Anda di halaman 1dari 9

A.

UJI KUAT UNIAXIAL

Penyebaran tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah


dengan gaya yang dikenakan pda contoh tersebut, tetapi pada kenyataannya
arah tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut
karena ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit contoh.

Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh (L/D) mempengaruhi


nikai kuat tekan batuan. Untuk perbandingan L/D = 1, kondisi tegangan
triaksial saling bertemu sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan.
Unutk uji ini digunakan L/D antara 2-2,5.

Dari hasil pengujian kuat tekan, dapat digambarkan kurva tegangan-


regangan (stress-strain) untuk tiap percontoh batuan. Kemudian dari kurva ini
dapat ditentukan sifat mekanik batuan:

 Batas elastik (σE)


 Kuat tekan (σc)
 Modulus Young: E = Δσ/Δεa
 Poisson’s ratio: υ = ε11/εa1 pada tegangan σ1
Dalam menentukan modulus young, dapat ditentukan dari kurva
tegangan-regangan dengan berbagai cara, antara lain :
 Unconfined compressive strength ( kuat tekan batuan )

F 𝐹
Ϭc = A = 1
.𝜋 . 𝑑 2
4

Keterangan :
Ϭc : kuat tekan uniaxial batuan
F : gaya yang bekerja saat batu hancur (Kn)
A : luas penampang ( bahan yang tegak lurus bahannya )
 Modulus young ( E )

∆σ
E = ∆ɛ
a

Keterangan :
E : modulus elastis ( MPa )
Ϭc : Perubahan tegangan ( MPa)
∆𝜀𝑎 : Perubahan tekanan axsial ( % )

 Poisson ratio (V)

𝜺
V = ɛ𝒍
a

Keterangan :
V : Poisson ratio
𝜺𝒍 : Regangan lateral ( % )
ɛa : Regangan axial ( % )
 Regangan lateral

𝜺𝒍 = ∆𝑫/𝑫𝟎

 Regangan axial

ɛa = ∆𝐿/𝐿0

 Regangan volumetric

𝜀𝑣 = 𝜀𝑎 + 2 𝜀𝑙
3.3 Alat- Alat yang Digunakan
1. Mesin kuat tekan untuk menekan percontoh yang berbntuk silinder, balok
atau prisma dari satu arah secara menerus / kontinu hingga spesimen
pecah.

Gambar Alat Penguji Kuat Tekan

2. Sepasang plat baja berbentuk silinder yang diletakkan pada kedua ujung
spesimen dengan diameter yang sama.
3. Dial gague untuk mengukur deformasi axial dan diametral

3.4 Prosedur Percobaan


1. contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal dua kali diameter pecontoh.
Gambar Sampel uji Kuat Tekan

2. spesimen diletakkan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat
form penekanan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga spesimen
berada di tengah-tengah apitan plat bajadan pastikan bahwa kedua
permukaan spesimen telah menyentuh plat baja tersebut.

Gambar Pemasangan Sampel Pada Alat

3. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral (nol)


4. Pada alat kuat tekan dipasang tiga buat dial gauge, pemesangan alat ini
dimaksudkan untuk mengukut deformasi aksial, deformasi lateral kiri dan
pengukuran deformasi lateral kanan.
5. Baca jarum penunjuk pembebanan pada aksial dial gauge per 30 detik dan
catat hasil pengukuran
Gambar Pengukuran uji Kuat Tekan

6. Selama pembebanan berlangsung, secara periodik dicatat nilai deformasi


aksial dan deformasi lateral yang ditunjukan oleh dial gauge. Pembacaan
ini dilakukan dalam selang waktu per 30 detik
7. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikeit hinga spesimen
pecah

Gambar Hasil akhir Pengujian

8. Pembebanan dihentikan setelah spesimen mengalami pacah dan hasilnya


dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya.

