Anda di halaman 1dari 13

Dosen : SYAPRIANTO, S.sos., M.

IP

DISUSUN OLEH :

DEA RAHMA WAHIDA


NPM : 187310814

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TP. 2020-2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu
dan dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata Kuliah kebijakan pertanahan tentang “ Pengurusan sertifikat
tanah“
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di
terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala
yang berlipat ganda.
Dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan
masyarakat pada umumnya.

Pekanbaru, 17 Desember 2020

Penyusun

DEA RAHMA WAHIDA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
A. Pengertian Pendaftaran Tanah ............................................................ 2
B. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah....................................................... 2
C. Tujuan Pendaftaran Tanah .................................................................... 3
D. Objek Pendaftaran Tanah....................................................................... 3
E. Sistem dan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah.................................. 3
F. Prosedur Mengurus Sertifikat Tanah ................................................ 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan tanah dengan manusia adalah sangat erat, dimana tanah
sebagai benda tetap, akan selalu utuh dan selalu abadi yang tidak akan
musnah di permukaan bumi kecuali adanya hari akhir.
Karena hal itu, maka setiap perbuatan hukum yang berhubungan
dengan tanah, misalnya pembuatan sertifikat tanah, di perlukan suatu
instansi yang mengurusnya, seperti camat,/PPAT dan BPN, supaya tidak
terjadinya peristiwa hukum dalam penggunaan hak atas tanah, seperti
banyak terjadi di Indonesia.
Setelah adanya UUPA No.5 Tahun 1960, maka salah satu isinya adalah
tata cara penbuatan sertifikat tanah di Indonesia, seperti dasar hukum
pendaftaran tanah objek pendaftaran tanah dll, supaya adanya penertiban
tentang penggunaan tanah, karena sering di jumpai pada masyarakat bahwa
tidak tahu dan tidak paham tentang penggunaan hak atas tanah, yang mana
hal itu merupakan suatu hal yang harus di ketahui, dan memerlukan suatu
pembuktian atau alat bukti yaitu sertifikat tanah yang menyatakan tanah itu
adalah benar – benar miliknya.

B. Identifikasi Masalah
1. Apa pengertian dan dasar hokum pendaftaran tanah ?
2. Apa tujuan dan objek pendaftaran tanah ?
3. Bagaimana system dan prosedur pendaftaran tanah di Indonesia ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian dan dasar hokum pendaftaran tanah .
2. Mengetahui tujuan dan objek pendaftaran tanah .
3. Mengetahui system dan prosedur pendaftaran tanah di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendaftaran Tanah


Yaitu berdasarkan pasal 19 ayat 2 UUPA adalah :
1. Pengukuran, Perpetaan,dan Pembukuan Tanah.
2. Pendaftaran hak – hak atas tanah dan peralihan hak – hak tersebut.
3. Pemberian surat – surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai aket
pembuktian yang kuat.
Sedangkan menurut pasal 1 angka 1 PP No. 24 Tahun 1997, yaitu :
“Rangkaian kegiatan yang di lakukan oleh pemerintah secara terus
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, Pembukuan dan Pengkajian serta pemeliharaan data spesifik
dan data Yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang –
bidang tanah dan satuan – satuan rumah susun, termaksud pemberian
surat tanda buktinya bagi bidang – bidang tanah yang sudah haknya dan
hak miliknya atas rumah susun serta hak – hak tertentu yang
membebaninya.”

B. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah


Dasar Hukum Pendaftaran Tanah antara lain sebagai berikut :
1. Pasal 19 Undang – Undang No.5 Tahun 1960 (UUPA).
2. Peraturan pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.
3. Peraturan pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang peraturan jabatan
pejabat pembuat akta tanah.
4. Peraturan perundang – undangan sebagai pelaksana dari peraturan
pemerintah No. 10 Tahun 1961.
5. Peraturan Mentri Agraria / kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang
ketentuan pelaksanaan peraturan pemerintah No.24 Tahun 1997
tentang pendaftaran tanah.

2
C. Tujuan Pendaftaran Tanah
Berdasarkan pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997 yaitu :
1. Untuk memberi kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak – hak
lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
sebagai pemegang hak yang bersangutan.
2. menyediakan informasi kepada pihak – pihak yang berkepentingan
termaksud pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data
yang di perlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai
bidang – bidang tanah dan satuan – satuan rumah susun yang sudah
terdaftar.
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

D. Objek Pendaftaran Tanah


1. Bidang – bidang tanah yang di punyai dengan hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan dan hak pakai.
2. Tanah hak pengelolaan.
3. Tanah hak wakaf.
4. Hak milik atas satuan rumah susun.
5. Hak tanggungan.
6. Tanah Negara.
Pendaftaran tanah yang objeknya tanah Negara, di lakukan pencatatan
dalam daftar tanah dan tidak di terbitkan sertifikatnya. Sedangkan objek
yang lainnya di daftar dengan membukukannya dalam peta pendaftaran dan
buku tanah serta mengeluarkan sertifikatnya.

E. Sistem dan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah


Dalam kegiatan pendaftaran tanah di kenal ada 2 macam yaitu :
1. Sistem Publikasi Positif
Dimana dilakukan pendaftaran hak, harus ada buku tanah dan
sertifikat sebagai tanda bukti. Menurut sistem ini bahwa pendaftaran tanah
menjamin dengan sempurna, bahwa nama yang terdaftar dalam buku tanah,

3
tidak dapat dibantah, tidak dapat diganggu gugat, walaupun ternyata bukan
dia pemilik yanh sebenarnya yang terdaftar dalam buku tanah atau sertifikat.
Sistem publikasi positif tidak berlaku di wilayah Indonesia.

2. Sistem Publikasi Negatif


Menurut sistem ini, apa yang ternyantum dalam buku
tanahsertifikat tanah di anggap benar sampai dapat di buktikan suatu
keadaan yang sebaliknya (Tidak Benar) di muka sidang pengadilan.
Dimana di lakukan pendaftaran akta dan di sini tidak menjamin, nama
yang terdaftar dalam buku tanah tidak dapat di bantah.
Sistem Publikasi negatif ini berlaku di Indonesia yang secara tegas
terdapat dalam PP No. 10 Tahun 1961 dan digantikan dengan PP
No.24 Tahun 1997, sebagai pelaksanaan dari pasal 19 UUPA No.5
1960.

F. Prosedur Mengurus Sertifikat Tanah

1. Dokumen Pengurusan Sertifikat Tanah


Sebelum Anda melangkah ke Badan Pertanahan Nasional untuk membuat
sertifikat tanah, Anda harus menyiapkan sejumlah dokumen yang diperlukan
yaitu:
 Sertifikat Asli Hak Guna Bangunan (SHGB)
 Fotokopian Izin Membangun Bangunan (IMB)
 Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan
(SPPT PBB)
 Kartu Tanda Penduduk (KTP)
 Surat Pernyataan Kepemilikan Lahan
 Kartu Keluarga (KK)

4
2. Mengunjungi Kantor Badan Pertanahan Nasional
Bawalah 6 dokumen penting diatas ke kantor BPN di wilayah Anda
berada. Isilah formulir pembuatan sertifikat tanah. Serahkan formulir ke
petugas BPN dan buatlah janji untuk mengukur tanah Anda.

3. BPN Mengeluarkan Sertifikat Tanah Hak Milik


Setelah petugas BPN mengukur tanah Anda, Anda akan mendapatkan
Surat Ukur Tanah. Bawalah Surat Ukur Tanah ini ke petugas di BPN untuk
melanjutkan pemrosesan sertifikat tanah. Selanjutnya, Anda akan membayar
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sambil menunggu sertifikat
tanah.
Lama pengurusan sertifikat tanah berkisar dari 6 bulan hingga 1
tahun. Disamping itu, Anda harus memastikan ke petugas BPN mengenai
tanggal pasti Sertifikat Tanah Hak Milik Anda akan terbit.

