Anda di halaman 1dari 19

KAULINAN URANG LEMBUR

A. PURWACARITA

Kaulinan urang lembur atau permainan anak ,


sesungguhnya bukan permainan yang hanya sekedar untuk
bersenang-senang, akan tetapi merupakan bagian dari
pendidikan budi pekerti yang di dalamnya mengandung
benih pelajaran kedisiplinan, kepercayaan diri,
kebersamaan, kepekaan sosial, bahkan yang terpenting
adalah adanya muatan akhlak .
Kaulinan urang lembur merupakan salah satu wujud
kebudayaan yang mencerminkan suatu masyarakat tentang
pola berpikir dan totalitas perilaku suatu masyarakat dalam
menjalani kehidupannya.
Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional,
harus dimulai dengan inventarisasi unsur-unsur budaya
yang masih bertahan dan hidup dalam masyarakat. Salah
satu unsur budaya yang dianggap masih tetap bertahan
adalah folklor lisan dalam bentuk nyanyian rakyat
(Kakawihan Barudak)
Adapun tradisi lisan itu berfungsi antara lain
sebagai pengkokoh norma-norma serta nilai-nilai budaya
yang telah berlaku secara turun-temurun. Norma-norma
serta nilai-nilai budaya itu ditampilkan dengan peragaan
secara simbolis dalam bentuk nyanyian rakyat ini,
dilakukan secara riang oleh masyarakat yang
mendukungnya, dan dirasakan sebagai bagian yang
integral dan akrab serta komunikatif dalam kehidupan
kulturalnya.
B. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 32


mengamanatkan bahwa “ Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia ditengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya;

2. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang


Pemajuan Kebudayaan “ Pemajuan Kebudayaan
adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya
dan kontribusi budaya Indonesia di tengah
peradaban dunia melalui Pelindungan,
Penegmbangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan
Kebudayaan “
Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor : 15 Tahun 2014
Perubahan atas Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat
Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Pemeliharaan Kesenian.
C. MAKSUD DAN TUJUAN

TERINFORMASIKANNYA
KAULINAN URANG LEMBUR

TERAPRESIASINYA
KAULINAN, BAIK
KAKAWIHAN MAUPUN
PERMAINAN (KAULINAN)

TERBANGUNNYA MINAT
GENERASI MUDA UNTUK
BERINOVASI, KOLABORASI
DAN APRESIATIF
D. PERMASALAHAN DAN KONDISI SAAT INI
PERMASALAHAN :

• Minimnya sosialisasi,
pekarangan/ruang terbuka semakin
sempit, kaulinan urang lembur tidak
pernah dimainkan dalam mengisi
waktu luang
• Arus informasi dan teknologi modern
yang tak terbendung, kurangnya
pelaksanaan pertunjukan kakawihan
KONDISI SAAT INI :

Generasi muda/anak-anak lebih senang


bermain game watch, video game,
bermain hand phone, nongkrong depan
TV
Pudarnya kesadaran untuk bermain
bersama,
Pergeseran permainan yang konsumtif
dan individulis
Kurang berkembangnya daya fantasi
dan imazinasi
Kurangnya kreativitas karena
permainan yang serba instanLebih
apresiatif terhadap permainan animasi
ketimbang kaulinan tradisi
E. PEMECAHAN MASALAH

• Menyusun regulasi
PEMERINTA
H • Menyelenggarakan
festival
• Mengadakan sosialisasi
• Berperan aktif mengenalkan
KELUARGA
kembali kaulinan

• Respon terhadap program


yang dicanangkan
pemerintah
MASYARAKAT
• Berperan langsung sebagai
relawan
F. KATEGORI KAKAWIHAN

Kakawihan dipandang sebagai puisi


rakyat (sajak rakyat) dibagi menjadi
empat kategori yaitu,

a. Sajak kritik sosial

b. Sajak untuk anak-anak

c. Sajak permainan

d. Sajak untuk menentukan siapa yang “Jadi” dalam


suatu permainan
PEMBAHASAN DAN PRAKTEK
a. Contoh sajak kritik sosial

 AYANG AYANG GUNG


Merupakan kritik yang dialamatkan
kepada orang yang menghalalkan segala
cara, mengorbankan kepentingan rakyat
demi kekuasaan. Di lagukan kadang
sambil berdiri sambil jalan atau duduk
dengan aksi teatrikal
PRAKTEK
Ayang ayang gung (gung)
Gung goongna rame (me),
Menak Ki Mastanu (nu),
Nu jadi wadana (na),
Naha maneh kitu (tu),
Tukang olo-olo (lo),
Loba anu biruk (ruk),
Ruket jeung kumpeni (ni),
Niat jadi pangkat (kat),
Katon kagorengan (ngan),
NgantosKangjeng Dalem (lem),
Lemap lempi lempong, ngadu pipi jeung nu ompong
Jalan ka Batawi ngemplong
b. CONTOH SAJAK KANAK-KANAK

 Contoh sajak kanak-kanak adalah Ucang angge.


