Anda di halaman 1dari 7

PEMUDA HARAPAN BANGSA DAN AGAMA

Oleh : Revalyna Suryawinata


Kelas : 7 - 1

Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno  pernah melantangkan kalimat “Beri aku sepuluh
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”,tentu salah satu aspek yang menentukan masa
depan dan perkembangan suatu negara ialah generasi pemudanya. Bila pemuda pada zaman
perjuangan kala itu berfokus pada memperjuangkan Indonesia dari penjajahan Belanda dan
Jepang serta untuk memerdekakan Indonesia hingga tercetuslah Sumpah Pemuda pada tahun
1928, maka saat ini pemuda yang masih berperan sebagai ujung tombak perubahan tidaklah
lagi berjuang dengan cara bergerilya di dalam hutan dan melawan para penjajah. Pemuda
sekarang hendaknya tetap mengobarkan perubahan menuju kemajuan yang lebih baik pada
negeri ini dengan memanfaatkan jajahan teknologi yang semakin canggih. Tak dapat
dipungkiri bahwa pemuda harus bisa menguasai perkembangan teknologi dan internet yang
ada saat ini untuk kemajuan perabadan bangsa ini kemudian hari. 

Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini kita dapat mengetahui apa yang terjadi di
belahan bumi lain, dan bahkan kita dapat berbicara face-to-face dengan orang yang berada di
negara lain. Hal ini dapat kita lakukan dengan bantuan internet. Perkembangan internet dan
media sosial di Indonesia sangat pesat terlihat di awal tahun 2005, dengan semakin
banyaknya tempat yang mempunyai fasilitas free wi-fi, dan juga teknologi mobile
broadband yang semakin berkembang membuat akses internet menjadi semakin mudah dan
dapat dinikmati oleh siapa pun. Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin
berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang
besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Hanya dengan berpandukan mesin pencari seperti
Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-
macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan
penyebaran/ pengetahuan informasi dan data secara ekstrim.

Teknologi dan internet dapat menjadi ancaman bagi masyarakat bahkan pemuda Indonesia,
namun teknologi dan internet juga dapat menjadi celah kemerdekaan seperti yang pernah
terjadi pada tahun 1945 sebelumnya. Jika dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika,
Cina, Jepang, Belanda, Jerman tentunya perkembangan teknologi di Indonesia masih perlu
berjuang untuk menyamaan ketinggian bangsa-bangsa tersebut. Bagaimana dengan negara
yang dulunya sama berkembangnya dengan negara Indonesia? Jika dilihat selama 2-3 dekade
yang lalu, negara Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura masih dapat digolongkan sebagai
negara berkembang. Sementara Pemuda kita hari ini masih sibuk dengan situs-situs porno
sehingga pihak kementerian infokom (kemeninfo) dan telkomsel terpaksa harus memblokir
dengan internet positif.

 Selain teknologi dan internet, fenomena narkoba serta pengaruhnya dan dan keinginan
pemuda coba-coba memakai narkoba bermuara pada menghisap rokok, itu pintu masuk awal
pengguna narkoba baik itu sabu-sabu, ganja dan jenis zat aditif lainya. Bayangkan saja,
pemuda kita sudah tidak asing lagi menghisap rokok ditangan sebelum masuk sekolah atau
waktu jam istirahat, miris sekali kita melihatnya. Dimanakah peran orangtua, guru/pendidik,
masyarakat dan lingkungan setempat. Biasanya setelah mahir dan candu dan ketergantungan
terhadap rokok maka tahapan selanjutnya adalah mencoba ganja, pada mulanya dikasih
Cuma-cuma sama teman, akhirnya karena ketagihan dan candu maka akan jadi pemakai aktif
dan ketergantungan, setelah itu adalah tahapan pada sabu-sabu dan jenis narkoba lainnya dan
tidak jarang menjadi agen dan pengedar.

Aceh, provinsi paling barat Republik Indoensia menduduki peringkat kedua di Sumatera
setelah Sumatera Utara, jumlah tahanan atau narapidana seluruh Aceh rata-rata di atas 50
persen terlibat kasus narkoba. Bahkan di Rutan Sigli mencapai 80 persen. Pada tahun 2014
terdapat jumlah 80.179 orang penyalahgunaan narkoba di Aceh ternyata pemuda
mendominasi para penghuni hotel prodeo tersebut. Sungguh angka ini sangat
mengkhawatirkan kita dan generasi yang akan datang. narkoba merupakan musuh bersama
yang harus dijauhi oleh semua kalangan, khususnya para generasi muda Aceh. Karena
narkoba ini sangat berbahaya dan merusak masa depan anak bangsa dan agama.

