Anda di halaman 1dari 29

Pemeliharaan Kultur Dan Teknologi Fermentasi

Kelompok 4

1.Dewi hajar agustina


2.Efi ratna sari
3.Ilviani
4.Nur latifah
5.Yayuk winarsih
6.Zaidatun nimah
Kelompok 4

Dewi Hajar Agustina


(1413206014)

Evi Ratnasari
(1413206018)

Ilviani (1413206024)
j

Nur Latifah (1413206033)

Yayuk Winarsih
(1413206039)

Zaidatun Nimah
(1413206040)
Pengertian
Subkultur

Proses memisahkan kultur jaringan yg sudah tumbuh banyak


(tunas mikro atau kalus) menjadi bagian yg lebih kecil
kemudian memindahkannya ke medium yang
baru(Victoria,2013)

Subkultur merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan


tanaman melalui kultur jaringan. Pada dasarnya subkultur
yaitu memotong, membelah dan menanam kembali eksplan
yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah
banyak.
Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis
tanaman yang akan dikulturkan. Setiap tanaman
memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuh
yang berbeda-beda. Sehingga cara dan waktu
subkultur juga berbeda-beda.
Alasan
dilakukannya
subkultur

1.Unsur hara dalam media sudah berkurang


2.Pertumbuhan tanaman sudah memenuhi botol atau tabung
3.Nutrisi dalam media menguap karena kering yang
mengakibatkan media mengandung garam dan gula tinggi
4.Eksplan memerlukan komposisi media baru untuk
membentuk organ atau struktur baru
5.Media berubah menjadi cair karena penurunan pH oleh
tanaman
Tahap
Pembuatan
Subkultur

1.Regenerasi

2.Multiplikasi

3.pengakaran
1.Tahap regenerasi
Yaitu merupakan tahap penggatian tanaman

2.Tahap multiplikasi
tujuan dari tahapan ini adalah untuk memperoleh dan
memperbanyak tunas.

3.Tahap pengakaran
Tunas atau plantlet yang dihasilkan dari tahapan ke 2 pada umunya
masih sangat kecil atau tunas yang belum dilengkapi dengan akar
sehingga belum mampu untuk mendukung pertumbuhannya dalam
kondisi in vivo. Oleh karena itu dalam tahap ini masing-masing tunas
yang dihasilkan ditumbuhkan untuk pembesaran,pengakaran dan
perangsangan aktifitas fotosintesisnya.
Mula-mula dibut media MS dan kemudin ditambah dengan zat pengatur
tumbuh sitokinin. Setelah pembuatan media multiplikasi,eksplan
dipindahkan ke media pengakaran.(andri,2008)
Tahap selanjutnya adalah tahap inisisasi. Pada tahap ini tunas yang
dihasilkan dipotong-potong untuk perbanyakan.
Tunas tersebut kemudian ditanam pada media baru yang umumnya
mengandung sitokinin .Pada tahap ini dapat digunakan media cair(media
tampa agar),semi padat maupun media padat.
Dengan modifikasi media yang sesuai tunas-tunas baru akan tumbuh dari
potongan eksplan.tahapan ini umumnya dilakukan sebanyak 8-10 kali
sehingga akan dapat dihasilkan sejumlah besar tunas dari satu eksplan
pada tahapan inisiasi. Tunas tersebut selanjutnya dibesarkan atau
diakarkan.
1. Pendinginan (mengurangi metabolisme)
Pendinginan tergantung pada jenis mikroorganisme dan jenis perlakuan.
IContoh pada suhu 0 7C sehingga menyebabkan kecepatan metabolisme
direduksi dan bersifat mikrobiostatik.
2. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan metode desikasi
(merupakan proses penghilangan kadar air). Metode desikasi ini
menggunakan alat desikator.
3. Pengeringan beku (freeze drying)
Prinsip metode freeze drying adalah pengeringan suspensi sel dari fase
cair dengan cara sublimasi melalui proses pembekuan terlebih dahulu.
Proses ini dibagi menjadi tiga tahap yaiu:
Tahap pertama, yaitu proses
pembekuan.

