Oleh Kelompok 3
Anggota :
Annisatul Mujahidah 18081103001
Gracia Sumayku 18081103033
Ichiko Silangen 18081103025
Gabriel Ponto 18081103085
Joshua Nanne 18081103
Deni Prayogo 17081103
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen
Keuangan Pemerintah. Dengan adanya makalah ini, kami sebagai penyusun
mengharapkan semoga apa yang dibahas dalam makalah ini dapat membantu para
pembaca dlaam memahami Prinsip-Prinsip Pokok dalam Siklus Anggran.
Akhir kata, kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat
menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
1) Perspektif Geografi..................................................................................................3
2) Perspektif Sosial-Ekonomi.......................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
A. Konsep Dasar Ruang dalam Suatu Wilayah
Istilah “ruang” lebih dilihat sebagai tempat kehidupan, sehingga pengertian ruang
tidak lain adalah biosphere yang terdiri atas sebagian dari geosphere (permukaan
kulit bumi hingga kedalaman kira-kira 3 m dalam tanah dan 200 m di bawah muka
laut) dan atmosphere (hingga kira-kira 30 m di atas permukaan tanah). Konsep ruang
kehidupan (biosphere) belakangan ini disesuaikan menjadi ruang yang didasarkan
pada kemampuan teknologi manusia dalam mengakses dan memanfaatkan sumber
daya yang ada di alam.
Hukum Geografi Pertama “Tobler” mengatakan :
‘Setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan
memiliki keterkaitan lebih dari lainnya’. Dalam Ilmu Wilayah, interaksi antarwilayah
dihipotesiskan sebagai fungsi dari jarak atau aksesibilitas. Interaksi Wilayah yang
bersebelahan (seperti Jakarta dan Bogor) akan cenderung lebih tinggi dibanding
dengan wilayah yang lebih jauh dan tidak bersebelahan.
Perencanaan pembangunan wilayah memerlukan perencanaan tapak yang dikenal
sebagai Rencana Tata Ruang. Salah satu produk perencanaannya adalah perencanaan-
perencanaan pembangunan infrastruktur fisik (bangunan jalan, jembatan, dan lain-
lain) yang harus ditempatkan pada lokasi-lokasi terbaik sesuai dengan daya dukung
lahan yang ditempati dan mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas
berdasarkan analisis social-ekonomi wilayah.
Ai
Di=2 (
√ ∂
)
Keterangan :
Ci = compactness index ke-i
Di = diameter lingkaran sempurna yang memiliki luas area yang
sama dengan luas wilayah ke-i
Di' = garis lurus terpanjang yang menghubungkan dua titik pada
batas wilayah ke-i
A = luas area wilayah ke-i
Nilai compactness index berada pada kisaran angka 0 sampai 1.
Compactness index bernilai nol jika wilayah yang dianalisis berbentuk garis.
Dalam hal ini luas wilayah diasumsikan sebesar nol karena bentuk garis hanya
berdimensi satu. Nilai maksimal compactness index sama dengan satu jika
wilayah yang dianalisis berbentuk lingkaran sempurna.
2) Analisis Pendugaan Sebaran Peluang dan Ketidakteraturan
Pendugaan sebaran peluang pencampuran, keragaman, dan ketidakteraturan
sumberdaya wilayah dapat dilakukan dengan pengukuran nilai entropy. Semakin
banyak jumlah pilihan yang terlibat dalam seleksi kejadian dan semakin rata
sebaran pelluang munculnya jenis kejadian di suatu wilayah maka nilai entropy
wilayah tersebut semakin besar.
Shanon dan Weaver (1949) memformulasikan nilai entropy (H) sebagai
berikut :
n
Hi=K ∑ p ij log p ij ❑
j=1
X ij ' Hi
Pij = H i=
Xi H i max
H i max ¿ log (N )
Keterangan :
Hi = entropy wilayah ke-i
Hi' = entropy relative wilayah ke-i
Hi max = entropy maksimal
N= jumlah jenis kejadian
K =konstanta pembobot positif, bernilai 1 jika tidak dilakukan pembobotan
Pij=peluang munculnya jenis kejadian ke-j di wilayah ke-I, proporsi jenis
kejadian ke-j di wilayah ke-i
Xij = nilai jenis kejadian ke-j di wilayah ke-i
Xi = nilai total kejadian di wilayah ke-i
Besarnya nilai entropy memiliki kisaran 0 sampai log n. Entropy suatu
wilayah bernilai nol apabila wilayah tersebut hanya terdapat satu jenis kejadian
sumberdaya. Entropy maksimal diperoleh apabilah peluang munculnya semua
1
jenis kejadian sama besar atau bernilai .
n
3) Analisis Pusat Sebaran Spesial
Pusat sebaran merupakan sepasang koordinat spasial yang menggambarkan
posisi suatu titik yang diasumsikan paling mewakili sebaran lokasi fenomena.
Pusat sebaran dalam buku ini ditentukan dengan pendekatan spasial mean atau
mean center dan median center. Mean center merupakan sepasang koordinat
spasial yang menyatakan posisi pusat dari sebaran fenomena tiap wilayah. Nilai
koordinat mean center ( x c , y c ) merupakan rataan nilai koordinat fenomena yang
diukur pada sumbu x dan y sehingga koordinasi mean center sangat sensitif
terhadap nilai ekstrim (Smith, 1995). Dalam pertemuan koordinat mean center,
sebaiknya dipertimbangkan apakah posisi-posisi pencilan dari sebaran fenomena
diikut sertakan dalam perhitungan atau tidak.
1. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data koordinat fasilitas
fisik di daerah.
Koordinat mean center ( x c , y c )diformulasikan sebagai berikut :
n n
∑ xi ∑ yi
i=1
x c= ; y c = i=1
n n
Keterangan :
Xc = koordinat mean center pada sumbu x.
Yc = koordinat mean center pada sumbu y.
Xi = koordinat fasilitas ke-i pada sumbu x.
Yi = koordinat fasilitas ke-i pada sumbu y.
2. Median center didefinisikan sebagai perpotongan dari dua garis yang
masing-masing membagi pola sebaran titik menjadi dua. Nilai koordnat
median center ( x m , y m ) merupakan setengah dari jumlah nilai maksimal
dan minimal dari koordinat pada sumbu x dan y (Smith, 1995).
Koordinat median center ( x m , y m ) difomulasikan sebagai berikut :
x max + x min
x m=
2
y max + y min
ym=
2
Keterangan :
Xmax = koordinat fasilitas maksimal pada sumbu x.
Xmin = koordinat fasilitas minimal pada sumbu x.
Ymax = koordinat fasilitas maksimal pada sumbu y.
Ymin = koordinat fasilitas minimal pada sumbu y.
4) Analisis Pendugaan Pemusatan dan Dispersi Spasial
Sebaran fenomena dalam suatu wilayah dapat mengindikasikan pemusatan
dan dispersi. Fenomena pemusatan ditunjukkan oleh penggerombolan mendekati
pusat sebaran. Fenomena dispersi ditunjukkan oleh penyebaran menjauhi pusat.
Pemusatan dan disperse dapat diduga dengan pendekatan spatial standard
distance. Spatial standard distance hanya menggambarkan kecenderungan
sebaran data terpusat atau terdispersi. Spatial standard distance tidak mampu
menunjukkan arah disperse.
Spatial standard distance merupakan akar kuadrat dari rataan kuadrat jarak
dari pusat (Smith, 1995), diformulasikan sebagai berikut :
Dw = √ Sw x + Sw y
2 2
n
S w x=
√ ∑ ( xi −x c ) ❑2
i=1
n
S w y=
√
Keterangan :
∑ ( yi − y c ) ❑2
i=1
n