Anda di halaman 1dari 31

ASSALAMUALAIKUM

KELOMPOK 2

Aldila putra T Dewi hajar agustina

Ilviani

Lea sella cobra Tri kurnia astutik


Obat Golongan
Antasida dan H2RA
PENGERTIAN ULKUS PEPTIK

Ulkus peptikum atau tukak lambung adalah penyakit pada lapisan


lambung atau duodenum, bagian pertama dari usus kecil. Ulkus
peptikum terjadi ketika asam yang membantu pencernaan makanan
merusak dinding lambung atau duodenum. Penyebab paling umum
adalah infeksi bakteri yang disebut Helicobacter pylori. Penyebab
lainnya adalah penggunaan jangka panjang obat anti-inflamasi (NSAID)
seperti aspirin dan ibuprofen dan stress.
Definisi Antasida
Antasida berasal dari kata anti yaitu lawan dan
acidus/acid yaitu asam.
Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan
asam hidroklorida lambung untuk membentuk
garam dan air.
Mekanisme kerja utamanya adalah mengurangi
keasaman intralambung.

(Katzung.2014)
Umumnya antasida merupakan basa lemah, biasanya bisa terdiri dari
zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida / karbonat,
magnesium hidroksida / karbonat, dan kalsium. Terkadang antasida
dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat mengurangi
kelebihan gas.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi terlalu asam.
Selain itu, antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas
enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam. Enzim ini diketahui
juga berperan dalam menimbulkan kerusakan pada organ saluran
pencernaan manusia.
Beberapa jenis antasida tersebut memiliki perbedaan terutama dalam
efek menetralkan asam lambung. Istilah yang digunakan untuk
menjelaskan hal ini adalah ANC ( antacid neutralizing capacity ). ANC
disajikan dalam bentuk perbandingan mEq, dan FDA mengklasifikasikan
per dosis antasida harus punya efek menetralkan asam sebesar 5 mEq
per dosisnya. Antasida yang baik harus punya kemampuan penetralan
yang baik dan juga cepat.
1 dosis antasida 156mEq yang diberikn 1jam
setelah makan secera efektif menetralkan asam
lambung hingga 2jam. Namun, kapasitas berbagai
sediaaan antasida dalam menetralkan asam sangat
berfariasi, bergantung pada laju kelarutan,
kelarutan dalam air,kecepatan reaksi dengan asam,
dan kecepatan pengosongan dalam lambung.
Tipe antasida
1.Antasida Sistemik
Antasida sistemik adalah antasida yang ion-ionnya dapat diserap oleh
usus halus sehingga mengubah keseimbangan asam basa dan elektrolit
dalam tubuh dan dapat terjadi alkalosis. Jenis antasida yang termasuk
golongan ini adalah Na-Bikarbonat.
Na-Bikarbonat

Cepat bereaksi dengan asam hidroklorida (HCl) untuk menghasilkan


karbondioksida dan natrium klorida pembentukan karbondioksida
menyebabkan peregangan lambung dan bersendawa.
Basa yang tidak bereaksi cepat di serap oleh
natrium bikarbonat sehingga berpotensi
menyebabkan alkalosis metabolik jika di berikan
dalam dosis tinggi atau kepada pasien dengan
insufisiensi ginjal.
obat ini mempunyai kemampuan melarut yang
cepat namun masa kerjanya pendek.
2.Antasida Nonsistemik
Antasida nonsistemik adalah antasida yang kationnya membentuk
senyawa yang tidak larut dalam usus, dan tidak diabsorpsi sehingga
tidak mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh. Yang
termasuk golongan ini yaitu :

Aluminium hidroksida
Kalsium karbonat
Magnesium hidroksida
Aluminium hidroksida

Mempunyai daya menetralkan asam lambung yang lambat tapi masa


kerjanya lebih panjang,kapasitas penetralannya besar,kecepatan untuk
mencapai pH 3 tidak terlalu cepat dan tidak menyebabkan acid
rebound. Efek samping yang tidak dikehendaki ialah konstipasi, tetapi
tidak mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh.

