Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“BISNIS AGRIKULTUR & HASIL PANGAN”

MATA KULIAH : ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


OLEH : KELOMPOK 7

NAMA KELOMPOK :

1) Katherine Gloriana Selvia Tjidradi 1710313620040


2) Mia Maulidya 1710313620049
3) Norsyifa Sayyidatina 1710313620077
4) Tinah Azizah 1710313620099
5) Viviani Savitri 1710313620101

PROGRAM STUDI S1 AKUTANSI (Reg B)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis, dengan
berjudul "Agrikultur dan Hasil Pangan".

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarmasin, 27 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................. 5

BAB II : PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Agrikultur..................................................................................... 6


2.2 Bahan Pangan................................................................................................. 8
2.3 Agribisnis....................................................................................................... 13
2.4 Analisis SWOT.............................................................................................. 19

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 21
3.2 Saran.............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, pengertian agrikultur adalah suatu proses untuk memproduksi
makanan, panganan, serat dan hasil-hasil lainnya dalam sektor pertanian yang dibutuhkan
manusia. Termasuk juga di dalamnya tanaman-tanaman tertentu dan juga pertambahan
hewan-hewan lokal. Pendapat lain mengatakan pengertian agrikultur adalah suatu ilmu
dan praktik pertanian, termasuk budidaya tanah untuk penanaman tanaman dan
pemeliharaan hewan untuk menghasilkan bahan makanan dan produk lainnya yang
dibutuhkan manusia.
Bahan pangan adalah bahan yang dibutuhkan oleh manusia untuk tumbuh dan
berkembang serta mampu beraktifitas dan memelihara kondisi tubuh. Dalam memilih
bahan makanan maka kita perlu memperhatikan kebersihan dan mutunya agar aman
untuk dikonsumsi. Makanan umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, serat dan mineral. Komponen tersebut berperan penting dalan meberikan
karakter terhadap makanan baik sifat fisik, kimia, maupun fungsinya. Dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pangan maka berbagai jenis makanan
dapat dibuat lebih awet, menarik, dan lebih aman untuk dikonsumsi oleh para konsumen.
Pembangunan di bidang pertanian adalah suatu hal yang tidak dapat di tawar-
tawar lagi, karena sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras dan bekerja
di sektor pertanian. Kebijakan pembangunan di sektor pertanian ini sebenarnya sudah
dimulai Plan Mengatur Ekonomi yang diketuai Wakil Presiden Mohamman Hatta,
sampai Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) pada era reformasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah ini dibuat untuk mengetahui dari :
1) Apa Pengertian Agrikultur ?
2) Apa Saja Sektor-sektor Agrikultur ?
3) Apa Saja Produk-Produk Agrikultur ?
4) Apa Pengertian Bahan Pangan ?
5) Apa Saja Klasifikasi Pangan ?

4
6) Apa Saja Mengenai Teknologi Pangan ?
7) Bagaimana Penjelasan Mengenai Agribisnis ?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan Masalah ini dibuat untuk mengetahui dari :
1) Untuk Mengetahui Pengertian Agrikultur ?
2) Untuk Mengetahui Sektor-sektor Agrikultur ?
3) Untuk Mengetahui Produk-Produk Agrikultur ?
4) Untuk Mengetahui Pengertian Bahan Pangan ?
5) Untuk Mengetahui Apa Saja Klasifikasi Pangan ?
6) Untuk Mengetahui Mengenai Teknologi Pangan ?
7) Untuk Mengetahui Mengenai Agribisnis ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agrikultur


