PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tebu adalah komoditas pertanian yang banyak ditanam di Indonesia. Tebu sebagian
besar dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gula pasir (gula kristal). Gula pasir
diproduksi dengan proses fisikawi dan kimiawi (bantuan penambahan zat kimia) selama
proses berlangsung, sehingga memungkinkan adanya efek kurang baik untuk kesehatan,
misalnya diabetes.
Gula merah,diproduksi dari nira pohon aren. Di Pulau Jawa, gula merah banyak dikenal
dengan nama gula Jawa. Gula merah berbentuk setengah elips atau silinder. Gula merah
Gula merah hampir menjadi kebutuhan pokok terutama bagi orang Jawa karena banyak
digunakan sebagai bahan tambahan berbagai macam olahan makanan dan industri kecap.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN MAKALAH
ISI
1. Pengertian gula
Gula adalah suatu sumber sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
tumbuhan berdaun hijau dengan bantuan matahari mengubah zat-zat lain menjadi
mengubah rasa menjadi manis dan memperbaiki makanan atau minuman. Gula sederhana,
seperti transisi (yang dikeluarkan dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam),
Negara – negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara yang paling kaya
produsen gula utama dunia pada tahun 1930-an, namun kemudian tersaingi oleh industri gula
baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara berkembang
dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang dikeluarkan negara maju. Penghasil gula
terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur.
2. Manfaat Gula
Gula adalah makanan untuk otak, Gula & karbohidrat adalah zat yang di rubah oleh
tubuh kita menjadi donor, darah-darah adalah kebutuhan utama otak manusia.
Gula dapat menyembuhkan luka, Ratusan tahun yang lalu gula – lah yang digunakan
untuk mempercepat proses menyembuhan luka, selain mempercepat gula – kering dapat
Gula dapat menetralisir PH, Gula dapat menambah rasa / mengurangi kadar asam
menjadi lebih netral. Contoh dari salad bumbu / saus tomat yang asam di campur dengan
gula.
Gula sebagai pengawet alami, Gula bisa menaikan umur dari makanan, contoh susu-
tahu (kacang kedelai) yang tidak ber-gula lebih cepat rusak di banding yang bergula. Contoh
lain yang ada di selai, berumur selai, rata-rata panjang, dan tidak memerlukan suhu yang
rendah, ini di karenakan bahan dasar dari selai adalah gula. Teorinya, gula yang diperlukan di
dalam selai dipindahkan semua lapisan udara yang diperlukan untuk perkembang-biakan
Berikut adalah proses atau cara membuat Gula Merah Kelapa atau Gula Jawa :
1. Proses Penyadapan atau Pengambilan Nira Kelapa (Nderes)
Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan
tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya. Pada kelapa Kampung atau
kelapato dalam umumnya sekitar umur 8 tahun, dan 4 tahun untuk kelapa hybrida. Mahkota
pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus
Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar yang cocok biasaya apabila tandan
bunga yang muncul terakhir berukuran 15-20cm maka pilihlah mayang yang ketiga dari
terakhir.
Tangkai bunganya dibersihkan dari kulitnya kemudian dikat dengan janur yang
masih muda diamkan selama 2-3 hari,setelah 3hari mayang tersebut di rundukkan
parlahan-lahan hingga membentuk sudut 60° dengan garis vertikal dan diikat agar tetap
ini mayang kelapa bisa langsung di bekuk/diikat tapi sedikit sedikit agar batang mayang
tidak patah,setelah 2 hari baru diiris.dengan cara ini penyadapan akan lebih mudah karena
kemudian niranya sudah akan keluar.satu pohon kelapa normalnya menghasilkan 3-10 liter
nira.
Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan gulanya nanti berwarna kuning
muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok makan kapur sirih atau larutan Na-bisulfit
secukupnya (1 sendok Nabisulfit dalam 2 liter air). atau sodium methabishulfit 1gr/liter
Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00
dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa melancarkan keluarnya nira
Setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore hari
Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat
Nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan jelek
Nira dimasak dengan panas yang konstan pakai bahan bakar kayu/seresah atau bahan
bakar lainnya
Lama pemasakan tergantung dari banyaknya nira yang dimasak. ± 15 menit sebelum
gulanya masak atau dalam fase nyengka(sunda)?semengka diberi 100 cc santan (1 butir
kelapa parutan dicampur 100 cc air)ataupun parutan kelapanya,atau minyak goreng satu
Gula merah cair yang belum mengental diaduk cepat dengan arah memutar
Jika telah mengental dan berwarna kemerahan dituang kedalam cetakan. ± 10 menit
Cetakan ada yang menggunakan dari bambu,cetakan pbrikan dan ditempat saya
menggunakan. baskom kecil ukuran 0,5 -1 kg sehingga kualitas gula dengan ukuran ini
Bila menggunakan tempurung kelapa, pada tahap pertama diisi 3/4 bahannya terlebih
dicetakan lainnya, agar bentuk yang dihasilkan identik satu dengan yang lainnya.
Agar tidak lengket satu sama lainnya, diantara gala-gala tersebut dialasdaun pisang
Pengepakan dapat juga dilakukan memakai keranjang bambu dengan dilapisi daun
pisang kering atau daun jati kering. atau didalam peti kayu dilapiasi plastik.
1. Mutu Super, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna cerah/ coklat ke-kuning-
kuningan.
2. Mutu A, adalah gula kelapa yang keras dan berwarna ke-coklat-coklatan; dan
3. Mutu B, adalah gula kelapa yang agak lembek, berwarna coklat ke-hitam-hitaman.
B. PROSES PEMBUATAN GULA PASIR
Dalam proses pembuatan gula pasir, bahan mentah yang digunakan adalah tanaman tebu
(cane) atau nama latinnya saccharum officenarum sebagai bahan utama untuk proses gula
pasir. Tanaman ini bersifat musiman dan tumbuh di area tropik dan sub tropik.
