Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tembaga adalah unsur logam pertama yang diekstrak dari mineral, dan seperti halnya
timah putih telah digunakan oleh manusia sejak zaman perunggu. Seiring dengan
perjalanan waktu dan perkembangan teknologi, penggunaan tembaga terus mengalami
peningkatan. Eksplorasi intensif untuk mendapatkan cebakan tembaga masih berlangsung
di seluruh dunia terutama untuk memenuhi kebutuhan industri, dan karena merupakan
konduktor listrik yang sangat baik sehingga tembaga digunakan untuk produk elektronik.
Sementara konsumsi tembaga untuk bahan bangunan menempati urutan kedua, antara
lain untuk bahan baku pembuatan pipa, ventilasi, dan logam lembaran.
Seperti yang kita ketahui tembaga sendiri merupakan mineral logam yang memiliki
fungsi penting dalam kehidupan kita sehari hari . Sehingga keberadaan tembaga selalu
di cari karena nilai jual dari tembaga itu sendir tinggi itu di karenakan kebutuhan terhadap
tembaga sangat banyak terutama dalam bidang industri seperti yang di jelaskan di atas ,
sementara keterdapatan dari mineral logam tembaga ini sendiri sangat jarang di temukan.
Oleh sebab itu penulis berkeninginan untuk melakukan penelitan terhadap mineral
tembaga ini. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang keterdapatan tembaga,
metode ekplorasi dalam pertambangan tembaga , metode pertambangan tembaga ,
teknologi yang di pakai dalam pertambangan tembaga , manfaat dari mineral tembaga
dan nilai jual dari mineral tembaga tersebut.

2.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dalam judul penulisan ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui keterdapatan dari mineral tembaga
2. Mengetahui metode ekplorasi dari mineral tembaga
3. Mengetahui metode penambangan dari mineral tembaga
4. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam penambangan mineral tembaga
5. Mengatahui manfaat dari mineral tembaga
6. Mengetahui nilai jual dari mineral tembaga

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterdapatan Tembaga


Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur
1.803 Celcius dan titik didih 2.595 C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat
langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai
senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan
penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak
digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam,
alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik dan
penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan pigmen. Kegunaan
biologis untuk runutan dalam organism hidup dan merupakan unsur penting dalam darah
binatang berkulit keras.
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan, karena
tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat dalam
tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya. Selain mempunyai daya
hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi; dan tahan karat. Oleh karena
itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan
pemanasan.Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan
dapat ditempa (meleable).
Keterdapatan tembaga di alam sebagai native copper termasuk jarang. Sebagian
besar berasosiasi dengan sulfur atau produk teroksidasi dari mineral tersebut. Deposit
yang biasa ditambang merupakan mineral azurite (Cu3(CO3)2(OH)2), malachite
(Cu2CO3(OH)2), tennantite ((Cu,Fe)12As4S13), chalcopyrite (CuFeS2), dan bornite
(Cu5FeS4). Tembaga merupakan logam yang memiliki sifat fisik malleable dan ductile.
Malleable bearti dapat ditempa dan dibentuk, sedang ductile berarti dapat dibentuk
menjadi seperti kabel. Kondukrtivitas termal dan elektriknya sangat tinggi. Mineral
dengan nodul kaya magnesium, tembaga, dan logam lain banya dihasilkan dari aktivitas
volkanik laut dalam.

2
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi
lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.Lokasi
penyebaran mineral tembaga terdapat di beberapa tempat, yaitu: Sungai Mentawai Sausu,
Perbukitan Tompera Sausu, Sungai Mentawa, Sungai Torue, Perbukitan Tomborong
Maninili Siaga, Sungai Silitunang Maninili UPT Trans, Sungai Ganonggol, Sungai Bugis
Swakarsa, Wanagading, Sungai Moutong dan Sungai Tinombo.