Agrikultur adalah suatu ilmu dan praktik pertanian, termasuk budidaya tanah
untuk penanaman tanaman dan pemeliharaan hewan untuk menghasilkan bahan makanan
dan produk lainnya yang dibutuhkan manusia. Agrikultur merupakan proses
memproduksi makanan, panganan, serat, dan banyak dari hasil kebutuhan lain di sektor
pertanian tanaman-tanaman tertentu dan pertambahan hewan-hewan lokal atau ternak,
praktek agrikultur dikenal juga sebagai istilah “pertanian”. “Van Aaresten seorang ahli
pertanian mendefinisikan agrikultur merupakan kegiatan ataupun aktifitas manusia dalam
memperoleh hasil yang asalnya dari tumbuhan tertentu atau hewan.” “Sementara menurut
Mosher, Agrikultur adalah bentuk produksi khas yang berdasar pada proses pengelolaan
tumbuhan dan hewan.”
Agrikultur merupakan salah satu cabang ilmu biologi Untuk memanfaatkan
sumber daya hayati secara maksimal. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati ini
termasuk diantaranya budidaya tanaman atau bercocok tanam, pembesaran hewan ternak,
mencakup pula di dalamnya berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bio enzim untuk
pengolahan produk lanjutan. Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang dapat
menghasilkan produk hasil pertanian mencapai 14,43% hingga 15% dari total produk
domestik bruto (PDB). Sehingga sektor agrikultur di Indonesia masih menjadi salah satu
kunci kekuatan ekonomi nasional.
2.1.1 Sektor-Sektor Agrikultur
Apabila berbicara tentang agrikultur, maka ilmu ini mencakup beberapa lima
sektor secara umum diantaranya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan Perikanan. Sesuai dengan pengertian agrikultur, berikut ini
penjelasan masing-masing sektor agrikultur tersebut:
1) Tanaman Pangan
Yang termasuk dalam sektor tanaman pangan di bidang agrikultur yaitu padi.
Padi menjadi salah satu produk dari sektor tanaman dengan hasil paling besar
di Indonesia. Selain padi juga ada hasil tanaman pangan lainnya seperti
sayuran, ubi, jagung, buah-buahan dan sebagainya.

6
2) Perkebunan
Sektor perkebunan dalam bidang agrikultur menjadi salah satu sektor yang
mengalami pertumbuhan konsisten dibanding sektor yang lain. Di mana antara
areal perkebunan dan hasil produksi dari perkebunan berbanding lurus satu
sama lain. Sehingga hasil perkebunan di Indonesia menjadi faktor yang cukup
penting dalam meningkatkan pendapatan Negara mengingat hasil perkebunan
di negara ini mencakup komoditi ekspor seperti karet, kelapa sawit, coklat, teh
dan kelapa.
3) Kehutanan
Hasil dari sektor kehutanan berupa kayu. Produksi kayu sendiri di Negara ini
harus mengikuti regulasi dari pihak pihak terkait, dalam hal ini adalah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Karena apabila produksi
kayu tidak dikendalikan atas sembarangan maka bisa berimbas pada
kelestarian alam yang punah.
4) Peternakan
Sektor agrikultur yang satu ini menjadi salah satu usaha skala kecil yang
dilakukan oleh rakyat. Sektor peternakan di Indonesia digolongkan menjadi
dua menurut ukuran hewan ternaknya, yaitu peternakan besar mencakup sapi,
kuda, kerbau dan uyang, dan peternakan kecil mencakup bebek ayam dan
jenis unggas lainnya. Hasil dari peternakan tersebut bisa berupa daging, susu
dan telur
5) Perikanan
Selain sebagai negara Agraria, Indonesia juga dikenal sebagai Negara maritim
dengan luas perairan mencakup 3,25 juta km2. Perikanan juga termasuk dalam
salah satu sektor agrikultur yang memegang peranan penting dalam struktur
sosial dan ekonomi di Indonesia. Produk perikanan seperti ikan bukan hanya
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan dalam negeri saja melainkan juga
dijadikan sebagai komoditi ekspor. Selain ikan, hasil perikanan juga termasuk
udang rumput laut mutiara dan masih banyak lainnya. Meskipun dalam
agrikultur memiliki beberapa sektor secara terpisah, akan tetapi hektar
tanaman pangan masih menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini untuk

