124214509
Anggarani Paramita
124214523
124214507
Didik Setiawan
124214506
R.Moeraditya P Poetra
124214512
124214521
M.Abdullah
124214500
Agus Suliyawan
124214524
Salah satu syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris adalah telah menjalani magang atau nyata-nyata
telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan berturutturut pada kantor notaris setelah lulus strata dua kenotariatan, demikian sebagaimana ditentukan di
dalam Pasal 3 huruf f UUJN.
Berdasarkan ketentuan tersebut, berkaitan dengan magang tersebut maka ada 3 (tiga) hal yang harus
dipenuhi, yaitu:
b.Jangka waktu magang tersebut dihitung mulai setelah seorang calon notaris lulus strata dua
kenotariatan;
c.Jangka waktu magang tersebut harus dijalankan oleh seorang calon notaris secara berturutturut.
Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi barulah seorang calon notaris dapat dikalatakan memenuhi syarat
magang sebagaimana ditetapkan dalam UUJN.
Berbeda dengan sebelumnya dimana masa magang hanya 12 (dua belas) bulan dengan berlakunya
perubahan UUJN maka masa magang menjadi 24 (dua puluh empat) bulan setelah seorang calon notaris
lulus strata dua kenotaritan dan masa magang tersebut tidak boleh terputus, harus berturut-turut.
Berdasarkan ketentuan Pasal 88 UUJN tersebut jelas bahwa proses pengkatan Notaris yang telah diajukan
sebelum berlakunya Perubahan UUJN tetap diproses berdasarkan ketantuan yang lama akan tetapi khusus
untuk masa magang tetap berlaku masa magang yang telah ditentukan di dalam pasal 3 UUJN yaitu 2
(dua) tahun setelah calon Notaris ybs lulus dari strata dua kenotariatan, tanpa ada pengecualian. Dengan
demikian dengan berlakunya Perubahan UUJN (17 Januari 2014) semua proses pengkatan yang belum
diterbitkan Sknya pada tanggal berlakunya Perubahan UUJN, harus memenuhi syarat masa magang 2
(dua) tahun tersebut dan untuk itu tidak dapat dibuat kebijakan pengangkatan yang mengakomodir masa
magang yang kurang dari 2 (dua) tahun setelah lulus starat dua kenotariatan dengan alasan apapaun
juga karena hal tersebut berrati melanggar UU.
Pasal 13
Notaris diberhentikan dengan tidak hormat oleh Menteri karena dijatuhi
pidana penjara berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih.
Dalam hal ini ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri Hukum
dan Ham No 25 tahun 2014
Pasal 15 ayat 1 UUJN sudah sangat jelas menentukan Notaris berwenang membuat akta
autentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian dan penetapan ... semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak
juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Jadi
prinsipnya Notaris adalah
merupakan satu-satunya pejabat umum yang berwenanag untuk membuat semua akta
otentik, kecuali undang
-undang menetapkan pejabat lain juga berwenanag untuk membuat akta otentik yang
bersangkutan atau kecuali
Undang-undang menunjuk pejabat lain yang berwenang untuk membuat akta otentik tersebut.
3. Kewajiban Notaris Untuk melekatkan surat atau dokumen pada Minuta Akta
Pasal 16 ayat (1) huruf c menentukan Dalam menjalankan jabatannya, Notaris
wajib:...c.melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;
Pasal ini demikian juga penjelasannya, tidak menjelaskan surat atau dokumen apa yang
dimaksud di dalamnya. Sepanjang berkaitan dengan surat kuasa di bawah tangan maka hal
tersebut telah diatur secara tegas di dalam Pasal 47 UUJN.
Dalam kesimpulan Rapat PP INI pada tanggal 15 Januari 2014, yang disampaikan oleh
rekan Habib Adji dikatakan Pengertian surat dan dokumen adalah surat dan dokumen
yang berhubungan dengan identitas diri Penghadap;
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya surat atau dokumen yang wajib dilekatkan tersebut,
yang dilekatkan itu asli surat atau dokumen atau boleh fotokopinya. Pasal 16 ayat 1 huruf c
tersebut tidak menjelaskannya. Jika kita berpegang pada pengertian surat atau dokuemn
tentunya seharusnya yang wajib dilekatkan pada minuta akta ada asli surat/dokumen bukan
fotokopi dari surat/dokumen ybs.
Seandainya yang wajib dilekatkan pada minuta akta tersebut adalah asli surat/dokumen
maka kesimpulan yang diambil dalam rapat PP INI tidak dapat diterapkan, karena tidak akan
mungkin untuk melekatkan dokumen yang berhubungan dengan identitas diri Penghadap
seperti KTP atau kartu Keluarga.
Sehubungan dengan hal tersebut maka harus ada ketentuan lebih kanjut yang menjelaskan
Pasal ini juga serta menimbulkan pertanyaan, apa makudnya, apakah notaris mempunyai
kewenangan membuat akta wasiat dibawah tangan?
Bukankah setiap akta yang dibuat oleh atau dihadapan notaris merupakan akta otentik.Akta
yang mana yang dibuat oleh atau dihadapan notaris tapi kedudukannya hanya sebagi akta
dibawah tangan selain akta-akta yang tidak memenuhi sayarat otentisitas atau akta-akta
yang pembuatannya melanggar ketentuan pasal tertentu dalam UUJN sehingga hanya
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta yang dibuat di bawah tangan.
Jika melihat redaksi pasal 16 ayat (1) huruf m tersebut dimana kehadiran 4 (empat) orang
saksi dikaitkan dengan akta wasiat, Mungkin sebenarnya maksud dari pembuatan UU
bukanlan pembuatan akta wasiat dibawah tangan akan tetapi pembuatann akta
pengalamatan surat wasiat rahasia (acte van supersciptie)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 940 KUHPerdata.Pasal 940 KUHPerdata menentukan
bahwa dalam pembuatan surat wasiat tertutup atau rahasia, surat wasiat tersebut
diserahkan kepada notaris dan kemudian Notaris membuat akta penyimpanan surat wasiat
tersebut dengan dihadiri oleh 4 (empat) orang saksi. Inilah yang munghkin dimaksud oleh
pembuat UU. Mungkin juga terdapat kekeliruan redaksi di dalam pasal 16 ayat 1 huruf m
tersebut, yang seharusnya bisa diperbaiki sebelum UU tersebut disahkan.
Kekeliruhan tersebut Bisa terjadi karena mereke terburu-buru di dalam merumuskan pasal
tersebut atau kurang paham terhadap masalah pembuatan surat wasiat.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH