Anda di halaman 1dari 14

HUKUM AGRARIA NASIONAL

KELOMPOK 3

Kezia Kandou 18081103009


Nofellina S.U. Rumajar 18081103045
Lefrina Runkat 18081103019
Revina Pelealu 18081103031
Sherina Injilia Lompoliu 18081103069
Junaldy N. Turangan 18081103065
Inelia Giroth 18081103109
TUJUAN HUKUM AGRARIA NASIONAL

Hukum Agraria Nasional berupaya untuk meletakkan dasar pendayagunaan objek hukum
agrarian yaitu bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Pada tahun 1960 telah dibuat Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria yang merupakan induk dan dasar politik dan Hukum Agraria
Nasional.
UUPA dikatakan sebagai hukum agraria nasional karena UUPA memenuhuni 2 kriteria,
yaitu:

Nasional Nasional
Formal Material
Berdasarkan Konsideran, maka Hukum Agraria yang Baru harus:

• Harus didasarkan atas Hukum Adat tentang tanah-tanah, harus sederhana, harus
menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, harus tidak mengabaikan
unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama, harus memenuhuni pula keperluan
rakyat indonesia menurut permintaan zaman dalam segala soal agrarian.
• Harus merupakan pelaksanaan dari Dekrit Presiden dan manifesto politik RI, harus
merupakan pelaksanaan pasal 33 UUD 1945 yang mewajibkan negara untuk negara
untuk pemilikan tanah dan memimpin penggunaannya sehingga berguna untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
• Isi UUPA merupakan penjelmaan dari sila sila pancasila, pancasila merupakan
sumber hukum bagi pembentukkan hukum positif di Indonesia.
Multidimensional Peran Hukum

Law as

a tool of social a protection of a tool of social


engineering (pound) human interest control
 Secara terperinci pengejawantahan sila-sila pancasila dalam UUPA dijelaskan
sebagai berikut:

Sila Pertama, dalam pasal 1 ayat 2 UUPA BARAKA sebagai karunia Tuhan yang
1 Maha Esa.

Sila Kedua, dalam pasal 2 tentang hak menguasai negara atas BARAKA pasal 4
2 kemungkinan bagi perseorangan untuk mempunyai hak atas tanah, pasal 6
tentang keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.

Sila Ketiga, pasal 9 ayat 1. Hanya warag negara Indonesia yang mempunyai hak
3 milik atas tanah.

Sila Keempat dan Kelima pasal, 9 ayat 2 bahwa semua orang secara demokratis
4 mempunyai kesempatan yang sama untuk mempunyai hak atas tanah.
DASAR-DASAR KENASIONALAN HUKUM AGRARIA

• Ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUPA, Penegasan bahwa wilayah Indonesia terdiri
dari Bumi, Air, Ruang angkasa, dan Kekayaan alam yang terkandung didalamnya
merupakan kesatuan tanah air dari rakyat Indonesia yang Bersatu sebagai Bangsa
Indonesia.
• Ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUPA, Pengakuan bahwa Seluruh Bumi, Air dan
Ruang Angkasa, termasuk Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam
wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan.
• Ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUPA, Hubungan bangsa Indonesia dengan Bumi, Air,
Ruang Angkasa dan Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya bersifaat abadi.
• Ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUPA, Negara merupakan badan penguasa dari Bumi,
Air, Ruang Angkasa, dan Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 2 ayat (1), Negara memiliki Wewenang:

• Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan,


dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.
• Menentukan dan mengatur hubungan- hubungan hukum anatara orang-
orang dengan bumi, air dan ruang angkasa.
• Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan
ruang angkasa.
• Ketentuan Pasal 3 UUPA, Hak ulayat diakui eksistensinya. Dan pelaksanaanya
diakui apabila masyarakat diwilayah tersebut mengakui kekuasaan hak ulayat.
• Ketentuan Pasal 9 ayat (1) UUPA, Hanya warga Negara Indonesia yang
mempunyai hubungan sepenuhunya dengan bumi, air, ruang angkasa yang
terkandung didalamnya.
• Ketentuan Pasal 9 ayat (2) UUPA, Laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang
sama.
Berkenaan dengan eksistensi dan pengaturan hak ulayat diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Agraria / kepada BPN No. 5 Tahun 1999 Tentang
Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat dianggap masih ada jika:

• Terdapat sekelompok orang yang masih merasa terikat oleh tatanan Hukum
adat yang mengakui dan menerapkan ketentuan dalam kehidupan sehari-hari.
• Terdapat tanah ulayat terentu yang yang menjadi lingkungan hidup para warga
persekutuan hukum (Masyarakat Hukum Adat).
• Terdapat tatanan hukum adat mengenaui pengurusan, penguasaan dan
penguasaan tanah ulayat yang bersangkutan.
UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA
HUKUM AGRARIA NASIONAL
UUPA merupakan undang-undang yang melakukan pembaruan agraria karena
didalamnya memuat program yang dikenal dengan panca program agraria reform
Indonesia, yang meliputi:
• Pembaruan hukum agraria melalui unifikasi hukum yang berkonsepsi nasional dan
pemberian jaminan kepastian hukum.
• Penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial ats tanah.
• Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur.
• Perombakan pemilikkan dan penguasaan atas tanah serta hubungan-hubungan
hukum yang berhubungan dengan pengusahaan tanah mewujudkan pemerataan
kemakmuran dan keadilan, yang kemudian dikenal sebagai program landreform.
• Perencanaan persediaan dan peruntukan bumi,air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya serta penggunaanya secara terencana, sesuai dengan daya
dukung dan kemampuannya.
ASAS – ASAS DALAM UNDANG-UNDANG
POKOK AGRARIA

• Asas Kenasionalan.
• Asas pada tingkat tertinggi,bumi,air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara.
• Asas mengutamakan kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan atas
persatuan bangsa dari pada kepentingan perseorangan atau golongan.
• Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.
• Asas hanya negara Indonesia yang mempunyai hak milik atas tanah.
• Asas persamaan bagi setiap warga negara Indonesia.
• Asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh
pemiliknya sendiri dan mencegah cara-cara yang bersifat pemerasan.
• Asas tata guna tanah/pengunaan tanah secara berencana.
Faktor Formal Faktor Material Faktor Ideal

 FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM


PEMBANGUNAN HUKUM AGRARIA NASIONAL

Faktor Agraria Modern Faktor Ideologi Politik


~THANK YOU~

Anda mungkin juga menyukai