5. Persamaan derajat sesama warga negara indonesia dan persamaan antara laki-laki dan wanita
(Pasal 9 ayat (2) UUPA)
UUPA tidak membedakan antara laki-laki dan wanita untuk memperoleh HAT
karena landasan ideologinya adalah Pancasila (sila ke 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab)
6. Pelaksanaan reforma hubungan antara manusia (indonesia) dengan tanah atau dengan
bumi, air dan ruang angkasa (Pasal 7 UUPA)
Reforma : Perubahan/Perombakan, perubahan tentang sistem pertanahan di Indonesia:
sebelum UUPA lahir dikatakan bahwa siapa saja boleh menguasai tanah selama dia mampu
dan tidak ada batasan
UUPA membatasi kepemilikan tanah yang luar biasa luasnya (Latifundia), sehingga lahirlah
Land Reform (adanya batasan kepemilikan tanah)
7. Rencana umum penggunaan, persediaan, pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa
adanya perencanaan dalam sebuah penggunaan, persedian, pemeliharaan BARAKAT dan itu
dilakukan oleh RT/RW
jika tidak ada perencanaan maka pemukiman dan industri bercampur dan menyebabkan
terganggunya kenyamanan
8. Prinsip nasionalitas (Pasal 21 UUPA)
adalah hanya WNI yang mempunyai hubungan tanah atau Hak Milik terhadap tanah
warga negara asing tidak dapat memiliki Hak Milik atas tanah
ASAS/PRINSIP HUKUM AGRARIA NASIONAL SESUAI UUPA
tanah ulayat diartikan sebagai tanah bersama para warga masyarakat hukum adat yang
bersangkutan dan Hak penguasaan atas tanah masyarakat hukum adat dikenal dengan hak
ulayat
Pengakuan hak ulayat terdapat pada Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan:
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 5 UUPA
Pasal 3 mengatur tentang pengakuan terhadap Hak Ulayat dan hak hak serupa itu
hak serupa itu adalah istilah lain untuk menyebut hak ulayat di Indonesia, seperti:
- Torluk (Angkola), Wewengkon-Jawa, Limpo (SulawesiSelatan),
- Hak Ulayat (Minangkabau), Panyapemto (Kalimantan), Totabuan (TanahTerlarang-Bolaan
Mangondow), Pewatasan (Kalimantan), Hak Pertuanan (Ambon), Prabumian dan Payar
(Bali), Paer (Lombok)
3. ASAS PENGAKUAN TERHADAP HUKUM ADAT DAN HAK ULAYAT
Pasal 5 UUPA menegaskan bahwa ada dasarnya Hukum Agraria yang berlaku terhadap
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah Hukum Adat, artinya
Pengakuan eksistensi Hukum Adat sebagai sumber utama Hukum Agraria
nasional, yang dibatasi pada:
a. Sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional
b. Didasarkan pada persatuan dan kesatuan bangsa
c. Di dasarkan pada peraturan perundang-undangan
d. Mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada agama
4. ASAS FUNGSI SOSIAL TERHADAP HAK ATAS TANAH
diatur dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 13 ayat (2) UUPA
Asas ini mencerminkan adanya kesetaraan gender terkait dengan
perolehan HAT di Indonesia (Pasal 9 ayat 2)
Larangan aktivitas monopoli usaha oleh swasta dalam lapangan
agraria yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan
Aktivitas monopoli yang dilakukan oleh pemerintah yang dilakukan
dalam usaha dilapangan agraria, dibenarkan tetapi harus diatur
dalam UU
7. ASAS LANDREFORM
Tujuan Landreform
1. Pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat
2. Pelaksanaan prinsip tanah untuk petani
3. Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap warga negara Indonesia
4. Mengakhiri sistem tuan tanah dan pemilikan tanah secara besar-besaran
5. Mempertinggi produksi nasional dan mendorong pertanian secara intensif, gotong royong dan koperasi
Batas Maksimum pemilikan tanah Perorangan untuk Pertanian
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960, tanggal 29 Desember 1960,
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, yang kemudian ditetapkan menjadi undang-undang (UU No.
56 Prp 1960)
1. Daerah tidak padat (kepadatan penduduk sampai 50 tiap kilometer2), luas maksimum penguasaan
tanah adalah untuk sawah 15 ha dan tanah kering 20 ha
2. Daerah yang kurang padat (kepadatan penduduk 51 sampai 250 tiap kilometer2 ), luas maksimum
penguasaan tanah adalah untuk sawah 10 ha dan tanah kering 12 ha
3. Daerah cukup padat (kepadatan penduduk 251 sampai 400 tiap kilometer2), luas
maksimum penguasaan tanah adalah untuk sawah 7,5 ha dan tanah kering 9 ha
4. Daerah sangat padat (kepadatan penduduk > 401 tiap kilometer2 ), luas maksimum penguasaan
tanah adalah: untuk sawah 5 ha dan tanah kering 6 ha
7. ASAS LANDREFORM
diatur dalam Pasal 14 UUPA dan PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
-Penatagunaan tanah adalah pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah
-melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu
kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil
Kebijakan penatagunaan tanah diselenggarakan terhadap
a. bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah atau belum terdaftar
b. tanah negara
c. tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan peraturan per-UU
yang berlaku
8. ASAS LAND USE PLANNING (TATA GUNA TANAH)