Tahap kedua, yaitu proses pengeringan


primer melalui proses sublimasi pada
suhu rendah sehingga menyebabkan
sebagian besar air tertarik dari suspensi
beku sel.

Tahap ketiga, yaitu proses pengeringan


sekunder pada suhu yang lebih tinggi
dengan tujuan mengeringankan sisa air.
4. Pendinginan dengan suhu sangat rendah /freezing( - 70C s/d 196C)
Melalui metode ini, berbagai organisme dan sel telah berhasil
dipreservasi, di antaranya mikroorganisme, spermatozoa, oosit, embrio,
sel somatik hewan dan tumbuhan. Tujuan utama dari metode freezing
adalah menyimpan organisme tanpa terjadi perubahan
morfologi,fisiologis,biokimia dan properti genetik. Perinsip utama
freezing adalah mengatur perpindahan atau difusi air yang melewati
membran sel melalui proses dehidrasi dan rehidrasi.
proses dehidrasi terjadi ketika sampel dibekukan,sedangkan proses
redehidrasi terjadi ketika sampel dicairkan.
Ketika sampel dibekukan, air di dalam sel akan keluar yang
disebabkan lingkungan luar sel yang bersifat hipertonis akibat
penambahan larutan protektan. Air yang keluar tersebut selanjutnya akan
berubah menjadi kristal es ekstraseluler, kemudian protektan masuk ke
dalam sel dan menggantikan cairan intraseluler. Proses ketika sampel
dicairkan menyebabkan terjadinya pencairan kristal es ekstraseluler.
Lingkungan luar sel berubah menjadi hipotonis sehingga air akan masuk
kembali ke dalam sel dan menggantikan protektan yang keluar dari dalam
sel.
Faktor yang mempengaruhi proses freezing yaitu:
1.Umur kultul
2.Penggunaan protektan
3.Pencairan (thawing)
Teknologi fermentasi
SEJARAH FEREMENTASI
Fermentasi merupakan suatu cara yang
telah dikenal dan digunakan sejak lama
sejak jaman kuno.
6000-4000 SM: teknologi fermentasi
pembuatan bir di Sumeria dan Mesir
Abad ke-14: distilasi untuk menghasilkan
minuman beralkohol tinggi di Cina
Sebelum 1865 : teknologi pembuatan bir,
anggur, keju, yogurt, dan makanan
lainnya sebagai hasil dari proses
fermentasi (era pra-Pasteur)
1865-1940: teknologi pembuatan etanol,
butanol, aseton, gliserol, asam-asam
organik (era Pasteur).
PENGERTIAN FERMENTASI

Fermentasi merupakan suatu


cara yang telah dikenal dan
digunakan sejak lama sejak
jaman kuno. Fermentasi
merupakan suatu cara untuk
mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang
dikehendaki dengan
menggunakan bantuan
mikroba
Fermentasi dapat dibedakan menjadi:
fermentasi aerob

Jika memerlukan oksigen mengubah substrat gula


menjadi dan hasil akhirnya asam piruvat dan
karbondioksida (CO2), dan,
fermentasi anaerob

Jika tidak memerlukan oksigen, gula akan diubah


menjadi asam piruvat, kemudian asetaldehida dan
akhirnya menjadi alkohol; etanol atau methanol
dan asam laktat
proses fermentasi
memerlukan
Tempat (wadah) untuk Produk, sesuatu
menjamin proses yang dihasilkan
fermentasi berlangsung dari proses
dengan optimal. fermentasi.

Mikroba Substrat sebagai


sebagai inokulum tempat tumbuh
(starter). (medium) dan sumber
nutrisi bagi mikroba
SKEMA PROSES FERMENTASI

Biomassa
Pengembangan Inokulum

Cairan Pemisahan Sel


Fermentasi
Kultur
Labu
Stok Fermentor Supernatan
Kocok
Bibit Bebas Sel
Fermentor
Produksi
Sterilisasi Media Ekstraksi Produk