 Sajak ucang angge biasanya dibawakan dalam pola pengsuhan
anak, agar anak itu tertawa dan gembira. Si anak (biasanya umur
balita akan tertawa dan merasa senang, karena selain diiringi
sajak dan lagu, juga ditimang oleh orang tua atau pengasuhnya
di tempatkan di kedua kaki. Posisinya bisa sambil duduk di
golodog atau bisa terlentang, dengan kedua kakinya ditunggangi
oleh anak.
 PRAKTEK
“Ucang-ucang angge
Mulung muncang ka parangge
Digogog ku anjing gede
Anjing Gede nu Mang lebe
Anjing leutik nu Ki Santri
Ari gog gog cungungung.........”
c. Contoh sajak permainan adalah Huhuian.
Permainan ini dilakukan oleh sejumlah anak, biasanya lebih dari lima
orang. Kemudian ditentukan seorang pimpinan serta tokoh “nini dan aki”.
Tangan sang pimpinan bisanya memegang erat sebuah pohon atau sebuah
tonggak yang kuat sambil jongkok. Setelah itu, kemudian diikuti teman
lainnya sambil memegang erat pinggang sang pimpinan. Ini pun dilakukan
secara berbaris dan berpelukan. Setelah itu “si nini” bernyanyi,

“Kelenang-keleneng samping koneng


Keledat-keledut samping butut”

Sambil “ngawih” si nini ini memukul kepala teman-temannya dari yang


pertama sampai yang terakhir. Selesai mendendangkan lagu terjadilah
dialog antara sang pimpinan dengan si nini.

+Saha di dapur? (ucap sang pimpinan)


- Nini jeung aki.
+ Rek ngala naon?
- Ngala hui.
+ Pek we ala!

Maka ramailah suara jeritan anak-anak penuh gembira karena si nini ini
dengan sekuat tenaga mencoba menarik anak-anak agar terlepas dari ikatan
teman-temannya
Ada pula sajak untuk menentukan siapa, yang jadi dalam satu
tuduhan, khususnya dipergunakan untuk menentukan siapa di antara
kawan-kawan sekelompoknya yang telah mengeluarkan kentut yang bau,
tanpa suara. Biasanya hal ini diuji dengan kakawihan di bawah ini.

 “Tat tit tut, daun sampeu


 Saha nu hitut saha nu ngambeu
 Dibawa ka saung butut
 Ari datang pak celetut .....”

Sajak ini dilagukan seorang anak sambil menunjukan jari


telunjuknya ke arah orang orang yang berkumpul dalam suatu
ruangan atau kumpulan. Setiap hadirin mendapat satu suku kata
dari sajak itu. Orang pertama misalnya mendapat suku kata
tat, orang kedua tit dan orang ketiga tut, dan demikian
seterusnya. Penunjukan ini dilakukan dengan kitaran arah
jarum jam. Orang yang jadi atau yang dianggap kentut adalah
yang mendapat suku kata terakhir dari sajak itu, yaitu suku
kata tut.. dari kata celetut.
Kaulinan
Jenis kaulinan lainnya berupa kakawihan
1. Trang trang kolentrang
trang trang kolentrang dinyanyikan oleh beberapa orang
di seambi rumah sambil siduru (menghangatkan badan di
tungku api) menunggu redanya hujan

Trang-trang koléntrang
Si londok paéh nundutan
Tikusruk kana durukan
Mesat gobang kabuyutan
Nyéh prot nyéh prot
Nya nyéréh nya kempot
2. KEMASAN KAULINAN URANG LEMBUR UNTUK SENI PERTUNJUKAN

PENATAAN
ALUR CERITA :
MUSIK/KARAWIT
a. Bagian awal AN
b. Bagian akhir a. Pemilihan
waditra
c. Bagian
b. Menentukan
penutup laras dan surupan

TATA GERAK
a. Kesesuian
dengan iringan (
CERITA wiraga, wirahma,
wirasa )
b. Kreativitas

VOKAL DAN
KEUNUKAN DIALOG
ORGINALITAS Vokal dan dialog
MATERI menjadi
pengantar/ilutrasi
PROFFERTY jenis kaulinan
DAN ARTISTIK atau
adegan/babak
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai