Anda di halaman 1dari 4

MEKANISME STIMULAN GAS ETILEN PADA PENINGKATAN PRODUKSI

LATEKS

Pada dasarnya produksi lateks dari hasil penyadapan ditentukan oleh proses
biosintesis lateks dan lamanya aliran lateks. Oleh karena itu, mekanisme gas etilen
yang diaplikasikan pada jaringan tanaman karet adalah untuk dapat merangsang
peningkatan proses biosintesis lateks dan menunda penyumbatan pembuluh lateks
serta memperpanjang masa aliran lateks menjadi lebih lama, sehingga produksi
lateks menjadi meningkat. Dengan demikian, teknologi penggunaan stimulan gas
dapat menjadi alternatif untuk mengoptimalkan potensi produksi lateks tanaman
karet.

Penerapan teknologi stimulan untuk meningkatkan produksi lateks telah banyak


dilakukan pada perkebunan karet (Hevea brasiliensis) di Indonesia maupun hampir di
semua negara-negara penghasil karet alam seperti Thailand, Malaysia, India, Vietnam,
China, Filifina, Guatemala, Pantai Gading dan Brazil. Ada dua jenis stimulan yaitu
stimulan cair dan stimulan gas. Stimulan cair berbahan aktif etefon (2-chloro ethyl
phosphonic acid/C2H6ClO3P) yang akan menghasilkan gas etilen (C2H4), sedangkan
stimulan gas berbahan aktif gas etilen.
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa peningkatan produksi lateks dengan
menggunakan stimulan cair lebih rendah bila dibandingkan dengan stimulan gas,
dimana stimulan cair hanya dapat meningkatkan produksi lateks sekitar 30-50% saja,
sedangkan peningkatan produksi lateks dengan stimulan gas dapat mencapai 70-100%
di atas sistem sadap konvensional (Njukeng et al., 2011; Doungmusik & Sdoodee,
2012; Sainoi & Sdoodee, 2012).
Stimulan cair etefon setelah diaplikasikan pada alur sadap akan terhidrolisis
menjadi etilen, asam hidroklorit, dan asam fosfat, dimana efektivitas etefon dapat
terdeteksi dalam waktu 5 sampai 6 jam setelah aplikasi. Mengingat bahwa stimulan cair
etefon berpengaruh tidak langsung karena harus terhidrolisis dahulu yang memerlukan
waktu yang relatif lama, sehingga penyerapkan gas oleh oleh tanaman tidak banyak
yang mengakibatkan peningkatan produksi hanya mencapai kurang dari 50%. Adapun
stimulan gas etilen dalam aplikasinya dapat diserap langsung oleh tanaman karet
dengan jumlah yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang
lebih tinggi dibanding stimulant cair etefon.

Gambar 1. a. Bagian-bagian aplikator gas etilen; b. Aplikator yang telah terrpasang


Sumber : Junaidi, Atminingsih & Siregar (2014)

Adapun mekanisme stimulan gas etilen dalam peningkatan produksi lateks adalah
sebagai berikut :
Pada tahap awal, etilen memicu aktivasi enzim H+ ATPase yang berperan sebagai
pompa proton untuk mendorong masuknya ion H+ dari sitosol ke dalam lutoid.
Pemindahan H+ tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pH di sitosol dan
lutoid. Konsentrasi ion H+ di dalam sitosol menurun sehingga lebih bersifat basa,
sedangkan lutoid menjadi lebih asam. Perubahan suasana pH di sitosol tersebut
memicu peningkatan aktivitas enzim dan ketersediaan senyawa-senyawa penting,
seperti sukrosa, sehingga proses biosintesis karet dalam sel pembuluh lateks
meningkat dan berlangsung lebih cepat.
Selain meningkatkan biosintesis karet, aktivitas sitosol akan meningkatkan suplai air
di sekitar bidang sadap melalui ekspresi gen yakni gen aquaporin yang dapat
mempertahankan stabilitas lutoid (merupakan fraksi dasar lateks dan banyak
mengandung kation) sehingga lateks tidak mudah menggumpal. Peran stabilisasi
lutoid sangat penting karena jika lutoid pecah, maka kation-kation akan bereaksi
dengan partikel karet yang bermuatan negatif sehingga terjadi koagulasi yang dapat
menyebabkan lateks berhenti menetes.
Disamping itu etilen yang diaplikasikan ke jaringan tanaman mempengaruhi sel-sel
pembuluh lateks menjadi sink, dalam bentuk air, gula maupun nutrisi sehingga
senyawa-senyawa tersebut dialirkan ke dalam pembuluh lateks. Akibatnya elastisitas
dinding sel pembuluh lateks meningkat dengan diikuti peningkatan tekanan turgor,
serta terjadinya perluasan latex drainage area atau daerah aliran latek. Hal tersebut
menyebabkan gerakan molekul-molekul penyusun lateks terutama air dapat dengan
mudah melewati dinding sel pembuluh lateks. Faktor ketersediaan air di dalam
jaringan tanaman dan stabilitas lateks yang tinggi berpengaruh positif terhadap lama
aliran lateks sehingga terjadi peningkatan volume lateks yang mengalir ketika
tanaman disadap.

Gambar 2. Mekanisme fisiologi etilen terhadap peningkatan produksi lateks


Sumber : Rouf et al. (2015)
Teknologi penggunaan stimulan gas dapat menjadi alternatif untuk
mengoptimalkan potensi produksi lateks tanaman karet. Beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa aplikasi stimulan gas etilen tidak memberikan dampak negatif
pada penurunan produksi apabila prosedur aplikasi dilakukan dengan benar dan
kesehatan tanaman selalu terjaga. Selain diterapkan secara selektif pada tanaman yang
potensial dan sehat, juga diperlukan strategi berupa penerapan sistem sadap yang tepat,
prosedur pemasangan aplikator stimulan gas yang benar, dan pemenuhan pupuk sesuai
kebutuhan tanaman, sehingga peningkatan produksi lateks dapat tercapai dengan baik
sesuai dengan harapan (Juniaty Towaha/Balai Penelitian Tanamn Industri dan
Penyegar, email : juniaty_tmunir@yahoo.com).

DAFTAR PUSTAKA

Doungmusik, A. & Sdoodee, S. (2012). Enhancing the latex productivity of Hevea


brasiliensis clone RRIM 600 using ethylene stimulation. Journal of Agricultural
Technology, 8(6): 2033-2042.

Junaidi, Atmaningsih. & Siregar, T.H.S. (2014). Penggunaan stimulant gas etilen pada
tanaman karet (Hevea brasiliensis). Warta Perkaretan, 33(2), 79-88.

Njukeng, J.N., Muenyi, P.M., Ngane, B.K. & Ehabe, E.E (2011). Ethephon stimulation
and yield response of some Hevea clones in the humid forests of South West
Cameroon. International Journal of Agronomy, 2(11), 1-6.

Rouf, A., Nugrahani, M.O., Pamungkas, A.S., Setiono. & Hadi, H. (2015). Strategi
peningklatan produksi lateks secara kontinyu dengan teknologi stimulant gas
etilen Rigg-9. Warta Perkaretan, 34(1), 31-42.

Sainoi, T. & Sdoodee, S. (2012). The impact of ethylene gas application on young-
tapping rubber trees. Journal of Agricultural Technology, 8(4), 1497-1507.

Tistama, R. (2013). Peran seluler etilen eksogenus terhadap peningkatan produksi lateks
pada tanaman karet (Hevea brasiliensis). Warta Perkaretan, 32(1), 25-37.

Anda mungkin juga menyukai