Disusun oleh:
2016
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi kesepakatan dalam kontrak
perkuliahan dengan strategi students center.Dengan demikian penulis berharap agar makalah
ini dapat menambah khasanah pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
23 November 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya, tujuan dan fungsi, visi dan misi Kebun Raya
Purwodadi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis familia tanaman di Kebun Raya Purwodadi
3. Untuk mengetahui jenis tanaman obat di Kebun Raya Purwodadi
4. Untuk memenuhi tugas kuliah
5. Untuk refresing dan peremajaan mata
1.3 METODE
1. Wawancara : dalam metode ini kami melakukan tanya jawab kepada narasumber di
tempat objek wisata yang bertugas sebagai pemandu wisata.
2. Referensi : - Internet : www.krpurwodadi.lipi.go.id
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai kurang lebih
35.000 pulau yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat
tinggi. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 famili tumbuh-tumbuhan,
dan dari jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai
tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah dan tanaman obat-obatan
(Nasution, 1992).
Keanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Indrawan dkk. (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, termasuk yang mereka miliki, serta
ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati
dapat digolongkan menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman spesies. Hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri
dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang
bersel
banyak atau multiseluler)
2. Keanekaragaman genetik. Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara
populasipopulasi yang terpisah secara geografis, maupun diantara individu-individu
dalam satu populasi.
3. Keanekaragaman komunitas. Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya
dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing. Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati
itu diperlukan untuk kelanjutan kelangsungan hidup di bumi dan penting bagi
manusia. Keanekaragaman spesies menggambarkan seluruh cakupan adaptasi ekologi,
serta menggambarkan evolusi spesies terhadap lingkungan tertentu.
Urutan kedua setelah Brazil untuk keanekaragaman mamalia, dengan 515 jenis, yang
39%
diantaranya merupakan endemik
Urutan keempat untuk keanekaragaman reptil (511 jenis, 150 endemik).
Urutan kelima untuk keanekaragaman burung (1531 jenis, 397 endemik) bahkan
khusus
untuk keanekaragaman burung paruh bengkok, Indonesia menempati urutan pertama
(75
jenis, 38 endemik)
Urutan keenam untuk keanekaragaman amfibi (270 jenis, 100 endemik)
Urutan keempat dunia untuk keanekaragaman dunia tumbuhan (38000 jenis)
Urutan pertama untuk tumbuhan palmae (477 jenis, 225 endemik)
Urutan ketiga untuk keanekaragaman ikan tawar (1400 jenis) setelah Brazil dan
Colombia.
2.2 Sejarah
Kebun Raya Purwodadi yang juga dikenal dengan nama Hortus Ilkim Kering
Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. L.G.M. Baas Becking. Kebun ini
merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang
memiliki tugas dan fungsi mengkoleksi tumbuhan yang hidup di dataran rendah kering.
Kebun Raya Purwodadi merupakan Balai Konservasi Tumbuhan yang bernaung dibawah dan
bertanggung jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Kedeputian Bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia).
