memiliki 24 lubang die dengan diameter die 1,5 mm ,
chamber berukuran diameter 45 mm dan panjang 85 mm . Namun mi
jagung yang dihasilakan memiliki cooking loss yang terlalu tinggi yaitu
diatas 47 %.
Kelemahan pada teknik pembuatan mi dari tepung non terigu dengan
teknik pencetakan menggunakan ekstruder pasta adalah kesulitan untuk
memasukan adonan ke dalam zona pengumpanan di dalam ekstruder .
Kondisi ini terjadi karena adonan sudah digelatinisasi terlebih dahulu
sehingga memiliki sifat panas dan lengket . Kecepatan ulir bersifat konstan
( tidak dapat diatur ) dan disain ulir pada ekstruder pasta yang memiliki
permukaan halus menyebabkan adonan mengalami selip dan tidak
terdorong secara maksimal menuju die . Ulir tipe constant root ( besarnya
diameter sumbu ulir sama ) dengan jarak antar sayap ulir yang sama ,
sehingga tidak memiliki daerah kompresi ( pemampatan) .
Jagung merupakan salah satu produk pertanian yang dapat didiversifikasi dengan
pemanfaatan teknologi menjadi produk yang lebih unik dan memiliki daya jual
tinggi seperti pengolahan mie jagung, sirup jagung, dan jagung nikstamalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Alam nur., dan Nurhaeni. 2008. Komposisi Kimia Dan Sifat Fungsional Pati
Gracia, C., Sugiyono, dan B. Haryanto. 2009. Kajian formulasi tepung jagung
dalam rangka substitusi tepung terigu. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
20(1):32-40.
Putra SN. 2008. Optimalisasi Formula dan Proses Pembuatan Mie Jagung
Metode Kalendering. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.
IPB. Bogor
Suarni. 2003. Jagung pulut: Pemanfaatan dan pengolahan sebagai pangan lokal
potensial di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Tepat Guna Perteta dan LIPI. Bandung. p. 112-118.
Suarni. 2005a. Pengembangan produk kue kering berbasis tepung jagung dalam
rangka menunjang agroindustri. Prosiding Seminar Nasional Perteta, Fak.
Tek. Pertanian Unpad, TTG LIPI. p. 88-93.
Suarni. 2005b. Teknologi pembuatan kue kering (cookies) berserat tinggi dengan
penambahan bekatul jagung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. p.
521-526.
Rooney. L.W., S.O. Serna-Saldivar. 2003. Food Use of Whole Corn and Dry
Milled Fractions. American Association Of Cereal Chemist, Inc. St. Paul,
Minnesota, USA