Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP-PRINSIP DASAR (ASAS-ASAS)

HUKUM AGRARIA NASIONAL


8 PRINSIP FILOSOFI UUPA

1. Prinsip kesatuan hukum agraria untuk seluruh wilayah tanah air


Bahwa hanya ada 1 UU mengenai Agraria di Indonesia yang berlaku untuk seluruhnya dimana
dahulu adanya Dualisme tentang Hukum Agraria
2. Penghapusan pernyataan domein
• karena azas domein
- tidak sesuai dengan prinsip kesatuan Indonesia
- bertentangan dengan konstitusi negara Indonesia
• pada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dinyatakan bahwa Negara hanya menguasai, tidak memiliki
3. Fungsi sosial hak atas tanah (pasal 6 dan pasal 15 uupa)
- semua HAT memiliki fungsi sosial (UUPA berbeda dengan UU Kolonial dimana masyarakat
Eropa yang memakai hak Individualistis)
- setiap pemegang HAT berkewajiban memelihara tanah (Pasal 15 UUPA)
4. Pengakuan hukum agraria nasional berdasarkan hukum adat dan pengakuan dari eksistensi
hak ulayat (Pasal 5 & Pasal 3 UUPA)
 Pasal 5 : hukum agraria yang berlaku atas BARAKAT (Bumi, Ruang Angkasa dan Kekayaan Alam yang
terkandung didalamnya) adalah hukum adat sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional dan negara
 Pasal 3 : hukum agraria mengakui terhadap hak ulayat selama hak ulayat masih ada, pelaksanaannya
harus sesuai dengan kepentingan nasional dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan
8 PRINSIP FILOSOFI UUPA

5. Persamaan derajat sesama warga negara indonesia dan persamaan antara laki-laki dan wanita
(Pasal 9 ayat (2) UUPA)
 UUPA tidak membedakan antara laki-laki dan wanita untuk memperoleh HAT
 karena landasan ideologinya adalah Pancasila (sila ke 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab)
6. Pelaksanaan reforma hubungan antara manusia (indonesia) dengan tanah atau dengan
bumi, air dan ruang angkasa (Pasal 7 UUPA)
 Reforma : Perubahan/Perombakan, perubahan tentang sistem pertanahan di Indonesia:
 sebelum UUPA lahir dikatakan bahwa siapa saja boleh menguasai tanah selama dia mampu
dan tidak ada batasan
 UUPA membatasi kepemilikan tanah yang luar biasa luasnya (Latifundia), sehingga lahirlah
Land Reform (adanya batasan kepemilikan tanah)
7. Rencana umum penggunaan, persediaan, pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa
 adanya perencanaan dalam sebuah penggunaan, persedian, pemeliharaan BARAKAT dan itu
dilakukan oleh RT/RW
 jika tidak ada perencanaan maka pemukiman dan industri bercampur dan menyebabkan
terganggunya kenyamanan
8. Prinsip nasionalitas (Pasal 21 UUPA)
 adalah hanya WNI yang mempunyai hubungan tanah atau Hak Milik terhadap tanah
 warga negara asing tidak dapat memiliki Hak Milik atas tanah
ASAS/PRINSIP HUKUM AGRARIA NASIONAL SESUAI UUPA

 diatur dalam Pasal 1 sampai Pasal 18 UUPA


1. Asas Nasionalisme
2. Asas Hak Menguasai Negara
3. Asas Pengakuan terhadap Hukum Adat dan Hak Ulayat
4. Asas Fungsi Sosial terhadap Hak Atas Tanah
5. Asas Kebangsaan
6. Asas Persamaaan Hak/Prinsip Non-diskriminasi
7. Asas Landreform
8. Asas Land Use Planning
ASAS/PRINSIP HUKUM AGRARIA NASIONAL SESUAI UUPA

diatur dalam Pasal 1 sampai Pasal 18 UUPA


1. Asas Nasionalisme
2. Asas Hak Menguasai Negara
3. Asas Pengakuan terhadap Hukum Adat dan Hak Ulayat
4. Asas Fungsi Sosial terhadap Hak Atas Tanah
5. Asas Kebangsaan
6. Asas Persamaaan Hak/Prinsip Non-diskriminasi
7. Asas Landreform
8. Asas Land Use Planning
1. ASAS NASIONALISME/KEBANGSAAN

 diatur dalam Pasal 1 ayat (1) – ayat(3) UUPA


 Prinsip ini menegaskan bahwa:
1. Bumi, air dan ruang angkasa tidak semata-mata menjadi hak
pemiliknya saja tetapi juga merupakan hak bangsa Indonesia
2. tanah-tanah didaerah-daerah dan pulau-pulau tidaklah semata-
mata menjadi hak rakyat asli dari daerah atau kepulauan
bersangkutan saja
3. Selama rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia
masih ada dan selama bumi, air serta ruang angkasa Indonesia
itu masih ada, dalam keadaan yang bagaimanapun tidak ada
sesuatu kekuasaan yang akan dapat memutuskan atau
meniadakan hubungan tersebut
2. ASAS HAK MENGUASAI NEGARA