2.2 Metode Ekplorasi Tembaga


Model eksplorasi endapan tembaga dapat digambarkan sebagai berikut :

Studi awal Survei tinjau Model genetik


- informasi umum - pemetaan geologi regional
- peta geologi - geokimia regional
- studi literatur - geofisika regional Model eksplorasi
- pemilihan daerah - geobiokimia pendahuluan
- sejarah eksplorasi
- model geologi - pemetaan geologi lokal
- foto udara - geokimia lokal
- metalogenic province - geoisika lokal
- mempelajari hukum - pembuatan paritan
- kebijaksanaan pemerintah - pembuatan test pit
- pemboran uji
- perkiraan sumberdaya
Model genetic lokal

Model eksplorasi detail Sumberdaya terukur

- pemetaan geologi rinci


- geokimia rinci
Feasibility study
- geofisika
- pemboran eksplorasi - pemboran rinci
- pembuatan paritan - analisa laboratorium
- pembuatan tunnel - perhitungan cadangan
- pemetaan bawah tanah - perencanaan tambang
- perhitungan sumberdaya
- analisa ekonomi
- model penambangan
- infrastruktur
- metode pengolahan
- tes pilot plan
- analisa laboratorium
- rencana pabrik
- analisa geoteknik & COG Cadangan terbukti
- peralatan
- cut off grade
- AMDAL
penambangan
- model penambangan dan reklamasi
- cut off grade
- besarnya unit penambangan dan peralatan
- pengolahan dan pemasaran

3
2.2.1 Study Awal
A. Pemilihan Lokasi
Untuk pemilihan lokasi agar dapat dilakukan nya penambangan
yaitu dengan melihat keterdapatan cebakan dari sebuah mineral
berharga yang mau di tambang itu sendiri. Sedangkan, cebakan
tambang tembaga tipe porfiri di Indonesia sendiri dapat dijumpai di
Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Sebelum memilih lokasi eksplorasi, harus terlebih
dahulu melakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada
(dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan
temuan, dll, lalu dipilihlah daerah yang akan disurvei. Setelah
pemilihan lokasi ditentukan, langkah berikutnya adalah studi faktor-
faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi
regional. Hal ini sangat penting dalam penentuan daerah eksplorasi
karena pembentukan endapan galian dipengaruhi pada proses-proses
geologi yang pernah terjadi, dan dengan anomali anomali yang
terdapat di lapangan.
B. Geologi Regional
Di bawah pengaruh tekanan yang tinggi, batu gamping
termetamorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi
tertentu, kalsit yang terdapat pada batuan gamping teralterasi menjadi
batuan dolomite. Batuan dolomite ini menjadi tempat terdapatnya
tembaga.
Jadi pada tahap ini harus mencari daerah yang memiliki potensi
batuan gamping atau batuan dolomite yang luas untuk menjadi
prospek. Dengan menimbang harga tembaga saat ini, 5600 USD/ton.
C. Indra Jarak Jauh
Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) berkembang
pesat sejak eksplorasi luar angkasa tahun 1960-an dengan
mengorbitnya berbagai satelit yang dapat memberikan gambaran
terhadap gejala yang terdapat di permukaan bumi seperti kondisi
geologi, ketuhanan, pegunungan, kelautan, dan sebagainya.

4
Lebih jauh, pengindraan jarak jauh dalam imu kebumian
digunakan untuk kegiatan eksplorasi mineral, pemetaan geografis dan
mitigasi bencana.

gambar hasil penangkapan indra jarak jauh di tambang tembaga


2.2.2 Prospeksi
A. Survei Udara
Survei udara merupakan tahap untuk menentukan sebaran
batuan pada lokasi potensial. Keberadaan batuan dijadikan tolak ukur
dalam melakukan kegiatan awal eksplorasi bahan galian. Survei
dilakukan melalui pencitraan dari udara mencakup wilayah yang
cukup luas. Pada prospeksi pencarian tembaga, dilakukan pencarian
daerah yang mengandung batu gamping pembawa mineral-mineral
tembaga. Pemeteaan dilakukan pada skala minimal 1 : 10.000. berikut
adalah gambar dari survei udara :

5
B. Pemetaan Regional
Setelah diketahui daerah yang potensial, tahapan eksplorasi
selanjutnya adalah pemetaan regional. Pemetaan regional adalah
pemetaan yang digunakan untuk mengetahui topografi suatu daerah.
Pemetaan regional diakukan menggunakan peta geologi daerah. Dari
peta geologi dapat diketahui posisi endapan batuan pembawa bahan
galian, batas batuan, orientasi lapisan sedimen, dan orientasi sesar.