7
meningkatkan hasil pangan. Mengingat meskipun Indonesia sebagai negara
penghasil padi, namun hingga saat ini masih mengandalkan impor beras dari
negara lain.
2.1.2 Produk-Produk Agrikultur
Agrikultur atau yang sering disebut juga pertanian merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk memperoleh bahan pangan melalui pemanfaatan
sumber daya di hati demi memenuhi kebutuhan hidup. Mengacu pada pengertian
agrikultur di atas, adapun beberapa produk agrikultur adalah sebagai berikut:
1) Tanaman pangan; padi, jagung, singkong, kentang, ubi jalar, sayur-sayuran,
buah-buahan, dan semua produk olahan tanaman pangan.
2) Perkebunan; teh, coklat (kakao), kopi, karet, kelapa, sawit, tebu, dan semua
produk hasil olahan dari perkebunan.
3) Kehutanan; kayu, gaharu, gondorukem, madu, rotan, dan semua produk
hasil olahannya.
4) Peternakan; daging, susu, telur, bulu hewan ternak, dan semua produk
olahan hasil peternakan.
5) Perikanan; ikan, udang, kerang, rumput laut, mutiara, dan semua produk
olahan hasil perikanan.

2.2 Bahan Pangan


Bahan pangan yakni sumber bahan makanan yang bisanya berasal dari tumbuhan
dan hewan, yang dimana bahan makanan itu bisa dimakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Yang setiap makhluk hidup, terutama manusia
sangat memerlukan bahan pangan untuk makan, sebab tanpa makanan, manusia akan
sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan bisa membantu manusia
dalam mendapatkan energi, dan membantu pertumbuhan badan dan otak. Walaupun
begitu setiap bahan pangan memiliki kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat
dan lemak ialah salah satu contoh gizi yang akan didapatkan dari bahan pangan. Bahan
Pangan adalah bahan yang dapat dijadikan makanan, seperti beras, terigu, jagung, ubi,
daging, dll.

8
Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang
tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
“Menurut Suharjo tahun 1986 pangan adalah bahan-bahan makanan yang
dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja,
dan penggantian jaringan tubuh yang rusak.” “Menurut Sunita A. dalam bukunya
“Prinsip Dasar Ilmu Gizi” tahun 2001 pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.”
2.2.1 Klasifikasi Pangan
Klasifikasi pangan dan gizi berbeda-beda untuk setiap Negara. Tetapi secara
umum pangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan
nabati.
1) Pangan hewani meliputi: daging,ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu.
2) Pangan nabati meliputi : serelia, kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-
buahan dan pangan lainnya (madu, gula dll).

Selain itu penggolongan pangan dikemukakan pula oleh FAO yang


dikenal dengan Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yang
dikelompok dalam 9 kelompok yaitu padi- padian, umbi-umbian, pangan hewani,
minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah
serta lain-lain (minuman dan bumbu). Penggolongan pangan dapat dijumpai juga
dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang mengklasifikasikan
dalam 10 golongan.

Secara khusus di Indonesia dikenal penggolongan makanan sesuai dengan


pola makan masyarakat. Penggolongan tersebut meliputi pangan pokok (beras,
jagung, ubi, singkong, sagu), lauk pauk ( daging, ikan, telur, tahu, tempe),
sayuran, buah dan susu. Hal ini di kenal dengan konsep empat sehat lima
sempurna.

9
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat
gizi. Zat gizi dibagi dalam kelas utama yaitu; karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan tidak
esensial yang diperlukan tubuh dari keenam kelompok zat gizi tersebut. Zat gizi
esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat
mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu memsintesisnya dalam jumlah cukup
untuk memenuhi kebutuhannya. Zat gizi tidak esensial karena tubuh bisa
mensistesisnya.

Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam
tubuh, untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Zat gizi utama
yang berfungsi sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat
gizi utama untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah protein,
lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur
proses di dalam tubuh adalah vitamin, mineral dan air.