Formulasi Media Penanganan


Purifikasi Produk
Limbah
Bahan-bahan Media
Pengemasan Produk
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar fermentasi
dapat berjalan dengan optimal, maka harus
memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
1. Aseptis: terbebas dari kontaminan 8. Prinsip kultivasi mikroba dalam
2. Volume kultur relatif konstan (tidak bocor sistem cair
atau menguap) 9. Desain bioreaktor (fermenter)
10. Desain medium
3. Kadar oksigen terlarut harus memenuhi
11. Instrumentasi dan pengendalian
standar
proses
4. Kondisi lingkungan seperti: suhu, pH dalam bioreaktor
harus terkontrol. 12. Tenik pengukuran
5. Komposisi medium pertumbuhan harus 13. Pemindahan massa dan energi
mencukupi kebutuhan mikroba. 14. Peningkatan skala
6. Penyiapan inokulum harus murni. 15. Fermentasi substrat padat
16. Kultur biakan murni (isolat)
7. Sifat fermentasi
17. Tahap produksi akhir.
SIFAT FERMENTASI
Aerob memerlukan adanya oksigen.
Adalah fermentasi yang pada prosesnya
memerlukan oksigen. Semua organisme untuk
hidupnya memerlukan sumber energi yang
diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan,
dimana organism itu berada. Mikroorganisme
adalah organisme yang memerlukan energi
tersebut. Bahan energi yang paling banyak
digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah
glukosa. Dengan adanya oksigen maka
mikroorganisme dapat mencerna glukosa
menghasilkan air , karbondioksida, dan sejumlah
besar energi.
2. Anaerob tidak memerlukan adanya oksigen
Adalah fermentasi yang pada prosesnya tidak
memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme
dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya
oksigen jadi hanya sebagian bahan energi itu
dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari
energi, karbondioksida dan air , termasuk
sejumlah asam laktat , asetat, etanol, asam
volatile,alcohol, dan ester.
PRINSIP KULTIVASI MIKROBA
DAN SISTEM CAIR
Mikroba berada dalam cairan yang mengandung
nutrien sebagai substrat untuk tumbuh dan
berkembang bercampur dengan produk-produk
yang dihasilkan termasuk limbah. Yang dimaksud
dengan mikroba secara umum, merupakan
organisme yang sangat sederhana. Umumnya
bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi
mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal.
Nutrien dan oksigen yang diperlukan untuk
pertumbuhan optimal mikroba harus tercampur
merata (homogen) pada semua bagian fermenter.
SYARAT FARMENTER
Terbebas dari kontaminan
Volume kultur relatif konstan (tidak bocor atau menguap)

Kadar oksigen terlarut harus memenuhi standar.

Kondisi lingkungan seperti: suhu, pH harus terkontrol. Stirred


tank reactor system model yang banyak dipakai.
STERILISASI
Bahan atau peralatan yang dipergunakan kultivasi
mikrobiologi harus dalam keadaan steril artinya
bahan atau peralatan tersebut bebas dari mikroba.
Baik yang akan mengganggu media atau
menganggu kehidupan dan proses yang sedang
dikerjakan.
Sterilisasi yang umum dilakukan adalah :
a) Sterilisasi secara fisik
b) Sterilisasi secara kimia
2) Nutrisi yang diperlukan mikroba
Mikroba memerlukan nutrien sebagai sumber
materi dan energy untuk menyusun komponen sel
seperti genom, membrane plasma dan dinding sel.
Bentuk nutrient yang diperlukan bermacam-
macam, tergantung jenis mikrobanya, misalnya
kebutuhan karbon untuk jasad fotoautotrof dalam
bentuk CO2, sedangkan bagi jasad kemoorganotrof
dalam bentuk bahan organic.
3)Kondisi fisik yang diperlukan untuk
pertumbuhan
Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk
kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi
fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.
Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan
nutrisinya, tetapi menunjukan respon yang
berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya.
Ada 5 parameter lingkungan yang utama yang
perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba
yaitu temperature, kelembaban (RH), kadar
oksigen, pH dan osmosis
PRODUK-PRODUK APLIKASI INDUSTRI
BIOTEKNOLOGI FERMENTASI

Bir Yoghurt Keju

Nata de coco Protein sel


VCO
(air kelapa) tunggal

Produksi
antibiotik
Thank you

Anda mungkin juga menyukai