Gambar Pemetaan Regional

C. Sampling Acak
Setelah mendapatkan perkiraan daerah dengan potensi batuan
galian, dilakukan pengujian daerah dengan sampling acak. Sampling
acak merupakan tahap pengambilan sampel bahan galian dari
beberapa titik dari daerah yang diperkirakan memiliki potensi bahan
galian secara acak, tanpa memerhatikan jarak antar titik yang diambil
sampel. Berikut gambar sampling acak :

6
D. Pemboran Acak
Setelah keberadaan bahan galian diketahui melalui sampling
acak, tahap selanjutnya adalah melakukan pemboran acak dengan
titik yang tak jauh dari hasil sampling acak untuk mengetahui kadar
dan kedalaman dari bahan galian. Berikut gambar pemboran acak :

Gambar Pemboran Acak

2.2.3 Ekplorasi Pendahuluan


A. Survey Darat dan Pemetaan Lokal
Jika peta topografi daerah eksplorasi telah ada maka dapat
langsung dapat dilakukan survei dan pemetaan singkapan atau gejala
geologi. Tetapi jika belum ada perlu dibuat peta topografinya terlebih
dahulu. Akan menguntungkan jika suatu daerah telah memiliki peta
geologi. Hal ini karena dapat langsung dilakukan identifikasi cebakan
bahan galian. Jika belum ada, maka metode yang tepat untuk
menentukan adanya cebakan adalah dengan eksplorasi goefisika
dengan menggunakan metode geolistrik.
Metode geolistrik didefinisikan sebagai suatu metode geofisika
yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana
mendeteksinya di permukaan bumi. Metoda geolistrik terdiri dari
metoda tahanan jenis, IP (Indeks Polarization), potensial diri dan lain-
lain. Setiap metoda memberikan manfaat dan pengukuran yang
berbeda-beda. Saah satu metoda geolistrikyang baik digunakan untuk
eksplorasi mineral logam adalah metoda induksi polarisasi atau

7
metoda polarisasi terimbas prinsip kerja dari metoda induksi polarirasi
adalah untuk mendeteksi listrik pada permukaan mineral-mineral
logam dibawah permukaan bumi (Reynold, 1997).
Metoda Induksi Polarisasi (IP) merupakan metoda geolistrik
yang dalam geofisika digunakan untuk eksplorasi logam dasar.
Metoda ini banyak dilakukan dalam eksplorasi logam dasar karena
fenomena polarisasi yang terjadi dalam suatu medium batuan.
Fenomena polarisasi menandakan terdapat kandungan logam dibawah
permukaan tanah yang tidak terdeteksi dengan baik jika hanya
menggunakan metoda geolistrik resistivitas.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian,
yang perlu juga diperhatikan batas batuan, orientasi sedimen batuan,
orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus
diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas
geologi, inklinometer (alat ukur kemiringan suatu bidang), altimeter
(alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut), serta
tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan,
kampung, dan lain-lain. Dengan demikian peta geologi lokal Mimika
sudah dapat dilengkapi (peta singkapan). Berikut adalah hasil dari
survey darat dan pemetaan local tampak atas:

Gambar hasil Pemetaan Lokal

8
Gambar Hasil Pemotongan Wilayah

B. Sampling Sistematis
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta digabungkan dan dibuat
model penyebarannya. Tanda-tanda tersebut menandakan sedang
dilakukan sampling sistemastis. Sampling sistemastis merupakan
tahapan yang dilakuakan berdasarkan data dari survei darat dan
pemetaan lokal. Hal yang dilaklukan dalam sampling sistematis adalah
pengambilan sampel menggunakan sumur uji, pembuatan paritan
(trenching) pada daerah yang telah ditandai secara sistematis.
C. Pemboran Spasi Lebar
Pemboran spasi lebar merupakan bentuk pengujian dari hasil
sampling sistematis. Pemboran spasi lebar ini dilakukan untuk
mengetahui ketebalan, kemiringan, dan kualitas dari endapan emas dan
tembaga di tempat-tempat yang telah ditentukan berdasarkan sampling
sistemastis. Hasil dari pemboran spasi lebar yaitu ditentukannya
daerah-daerah yang menguntungkan untuk dilakukan penambangan.
Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta. Dari
kegiatan ini dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll.