(Lachman,Lieberman,kanig,1986)
Kalsium karbonat

Obat ini kurang larut dan bereaksi lebih lambat dari pada natrium
bikarbonat dengan HCL untuk membentuk karbon dioksida dan kalsium
klorida(CaCl).seperti natrium bikarbonat,kalsium karbonat dapat
menyebabkan sendawa dan alkalosis metabolik.
efek samping dari pemberian kalsium karbonat yaitu
hiperkalsimia,insufisiensi ginjal dan alkalosis metabolik (sindroma susu-
alkali),sehingga antasida jenis ini tidak direkomendasikan untuk
pemakaian jangka lama.
Magnesium Hidroksida

Berbeda dari natrium hidroksida, magnesium hidroksida


memperlambat pengosongan dari lambung, sehingga
memperpanjang efek netralisasinya. Garam magnesium yang
dihasilkan sukar diabsorpsi dan bersifat laksatif sehingga
menimbulkan diare. Sejumlah kecil magnesium diabsorpsi,
tetapi bila terdapat insufisiensi ginjal akan mengganggu
ekskresinya ke urin sehingga menyebabkan
hipermagnesemia.
Peringatan:

Wanita yang sedang berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi magnesium hidroksida.
Jangan diminum secara berkesinambungan selama lebih dari dua minggu.
Hindari konsumsipada waktu yang sama dengan obat lain. Sediakan jarak
waktu dua jam.
Sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong (beberapa jam sebelum atau setelah
makan). Ditelan langsung dengan bantuan air.
Harap berhati-hati bagi lansia dan yang menderita gangguan ginjal, gangguan
hati, mengalami muntah-muntah, sakit perut yang parah dan terus berlanjut,
serta kram perut.
Hentikan penggunaan dan segera buang obat ini setelah kemasan dibuka
selama tiga bulan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Cara Mengonsumsi Magnesium Hidroksida dengan Benar

Gunakanlah magnesium hidroksida sesuai keterangan pada kemasan dan


tanyakan pada dokter jika Anda merasa ragu.
Obat ini bukan untuk dikonsumsi secara regular tapi hanya dianjurkan
sebagai pereda ketika gejala kambuh.
Apabila sediaan dalam bentuk cair, kocoklah terlebih dulu sebelum diminum.
Sebaiknya menggunakan dosis dengan sendok atau gelas takar khusus yang
disertakan dalam kemasan. Jangan menggunakan sendok makan biasa karena
takarannya akan berbeda.
Antasida ini dianjurkan untuk diminum saat perut kosong (beberapa jam
sebelum atau setelah makan).
Pastikan banyak minum air putih selama mengonsumsinya. Ini dilakukan
guna meminimalisasi efek samping, terutama bagi pasien lansia dan yang
berisiko tinggi mengalami dehidrasi.
Tabel efeksamping

Natrium
Contoh obat antasida
dipasaran
Mylanta

MEKANISME KERJA kombinasi aluminium hidroksida dan


magnesium hidroksida merupakan antasida yang
bekerja menetralkan asam lambung dan
mengaktifkan pepsin,sehingga rasa nyeri ulu hati
akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang.disamping itu efek laksatif dari
magnesium hidroksida akan mengurangi efek
konstipasi dari aluminium hidroksida.

INDIKASI untuk mengurangi gejala-gejala yang


berhubungan dengan kelebihan asam
lambung,gastritis,tukak lambung,tukak usus dua
belas jari dengan gejala seperti mual,nyeri
lambung dan nyeri ulu hati.

KONTRA INDIKASI jangan diberikan pada penderita ginjal yang


berat,karena dapat menimbulkan
hipermagnesia.
Antasida done

INDIKASI untuk mengurangi gejala-gejala yang


berhubungan dengan kelebihan asam
lambung,gastritis,tukak lambung,tukak usus
dua belas jari dengan gejala seperti mual,nyeri
lambung dan nyeri ulu hati.

KONTRA INDIKASI jangan diberikan pada penderita ginjal yang


berat,karena dapat menimbulkan
hipermagnesia.

DOSIS Dewasa :1-2 tablet 3-4 kali sehari


Anak-anak 6-12 tahun:-1 tablet 3-4 kali sehari

EFEK SAMPING sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-


gejalatersebut akan hilang bila pemakaian obat
dihentikan
sanmaag

Farmakologi Kombinasi dua antasida yang bekerja menetralkan asam


lambung.simetikon bekerja sebagai defoaming agent dengan
memecahkan gelembung-gelembung gas yang mengganggu dalam
lambung

INDIKASI Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan


asam lambung,gastritis,tukak lambung,tukak usus dua belas jari
dengan gejala seperti mual,nyeri lambung dan nyeri ulu hati.

INTERAKSI OBAT Pemberian bersama-sama dengan simetidin atau tetrasiklin dapat


mengurangi absopsi obat tersebut.

DOSIS Dewasa 5-10ml,3-4 x sehari


ANTAGONIS RESEPTOR H2
Antagonis reseptor H merupakan obat yang digunakan untuk
mengurangi sekresi asam lambung. Obat ini menghambat sekresi asam
yang
dirangsang histamin, gastrin, obat-obat kolinomimetik dan rangsangan
vagal.
mekanisme kerja obat ini adalah memblok kerja dari histamin atau
berkompetisi dengan histamin untuk berikatan dengan reseptor h2
pada sel parietal sehingga mengurangi sekresi asam lambung.
Yang termasuk antagonis reseptor H2 adalah Simetidine, Ranitidine,
Nizatidine, dan Famotidine.
CIMETIDINE

MEKANISME KERJA Memblok sekresi asam lambung yang disebabkan oleh


rangsangan makanan, asetilkolin, kafein, dan insulin.
Simetidin digunakan untuk pengobatan tukak
lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang
patologis, misal sindrom Zolinger Ellison
(Siswandono & Soekardjo, 1995)

FARMAKOKINETIK Dapat dicerna secara cepat dalam saluran cerna,


kadar plasma tertinggi dicapai dalam 1 jam bila
diberikan dalam keadaan lambung kosong dan 2 jam
bila diberikan bersama sama dengan makanan
(Siswandono & Soekardjo, 1995)

EFEK SAMPING Diare , pusing, kelelahan dan rash (Siswandono &


Soekardjo, 1995).

DOSIS Dosis Dosis Simetidin adalah 200 400 mg


(Siswandono & Soekardjo, 1995)
RANITIDIN

MEKANISME Mekanisme kerja Ranitidin HCl merupakan antagonis kompetitif histamin yang
khas pada reseptor H2 sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam
lambung, menekan kadar asam dan volume sekresi lambung (Siswandono &
Soekardjo, 1995)

FARMAKOKINETIK Farmakokinetik Ranitidin HCl diserap 39 87% setelah pemberian oral dan
mempunyai masa kerja yang cukup panjang, pemberian dosis 150 mg efektif
menekan sekresi asam lambung selama 8 12 jam. Kadar plasma tertinggi
dicapai dalam 2 3 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paro eliminasi 2
3 jam. (Siswandono & Soekardjo, 1995).

Indikasi untuk pengobatan tukak lambung dan tukak duodenum, refluks


esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak
duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain
dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Interaksi Simetidin menghambat metabolisme obat secara oksidatif di hati
dengan cara mengikat sitokrom P450 di mikrosom. Penggunaannya
sebaiknya dihindari pada pasien yang sedang mendapat terapi warfarin,
fenitoin dan teofilin (atau aminofilin).
DOSIS Dosis Dosis Ranitidin HCl adalah 150 300 mg
(Siswandono & Soekardjo, 1995).
Efek farmakologi dan potensi nizatidin sama
seperti ranitidin. Berbeda dengan simetidin,
3.Nizatidine ranitidin, dan famotidin (yang dimetabolisme oleh
hati), nizatidin dieliminasi terutama oleh ginjal.
Karena seEfek farmakologi dan potensi nizatidin
sama seperti ranitidin. Berbeda dengan simetidin,
ranitidin, dan famotidin (yang dimetabolisme oleh
hati), nizatidin dieliminasi terutama oleh ginjal.
Karena sedikit terjadi metabolisme first-pass
dengan nizatidin, maka ketersediaan hayatinya
hampir 100% (Mycek et al, 2001).dikit terjadi
metabolisme first-pass dengan nizatidin, maka
ketersediaan hayatinya hampir 100% (Mycek et al,
2001).
NIZATIDIN

MEKANISME KERJA

FARMAKOKINETIK

EFEK SAMPING

DOSIS
FAMOTIDIN

Mekanisme kerja menghambat sekresi asam lambung, menekan kadar asam dan
volume sekresi lambung. Famotidin merupakan antagonis H2
yang kuat dan sangat selektif dengan masa kerja panjang
(Siswandono & Soekardjo, 1995)

farmakokinetik Penyerapan Famotidin dalam saluran cerna tidak sempurna


40 45 % dan pengikatan protein plasma relatif rendah 15 22
%. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 1 3 jam setelah
pemberian oral, waktu paro eliminasi 2,5 4 jam, dengan masa
kerja obat 12 jam (Siswandono & Soekardjo, 1995)

Efek samping adalah trombositopenia, konstipasi, diare, sakit kepala dan


pusing (Siswandono & Soekardjo, 1995).

Dosis 20 40 mg (Siswandono & Soekardjo, 1995)

Indikasi -

Anda mungkin juga menyukai