Johannes Viets adalah orang Belanda pertama yang memimpin Kebun Raya
Purwodadi yaitu pada tahun 1941-1942, dengan pengangkatannya sebagai pimpinan pada
tanggal 30 Januari 1941, Johannes Viets meletakkan pola-pola dasar pengembangan kebun
raya. Hal penting yang dilakukannya yaitu areal Kebun Raya Purwodadi yang baru diperoleh
dari masyarakat berupa tanah sawah dan pekarangan yang ditanami dengan tanaman penutup
tanah serta lamtoro untuk menambah kesuburan tanah secara alami. Pada Tahun 1943, Kebun
Raya Purwodadi dipimpin oleh bangsa Jepang, yaitu Tanaka. Pada masa kepemimpinannya,
Tanaka membangun jalan utama yang membelah kebun menjadi dua, serta jalan-jalan lain
dari arah utara ke selatan. Setelah masa kemerdekaan sampai saat ini, Kebun Raya Purwodadi
dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri kecuali pad tahun 1949-1954, yaitu oleh seorang
Belanda H.O. van Leusen. Moestopo (1945-1949) adalah orang Indonesia pertama yang
memimpin Kebun Raya Purwodadi. Pada mulanya, kebun ini dipergunakan untuk kegiatan
penelitian tanaman perkebunan kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar
perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Kebun
Raya Purwodadi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum pada masa kepemimpinan
Sarwana. Peresmian pembukaan tersebut dilakukan pada tanggal 10 Maret 1963. Setelah
pembukaan Kebun Raya untuk umum, pembangunan sarana fisik dan pembangunan sistem
pengelolaan kebun semakin digalakkan. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali
menurut kelompok suku yang menganut sistem klasifikasi Engler dan Prantl. Penyempurnaan
vak koleksi, pembangunan gedung kantor, penambahan koleksi melalui eksplorasi,
pertukaran biji menjadi program pimpinan Kebun Raya Purwodadi selanjutnya. Dalam
perkembangannya, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi diharapkan
akan menjadi pusat konservasi dan penelitian tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.
Kandungan Mengkudu :
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap.
Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting,
tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu
mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai
jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin,
lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens,
phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh.
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens
morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti
bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S .
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-
alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,
tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid
lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak
aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif
Karakter khas dari anggrek ini, adalah adanya bunga yang langsung
tumbuh di ujung batang yang tidak mempunyai daun. Tumbuhan pada
umumnya mensintesis makanan melalui fotosintesis yang terjadi di
daun. Tidak adanya daun pada D. pallens berdampak pada kurangnya
nutrisi karena keterbatasan anggrek ini untuk melakukan fotosintesis.
Tumbuh di atas seresah daun yang mempunyai kadar nutrisi tinggi
merupakan strategi anggrek saprofit, termasuk D. pallens untuk
bertahan hidup.
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Deskripsi Tanaman
Manfaat
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Sapindales
Suku : Rutaceae
Marga : Aegle
Jenis : Aegle marmelos (L.) Correa
Deskripsi :
Habitus berupa pohon tahunan dengan tinggi 10-15 m. Batangnya berkayu, bulat,
bercabang, berduri dan berwarna putih kekuningan. Daunnya tersebar pada batang muda,
berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi atau berlekuk tidak
dalam. Panjang daun 4-13,5 cm, lebar 2-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga berupa bunga
majemuk, bentuk malai. Daun mahkota lonjong, berwarna hijau dengan panjang 1-1,5
cm. Buah berbentuk bola, diameter 5-12 cm, berdaging dan berwarna coklat. Biji
berbentuk pipih dan berwarna hitam. Akar tunggang berwarna putih kotor.
Manfaat
Daun Aegle marmelos berkhasiat sebagai obat kudis, akar dan kulitnya
berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disenlri.
Untuk obat kudis dipakai 15 gram daun segar Aegle marmelos, dicuci,
ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada kudis dan dibalut de
ngan kain yang bersih.
Kandungan kimia :
Daun, akar dan kulit batang Aegle marmelos mengandung saponin,
disamping itu akar dan kulit batangnya mengandung flavonoida dan polifenol
dan daunnya juga mengandung tanin.