2.2.2 Penggolongan Bahan Pangan


Penggolongan Menurut Kelompok Biologis :
1) Bahan makanan nabati
Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan
atau bahan makanan yang berbahan dasar dari tumbuhan. Kebanyakan
merupakan sumber karbohidrat, vitamin, lemak, dan protein. Contoh bahan
makanan nabati antara lain :
- Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi- padian/rumput-
rumputan yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-
bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Umumnya serealia kaya
karbohidrat, cukup protein, sangat rendah kandungan lemak, dan kaya
serat kasar. Serealia juga kaya akan vitamin E dan B kompleks, serta
mineral (besi, magnesium, dan seng). Jenis-jenis serealia yaitu : beras,
jagung, gandum, sorgum, jali, haver, fonio, milet, juwawut, kinoa, zizania
(wild rice),dll

10
- Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih
besar dibandingkan serealia dan digunakan untuk bahan pangan bagi
manusia dan hewan ternak. Kacang- kacangan umumnya didapatkan dari
tanaman family Fabaceae. Namun tanaman kacang-kacangan yang
dipanen muda seperti kapri, buncis, dan edamame tidak disebut sebagai
kacang-kacangan dalam definisi FAO.Kacang- kacangan mengandung
sejumlah besar serat pangan dengan satu cangkir kacang yang telah
dimasak mengandung 9-13 gram serat. Jenis-jenis kacang-kacangan yaitu :
Kacang Pistachio, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang kedelai, Kacang
mete, Kacang pecan, Walnut, Kacang pinus, Kacang almond, Kacang
kapri, Kacang tolo, Kacang kedelai hitam, dll
- Sayuran merupakan sumber makanan yang menyediakan nutrisi lengkap
untuk kepentingan tubuh. Kandungan gizi bias juga terdapat dari berbagai
jenis makanan laut, daging- daging dan lain sebagainya. Klasifikasi
sayuran yaitu :
1) Sayuran daun: bayam, kangkung, lettuce, seledri, kemangi, melinjo,
daun singkong.
2) Kubis-kubisan: kubis, brokoli.
3) Biji-bijian: buncis, kapri, kacang panjang, kedelai sayur, kacang
koro, gude, kacang tanah, polong.
4) Buah: cabai, tomat, terong, paprika.
5) Tunas batang: rebung, asparagus, jahe.
6) Bunga: brokoli, bunga kol, kembang turi, kembang atau jantung
pisang, kembang pepaya.
7) Buah
8) Bumbu, dll
2) Bahan makanan hewani
Bahan makanan hewani adalah bahan makanan yang merupakan produk dari
hewan atau bahan makanan olahan yang berasal dari hewan. Kebanyakan
merupakan sumber protein dan lemak bagi tubuh.contoh bahan makanan
nabati antara lain :

11
- Daging ternak seperti , Daging sapi, Daging kambing
- Unggas seperti, Ayam, Burung, Bebek,Kalkun
- Ikan dan Kerang kerangan
- Susu
- Telur
2.2.3 Penggolongan Menurut Fungsi Bahan makanan dalam tubuh
Bahan makanan sebagai sumber tenaga
1) Bahan makanan kaya karbohidrat seperti, serealia, umbi- umbian, gula
2) Bahan makanan kaya lemak atau minyak seperti, Daging, mentega

Bahan makanan pembangun (kaya protein)

1) Bahan makanan hewani seperti, telur, ikan segar, udang, susu murni, dan ikan
teri
2) Bahan makanan nabati seperti, kacang-kacangan, quinoa, tahu, lentil, susu
kedelai

Bahan makanan pengatur

1) Sayuran
2) Buah
2.2.4 Teknologi Pangan
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan
tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen) guna memperoleh
manfaatnya seoptimal mungkin sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari
pangan tersebut. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan
kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut.
Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan,
penyimpanan, dan sebagainya.
2.2.4.1 Manfaat Teknologi Pangan
Manfaat teknologi pangan :
1) Membuat terobosan baru untuk menemukan teknologi pencegahan,
penyembuhan, serta pelacakan penyakit maupun kelainan fisik.

12
2) Dalam teknologi pangan, bioteknologi bermanfaat dalam
pembuatan produk baik dalam penyiapan bahan sampai dengan
proses pengolahanya. Contohnya : fermentasi
3) Dapat membantu dalam peningkatan kualitas produk pangan.
4) Dapat untuk mengatasi masalah kekurangan pangan dan gizi.
Contoh produk hasil teknologi pangan adalah :
1) Tempe 7) Nata de Coco
2) Roti 8) Selai
3) Yoghurt 9) Minuman Segar
4) Keju 10) Mie Instan
5) Cuka 11) Kecap
6) Terasi
Contoh bukan hasil teknologi pangan adalah :
1) Ketupat 9) Apem
2) Onde-onde 10) Lemper
3) Serabi 11) Kue Mangkok
4) Sate 12) Nagasari
5) Gado-gado 13) Getuk
6) Kerak telor 14) Kue Lupis Segitiga
7) Bika 15) Kue Putri Ayu
8) Rujak
2.3 Agribisnis
Dalam era globalisasi yang sedang berlangsung ini perekonomian berjalan sesuai
dengan system, dimana bagian bagian sistim itu satu sama yang lainnya terkait erat.
Keterkaitan yang erat itu dapat dilihat pada batasan batasan ( Defini -si ) agribisnis yang
tampak pada kita, bahwa agribisnis itu pada intinya merupakan sistim atau keterkaitan
yang sangat erat dari bagian bagian yang membentuknya. Dan sistim operaionalnya
sangat luas di dalam suatu usaha perekonomian
Melihat konsep agribisnis sekarang ini bertitik berat pada sistim, maka derajat
keberhasilan agribisnis sangat ditentukan oleh kerjasama diantara sub sistim. Apabila
kelengkapannya tidak cukup dan kerja sama diantara sub sistim itu tidak ada maka mata

13
rantai kegiatan agribisnis akan menimbulkan ketidak harmonisan dan akan menimbulkan
suatu masalah yang sangat pelik.
Pengertian agribisnis itu sendiri dapat dirumuskan sebagai kaitan kaitan diantara
sub sistim, sub sistim itu sendiri meliputi ;
1) Pengadaan dan penyaluran sarana produksi, tehnologi dan sumberdaya
pengembangan sumberdaya pertanian.
2) Produksi pertanian atau usaha tani
3) Pengolahan hasil pertanian atau agro industry
4) Distribusi dan pemasaran hasil pertanian
Sebagaimana manajemen organisasi yang lain, dalam manajemen agribisnis juga
diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang telah diterapkan di berbagai kalangan umum
yang dimulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan
pengendalian. Agribisnis sebagai suau bidang usaha akan menjadi lebih efisien dan
menguntungkan apabila dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam
perencanaan, pengambilan keputusan, serta pelaksanaan pada saat yang tepat. Oleh
karena itu fungsi perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis
agar usaha agribisnis tidak mengalami kegagalan.
Sektor pertanian memerlukan perbaikan atau tambahan di investasi. Sebab dengan
naiknya investasi diharapkan mampu memperbesar output yang dihasilkan serta dapat
memperbesar input demand. Semakin besarnya input demand akan memperbesar income
serta kesempatan kerja atau dengan kata lain akan mendorong tumbuhnya perekonomian
Indonesia. Dan menurut teori ekonomi “Paradoks of trift” semakin banyak pengeluaran
suatu negara maka jumlah pengangguran akan berkurang. Maksud dari pengeluaran ini
adalah dialokasikan untuk menambah peralatan produksi atau teknologi tepat guna.
Sebab dengan hadirnya sebuah teknologi, maka akan menggeser kurva production
possibility boundary ke kanan yang berarti efisiensi produksi dengan hasil yang lebih
berlimbah dan keuntungan optimum.
Pada dasarnya, tujuan akhir dari optimalisasi pertanian berbasis Agroindustri dan
Agribisnis adalah
1) Dapat menurunkan harga beras sebagai kebutuhan in-elastis agar tanggungan biaya
hidup masyarakat menengah ke bawah terasa lebih ringan.

14
2) Indonesia mampu berswasembada pangan baik karbohidrat maupun protein
sehingga mampu berperan sebagai produsen atau pemasok kebutuhan negara sekitar
bahkan mampu memegang kendali pasar.
3) Diharapkan mampu menaikkan nilai tambah dan standarisasi mutu hasil pertanian
indonesia dalam menghadapi pasar ekspor dan impor dunia.
4) Indonesia tidak lagi mengekspor bahan industri mentah untuk diolah di luar negeri
melainkan diolah di dalam negeri agar profit yang dihasilkan dapat maksimal.
5) Semampu mungkin teknologi pertanian Indonesia mampu bersaing dengan
Thailand di pasar Asia Tenggara.
6) Indonesia dapat meminimalisir intensitas produk impor yang masuk ke dalam
negeri, kecuali produk benar-benar tidak tersedia di Indonesia.
7) Sebagai sektor yang membutuhkan banyak sumber daya manusia maka diharapkan
mampu menyerap banyak tenaga kerja semaksimal mungkin.

Langkah-Langkah Kegiatan Perencanaan Agribisnis

Langkah-langkah kegiatan perencanaan agribisnis menurut Abdul Adjid (2005);


Muhammad Jafar (2006); Zainal Amri (2008):

1) Identifikasi kebutuhan pasar

Informasi pasar yang perlu dikumpulkan untuk bahan perencanaan agribisnis adalah:

a) Komoditas apa yang diminta pasar


b) Berapa jumlahnya yang diminta
c) Bagaimana kualitas yang diminta
d) Dimana komoditi tersebut dikonsumsi
e) Berapakah harga per satuan yang akan diperoleh
f) Apakah harga tersebut sudah layak

Sumber informasi pasar diperoleh dari grosir, penjaja/warung kecil, konsumen akhir dan
lembaga keuangan, baik pemerintah atau swasta (bank, dan lain-lain)

1. Identifikasi kebutuhan industri hilir

15
Industri hilir adalah kegiatan agroindustri yang merupakan salah satu sub sistem atau
mata rantai agribisnis. Agroindustri bertujuan untuk meraih nilai tambah dan diversifikasi
vertikal untuk tambahan kegiatan atau perlakuan komoditi setelah panen. Bentuk
kegiatan agroindustri dapat berupa penyimpanan, pengeringan, pengolahan dan
pengangkutan (transportasi). Implementasi agroindustri di pedesaan merupakan pilihan
yang tepat karena:

1) mendekatkan produsen primer dengan industri, sehingga dapat meminimalkan


biaya transportasi
2) meneiptakan peluang dan kesempatan kerja baru di pedesaan membentuk dan
mendorong timbulnya nilai baru dalam keseluruhan rangkaian proses agribisnis
3) memberikan nilai tambah pada produk primer
4) mendorong proses komersialisasi agribisnis di pedesaan
2) Identifikasi Jaringan Ketersediaan agro input

Berbagai lembaga penyedia agroinput bisa berupa produsen bibit, pupuk, pestisida, dan
alsintan beserta grosir dan pengecernya, seperti KUD, Kios, dan sebagainya.

Informasi jaringan ketersediaan agroinput yang perlu dikumpulkan untuk bahan


merencanakan agribisnis adalah:

1) Jenis lembaga penyedia (industri hulu) Mutu


2) Jumlah volume
3) Harga
4) Waktu ketersediaan
3) Identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha

Informasi jaringan ketersediaan modal usaha yang perlu dikumpulkan untuk bahan
merencanakan agribisnis adalah:

1) Cara mendapatkan uang tunai


2) Pihak yang meminjamkan uang untuk modal usaha
3) Cara pengambilan pinjaman dan besamya bunga

16
Umumnya para petani nelayan mendapatkan uang tunai dengan berbagai cara. Berbagai
cara dapat dilakukan oleh petani nelayan dalam mendapatkan uang tunai untuk
membiayai usahanya. Cara yang unium dilakukan antara lain:

a) Menjual harta kekayaan


b) Meminjam
c) Mengambil tabungan
d) Menyewakan
e) Bagi hasil
f) Hasil upah kerja
g) Arisan
h) Menggadaikan barang
4) Penyusunan pola usaha tani yang memiliki keunggulan komparatif komoditi

Penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan komparatif komoditi dilakukan


setelah memperhitungkan faktor kebutuhan pasar, kebutuhan agroindustri, ketersediaan
agroinput, dan ketersediaan modal. Disamping itu perlu diperhatikan tiga tahapan
perencanaan agnbisnis dan tiga titik tolak perencanaan agribisnis.

5) Perencanaan modal dan pengajuan kredit

Modal Agribisnis mencakup keseluruhan sarana produksi yang habis pakai, alat produksi
tahan lama, dan tanah yang dikuasai. Jangka waktu berputarnya modal:

1) Dalam tanah : kekal atau lama sekali


2) Dalam bangunan, 10—50 tahun
3) Dalam alat, 5— 10 tahun
4) Dalam tanaman tahunan, lebih dan 1 tahun
5) Dalam tanaman semusim, 1 tahun atau kurang
6) Kebutuhan modal usaha dalam jangka waktu yang berbeda-beda adalah:
7) Kebutuhan modal permanen untuk tanah, alat produksi tahan lama, dan habis
pakai yang permanen
8) Kebutuhan modal jangka panjang (10 tahun) untuk bangunan, dan tanaman
tahunan yang berumur panjang

17
9) Kebutuhan modal jangka sedang (1-10 tahun) untuk alat, ternak dan tanaman
keras yang berumur kurang dari 10 tahun
10) Kebutuhan modal jangka pendek ( sampai 1 tahun) untuk tanaman semusim, ikan
dan sarana produksi

Solvabilitas adalah perbandingan modal sendiri yang diinvestasikan dalam agribisnis


terhadap modal investasi keseluruhan Likuiditas adalah sampai berapa jauh agribisnis
dapat memenuhi kewajiban finansialnya, misalnya membayar tagihan, hutang, bunga,
pajak, rekening dan sebagainya. Rentabilitas menunjukkan berapa besar bunga yang
dapat dihasilkan oleh kekayaan total.

Dari segi modal agribisnis dapat dipertanggungjawabkan, kalau:

1) Solvabilitas lebih dan 80%


2) Likuiditas cukup (tidak kurang atau berlebih)
3) Rentabilitas lebih besar dari bunga modal yang berlaku

Menurut jangka waktunya, kredit dapat dibagi menjadi:

1) Kredit jangka panjang, yaitu 5 tahun atau lebih


2) Kredit jangka sedang, yaitu 1-5 tahun
3) Kredit jangka pendek, yaitu sampai 1 tahun

Perencanaan tenaga kerja dilakukan dengan membagikan kebutuhan tenaga kerja per
bulan dengan tersedianya tenaga kerja keluarga tani. Apabila kebutuhan tenaga kerja
lebih besar, maka diperlukan untuk merubah pola agribisnis sehingga dapat
diselenggarakan oleh tenaga kerja keluarga atau merencanakan mengambil tenaga kerja
lepas. Apabila penyediaan tenaga kerja lebih besar, maka dicari jalan untuk
memanfaatkannya.

Pengangguran tersamar adalah apabila penyediaan tenaga kerja keluarga tani lebih besar
daripada kebutuhannya, dan tidak dicari jalan untuk memanfaatkannya. Tenaga kerja
agribisnis dihitung dengan TKSP (Tenaga Kerja Setara Pria) atau Men days selama 1
bulan takwim dalam periode agribisnis, berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan.

18
Metode penyusunan pola usaha tani yang memiliki keunggulan komparatif: Cara paling
sederhana: trial and error yaitu dengan mencoba-coba menemukan pola rencana yang
optimal dengan cara menukar cabang usaha yang memiliki saldo usaha kecil dengan yang
besar, dibantu gambar grafik hasi identifikasi kebutuhan pasar, kebutuhan industri,
ketersediaan agroinput, ketersediaar modal dan tiga titik tolak perencanaan. Cara yang
rumit: linier programing (programasi linier) yaitu menggunakan operasional research
dengan penghitungan computer.

2.4 Analisis SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN
1) Kondisi tanah dan klimatologis 1) Keterbatasana pemilikan lahan
mendukung untuk tanaman pangan. agrikultur
2) Curah hujan cukup dan merata di 2) Topografi lahan berbukit,
seluruh wilayah Indonesia memelukan biaya dan tenaga yang
3) Pemanfaatan lahan tegalan, tinggi
pekarangan, lahan tidur, dan lahan 3) Penguasaan teknologi pertanian
selo yang masih terbatas, sehingga
4) Adanya bimbingan dan dorongan produktivitasnya menjadi rendah
melalui krida pertanian dan 4) Rendahnya dukungan teknologi dan
penyuluhan modal
5) Keterbatasan informasi pasar,
sehingga nilai tukar komoditi
relative rendah
PELUANG ANCAMAN
1) Meningkatnya kebutuhan produk 1) Konversi peruntukan lahan dari
tanaman pangan baik dalam negeri lahan agrikultur menjadi non
maupun luar negeri agrikultur
2) Komitmen pemerintah dan 2) Krisis ekonomi berakibat pada
masyarakat dalam mewujudkan kenaikan harga sarana produksi.
ekonomi kerakyatan 3) Berkuranganya minat tenaga kerja
3) Kerjasama dengan Perguruan yang berkerja di sektor agrikultur
Tinggi untuk melakukan penelitian 4) Belum adanya sinergi kerja sama

19
dari pengembangan usaha. antara Dinas terkait, Perguruan
Tinggi, dan LSM.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agrikultur merupakan proses memproduksi makanan, panganan, serat, dan
banyak dari hasil kebutuhan lain di sektor pertanian tanaman-tanaman tertentu dan
pertambahan hewan-hewan lokal atau ternak. Agrikultur merupakan kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati ini termasuk diantaranya budidaya tanaman atau
bercocok tanam, pembesaran hewan ternak, mencakup pula di dalamnya berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan bio enzim untuk pengolahan produk lanjutan.
Agrikultur ini terkait dengan sektor-sektor agrikultur, dan produk-produk agrikultur.
Bahan pangan yakni sumber bahan makanan yang bisanya berasal dari tumbuhan
dan hewan, yang dimana bahan makanan itu bisa dimakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi manusia.
Sedangkan proses dari pengadaan atau penyaluran dari hasil pertanian dan hasil
pangan tersebut melalui proses bisnis yang dinamakan Agribisnis. Agribisnis yang
tampak pada kita, bahwa agribisnis itu pada intinya merupakan sistim atau keterkaitan
yang sangat erat dari bagian bagian yang membentuknya. Dan sistim operaionalnya
sangat luas di dalam suatu usaha perekonomian.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang, mohon maaf apabila ada
kekurangan dalam penulisan maupun materi yang berkaitan dengan makalah ini,
sekiranya kritik dan saran kalian dapat membantu agar makalah kami menjadi lebih baik
lagi kedepannya, terimakasih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Dess, G. Gregory and A. Miller. 1993. Strategic Management. New York: McGraw-Hill.

Mosher, A.T. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna.

Badan Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian. 1979. Manajemen Usaha Tani 2 dan Tata Niaga
Hasil Pertanian. C.V. Yasaguna. Jakarta.

Rahardi. 1993. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai