Juniaty Towaha
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
PENDAHULUAN
Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) yang merupakan tanaman asli Indonesia
dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap
bagian dari buah pala dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri, dan Indonesia merupakan
produsen utama pala dengan memasok 70-75% pangsa pasar dunia, adapun sisanya dipenuhi
oleh Grenada, India, Srilangka dan Papua New Guinea.
Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nangroe Aceh
Darusalam, Jawa Barat dan Papua, dengan luas areal keseluruhan mencapai 74.682 Ha dan
produksi sebesar 23.601 ton dengan tingkat ratarata produktivitas 242 kg/ha (Ditjen
Perkebunan, 2006 cit http://www.ditjenbun.deptan.go.id/. 2008).
Buah pala terdiri atas empat bagian, yaitu daging, fuli, tempurung dan biji, dimana
menurut Rismunandar (1990) dari buah pala segar dihasilkan daging buah sebanyak 77,8%, fuli
4%, tempurung 15,1%, dan biji 13,1%. Semua bagian buah pala dapat diolah menjadi produk
yang bernilai ekonomis, biji dan fuli kering merupakan produk yang paling dikenal di pasaran
dunia yang dipergunakan sebagai rempah dan minyak pala yang biasa dipergunakan untuk
kosmetik dan obat-obatan, adapun daging buahnya dapat diolah menjadi berbagai produk
makanan dan minuman. seperti manisan, asinan, dodol, selai, anggur dan sari buah.
Pemanfaatan daging buah pala secara optimal serta dilakukannya usaha diversifikasi
produk merupakan langkah bijak untuk
sehingga petani mendapatkan nilai tambah dari produk selain dari biji dan fuli saja.
PENGOLAHAN DAGING BUAH PALA SEBAGAI BAHAN MAKANAN DAN MINUMAN
Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu sekitar 77,8%,
akan tetapi hanya sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan petani, padahal daging buah
pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk makanan serta minuman. Dengan
komposisi kimia daging buah pala seperti yang tertera pada Tabel 1, maka daging buah pala
dapat diolah menjadi produk makanan maupun minuman yang menyehatkan.
Tabel 1. Komposisi kimia daging buah pala segar dalam 100 gram
Komponen
Jumlah
Air (%)
89,0
Protein (%)
0,3
Lemak (%)
0,3
Minyak Atsiri (%)
1,1
Karbohidrat (%)
10,9
Serat Kasar (%)
tad
Abu (%)
0,7
Vitamin A (IU)
29,5
Vitamin C (mg)
22,0
Vitamin B1
sedikit
Ca (mg)
32,2
P (mg)
24,0
Fe (mg)
1,5
Sumber : Rismunandar (1990)
Keterangan : tad = tidak ada atau kecil sekali
Pengolahan daging buah pala menjadi produk makanan dan minuman akan
meningkatkan nilai ekonomi daging buah pala yang selama ini hanya merupakan limbah.
1. Manisan Pala
Bahan baku untuk pembuatan manisan pala adalah buah pala yang segar, oleh sebab itu pala
yang hendak dipanen sebaiknya berumur 6-7 bulan sejak berbunga (Nurdjannah, 2007).
Manisan pala dapat berupa manisan pala kering dan manisan pala basah, manisan pala kering
umumnya lebih tahan lama daripada manisan pala basah. Buah pala untuk manisan pala
kering dipilih yang berukuran sedang sampai besar agar mudah dibentuk, buah pala yang
berukuran kecil dapat diolah untuk manisan pala basah. Adapun cara pembuatan sebagai
berikut :
Pala direndam dalam larutan garam dapur 1,5% selama 1-2 malam (perendaman ini
dimaksudkan agar buah pala tidak mengalami pencoklatan saat dikupas), selanjutnya
ditiriskan.
Buah pala dikupas, dibelah, kemudian daging buah pala dibentuk seperti bunga
(pembentukan bunga untuk manisan pala basah tidak melebar, kalau untuk manisan pala
kering bunga harus melebar membentuk seperti kipas, dimaksudkan agar lebih banyak
permukaan tertaburi gula pasir), dicuci dengan air bersih, selanjutnya direndam dalam
larutan pengawet Natrium metabisulfit 0,2-0,3% selama 1 malam.
Kemudian daging buah pala tersebut direndam dalam larutan gula encer selama 1 malam,
larutan gula yang digunakan dapat berasal dari larutan gula hasil penirisan proses
selanjutnya.
Daging pala ditaburi gula pasir sambil membuka bunga yang telah dibentuk, setelah itu
manisan pala dikeringkan dibawah sinar matahari, biasanya pengeringan berlangsung
selama 24 48 jam.
Manisan pala yang sudah kering, selanjutnya ditimbang sesuai kemasan, dan dikemas
dalam kantong plastik.
Produk manisan pala kering jika disimpan pada tempat yang baik mampu bertahan selama 6
bulan, adapun produk manisan pala basah dapat bertahan selama 2 minggu tanpa mengalami
perubahan rasa dan warna.
Cara pembuatan :
Buah pala dikupas dan dibelah, kemudian direndam dalam larutan tawas 2,5% selama 24
kain saring.
Kedalam filtratnya ditambahkan gula sebanyak 25% dan asam sitrat sebanyak 2 g/l.
Setelah itu sari buah yang sudah jadi tersebut dimasukkan kedalam botol yang sudah
disterilkan terlebih dahulu, kemudian ditutup rapat dan dipasteurasi selama 30 menit pada
temperature 100C.
3. Selai Pala
Selai pala merupakan produk olahan semi padat yang dibuat dari ampas sari buah pala.