Mengurus Surat Tanah Girik

S
Jika Anda mempunyai sebuah tanah dan ingin mengurus jenis
sertifikat tanah girik, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut.
Pertama-tama, Anda harus tahu terlebih dahulu apa itu tanah girik.
Tanah girik merupakan sebuah tanah yang berupa warisan atau turun
temurun dari kakek atau nenek yang belum pernah disahkan dalam bentuk
sertifikat.

5
1. Dokumen pengurusan Sertifikat Tanah Girik
Dokumen yang dibutuhkan untuk membuat Surat Tanah Girik di BPN,
sebagai berikut:
 Akta jual beli tanah
 Fotokopi girik Anda
 Dokumen yang diterbitkan oleh kelurahan atau desa. Contohnya;
Surat Keterangan Tidak Sengketa, Surat Keterangan Riwayat Tanah,
dan Surat Keterangan Tanah secara Sporadik.
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
 Pajak Bumi dan Bangunan
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2. Mengurus dokumen di kelurahan wilayah Anda
Kalau Anda belum mempunyai dokumen yang diterbitkan oleh
kelurahan atau desa untuk pengurusan sertifikat tanah girik, Anda harus
mengurusi dokumen tersebut di kelurahan.
a. Surat Keterangan Tidak Sengketa
Pertama-tama, Anda harus mempunyai bukti bahwa tanah Anda
bukan tanah sengketa dan Anda adalah pemilik yang sah. Pengurusan
Surat Keterangan Tidak Sengketa memerlukan sejumlah tanda tangan
dari masyarakat RT, RW dan tokoh masyarakat. Kalaupun wilayahmu
tidak ada RT ataupun RW maka Anda memerlukan tanda tangan dari
tokoh masyarakat. Tanda tangan ini diperlukan sebagai bukti persetujuan
bahwa tanah yang Anda urus tidak memiliki sengketa.
b. Surat Keterangan Riwayat Tanah
Setelah itu, Anda memerlukan Surat Keterangan Riwayat Tanah
yang menjelaskan riwayat penguasaan tanah sejak pencatatan pertama
kali di kelurahan hingga saat ini. Termasuk juga jika ada riwayat
peralihan tanah sebagian atau sepenuhnya.
c. Surat Keterangan Tanah secara Sporadik
Terakhir, Anda memerlukan Surat Keterangan Tanah secara
Sporadik yang menjelaskan tanggal penguasaan atau perolehan tanah.

6
3. Mengurus Dokumen di kantor BPN
a. Mengajukan permohonan sertifikat
Serahkan dokumen yang diperlukan untuk mengurus sertifikat
tanah girik ke petugas di kantor BPN. Buatlah janji dengan Petugas BPN
untuk melakukan pengukuran tanah Anda.
b. Petugas BPN melakukan pengukuran ke lokasi tanah Anda
Petugas BPN datang ke tanah Anda dan mengukur luas tanah
beserta memerhatikan batas-batas tanah.
c. Pengesahan Surat Ukur
Setelah Petugas BPN selesai mengukur tanah Anda, mereka akan
memberikan Anda Surat Ukur yang berisi pemetaan tanah Anda dan
biasanya ditandatangani oleh kepala seksi pengukuran dan pemetaan
BPN.
d. Penelitian petugas dan lurah setempat dan mendapatkan hasil
data yuridis
Proses selanjutnya berupa penelitian petugas dan lurah setempat
terhadap tanahmu. Setelah mereka meneliti, mereka akan memberikan
sebuah hasil data yuridis. Anda akan mendapatkan hasil data yuridis 60
hari setelah penelitian dilakukan.
Hasil data yuridis ini berguna sebagai penjamin permohonan hak
tanah ini tidak mendapatkan keberatan dari pihak lainnya.
e. Keluarnya SK Hak Atas Tanah
Setelah menunggu, Petugas BPN akan mengeluarkan SK Hak Atas
Tanah. Lalu, Anda akan mendapatkan Sertfiikat Hak Milik (SHM).
f. Bayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Sebagai bagian dari proses penerbitan Sertifikat Tanah, Anda akan
membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
disesuaikan dengan luas yang tercantum di Surat Ukur. Besar nilai Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tergantung dari Nilai Jual Objek
Pajak dan luas tanah. Oh ya, Anda juga sudah bisa membayar Bea ini saat
surat ukur sudah diterbitkan.