9
Gambar Pemboran Spasi Lebar

Keterangan: Warna merah menandakan kurangnya keekonomisan


daerah tersebut jika dilakukan kegiatan penambangan.
Maka dari itu, dilakukan pemotongan terhadap daerah yang
dianggap kurang prospek:

Gambar Pemotongan Daerah Kurang Prospek

10
Gambar Hasil Pemotongan Daerah Kurang Prospek

2.2.4 Ekplorasi Detail


A. Survey Detail
Survei detai merupakan tahapan dari eksplorasi yang
menentukan keberanjutan proses kegiatan penambangan. Survei detail
terdiri dari sampling detai dan pemboran secara rapat. Pada tahapan
ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa daerah sasaran memiliki
potensi tembaga-emas. Maka daam eksplorasi detail digunakan
metode-metode eksplorasi yang lebih kompleks.
B. Sampling Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan maka diketahui bahwa
cadangan yang ada di daerah sasaran mempunyai prospek yang baik.
Dengan diketahuinya hal tersebut, maka diteruskan dengan tahapan
eksplorasi detail. Kegiatan utama pada tahap ini adalah sampling
dengan jarak yang lebih dekat. Dari sampling yang lebih rapat tersebut
dihasilkan cadanga terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan
kesalahan yang kecil, sehingga dengan demikian, perancangan
tambang yang dibuat menjadi teliti dan resiko dapat dihindarkan.

11
C. Pemboran Spasi Rapat
Pemboran spasi rapat yaitu metode eksplorasi dengan
memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan volume cadangan, serta
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Pola pemboran yang
biasa diterapkan pada tambang terbuka yaitu pola bujur sangkar, pola
persegi panjang, dan pola selang-seling.Pengetahuan atau data yang
lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan
penyebaran cadangan secara 3-Dimensi, serta mengenai kekuatan
batuan sampling, kondisi air tanah, ukuran bukaan atau kemiringan
lereng tambang. Hal tersebut juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun
proirotas batuan lainnya.

Gambar Pemboran Spasi Rapat

2.2.5 Perkiran Potensi


A. Pemodelan
Sebagian besar endapan tembaga yang ditemukan merupakan
cadangan terbesar berasa dari larutan hidrotermal dan proses
penggantian, lebih dominan dihasilkan dibandingkan dengan yang
dihasilkan oleh proses pengisian celah-celah. Endapan yang terbentuk
dari hasil metasomatik kontak yang berlangsung dipisahkan dari
magma yang sedikit dan hampir tak berarti.

12
Gambar Pemodelan Bijih Tembaga
B. Cadangan
Untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran
dan volume cadangan serta kualitas akan terlihat setelah melakukan
sampling yang rapat sehingga cadangan terukur dengan ketelitian
yang tinggi dan menghasilkan perencaan tambang yang presisi dan
memperkecil resiko.
Contoh cebakan bijih tembaga yang sudah dieksplorasi dan
eksploitasi di Grasberg tergolong pada cebakan yang besar . Cebakan
ini merupakan cebakan yang terbentuk pada batuan terobosan
menembus batuan samping batuan gamping. Diperkirakan 2 miliar ton
cadangan bijih mineral sampai 2041 di Grasberg.

2.3 Metode Penambangan Tembaga


Pada metode penambangan tembaga menurut Sukandarrumidi (2009),
penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit), apabila endapan
bijih ditemukan tidak terlalu dalam. Dapat juga dilakukan dengan penambangan dalam
(underground) dengan membuat terowongan atau pengangkutan dengan menggunakan
alat-alat berat.
Khusus untuk tambang tembaga Grasberg dan Batu Hijau (Indonesia) adalah tipe
porfiri. Cebakan tembaga tipe porfiri mempunyai dimensi besar dan kadar relatif rendah