Adapun cara pembuatan sebagai berikut :
Pada ampas hasil saringan dan perasan buah pala dari pembuatan sari buah pala
Pada daging buah yang sudah dikupas kulitnya dilakukan perendaman dalam larutan garam
menit.
Tambahkan air dengan perbandingan 1 : 1, kemudian blender hingga hancur.
Saring dengan kain saring
Pada larutan hasil saring tambahkan sirup glukosa, dekstrin dan CMC
Larutan diuapkan dan dilakukan pengeringan sehingga mengkristal.
Kristal yang telah dihaluskan merupakan minuman instant.
5. Dodol Pala
Dodol merupakan makanan semi padat yang dibuat dari campuran beras ketan. Dodol pala
dapat dibuat dari bubur buah pala segar, dengan penambahan bahan lain berupa santan kelapa
dan beras ketan. Dengan cara pembuatan sebagai berikut :
Buah pala segar dibelah dan dicuci, kemudian daging buah direndam dalam larutan tawas
6. Anggur Pala
Dari daging buah pala dapat juga diolah menjadi anggur karena kandungan karbohidratnya
yang cukup sebesar 10,9%. Cara pembuatan :
Buah pala yang sudah direndam dalam larutan tawas 2,5% selama 24 jam dibilas dengan air.
Selanjutnya tambahkan air dengan perbandingan 1 : 1, diblender hingga halus.
Tambahkan gula pasir 20% dan dipasteurisasi pada temperature 100C selama 30 menit.
Setelah campuran dingin, tambahkan starter Sacharomyces cereviseae, lakukan inkubasi
7. Asam Cuka
Daging buah pala dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam cuka (asam asetat)
melalui teknik fermentasi karena mengandung karbohidrat 10,9%. Pembuatan asam cuka
dilakukan dalam 2 tahap yaitu : (1) fermentasi alcohol dan (2) fermentasi asam asetat,
dilanjutkan dengan filtrasi dan pasteurisasi (Sulaeman et al. 1998 cit Nurdjannah, 2007).
Pada tahap fermentasi alkohol :
Daging buah pala yang sudah diiris, dihancurkan menggunakan blender dengan
(fermentasi dapat juga dilakukan dengan ragi instant, seperti untuk pembuatan roti)
Campuran masukkan dalam fermentator, yaitu wadah yang tertutup rapat, simpan selama 12
hari.
Pada tahap fermentasi asam asetat :
Pada larutan fermentasi alkohol tambahkan biang cuka sebanyak 10%, selanjutnya
8. Permen
Dari buah pala dapat dibuat 2 jenis permen, yaitu permen gelatine dan hard candy . Cara
pembuatan permen gelatine :
Buah pala yang sudah direndam dalam larutan tawas 2,5%, dibilas dengan air, diblender
Pertama dibuat dahulu gula invert, dengan cara memanaskan campuran sukrosa dan air
dengan perbandingan 100 : 45 sampai 80 C, tambahkan asam tartarat 1% dari berat
sukrosa, pemanasan dilanjutkan hingga
diversifikasi tersebut, dan proses pengolahannya yang tidak begitu rumit, sehingga dapat
diadopsi pada tingkat petani, serta ketersediaan bahan baku yang selama ini sebagian besar
merupakan limbah, maka pengembangan pengolahan daging buah pala sebagai produk
makanan dan minuman pada tingkat petani dapat memberi peluang pada penciptaan usaha
dan perluasan lapangan kerja, maupun peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
DAFTAR PUSTAKA
Djubaedah, E., Tiara dan P. Astuti. 1995.
(Myristica fragrans Houtt) terhadap Mutu Sirup yang Dihasilkan. Warta IHP
5(1-2) : 25-29.
Ermiati, M., P. Laksmanahardja dan D. Sumangat. 1993. Studi Pendahuluan
Perbaikan Pengolahan Sari Buah dan Selai Pala. Media Komunikasi Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Industri. No.11 Pebruari 1993 : 80-83.
Nurdjannah, N. 2007.
Buah pala
Sortasi
Perendaman dalam larutan garam dapur1,5%
selama 1-2 malam
Dikupas, dibelah
Daging buah dibentuk seperti bunga
dicuci
Direndam dalam larutan Na bisulfit 0,2-0,3%
selama 1 malam
Rendam dalam larutan gula encer
selama 1 malam
Tiriskan
Tambahkan gula kental, aduk merata
Tiriskan
a.
b.
c.
Perendaman 1 x 24 jam
Dalam larutan tawas 2,5 %
Dalam larutan garam dapur 2,5 %
Dalam larutan kapur sirih 2,5 %
Sari pala
Pemberian gula pasir 25 %
Pemasakan
Pembotolan
Pasteurisasi 30 menit
pada suhu 100C
Pemberian Na Benzoat
0,25 g/l bahan
Sari buah pala
Pembotolan
Pasteurisasi 30 menit
pada suhu 100C
Selai pala
Gambar 5. Diagram air pembuatan sari buah dan selai pala
Buah Pala
Sortasi
Pengupasan
Daging buah pala
Perendaman dalam larutan garam
1 jam
Blanching 5 menit
Pendinginan dalam air mengalir
Buah pala 3 kg
Pencucian
Pengupasan
Perendaman dalam air garam 2 %
24 jam
Pembiasan
Pengenceran dengan air (1 : 1)
Penambahan gelatine 10 %
Pemasakan sampai 90C
Pembuangan busa
Pencetakan
Pendinginan pada suhu ruang
Pendinginan pada suhu 0C (24 jam)
Permen gelatin