7
g. Pendaftaran SK untuk penerbitan Sertifikat Tanah Girik
Langkah selanjutnya adalah penerbitan sertifikat pada bagian
Pendaftaran Hak dan Informasi (PHI). Tanyakan ke petugas BPN
mengenai tanggal tepatnya Sertifikat Tanah Girik Anda akan terbit dan
siap diambil
h. Pengambilan Sertifikat Tanah Girik
Ini merupakan langkah terakhir pengurusan Sertifikat Tanah Girik.
Lama terbitnya Sertifikat Tanah Girik biasanya 6 bulan. Setelah waktu
terbit Sertifikat Tanah Girikmu tiba, saatnya Anda mengambilnya di loket
pengambilan.
Ketika sudah tahu cara mengurus sertifikat tanah, rasanya mudah
untuk dilakukan walaupun perlu menunggu waktu yang cukup lama
hingga sertifikat tanah terbit dari BPN.
Selain melalui BPN, Anda bisa mengurus sertifikat tanah melalui
notaris (PPAT) akan tetapi prosesnya akan lebih panjang dan mahal
dibandingkan Anda mengurus sendiri.
Sedikit tips nih Sepulsa Mate, saat Anda membeli tanah sebaiknya
kamu perhatikan beberapa hal seperti apakah tanah tersebut merupakan
tanah sengketa, kelengkapan dokumen yang menerangkan tanah tersebut
dan periksa keabsahan (keaslian) dokumen ke jasa PPAT yang nanti akan
memeriksanya ke kantor BPN.
Jika Anda melanjutkan untuk membeli tanah, melakukan
permohonan Akta Jual Beli (AJB) yang dikeluarkan oleh PPAT. AJB ini
berguna sebagai balik nama sertifikat tanah yang Anda ajukan ke kantor
BPN.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan ini, peranan tanah bagi pemenuhan kehidupan
keperluan akan meningkat, baik untuk tempat tinggal atau tempat berusaha.
Sehubungan dengan itu akan meningkat pula kebutuhan akan dukungan
berupa jaminan kepastian hukum dalam bidang pertanahan. Pemberian
jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, partama adanya perangkat
hukum yang tertulis, lengkap, dan jelas yang dilaksanakan secara konsisten .
Selain itu dalam menghadapi kasus – kasus kongkret diperlukanan juga
tersenggaranya pendaftaran tanah yang memungkinkan para pemegang hak
atas tanah untuk dengan mudah membuktikannya.
Sehubungan dengan itu UU No 5 tahun 1960 tentang peraturan Dasar
Pokok – Pokok Agraria, dalam pasal 19 menyebutkan adanya pendaftaran
tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum, Yang lebih lanjut dibahas
dalam PP No 10 tahun 1961.
Dalam rangka memberi kepastian hukum kepada para pemegang hak
atas tanah ini diberikan penegasan mengenai sejauh mana kekuatan
pembuktian sertifikat yang dinyatakan sebagai alat bukti yang kuat.seperti
adanya data fisik dan yuridis.

B. Saran
Banyak anggapan dari masyarakat bahwa proses pendaftaran tanah di
Indonesia masih begitu rumit. Padahal, apabila kita menaati aturan-aturan
yang berlaku, maka proses tersebut akan mudah dan berjalan dengan lancar.
Untuk itu, apabila memiliki tanah yang belum bersertipikat, maka segera
mendaftarkannya di Kantor Pertanahan agar tanah yang kita miliki sah
dihadapan hukum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Suparman. 2003,Hukum Agraria Di Indonesia.Fakultas Hukum


UNTIRTA
Parlindungan, 2003,Tanya Jawab Hukum Agraria dan Pertanahan , Bandung :
Mandar Maju
Team Penerbit Mitra Karya.2003,Pedoman Peraturan Pejabat Akta Tanah Di
Indonesia, Jakarta : Mitra Karya
https://www.cermati.com/artikel/cara-lengkap-mengurus-sertifikat-tanah-
dan-biayanya

10

Anda mungkin juga menyukai