13
sehingga atas pertimbangan keekonomian, penambangan hanya dapat dilakukan dengan
cara tambang terbuka (open pit mining). Pengupasan lapisan penutup (overburden) dan
penambangan bijih dilakukan dengan sistem jenjang (benches). Cebakan bijih tembaga
yang sangat tebal memerlukan banyak jenjang, dengan lebar dan tinggi jenjang
diupayakan untuk dapat menahan batuan yang berhamburan saat peledakan, dan
menyediakan ruang gerak yang memadai untuk alat pembongkar (excavator) dan unit
pemuat (haulage).
Ada pun tahap dari metode penambangan tembaga yaitu :
1. Pembukaan Lahan (Land clearing)
Kegiatan awal berupa penghilangan vegetasi di wilayah Grasberg hingga lokasi
rata dan siap untuk dilakukan kegiatan di wilayah tersebut. Hal lain yang
dilakukan adalah penghilangan tanah pucuk, yaitu tanah yang memiliki unsur hara
tinggi yang akan dimanfaatkan kembali saat proses reklamasi (proses terakhir
kegiatan penambangan). Peralatan yang biasa digunakan dalam kegiatan ini
adalah chainsaw dan/atau dozer.
2. Persiapan (Development)
Tahapan ini meliputi pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang operasi
penambangan. Infrastruktur tersebut adalah pemasok listrik, perkantoran,
perkotaan dan permukiman, klinik kesehatan dan rumah sakit, jalan tambang,
waste dump, stock pile, sarana penyaliran, serta infrastruktur lainnya yang juga
dapat menunjang kehidupan para pekerja tambang PT Tembaganesha Gajah.
3. Pengupasan Lapisan Tanah (Overburden Stripping)
Overburden merupakan lapisan yang berada di atas lapisan tembaga yang perlu
dikups terlebih dahulu agar kita bisa melakukan penambangan tepat pada endapan
tembaga dan emas. Overburden biasanya akan ditempatkan pada waste dump
setelah digali. Biasanya, overburden berupa material yang agak keras dan
diperlukan pengeboran atau peledakan untuk mempermudah.

14
4. Penggalian (eksploitasi) dan pemuatan

Gambar tahapan metode penambangan terbuka tembaga

A. Pengeboran
Pengeboran merupakan tahap awal untuk menghasilkan lubang siap ledak
(blast holes). Lubang siap ledak kemudian diledakkan dengan menggunakan
bahan peledak yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group)
untuk menghasilkan material hancur hasil peledakan (broken muck) yang
selanjutnya digali oleh alat gali dan dimuat oleh alat angkut (dump truck).
Untuk menghasilkan material hancur sesuai kebutuhan produksi tambang
terbuka Grasberg yang rata-rata sekitar 750.000 ton setiap hari, dibutuhkan
antara 250-300 lubang produksi setiap hari dengan kedalaman antara 15-17
meter dan diameter lubang bor 12,25 inchi (311 mm).
Proses pengeboran terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang dimulai
dengan perencanaan pengeboran dan penandaan lokasi pengeborean di lapang
oleh bagial Drill & Blast Engineering dan survei.

15
Tahapan inti dalam proses pengeboran adalah :
1. Persiapan dan pembersihan lokasi pengeboran
Kegiatan utamanya adalah menyiapkan rencana lokasi pengeboran
yang rata untuk mesin bor, membuat tanggul yang aman untuk
memisahkan posisi mesin bor dari alat lainnya, dan membersihkan batas
material atau lumpur dari sisa peledakan sebelumnya.
Disini ditentukan tanda batas lokasi pengeboran yang umumnya
berbentuk kotak/persegi empat atau berbatasan langsung dengan hasil
peledakan yang sudah dilakukan sebelumnya. Proses persiapan dan
pembersihan lokasi pengeboran dengan menggunakan dozer.

Gambar Doser yang sedang melakukan persiapan dan pembersihan


lokasi pemboran
2. Pelaksanaan pengeboran produksi
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor. Pola
pengeboran bisa menggunakan pola pengeboran manual atau pola
pengeboran dengan sistem Aquila. Pola pengeboran manual
menggunakan patok-patok kayu sebagai tanda posisi lubang yang harus
dibor yang diletakkan di tanah dan dilengkapi dengan keterangan survey
mengenai kedalaman lubang yang harus dibor. Sementara pengeboran
dengan sistem Aquila sudah terpasang pada semua mesin bor
mengandalkan sistem pandu satelit (Global Positioning System atau GPS)

16
yang terhubung langsung ke antenna mesin bor untuk memandu operator
mengikuti pola dan kedalaman pengeboran.
Setelah proses pengeboran, mesin bor dipindahkan ke lokasi
pengeboran lainnya atau menunggu sampai proses peledakan lubang bor
tersebut selesai. Pemindahan mesin bor untuk jarak lebih dari 500 meter
diangkut dengan alat bantu yang disebut mesin lowboy.

Gambar pelaksanaan pengeboran


3. Peledakan
Proses peledakan merupakan tahap paling akhir yang dilakukan
dalam siklus Drill & Blast. Setelah lubang bor dibuat, juru ledak akan
memeriksa setiap lubang bor untuk memastikan kedalaman lubang
tersebut sebelum dilakukan pengisian bahan peledak (explosive). Setelah
juru ledak mengetahui kondisi lubang, juru ledak mulai mengisi lubang
ledak dengan primer (detonator + booster) dan bahan peledak sesuai
dengan kandungan air di dalamnya. Primer akan diletakkan kira-kira dua
meter dari dasar lubang yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa
bahan peledak yang dituangkan ke dalam lubang ledak ini menutup primer
dengan sempurna agar hasil peledakan sesuai dengan yang diinginkan,
yang akan berpengaruh terhadap kondisi lantai.
Dari klasifikasi yang didasarkan atas ketahanannya terhadap air,
explosive dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ANFO, Energen, dan

17
Powergel. Sebelum pengisian, harus diperiksa terlebih dahulu apakah
lubang tersebut basah atau kering. Pemeriksaan ini penting untuk
menentukan penggunaan bahan peledak yang sesuai dengan kondisi
lubang. Jika lubang tersebut basah dengan ketinggian air di dalam lubang
lebih dari dua meter dari dasar lubang, juru ledak akan mengisinya dengan
Powergel. Sedangkan apabila lubang tersebut kering, juru ledak akan
mengisinya dengan ANFO (campuran antara ammonium nitrat dan bahan
bakar solar).
4. Penggalian
Proses penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali atau
shovel untuk menggali material hasil peledakan atau material lepas yang
berupa bijih atau batuan penutup.
Ada dua jenis shovel yang digunakan dalam operasi penambangan
tambang tembaga: yaitu:
Shovel listrik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan tenaga listrik.
Shovel hidraulik, yaitu alat gali yang digerakkan dengan sistem
hidraulik.
Ada dua metode proses penggalian, yaitu:
Single side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika
menerima muatan, truk berada pada satu sisi shovel. Dengan
demikian ketika salah satu truk sedang diberi muatan, truk kedua
dalam posisi antri atau pre-spot. Hidraulik shovel umumnya
menggunakan metode single side loading dan dilakukan di sisi kiri
shovel. Shovel listrik dilakukan bila loading area hanya bisa untuk
maneuver satu truk saja.
Double side loading, yaitu metode penggalian di mana ketika
menerima muatan, truk berada pada kedua sisi shovel sehingga
ketika salah satu truk sedang diberi muatan, truk kedua berada pada
posisi menerima muatan di sisi lain. Metode ini pada umumnya
diterapkan untuk shovel listrik dengan lebar area loading yang
memenuhi syarat dua kali radius putar truk yang ditugaskan di
shovel tersebut.

18
5. Pengangkutan
Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke
dalam alat angkut yang dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck).
Setelah dilakukan pengisian oleh shovel, truk akan menuju ke tempat
pembuangan yang telah ditentukan sesuai dengan materialnya. Jika truk
mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang ke crusher bijih
atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan penutup,
material akan dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling
System) atau ke overburden pump.