 diatur dalam Pasal 2 UUPA


 Pengertian:
1. Terjadi koreksi terhadap konsep asas domein (domein verklaring)
- Asas domein adalah asas yang mengatur bahwa semua tanah yang orang lain tidak dapat
membuktikan bahwa tanah itu tanah eigendomnya, adalah domein (milik) negara
- tidak diakui UUPA karena tidak sesuai dengan Pasal 33 ayat 3 UUD 45
2. Hubungan bangsa Indonesia dengan bumi, air dan ruang angkasa Indonesia merupakan
hubungan hak ulayat yang diangkat pada tingkatan yang paling atas yaitu pada tingkatan
yang mengenai seluruh rakyat Indonesia
3. Kata dikuasai (Pasal 2) artinya memberikan kewenangan kepada Negara sebagai organisasi
kekuasaan dari Bangsa Indonesia untuk:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaannya
b. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas (bagian dari) bumi, air dan
ruang angkasa
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa
3. ASAS PENGAKUAN TERHADAP HUKUM ADAT DAN HAK ULAYAT

 tanah ulayat diartikan sebagai tanah bersama para warga masyarakat hukum adat yang
bersangkutan dan Hak penguasaan atas tanah masyarakat hukum adat dikenal dengan hak
ulayat
 Pengakuan hak ulayat terdapat pada Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan:
 Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
 diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 5 UUPA
 Pasal 3 mengatur tentang pengakuan terhadap Hak Ulayat dan hak hak serupa itu
hak serupa itu adalah istilah lain untuk menyebut hak ulayat di Indonesia, seperti:
- Torluk (Angkola), Wewengkon-Jawa, Limpo (SulawesiSelatan),
- Hak Ulayat (Minangkabau), Panyapemto (Kalimantan), Totabuan (TanahTerlarang-Bolaan
Mangondow), Pewatasan (Kalimantan), Hak Pertuanan (Ambon), Prabumian dan Payar
(Bali), Paer (Lombok)
3. ASAS PENGAKUAN TERHADAP HUKUM ADAT DAN HAK ULAYAT

 Pasal 5 UUPA menegaskan bahwa ada dasarnya Hukum Agraria yang berlaku terhadap
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah Hukum Adat, artinya
 Pengakuan eksistensi Hukum Adat sebagai sumber utama Hukum Agraria
nasional, yang dibatasi pada:
a. Sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional
b. Didasarkan pada persatuan dan kesatuan bangsa
c. Di dasarkan pada peraturan perundang-undangan
d. Mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada agama
4. ASAS FUNGSI SOSIAL TERHADAP HAK ATAS TANAH

 diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 15 UUPA


 merupakan manifestasi dari asas komunal dalam hukum adat yang
bertujuan untuk menempatkan keseimbangan antara kepentingan
pribadi pemilik tanah dan kepentingan masyarakat secara umum
 Menurut UUPA
 Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat
sehingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang
mempunyainya dan bermanfaat bagi masyarakat dan Negara
 Melalui ketentuan Pasal 6 UUPA dinyatakan bukan berarti, bahwa
kepentingan perseorangan akan terdesak oleh kepentingan umum
(masyarakat)
5. ASAS KEBANGSAAN

 diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UUPA


 mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia
 Hanya WNI saja yang dapat mempunyai hak milik atas tanah (Ps 9 jo 21 ayat 1).
Ketentuan ini memiliki 2 makna, yaitu:
a. Bagi orang asing:
 Tidak dapat memiliki hak milik dan pemindahan hak milik kepada orang
asing dilarang (Ps 26 ayat 2)
 Boleh mendapatkan hak pakai dan sewa
a. Pada dasarnya badan hukum tidak dapat mempunyai hak milik (Pasal 21 ayat
2), namun diberikan dispensasi bagi badan hukum tertentu utk bisa
mempunyai hak milik, seperti:
 Bank Negara
 Badan Sosial Keagamaan, dalam kegiatan yang langsung di bidang sosial
keagamaan, diluar itu iadi anggap sebagai badan hukum biasa (PP No. 58
Tahun 1963)
6. ASAS PERSAMAAN PERLAKUAN/NON DISKRIMINASI

 diatur dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 13 ayat (2) UUPA
 Asas ini mencerminkan adanya kesetaraan gender terkait dengan
perolehan HAT di Indonesia (Pasal 9 ayat 2)
 Larangan aktivitas monopoli usaha oleh swasta dalam lapangan
agraria yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan
 Aktivitas monopoli yang dilakukan oleh pemerintah yang dilakukan
dalam usaha dilapangan agraria, dibenarkan tetapi harus diatur
dalam UU
7. ASAS LANDREFORM

 diatur dalam Pasal 7, Pasal 10 dan Pasal 17 UUPA


 Pengertian Landreform  
 UUPA dan UU No. 56/Prp/1960 adalah pengertian dalam arti luas, disebut Agrarian Reform, yaitu:
1. Pelaksanaan pembaharuan hukum agraria, yaitu dengan perombakan sendi-sendi hukum agraria
yang sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman modern dan menggantinya dengan ketentuan
hukum yang lebih sesuai dengan perkembangan masyarakat modern
2. Penghapusan hak asing dan konsepsi kolonial
3. Diakhirinya kekuasaan para tuan tanah dan para feodal atas tanah yang telah banyak melakukan
pemerasan terhadap rakyat melalui penguasaan tanah
4. Perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan atas tanah secara berencana serta berbagai
hubungan-hubungan yang berkenaan dengan penguasaan atas tanah
5. Perencanaan persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah secara berencana sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan kemajuan
 Landreform dalam arti sempit: mengadakan perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan atas
tanah serta hubungan-hubungan yang bersangkutan dengan pengusahaan atas tanah
7. ASAS LANDREFORM

 Tujuan Landreform  
1. Pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat
2. Pelaksanaan prinsip tanah untuk petani
3. Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap warga negara Indonesia
4. Mengakhiri sistem tuan tanah dan pemilikan tanah secara besar-besaran
5. Mempertinggi produksi nasional dan mendorong pertanian secara intensif, gotong royong dan koperasi
 Batas Maksimum pemilikan tanah Perorangan untuk Pertanian
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960, tanggal 29 Desember 1960,
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, yang kemudian ditetapkan menjadi undang-undang (UU No.
56 Prp 1960)
1. Daerah tidak padat (kepadatan penduduk sampai 50 tiap kilometer2), luas maksimum penguasaan
tanah adalah untuk sawah 15 ha dan tanah kering 20 ha
2. Daerah yang kurang padat (kepadatan penduduk 51 sampai 250 tiap kilometer2 ), luas maksimum
penguasaan tanah adalah untuk sawah 10 ha dan tanah kering 12 ha
3. Daerah cukup padat (kepadatan penduduk 251 sampai 400 tiap kilometer2), luas
maksimum penguasaan tanah adalah untuk sawah 7,5 ha dan tanah kering 9 ha
4. Daerah sangat padat (kepadatan penduduk > 401 tiap kilometer2 ), luas maksimum penguasaan
tanah adalah: untuk sawah 5 ha dan tanah kering 6 ha
7. ASAS LANDREFORM

- Kemudian diatur dalam Pasal 3 ayat (3) Permen ATR/BPN 18/2016


• tidak padat, paling luas 20 hektar
• kurang padat, paling luas 12 hektar
• cukup padat, paling luas 9 hektar; atau
• sangat padat, paling luas 6 hektar
 Batas Maksimum pemilikan tanah Perorangan untuk untuk Rumah Tinggal
- diatur dalam Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.6 Tahun
1998
- Batas maksimal untuk perseorangan tidak lebih dari 5.000 meter2 atau tidak lebih dari 5 bidang
- Untuk WNA tidak dapat memiliki hak milik atas tanah melainkan hak pakai/hak sewa. Untuk rumah
tinggal, batasan luas tanah 1 bidang tanah per orang/keluarga dan tanahnya paling luas 2.000
meter2
- Namun, WNA dapat memiliki rumah tempat tinggal dengan luas tanah lebih dari 2.000 mete 2
persegi dalam keadaan tertentu yang mempunyai dampak positif luar biasa terhadap ekonomi dan
dengan izin Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (diatur dalam
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 29 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pemberian, Pelepasan, atau Pengalihan Hak atas Pemilikan Rumah Tempat
Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia)
8. ASAS LAND USE PLANNING (TATA GUNA TANAH)

 diatur dalam Pasal 14 UUPA dan PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
-Penatagunaan tanah adalah pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah
-melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu
kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil
 Kebijakan penatagunaan tanah diselenggarakan terhadap
a. bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah atau belum terdaftar
b. tanah negara
c. tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan peraturan per-UU
yang berlaku
8. ASAS LAND USE PLANNING (TATA GUNA TANAH)

 Tujuan Penatagunaan tanah


a. mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai
kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah
b. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai
dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian
pemanfaatan tanah
d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan
memanfaatkan tanah bagi masyarakat dan mempunyai hubungan hukum
dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah
ditetapkan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai