Peta
Peta adalah sarana informasi (spasial) mengenai lingkungan. Pemetaan adalah suatu proses
penyajian informasi muka bumi, baik bentuk permukaan buminya maupun sumbu alamnya,
berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang
disajikan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kebutuhan peta mulai bergeser dari
peta konvensional ke peta digital. Pemetaan digital atau sering disebut digital mapping merupakan
suatu cara dalam pembuatan peta, baik untuk keperluan pencetakan maupun dalam format peta
digital (Abidin, 2011). Peta dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Berdasarkan Sifat
1. Peta topografi
Peta topografi dimaksudkan sebagai gambaran yang merupakan sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar dengan cara tertentu dan
skala tertentu yang mencakup unsur-unsur alam saja, unsur buatan manusia saja atau
keduanya. Contoh unsur-unsur alam adalah gunung, sungai, danau, laut,vegetasi dan
sebagainya. Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia adalah rumah, jembatan,
gardu listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.
2. Peta tematik
Peta tematik dimaksudkan sebagai peta yang memuat atau menonjolkan tema (unsur)
tertentu. Walaupun temanya tertentu, tetapi sering peta tersebut membutuhkan tempat
untuk wadah peta ini yaitu peta topografi. Oleh karena itu, terkadang dalam peta
tematik masih ada beberapa unsur pada peta topografi yangikut pada lembar peta
tersebut. Contoh peta tematik adalah peta jaringan jalan, listrik, peta sebaran
penduduk, peta batas adminitrasi.
b. Berdasarkan Macamnya
1. Peta garis
Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yangselanjutnya
dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkirataupun pada
drafting film. Ada pula peta garis yang didapat dari foto udara yangdiproses dengan
cara mengeplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa sehinggatergambar menjadi
peta garis.
2. Peta foto
Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada
daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu.
d. Berdasarkan Skala
1. Skala besar
Jika skalanya kurang dari atau sama dengan 1 : 10000
2. Skala sedang
Jika skalanya antara 1 : 10000 s.d. 1 : 100000
3. Skala Kecil
Jika skalanya lebih dari 1 : 100000
a. Metode Terestrial
Metode terestrial adalah strategi atau teknik perolehan data tentang obyek atau
fenomena yang ada di muka bumi dengan cara kontak langsung atau mengukur secara
langsung pada obyek atau lokasi tersebut. Pengukuran secara terestrial umumnya terdiri
atas pengukuran jarak, pengukuran sudut horizontal (azimuth), pengukuran sudut vertikal
(kemiringan), dan pengukuran perbedaan elevasi (sipat datar). Data tersebut diolah menjadi
koordinat – koordinat lalu digunakan dalam proses penggambaran. Jenis pengukuran yang
dimaksud seperti pengukuran poligon, pengikatan ke muka, dan pengikatan ke belakang.
Alat – alat yang digunakan dalam survei terrestrial diantaranya Theodolit, Total Station,
Waterpass (penyipat datar), roll meter, dan kompas.
b. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),
titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan
utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,
batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi,
Data spasial biasanya direpresentasikan dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Hal
ini diperlukan karena peta disajikan dalam bidang datar, sedangkan objek peta (bumi) berupa
bidang lengkung. Ada dua sistem koordinat proyeksi yang digunakan di Indonesia, yaitu transverse
Mercator 30 (TM 3) dan Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem koordinat proyeksi yang
umum dipakai di Indonesia (termasuk Kementerian PUPR) adalah sistem UTM. Berikut adalah
penjelasan singkat sistem koordinat UTM.
Bidang proyeksi : Silinder
Distorsi : Konform
Faktor perbesaran : 0.9996
Zona : Wilayah bumi dibagi dalam 60 zona (masing – masing 60)
Nilai Koordinat : Tiap zona memiliki koordinat dengan acuan meridian tengah.
Penamaan : Wilayah 1800 – 1740 BB disebut zona 1 dan seterusnya ke arah
timur
d. Intersect
Intersect adalah sebuah fungsi pada analisis spasial untuk menghasilkan unsur spasial baru
dari dua atau lebih unsur spasial. Fungsi ini menghasilkan unsur spasial baru dari irisan dua
atau lebih unsur spasial sebelumnya. Ilustrasinya terdapat pada gambar berikut ini.