Proses Produksi
Pada umumnya pemrosesan gula tebu dalam pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahapan
1. Pencucian dan Pemotongan (washing and cutting) Batang tebu dimasukkan ke dalam
konveyor yang bergerak untuk proses pembersihan menggunakan air panas yang
yang lebih kecil dan memudahkan meng-ekstrak jus dari potongan batang tebu.
2. Pemerahan Jus Gula (extracting the sugar juice) Ekstraksi jus tebu atau nira menggunakan
sugar cane processing plant melalui dua cara: difusi atau penggilingan (milling). Dengan
difusi, potongan batang dihancurkan dengan air panas atau lime juice (jus kapur). Cara yang
umum dengan penggilingan (milling) yakni potongan tebu digiling dengan roller berat
sehingga proses perahan ini menghasilkan jus atau nira (sugar juice) dan ampas (bagasse). Jus
atau nira ini yang akan menjadi gula, sedangkan ampas dapat dimanfaatkan kembali sebagai
Potensi kebakaran dapat terjadi dalam tahapan ini karena tebu mentah dan ampasnya bersifat
mudah terbakar (combustable), terutama serat ampas yang tersisa di dasar plant pencacah
(crushing plant). Kebersihan mesin harus tetap dijaga setelah proses penggilingan.
3. Pemurnian (refining) dan Pengendapan (clarifying) Jus Gula
Tujuan proses pemurnian jus gula atau jus mentah (raw juice) adalah untuk memisahkan
antara zat bukan gula dan zat yang mengandung gula. Hasil proses pemurnian jus gula adalah
gula mentah (raw sugar) dan molasse. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis
melalui penyaringan atau secara kimiawi melalui pemanasan dan pemberian bahan
pengendap. Proses kimiawi terdiri dari tiga metode pemurnian (refining) gula tebu, yakni
defekasi, sulfitasi, karbonatasi. Artikel ini lebih fokus kepada metode sulfitasi dalam
Pada proses sulfitasi jus mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat exchanger sehingga
suhunya naik menjadi 700 C kemudian jus mentah diendapkan dengan menambahkan susu
kapur (lime milk) dan karbondioksida. Jus disalurkan ke decanter, dipanaskan dan dicampur
dengan kapur (lime). Jus melewati filter karbon, menghasilkan zat semacam lumpur, yang
disebut jus kotor (carb juice). Jus kotor ini dipompa melalui pemanas dan selanjutnya ke
mesin pengendap. Di sini jus kotor diendapkan ke dasar dan jus murni dialirkan ke pemanas
lainnya dan direaksikan lagi dengan karbondioksida. Pada proses pengendapan ini dihasilkan
jus jernih (clarified juice) dan jus kotor (mud juice). Jus jernih dialirkan ke proses selanjutnya
(penguapan), sedangkan jus kotor diolah dengan rotary vacuum filter menghasilkan nira tapis
dan blotong.
Secara umum tahapan ini bersifat basah sehingga potensi kebakaran cukup rendah. Ketel
dipanaskan menggunakan air panas yang disirkulasi melalui pipa ke ketel. Namun, risiko
lainnya bisa saja terjadi misalnya apabila tekanan pada ketel/boiler tidak dapat dijaga dengan
baik sehingga rendahnya tekanan di dalam ketel bias menyebabkan ketel kolaps ke dalam
Penguapan dan Kristalisasi (evaporating and concentrating the syrup)
Jus jernih dipompa ke dalam evaporator yang mendidihkan jus hingga kandungan air
menghilang dan menyisakan sirup. Sirup dikristalkan (concentrate) melalui beberapa tahapan
pendidihan vakum (vacuum boiling) dengan suhu didih rendah untuk menghindari gosong
Pemisahan (Sentrifugal)
kristal gula mentah dari sirup. Dalam sentrifugal ini, kristal gula akan jatuh menjauhi sirup
dengan kekuatan putaran yang signifikan. Proses ini menghasilkan sisa sirup yang disebut
Umumnya, debu gula (sugar dust) adalah masalah dalam tahapan pengepakan karena lapisan
debu bisa meledak atau terbakar. Direkomendasikan untuk menggunakan mesin secara aman
Produk sampingan(Byproducts)
Sisa proses pemurnian gula adalah molasse, yang berarti “semacam madu”, yakni sirup yang
tebal/kental. Molasse dihasilkan setelah kristalisasi gula dari jus gula tebu. Molasses dijual
untuk konsumsi manusia misalnya pembuatan kue, proses peragian bir dan penyulingan rum,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Gula dapat menetralisir PH, Gula dapat menambah rasa / mengurangi kadar asam menjadi
lebih netral.
2. Gula merah yang dikenal juga dengan nama gula jawa adalah salah satu bahan pemanis
3. Dalam proses pembuatan gula pasir, bahan mentah yang digunakan adalah tanaman tebu
(cane) atau nama latinnya saccharum officenarum sebagai bahan utama untuk proses gula
pasir.
B. SARAN
produksi gula, tetapi hasilnya belum cukup memuaskan. Tingkat produksi gula belum mampu
mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat karena itu, uapnya untuk meningkatkan produksi
gula dalam negeri masih harus diupayakan. Kalau selama ini mesin-mesin yang digunakan di
pabrik gula masih bersifat manual (tidak berteknologi canggih), mungkin untuk masa yang
akan datang mesin-mesin yang digunakan harus lebih canggih. Dengan mesin-mesin
berteknologi tinggi (canggih ) produksi gula akan lebih meningkat, baik dari segi kualitas