Deskripsi
Trengguli (Cassia fistula L) biasanya tumbuh di hutan terbuka dan padang rumput
pada dataran rendah. Pohon kecil yang sampai medium ini umumnya gugur atau semi-
gugur pada musim panas, percabangan menyebar, dengan ranting yang gundul. Daunnya
majemuk dengan 3-7 pasang pinak daun, pinak daun membundar telur-lonjong, agak
menjangat, pangkal membaji lebar, ujung meruncing, permukaan atas berkilau, gundul
bila matang. Perbungaan tandan terletak renggang di ketiak, menggantung, berbunga
banyak. Bunga harum, daun mahkota membundar telur lebar, kuning keemasan. Buah
menggantung, menggalah, hitam, gundul. Biji banyak, terpisah oleh sekat seperti kertas
dan menyatu pada bubur kayu yang lengket dan hitam. Pohon ini tersebar di daerah
tropik; di jawa sering dibudidayakan sebagai tanaman hias dan tanaman obat. Nama lain
di Indonesia antara lain Trengguli, kayu raja, bobondelan, kolobur, tilai, bubuni, ketoka,
kluwang, ladao, limbalo.
Trengguli ini mempunyai kandungan kimia seperti saponin, tanin, gom, gula,
hidroksimetil, asam sitrat, asam hidrisianik, pektin. Sedangkan kulitnya mengandung zat
samak. Anggota famili Leguminosae ini bersifat rasa manis, antringen, pencahar dan
penurun demam.
Manfaat tanaman ini adalah untuk obat antara lain akar, kulit, daun, bunga, biji,
dan empulur buah dapat digunakan sebagai obat penyakit berikut : Koreng dan
Borok,Urat syaraf lemah dan lelah (neurasthenia),Tekanan darah tinggi, Meningkatkan
stamina.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium cumini
Deskripsi
Pohon yang kokoh, berkayu, diameter 10-30 m, berwarna putih kotor, dan tidak
menggugurkan daun. Kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20 m dan
gemang mencapai 90 cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan. Nama
umumnya adalah juwet putih/jamblang. Daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5
cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10
cm, pangkalnya lebar berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip,
bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua
berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbau terpentin apabila diremas. Daun yang
muda berwarna merah jambu. Pertulangannya menyirip. Karangan bunga dalam malai
atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang. Umumnya muncul pada
cabangcabang yang tak berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung
tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6
mm, kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih
abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm, putik 6-7
mm.
Manfaat
Kulit batang, daun, buah dan bijinya sering digunakan sebagai obat kencing
manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain.
Manfaat
a) Daun : untuk obat peluruh air seni
b) Daging buah : untuk salep pada sakit sifilis / borok
c) Extrak daging buah : untuk kecantikan ( pelembab )
10. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Centella
Spesies: Centella asiatica (L.) Urban
Deskripsi
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, menghasilkan stolon panjang, ramping
lir-runner, dengan ruas panjang. Daun bertangkai terbentuk sekelompok pada buku stolon.
Perbungaannya memiliki beberapa umbel dan sejumlah bunga setiap umbelnya; kelopak
bunga berwarna putih. Biji terbentuk, tetapi perbanyakannya bertumpu pada stek vegetatif.
Habitat pertumbuhan yang disukai adalah tanah basah atau lembab, dan lebih
menyukai sedikit naungan daripada matahari penuh. Naungan sesuai untuk pertumbuhan
daun dengan tangkai daun panjang. Ada dua tipe tanaman yang dibudidayakan, yaitu
bentuk merayap berdaun kecil, dan bentuk tegak lir-semak dengan daun lebar, bentuk
kedua tumbuh lebih cepat dan lebih produktif.
Panen dilakukan ketika daun telah mencapai ukuran penuh; kualitas yang dapat
dimakan menurun jika tanaman semakin matang. Dengan pemeliharaan yang baik, panen
dapat dilakukan dengan selang waktu sekitar dua bulan, selama beberapa tahun. Tipe daun
kecil dipanen dan dijual sebagai tanaman utuh yang diikat. Untuk tipe semak, daun
dipotong dan juga diikat; tangkai daun panjang memudahkan penanganan dan pengikatan
daun sebagi ikatan. Tanpa pendinginan, umur pescapanen jarang lebih dari 2 3 hari.
Kegunaan :
Untuk pengobatan : Lepra, Hipertensi Ambeien, Demam, Demam yang tidak
diketahui penyebabnya, Melancarkan air seni, Campak, Batuk, Mimisan, Sakit kepala,
Mata merah, bengkak, Menambah nafsu makan.
11. Kemenyan (Styrax spp)
Divisio : Spernatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonae
Ordo : Ebeneles
Family : Styraceae
Genus : Styrax
Spesies : Styrax spp
Deskripsi
Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) merupakan pohon yang terdapat di
Asia Tenggara dan India Timur (Claus, 1971). Sumatera dan Jawa adalah daerah
di Indonesia yang menanam kemenyan. Kemenyan ditanam dalam skala besar di
Tapanuli dan Palembang (Heyne, 1987). Kabupaten Humbang Hasundutan
merupakan salah satu penghasil getah kemenyan di Provinsi Sumatera Utara
(Warastri, 2007).
Pohon ini terdapat di daerah pegunungan pada ketinggian 600-1000 m di
atas permukaan laut (Heyne, 1987). Pohon kemenyan tingginya mencapai 18 m
dengan diameter 35 cm. Batangnya tegak, bulat, berkayu, percabangan simpodial
dan berwarna coklat. Kemenyan berdaun majemuk, berbentuk bulat telur,
tersebar, panjang 8-14 cm, lebar 2-5 cm, tepi rata, ujung meruncing, pangkal
tumpul, pertulangan menyirip, hijau dan berambut. Bunga banci, aktinomorf,
rangkaian berbentuk malai dan terdapat pada ketiak daun (Tjitrosoepomo, 1994).
Pohon kemenyan menghasilkan getah yang dikenal sebagai benzoin.
Getah kemenyan adalah produk patologis yang diperoleh melalui tahap penorehan
batang (Claus, 1971). Penorehan ini dimulai dari umur 5 atau 6 tahun (Youngken,
1950). Torehan dibuat 40 cm dari atas tanah dan 2 lainnya diatasnya dengan jarak
40 cm. Bentuk irisan adalah segitiga. Seminggu kemudian keluarlah zat kekuningkuningan
dan terkumpul pada torehan, dengan adanya pengaruh panas, cahaya
dan udara warnanya menjadi kecoklatan. Getah ini masih lunak dan sangat lengket.
Setelah 1 sampai 2 bulan kemudian massa menjadi cukup keras untuk
dapat dikumpulkan. Selanjutnya dibuat torehan berikutnya 4 cm diatas tiap
torehan lama dan 40 cm diatas torehan ketiga. Torehan ini terus berlanjut dan jika
sudah penuh maka dimulai dengan jalur baru di kiri atau kanan dari jalur
sebelumnya. Lapisan paling luar memiliki kualitas terbaik disebut almond dan
oleh masyarakat setempat menyebutnya menyan putih. Lapisan ini dikumpulkan
1 bulan setelah penorehan. Lapisan berikutnya adalah kualitas kedua disebut
menyan itam baik. Lapisan ini dikumpulkan bulan setelah pengumpulan
menyan putih. Lapisan ini dikumpulkan dari lapisan yang tersisa sampai batang.
Kualitas terakhir disebut menyan itam jahat yang dikumpulkan 1 bulan kemudian
yang diperoleh dengan mengikis batang. Kualitas terakhir ini memiliki warna
yang gelap dan fragmen kayu (Claus, 1971; Heyne, 1987; Trease, 1978). Proses
ini berlangsung terus sampai 12 tahun atau lebih (Heyne, 1987, Trease, 1978).