Pengaruh media seperti televisi, teknologi  internet dan narkoba cepat sekali mempengaruhi
pola pikir generasi muda, terutama di Aceh, walaupun daerah Aceh diberlakukannya syariat
Islam dan banyak aturan-aturan yang melarang peringatan hal-hal yang tidak berbau Islami
seperti tahun baru masehi, natal, hari velantine, akses youtube, facebook  dan internet tidak
akan bisa dibendung oleh pemerintah maupun ulama dan orangtua sekalipun. Karena tanpa
kita sadari pengarnya mauk ke kamar-kamar rumah kita dengan laptop, komputer maupun
handphone smarphone dewasa ini. Disinilah perlunya peranan besar para orangtua dirumah
untuk mendidik anak-anaknya dan lingkungannya supaya tidak terpengaruhi oleh budaya
asing  yang amsuk melalui media tadi notabenenya  berasal darinon muslim untuk
menghancurkan generasi Islam dengan banyak cara dan pola yang kaum non muslim
rencanakan tanpa harus kontak fisik seperti invasi atau perang untuk menghancurkan Islam.

Pemuda adalah harapan bangsa di masa-masa mendatang. Pemuda merupakan kader


pemimpin masa depan bangsa. Kita bisa membayangkan apa jadinya bangsa ini di masa-masa
mendatang kalau pemudanya hari-hari ini menjadi pecandu narkoba? Maka, betapa hari-hari
ini yang kita butuhkan adalah pemuda yang sungguhlah memiliki semangat dan jiwa sebagai
pemuda. Pemuda semacam inilah yang dapat diandalkan menjadi pemimpin di masa-masa
mendatang.

Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, penegak hukum, dan pemerintah dalam
menangani masalah-masalah narkoba, otomatis potensi membantu generasi muda dalam
menghindari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana dengan baik.Pada kenyataannya tak
ada satu sistem atau kelompok  yang bisa memberantas dan mencegah sendiri
penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing. Bahkan pemerintah sekalipun
tidak akan mampu memberantas penyalahgunaan narkoba jika tanpa bantuan masyarakat dan
aparat penegak hukum, begitupun sebaliknya.

Suatu bangsa akan maju dan memiliki peradaban yang lebih baik dimasa yang akan datang
tergantung kepada para pemudanya, jika mereka malas, tidak mau belajar dan bekerja. Maka
bagaimana nasib suatu bangsa di masa yang akan datang? Akankah ia maju atau tidak? Tentu
jawabannya adalah mustahil dan tidak akan bisa sama sekali. Oleh karna itu, marilah kita
bersama-sama mendidik para generasi muda,agar ia mau bangkit untuk belajar dan bekerja,
terutama para putra dan putri kita.

Sangat miris kita lihat kehadiran pemuda harapan bangsa dan agama ketika ada shalat
berjamaah di masjid atau meunasah, cuma orang tua-tua yang hadir shalat berjamah maupun
pengajian. Pemuda hari ini sibuk degan laptop mereka di warung kopi, caffe dan tempat
hiburan yang ada fasilitas wi-fi. Bila ada peringatan keagamaan seperti halnya tahun baru
Islam atau acara bernafaskan islami kehadiran pemuda sangat minim, namun ketika
pergantian tahun masehi mereka berbondong-bondong keluar tumpah ruah ke jalan dan
tempat-tempat keramaian untuk menyemarakkan pesta tahun baru kaum Nasrani dan Yahudi
tersebut.

Kita sangat berharap Aceh tidak terjadi seperti Andalusia, Spanyol. Dimana Islam tingal
nama segala peradaban dan kemajuan islami berpindah tangan ke kaum Nasrani. Ummat
Islam di Andalusia diberi pilihan masuk agama Nasrani, dibunuh atau diusir. Penyebab
jatuhnya Andalusia adalah karena cinta dunia, meninggalkan jihad, berkubang kemaksiatan,
menyerahkan urusan bukan pada ahlinya dan bodoh dalam hal agama islam itu sendiri.
Bayangan jika Aceh nanti jatuh ketangan orang-orang Nasrani, pemuda islam menangis dan
ibu-ibu mereka mengatakan menangislah seperti perempuan menangis karena tidak bisa
menjaga agama dan bangsa ini sebagaimana laki-laki perkasa. Ditangan pemuda dan generasi
masa depan agama dan bangsa diamanahkan dan diwariskan.

Banyak potensi besar para pemuda generasi masa depan yang perlu di ekplorasi dan diekspos
oleh media massa, jangan Cuma kenakalan dan perilaku menyimpang saja dari para pemuda
yang menjadi sorotan awak media, orang tua dan aparat keamanan. Kepada para pemuda dan
generasi masa depan agama dan bangsa ini dititipkan, jangan sampai kita hilang jati diri
agama dan bangsa diatas permukaan bumi dan dunia ini, gara-gara para pemudanya
meninggalkan identitas diri dan mengadopsi semua budaya asing dari luar tanpa filter sama
sekali. Kita berharap generasi emas akan muncul dimasa mendatang dari sekaranglah harus
dipersiapkan untuk menggantikan bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik di pemerintahan
maupun jabatan strategis lainnya di negeri ini.  Jika pemuda sudah memiliki karakter yang
kuat dan bersahaja, nantinya ketika tampuk kekuasaan dipegang oleh para pemuda, maka
kekuasaan akan dijalankan dengan penuh kebaikan dan manfaat bagi semuanya. Namun jika
pemuda sudah tidak memiliki sikap yang kurang baik, nantinya ketika menjadi pemimpin
akan menjadi pemimpin yang kurang baik pula. Untuk itu diperlukan penumbuhan dan
pembangunan kembali semangat nasionalisme (nation building), khususnya bagi pemuda.
Banyak cara untuk mengusahakan hal itu. Namun yang perlu diperhatikan adalah peran
Negara dan agama dalam menata segala sistem yang sudah ada. 

Masa muda adalah masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita – cita, penuh dengan
romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan yang dihiasi dengan bentuk fisik yang
kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah
indah mengkilat. Oleh karena itu pantas bila pemuda menjadi salah satu penentu maju dan
mundurnya suatu bangsa dan negara, sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini sampai
masa yang akan datang, sesuai dengan fitrahnya pemuda menjadi tulang punggung sebuah
negara, penerus estafet pembangunan masa depan bangsa. Seorang pujangga Mesir berkata  “
Sesungguhnya pada tangan -  tangan pemudahlah urusan umat dan pada kaki – kaki
merekalah kehidupan umat“
Jadi intinya adalah kita sebagai remaja jangan sampai terjerumus pada hal-hal yang tidak
baik, dan mulai sekarang kita harus berpikir jauh ke depan, berusaha semaksimal mungkin
untuk merancang masa depan kita mulai dari sekarang, karena segala apa yang kita lakukan
pada saat ini sangat besar pengaruhnya bagi masa depan kita, terlebih lagi kita sebagai
generasi penerus yang akan akan memimpin masa depan, kalau diri kita tidak kita bekali
mulai dari sekarang kapan lagi kita punya kesempatan, sedangkan hidup kita di dunia hanya
sekali.

Pemerintah, ulama dan para orangtua di Aceh perlu kolaborasi yang sempurna untuk
membendung semua pengaruh dan budaya asing yang siap menggrogoti khasanah dan
budaya Aceh yang identik dengan Islam. merupakan sebuah catatan bahwa dunia ini tidak
ada yang kekal dan tidak ada yang bebas sebebas-bebasnya tanpa aturan Tuhan. Karena
bukan tidak mungkin ketika kesesatan dan kemaksiatan merajalela maka kita semua akan
menjadi korban berikutinya. Korban dari bencana dan peringatan Allah atas kelalaian kita
dalam mengingatNya. Terutaman kita para generasi muda penerus harapan agama dan
bangsa. Sejarah mengajarkan kepada kita selaku pemuda agar memiliki semangat juang yang
tinggi bagi pembangunan masa depan bangsa. Pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok.
Nah.

