Anda di halaman 1dari 2

UAS Demokrasi dan HAM

Annisatul Mujahidah
18081103001

1. Apa hubungan topic diskusi “Dilema pengawasan Pilkada di tengah bahaya Covid-19”
dengan demokrasi?
Jawab: Demokrasi bukan hanya suatu sistem pemerintahan dalam suatu negara, akan
tetapi suatu proses untuk mencapai tujuan yang mulia yaitu kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pemilu/pilkada merupakan salah satu cerminan dari
demokrasi yang merupakah hak dari setiap warga Negara. Saat ini kita sedang
dilanda bencana non alam yaitu penyebaran virus corona. Akibatnya ada
kemungkinan bahwa salah satu proses demokrasi yang akan kita laksanakan tahun
ini akan tertunda penyelenggaraannya.
2. Adakah kaitan antara topic diskusi dengan HAM?
Jawab: tentu saja ada. Indonesia merupakan Negara hokum yang menjamin kebebasan
hak asasi manusia. Mengikuti pilkada adalah salah satu hak asasi manusia untuk
memilih pemimpin daerah.
3. Jelaskan fungsi dan manfaat pengawasan terhadap kualitas pilkada/pemilu!
Jawab: fungsi dan manfaat pengawasan terhadap kualitas pemilu/pilkada adalah agar
tahapan-tahapan pemilu/pilkada, mulai dari tahap persiapan, penyelenggaraan,
dan putusan/keputusan hasil pemilu/pilkada dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan aturan hokum yang berlaku. Salah satu contoh alasan diberlakukannya
fungsi pengawasan adalah untuk memilimalisit terjadinya patologi-patologi
sepanjang proses pemilu/pilkada, misalnya politik uang, pelanggaran
administrative, kampanye hitam dan lain sebagainya. Pengawasan tidak
dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika terjadi ketidakberesan,
melainkan untuk menentukan apa yang tidak betul.
4. Factor apa saja yang menghambat kualitas pengawasan pilkada di tengah pandemic
covid-19?
Jawab: tujuan utama pemerintah saat ini adalah memutus mata rantai penyebaran virus
corona dengan cara memberlakukan PSBB dan menerapkan kebiasaan baru yaitu
dengan menjaga jarak fisik atau yang biasa disebut dengan physical distancing.
Pada pemilu dan pilkada sebelumnya pengawasan dilakukan dengan cara terjun
UAS Demokrasi dan HAM
Annisatul Mujahidah
18081103001

langsung ke lapangan. Namun berbeda dengan kondisi saat ini pengawasan tidak
bisa dilakukan dengan maksimal karena new normal yang mulai diterapkan dan
belum adanya protocol baru mengenai pengawasan seperti apa dan bagaimana
pengawasan itu dilakukan. Factor lain adalah kurangnya sumber daya manusia.
Ditengah pandemic ini, SDM berkurang karena khawatir akan tertular virus
corona. Masyarakat menjadi was-was berinteraksi fisik satu sama lain. Terakhir
adalah factor anggaran. Menjalankan fungsi pengawasan juga memerlukan
anggaran. Sebagian besar dana pemerintah tahun 2020 digunakan untuk
menanggulani pandemic covid-19, secara tidak langsung anggaran untuk
keperluan lain akan terpotong dan ditujukan untuk dana darurat. Tidak terkecuali
dana pilkada.
5. Apakah anda setuju atau tidak setuju jika pilkada digelar tahun 2020 ditengah covid-19?
Berikan alasan ditinjau dari aspek demokrasi dan HAM.
Jawab: saya setuju apabila pilkada tetap diselenggarakan tahun 2020. Ditinjau dari aspek
demokrasi, pemilu harus diselenggarakan sebagai salah satu upaya regenerasi
pemimpin Negara. Meskipun dilanda bencana non alam, masyarakat pasti sangat
menantikan pesta demokrasi ini terlebih lagi tahun ini adalah kali pertama pemilu
diselenggarakan secara serentak. Jika covid-19 dijadikan alasan untuk tidak
menyelenggarakan pilkada, maka penyelenggaraan pilkada tidak ada kejelasan
waktu penyelenggaraannya karena berakhirnya covid-19 juga tidak bisa
diprediksi. Di lain sisi juga apabila pilkada ditunda, bisa jadi muncul praktik-
praktik politik yang tidak sesuai dengan esensi demokrasi sesungguhnya yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari aspek HAM agar
tidak terjadi pelanggaran HAM apabila diselenggarakan pilkada misalnya
kehilangan hak pilih bagi orang-orang yang terinfeksi covid-19, pemerintah bisa
membuat protocol khusus dalam menyelenggarakan pemilu guna meminimalisir
penyabaran virus corona.

Anda mungkin juga menyukai