Tiga tahun pertama menghasilkan getah yang lebih wangi dan terdiri dari lebih
banyak bagian yang putih yang disebut sebagai head benzoin. Pada 7 sampai 9
tahun berikutnya berwarna coklat yang disebut belly benzoin. Kualitas yang
berwarna coklat kehitaman disebut foot benzoin (Youngken, 1950)
Getah kemenyan terdiri dari 2 jenis yaitu Sumatra Benzoin dan Siam
Benzoin. Sumatra Benzoin diperoleh dari Styrax benzoin Dryand. dan Siam
Benzoin diperoleh dari Styrax tokinensis (Stahl, 1985)
Kandungan Kimia
Daun kemenyan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Hutapea,
1994). Getah kemenyan mengandung asam sinamat, asam benzoat, esternya
(seperti koniferilbenzoat, koniferilsinamat, sinamilsinamat), Triterpenoid (berupa
turunannya yaitu asam siaresinolik dan asam sumaresinolik) (Stahl, 1985; Trease,
1978).
Penggunaan dan Manfaat
Getah kemenyan memiliki banyak manfaat baik penggunaan lokal maupun
sebagai komoditi ekspor. Kemenyan berguna untuk upacara ritual, campuran
rokok, bahan pengawet, ekspektoran, antiseptik, industri kosmetik dan parfum
(Claus, 1971; Trease, 1978; Stahl, 1985)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Rauvolfia
Spesies: Rauvolfia serpentina L. Bentham ex Ku
Deskripsi
Perdu rendah, tingginya 30-50 cm. Daun tunggal berbentuk anak tombak berujung
lancip. Pada masa vegetatif, satu ruas terdiri dari 3 daun. Mahkota bunga bagian luar
putih, bagian dalam beralur kemerahan, membentuk tabung kecil dengan bagian tengah
berbentuk pundi-pundi. Membentuk karangan dipuncak batang, tapi pada masa vegetatif
selanjutnya karangan bunga terdesak ke samping oleh kuncup hingga yang mula-mula
terminalis akan berubah axialis. Buah batu berbiji dua yang menonjol, tampak dari luar,
mula-mula hijau lalu merah dan akhirnya hitam mengkilat.Tumbuh pada daerah
berdrainase baik pada ketinggian 50-300 m dpl.
Kandungan : Alkaloid ajmalina; Serpentina; Alstonina; Reserpina; Sarpagina;
Yohimbina; Alkaloid
Khasiat: Antiinflamasi; Hipotensif; Sedatif; Analgesik; Antipiretik
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
Deskripsi
Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagaibumbu dapur untuk mengharumkan makanan .Minyak serai adalah minyak
atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak
serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun
berupa minyaknya.
Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan sereh
wangi (sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang selama
ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella oil) yang biasanya
terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura.
Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah
diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh
dapur (lemongrass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi
kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh wangi kandungan
utamanya adalah citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral.
Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon Flexuosus)
dan sereh citratus (Cymbopogon Citratus). Dalam dunia perdagangan minyak atsiri,
minyak serehflexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur
India Timur). Sedangkan sereh citratus dikenal dengan West Indian lemongrass
oil (minyak sereh dapur India Barat). Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia
meskipun yang terbanyak adalah jenisWest Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari
keduanya terletak pada sifat-sifat minyak atsiri yang dihasilkan. Minyak sereh India
Timur lebih berharga dari pada India Barat, terutama karena kandungan sitralnya yang
lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan pada hari Minggu tanggal 14
November 2016, yang bertempat di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Pengamatan ini
ditujukan untuk memenuhi tugas ( Kuliah Lapangan) untuk mata kuliah fitofarmasi. Pada saat
pengamatan kami dapat mengidentifikasi banyak jenis spesies.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim Nasution. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Ilmiah secara Ilmiah bagi
Remaja. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Claus, E.P, et all. (1971). Pharmacognosy. Sixth Edition. Philadelphia: Lea and
Febiger. Pages 219-220.
Warastri, A.W. 2007. Kemenyan, getah magis yang dulu senilai emas. Kompas,
13 April 2007 : 51.
Witono, J.R. 1998. Koleksi Palem Kebun Raya Bogor Vol. I No. 1. UPT
Balai
Pengembangan Kebun Raya LIPI
www.krpurwodadi.lipi.go.id