Bila kejayaan Islam masa lalu muncul akibat dakwah Islam yang banyak ditunjangi oleh para
pemuda pemudi Islam yang memiliki sifat dan sikap perjuangan yang gigih yang sanggup
tanpa mengira siang dan malam demi kepentingan Islam. Maka demikian juga masa depan
Islam. Sunnahtullah tidak pernah berubah. Siapa yang unggul dialah pemimpin ummat Islam
masa lalu, terutamanya para pemuda-pemudi unggul kerana mereka benar-benar memeluk
Islam secara Kaffah, lurus aqidahnya dan penuh ketaatannya pada syariatnya. Bagaimana
dengan pemuda-pemudi Islam sekarang? Pemuda-pemudi Islam sekarang hidup dalam
lingkungan jahiliah disekitarnya berlaku tentangan kehidupan tidak Islam dalam hampir
semua aspek kehidupan, disertai dengan proses melenyapkan islam melalui media massa
yang semakin berleluasa. Dari satu sudut mereka tetap muslim tetapi dari sudut yang lain,
pemikiran, perasaan dan tingkah laku dalam berpakaian, bergaul, bermuamalah telah banyak
dicemari oleh pemikiran, perasan dan tingkah laku tidak islami yang kebanyakan
bersumberkan dari khazanah pemikiran kafir Barat.
Kafir Barat bersungguh sungguh melakukan proses pembaratan (westernisasi). Melalui racun
sesat pemikiran Barat (westoxciation), mereka berusaha mempengaruhi dan membelokkan
pemahaman kaum muslimin terutamanya kaum mudanya agar jauh dari nilai-nilai Islam yang
murni. Di bidang ekonomi mereka mengembangkan kapitalisme yang berintikan asas
manfaat. Menurut mereka, apa saja boleh dilakukan bila menguntungkan secara material,
tidak peduli sekalipun ia bertentangan dengan aturan agama. Di bidang budaya menyebarkan
westernisme yang berintikan amoralisme jahilliah. Bagi mereka tidak ada pantang larang,
termasuk seks bebas, pakaian tidak senonoh, pelagi tidak menggangu kepentingan orang lain.
Di bidang politik, penyebaran nasionalisme yang menyebabkan kaum muslimin terpecah
belah. Bila tidak waspada, pemuda-pemudi Islam masa kini akan dengan mudah terasing dari
deennya. Ajaran-ajaran Islam tentang pakaian, makanan politik dan sebagainya,
ditanggapinya sebagai fikiran dan seruan yang asing. Bila demikian keadaan pemuda-pemudi
Islam sekarang, bagaimana akan dapat diharapkan kejayaan Islam di masa depan
sebagaimana telah dijanjikan Allah?
Dahulu, (Imam) Syafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan mulai diminta
ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang
terkemuka. Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun.
Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali bin Abi Thalib dan
Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan. Kini, apakah yang
sedang dilakukan dan difikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi
berusia 23 tahunan ? Remaja dan pemuda-pemudi sekarang lebih banyak aktif untuk
memuaskan nafsu remaja semata-mata. Lihatlah cara berpakaian mereka, cara bergaul,
kreativiti dan sejenisnya. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil di berbagai
media, tak ada bezanya antara mereka (yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas
menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, realiti inilah yang terpampang di depan mata dan
telinga kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«‫» َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هَّللا ُ فِى ِظلِّ ِه يَوْ َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّهُ … َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِى ِعبَا َد ِة َربِّ ِه‬
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya)
pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang
pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[4].

Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang
mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim sekaligus menjelaskan keutamaan
besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini.
 Dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
, «ٌ‫ص ْب َوة‬ ْ ‫»إِ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل لَيَ ْع َجبُ ِمنَ ال َّشابِّ لَ ْي َس‬
َ ُ‫ت لَه‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak
memliki shabwah”[7].

Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan
dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan[8]. Inilah sosok pemuda
muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah
Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada
saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan
hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan
pahala dan keutamaan besar baginya.

KESIMPULAN

Pemuda adalah generasi penerus bangsa, pemuda adalah generasi harapan bangsa, dan
pemuda inilah yang akan memimpin serta membangun Agama, Nusa, dan Bangsa dibumi
indonesia yang kita cintai ini. Pemuda mempunyai peranan yang sangat penting didalam
membangun Agama dan Bangsa yang kita cintai ini. Jika pemuda ini hancur, maka hancur
pulalah Nusa dan Bangsa yang kita cintai ini. Karena, pemuda dizaman yang katanya modern
ini, dizaman yang merupakan akhirul zaman ini, bisa dikategorikan pemuda yang kurang
berakhlak.

Kita sebagai generasi muda Islam, haruslah mempunyai ilmu, ilmu agama, dan ilmu dunia.
Agar kita bisa membangun bangsa yang kita cintai ini serta menjadi khalifah bukan hanya di
indonesia, tetapi di bumi Allah swt. Dan agar kita bisa menyebarkan ajaran Islam yang
rahmatan lil alamin. Jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik lagi, jangan takut untuk
terus belajar dari kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai