Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PEMERINTAHAN

DESA
ANNISATUL MUJAHIDAH

MEMBANGUN DESA BERSAMA GENERASI Z

Desa adalah bagian terpenting dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan
desa tidak boleh diremehkan termasuk juga pemerintah karena pentingnya keberadaan desa
tersebut. Menurut Sutarjo Kartodikusumo, desa adalah suatu kesatuan hokum di mana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Sedangkan menurut
Bambang Utoyo, desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di
bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa desa merupakan ujung tombak pemerintahan karena merupakan unit pemerintahan
terendah dalam system pemerintahan serta merupakan pemasok kebutuhan primer masyarakat.
Dapat dikatakan demikian karena salah satu ciri-ciri desa adalah cara berusaha (ekonomi)
mayoritas masyarakatnya sebagai petani, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris biasanya
bersifat sambilan.
Dilansir dari Wikipedia.org terdapat empat fungsi desa antara lain: (1) sebagai
hinterland (pemasok kebutuhan kota). Kebutuhan yang dimaksud berupa kebutuhan primer
(sandang, pangan dan papan) bahkan bisa juga kebutuhan sekunder. Sejumlah desa yang bisa
dikatakan maju, beberapa masyarakatnya mulai beralih profesi menjadi tukang kayu dan
peternak, contohnya di desa Karama yang terletak di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
sekitar 30% dari jumlah penduduknya beralih profesi menjadi pembuat fornitur kayu buatan
tangan. Peralihan profesi ini adalah akibat dari cuaca dan iklim yang tidak memungkinkan untuk
bertani karena potensi kegagalan panen lebih tinggi daripada tingkat keberhasilannya. (2) sebagai
sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan. Banyaknya penduduk desa yang merantau untuk
mendapatkan kehidupan layak dan tidak dibekali skill serta pengalaman, akhirnya mereka
menjadi pekerja kasar misalnya buruh. Hal ini juga yang menyebabkan kota-kota semakin padat
karena perpindahan penduduk yang tidak terkontrol. (3) desa merupakan mitra pembangunan
kota. Usaha yang ada di kota bergantung pada desa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Wilayah perkotaan juga memerlukan sumber daya seperti air dari wilayah perkotaan. (4) desa
merupakan bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
Penjelasan fungsi desa di atas mencerminkan bahwa desa merupakan ladang dari segala
sumber daya baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Tenaga kerja yang
dibutuhkan di kota-kota sebagian besar berasal dari desa. Namun tenaga kerja ini belum bisa
dikatakan sebagai sumber daya manusia. Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia
adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik di dalam
isntitusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai asset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya. Sedangkan tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15-
64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna
menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Salah satu
indicator sebuah Negara dikatakan maju apabila sumber daya manusia terpenuhi baik secara
kualitas maupun kuantitas. Untuk membangun sebuah Negara menuju Negara maju maka harus

1
SISTEM PEMERINTAHAN
DESA
ANNISATUL MUJAHIDAH

dilakuakan peningkatan kualitas tenaga kerja yang ada di desa karena desa merupakan lingkup
terkecil dari system pemerintahan.
Berdasarkan survey penduduk antarsensus 2015, jumlah penduduk Indonesia pada 2019
berjumlah 266,91 juta jiwa dengan komposisi penduduk kelompok usia produktif adalah yang
terbesar yakni sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7%. Namun yang menjadi topic kajian
dari tulisan in dikhususkan untuk generasi Z. generasi Z adalah generasi yang lahir dalam
rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Mengapa generasi Z, karena generasi ini yang
akan menentukan nasib bangsa Indonesia 30 tahun kedepan. Jumlah populasi generasi Z
mencapai 72,8 juta (27%) dari jumlah penduduk, atau sekitar 39,27% dari total jumlah penduduk
kelompok usia produktif. Sebagian besar dari populasi generasi Z ini berasal dari desa yang
apabila diberdayakan dengan baik maka akan berdampak besar bagi pembangunan Negara.
Dalam rangka memberdayakan generasi Z, pemerintah memerlukan strategi
pengembangan SDM. Pengembangan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk
manusia yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja dan loyalitas kerja
kepada seluruh perusahaan ataupun organisasi. Strategi pengembangan SDM menurut Jons, 1928
dalam Sarwono, 1993 antara lain: (1) melalu pelatihan, bertujuan untuk mengembangkan
individu dalam bentuk peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap. (2) pendidikan,
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja, dalam arti pengembangan bersifat formal dan
berkaitan dengan karir. (3) pembinaan, bertujuan untuk mengatur dan membina manusia sebagai
sub system organisasi melalui program-program perencana dan penilaian. (4) recruitment,
bertujuan untuk memperoleh SDM sesuai klasifikasi kebutuhan organisasi dan sebagai salah satu
alat organisasi dalam pembaharuan dan pengembangan. (5) melalui perubahan system, bertujuan
untuk menyesuaikan system dan prosedur organisasi sebagai jawaban untuk mengantisipasi
ancaman dan peluang factor eksternal.
Dari lima strategi tersebut, empat diantaranya merupakan hal dasar yang perlu
dilakukan di desa. Pertama adalah pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam
mengembangkan SDM karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan.
Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan formal. Kedua adalah pelatihan. Pelatihan
yang dimaksud adalah pendidikan non formal (dapat berupa kursus). Kebanyakan masyarakat
desa sampai sekarang masih menyepelekan pentingnya pendidikan bahkan hal ini berimbas
kepada generasi Z yang harus putus sekolah karena orang tua yang tidak peduli akan pendidikan.
Maka dari itu pelatihan perlu diselenggarakan agar anak muda yang putus sekolah tetap memiliki
keterampilan khusus yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup secara ekonomi.
Selanjutnya adalah pembinaan dan recruitment terkhusus di desa. Agar pembangunan berbasis
desa berjalan baik, generasi Z yang mengenyam pendidikan tinggi ada baiknya diberikan
kesempatan penuh untuk berpartisipasi dalam system pemerintahan di desa. Pengangkatan aparat
desa dengan melibatkan pemuda desa akan memberikan sesuatu yang baru karena generasi Z
cenderung lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sesuatu.
Kenyataan dilapangan menunjukkan partisipasi gen-Z sangat minim dalam
mengembangkan potensi desa. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang dianggap mampu
lebih memilih untuk bekerja di kota. Fenomena ini mengakibatkan pembangunan hanya terjadi di
2
SISTEM PEMERINTAHAN
DESA
ANNISATUL MUJAHIDAH

kota dan semakin banyak desa tertinggal karena kekurangan sumber daya yang berkualitas. hal
ini biasa terjadi karena pemerintah desa itu sendiri kurang mampu melihat dan memberdayakan
pemuda-pemudi kreatif yang ada ada di desa sehingga pembangunan menjadi pasif karena
kurangnya inovasi. Apabila masalah ini dapat diatasi maka Indonesia sebagai Negara maju dapat
disaksikan di depan mata. Maka dari itu mari sama-sama kita sebagai pemuda desa untuk
mengembangkan daerah sendiri sebelum melangkah ke daerah lain, karena suksesnya sebuah
Negara adalah ketika pendidikan merata, pembangunan berjalalan dan pengangguran berkurang,
karena pembangunan dimulai dari desa.

Anda mungkin juga menyukai