2.4 Teknologi Penambangan Tembaga


1. Remote sensing
Teknologi Remote Sensing yaitu teknologi yang mampu merekam
permukaan bumi menggunakan satelit telah berkembang dengan pesat. Data
yang diperoleh mencakup daerah yang sangat luas, dengan satu kali
perekaman satelit Landsat-7 TM dapat meliput seluruh kawasan Indragiri
Hulu. Analisis data satelit dengan komposit 457 dapat memberikan informasi
sebaran bahan galian tambang, namun kebenaran dari informasi ini tetap
memerlukan pengamatan lapangan.
Disisi lain Teknologi Sistem Informasi juga berkembang dengan pesat,
khususnya Teknologi Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi
Geografis (Geographic Information System disingkat dengan GIS) yaitu
sistem berbasis komputer yang dapat digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi dan menganalisis informasi geografis yang dapat diakses oleh
berbagai pihak berkepentingan dalam bentuk informasi tulisan, data dan
Gambar atau peta lengkap dengan posisi geografisnya.
Upaya inventarisasi, pemetaan dan eksplorasi kekayaan tambang,
dengan memanfaatkan teknologi yang tepat perlu ditingkatkan agar diperoleh
manfaat yang optimal. Data Penginderaan Jauh yang disertai Survey secara
langsung ke lapangan dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan
sebagai bahan acuan dalam membuat perencanaan pengembangan dan
pedoman pengelolaan bahan galian tambang serta usaha konservasinya.

19
2. Drone
Drone dapat digunakan untuk mendukung sektor pertambangan
tembaga , di mana dengan menggunakan alat ini, dapat segera diketahui
kondisi terkini di lokasi pertambangan dengan bukti otentik dan terbaru. Peta
sebagai material dalam proses perencanaan dan pelaporan mempunyai
peranan vital dalam inventarisasi dan penyajian data spasial.
Penggunaan teknologi drone menjadi salah satu terobosan yang
strategis untuk memantau kegiatan pertambangan, baik aktivitasnya maupun
upaya reklamasi. Drone juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan
areal aktivitas tambang ilegal.
Penggunaan drone, dapat dikatakan lebih efektif dibandingkan
menurunkan surveyor jasa tambang untuk memetakan dan mengawasi areal
kerja. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam satu jam drone mampu
menjelajah hingga ketinggian 400 meter dan memotret wilayah kerja hingga
600 hektare. Sedangkan kalau orang yang melaksanakan, diperkirakan hanya
mampu memetakan kawasan seluas 10 hektare dalam sehari. Kalau pakai
drone hanya beberapa jam sudah menjadi peta.
Pemanfaatan drone untuk pemetaan areal pertambangan dapat
dimaknai untuk melakukan uji kepatuhan atas progress kegiatan yang
sebenarnya terhadap data kegiatan pertambangan yang dilaporkan oleh
pemegang Izin Usaha Pertambangan. drone mampu menjadi data
pembanding atas data progress kegiatan pertambangan yang sudah
dilaporkan. Dengan memanfaatkan teknologi drone, diharapkan mampu
menyajikan informasi yang cepat, akurat dan up to date kondisi
pertambangan. Selain menampilkan secara visual kondisi aktual lapangan,
data yang dapat diekstrak dari foto udara tersebut antara lain peta foto udara
areal tambang, data ekstraksi dari foto udara peta topografi, luas areal
terganggu, luas areal realisasi pelaksanaan reklamasi dan pasca tambang oleh
perusahaan, kondisi dan luasan masing-masing prasarana tambang, posisi
kegiatan tambang terhadap batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
dan deliniasi areal kegiatan pertambangan overlay dengan sektor kehutanan

20
2.5 Pemanfaat Tembaga
Pemanfaatan Tembaga ialah sebagai berikut :
1. Logam tembaga
Sebagai campuran untuk membuat perunggu (Cu 90% dan Sn10%) untuk
membuat patung, indutri arloji, atau ornamen
Sebagai campuran untuk membuat monel (Ni 70% dan Cu 30%)
Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk
komponen pesawat
Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
Sebagai campuran untuk membuat kuningan (Cu 70% dan Zn 30%)
untuk membuat aksesoris, alat musik, atau ornamen
Sebagai campuran membuat kupronikel, (Cu 75% dan Ni 25%) untuk
membuat uang koin logam (contoh logam Amerika) dan logam-logam
senjata mengandung tembaga
Alat-alat listrik seperti, kabel istrik, kumparan dinamo dan komponen
berbagai alat elektronik, alnico, pipa, motor listrik, generator, kabel
transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor,
konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar,
reaktifier transsistor, kawat, pematrian, alat-alat dapur
Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian kapal
Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol menjadi metanal.
2. Senyawa tembaga
Tembaga (II) Oksida (CuO), sebagai insektisida, bahan baterai, bahan
penyepuh dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas,
porselen dan rayon
Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan
memberikan warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat
aditif dalam radiator
Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas,
pabrik tinta, untuk menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan
minya, dan fotografi serta pengawet kayu dan katali

21
Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak
digunakan untuk mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah
jamur pada sayur dan buah
Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH membentuk ion kompleks
cupri tetramin (dikenal sebagai larutan schweitser), digunakan untuk
melarutkan selulosa pada pembuatan rayon (sutera buatan).

2.6 Nilai Jual dari Tembaga


Harga tembaga di Bursa LME pada penutupan perdagangan Kamis 9
Oktober 2014 terpantau ditutup menguat. Penguatan harga tembaga di bursa LME
dipicu oleh aksi beli tembaga yang menguat pasca rilis hasil rapat FOMC.
Hasil rapat FOMC yang mengindikasikan peningkatan suku bunga Amerika
Serikat belum akan dilakukan dalam waktu dekat terpantau memicu penguatan
harga tembaga di Bursa LME. Cenderung pudarnya aksi jual tembaga seiring
ekspektasi akan kuatnya nilai Dollar AS seiring pemercepatan kenaikan suku
bunga Amerika Serikat, membuat pasar komoditas termasuk logam tembaga
kembali mendapatkan gairah. Dampak dari hal tersebut, harga tembaga dapat
ditutup menguat di LME.Sebelumnya, harga tembaga sedang mengalami trend
cenderung melemah di LME akibat lesunya demand global. Setelah demand
terindikasi lesu dengan pelemahan perekonomian Tiongkok, anjloknya data
industri Jerman pada awal pekan lalu semakin membuat tekanan terhadap
ekspektasi demand global tembaga.
Pada penutupan perdagangan Kamis lalu di bursa LME, harga tembaga
terpantau ditutup menguat. Harga tembaga LME untuk pengiriman 3 bulan
kedepan ditutup naik 0,10% ke tingkat harga $6.712,50/ton atau menguat
$6,50/ton.Sementara pada penutupan perdagangan hari ini di bursa Shanghai
Futures Exchange, harga tembaga justru ditutup melemah. Harga tembaga
berjangka SHFE untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun 0,69% ke tingkat
harga 47.240 Yuan/ton atau melemah 330 Yuan/ton.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterdapatan tembaga di alam sebagai native copper termasuk jarang. Sebagian
besar berasosiasi dengan sulfur atau produk teroksidasi dari mineral tersebut. Potensi
tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di
Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.Lokasi penyebaran mineral tembaga
terdapat di beberapa tempat, yaitu: Sungai Mentawai Sausu, Perbukitan Tompera Sausu,
Sungai Mentawa, Sungai Torue, Perbukitan Tomborong Maninili Siaga, Sungai
Silitunang Maninili UPT Trans, Sungai Ganonggol, Sungai Bugis Swakarsa,
Wanagading, Sungai Moutong dan Sungai Tinombo.
Metode ekplorasi dari pertambangan tembaga yaitu dengan cara memulai dari
study awal seperti pemilihan lokasi , geologi regional , indra jarak jauh yang kemudian
dilanjutkan ke tahap propeksi seperti survey udara , pemetaan regional , sampling acak
dan pemboran acak.Setelah tahap propeksi selesai di lanjutkan ke tahap ekplorasi
pendahuluan , ekplorasi detai dan terakhir penaksiran cadangan.
Teknologi dalam pertambangan tembaga ini yaitu seperti remote sensing dan
drone , dimana remote sensing di gunakan untuk pengambilan gambar dari citra satelit
pada tahap explorasi. Sedangkan drone itu memiliki peran dalam pengambilan gambar
untuk area pertambangan sehingga penggunaan drone, dapat dikatakan lebih efektif
dibandingkan menurunkan surveyor jasa tambang untuk memetakan dan mengawasi areal
kerja.

23

Anda mungkin juga menyukai