3.5 Data dan Perhitungan Uji Kuat Tekan


Data : Diameter ( D ) = 10
Tebal (L) = 20
1. Mencari unconfired compressive strength

𝐹 𝑃 𝑥 1000
𝜎𝑐 = 𝐴 = 1
.𝜋 .𝑑2
4

Gaya yang di dapat :


Percobaan material 1 : 200
Percobaan material 2 : 220
Percobaan material 3 : 240
Percobaan material 4 : 260

 Percobaan 1

𝑃 𝑥 1000 200 𝑥 1000 200000


𝜎𝑐 = 1 = 1 = = 2547,77 KN/𝑐𝑚2
.𝜋 .𝑑2 .3,14 .102 78,5
4 4

= 25,47 MPa

 Percobaan 2

𝑃 𝑥 1000 220 𝑥 1000 220000


𝜎𝑐 = 1 = 1 = = 2802,54 KN/𝑐𝑚2
.𝜋 .𝑑2 .3,14 .102 78,5
4 4

= 28,02 MPa

 Percobaan 3

𝑃 𝑥 1000 240 𝑥 1000 240000


𝜎𝑐 = 1 = 1 = = 3057,32 KN/𝑐𝑚2
.𝜋 .𝑑2 .3,14 .102 78,5
4 4

= 30,57 MPa
 Percobaan 4

𝑃 𝑥 1000 260 𝑥 1000 260000


𝜎𝑐 = 1 = 1 = = 3312,10 KN/𝑐𝑚2
.𝜋 .𝑑2 .3,14 .102 78,5
4 4

= 33,12 MPa

2. A. Regangan lateral

𝜺𝒍 = ∆𝑫/𝑫𝟎
Dik :
∆𝐷 1 = 0.010
∆𝐷 2 = 0.012
∆𝐷 3 = 0.014
∆𝐷 4 = 0.016

0.010
𝜀𝑙 1 = = 1 x 10-3
10

0.012
𝜀𝑙 2 = = 1,2 x 10-3
10

0.014
𝜀𝑙 3 = = 1,4 x 10-3
10

0.016
𝜀𝑙 4 = = 1,6 x 10-3
10

A. Regangan axial
ɛa = ∆𝐿/𝐿0
Dik :
∆𝑙 1 = 0.012
∆𝑙 2 = 0.014
∆𝑙 3 = 0.016
∆𝑙 4 = 0.018

0.012
ɛa1 = = 6 x 10-4
20
0.014
ɛa2 = = 7 x 10-4
20
0.016
ɛa3 = = 8 x 10-4
20
0.018
ɛa4 = = 9 x 10-4
20

B. Regangan volumetric
𝜀𝑣 = 𝜀𝑎 + 2 𝜀𝑙
𝜀𝑣1 = 6 x 10-4 + 2 ( 1 x 10-3) = 2,6 x 10-3
𝜀𝑣2 = 7 x 10-4 + 2 ( 1.2 x 10-3 ) = 3,1 x 10-3
𝜀𝑣3 = 8 x 10-4 + 2 (1.4 x 10-3 ) = 3,6 x 10-3
𝜀𝑣4 = 9 x 10-4 + 2 (1.6 x 10-3) = 4,1 x 10-3

C. Mencari modulus young ( E )

∆σ 28,02−25,47
E = ∆ɛ =
a 7 x 10−3 − 6 x10−3
2,55
= 1x10−3

= 2550

D. Poisson ratio
𝜀
V = ɛ𝑙
a

1 x 10−3 1,4 x 10−3


V1 = = 1,66 V3 = = 1,75
6 x 10−4 8 x 10−4

1.2 x 10−3 1,6 x 10−3


V2 = = 1,71 V4 = = 1,77
7 x 10−4 9 x 10−4
Hasil Pengolahan Data

Waktu Beban 𝜎 (𝑀𝑃𝑎) ∆𝑙 ∆𝐷 𝜀𝑎 𝜀𝑙 𝜀𝑣 E V

30 200 25,47 0,012 0,010 6 x10-4 1 x 10-3 2,6 x 10-3 2550 1,66

60 220 28,02 0,014 0,012 7 x 10-4 1,2 x 10-3 3,1 x 10-3 2550 1,71

90 240 30,57 0,016 0,014 8 x 10-4 1,4 x 10-3 3,6 x 10-3 2550 1,75

120 260 33,12 0,018 0,016 9 x 10-4 1,6 x 10-3 4,1 x 10-3 2550 1,77

Anda mungkin juga menyukai