Anda di halaman 1dari 36

REGULASI TERKAIT LIMBAH RUMAH

SAKIT DAN SISTEM PENGOLAHAN


LIMBAH RUMAH SAKIT NEGARA
MAJU

Dewi Hajar Agustina 1413206014


Efi Ratna Sari 1413206018
Heny Sulistyowati 1413206021
Nur Latifah 1413206033
Rumah Sakit ?
Rumah Sakit adalah institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

UNDANG‐UNDANG RI NOMOR 44 TAHUN 2009

Rumah sakit sebagai industri jasa memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif. Namun apabila pengelolaan limbahnya tidak dikelola
dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip pegelolaan lingkungan
secara menyeluruh akan memberikan dampak negatif (Salam,
2013)
Limbah rumah sakit?
Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004,

Limbah rumah sakit yaitu semua limbah yang dihasilkan


dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan
gas.
Controlled Waste Regulations Inggris 1992
Setiap limbah yang dihasilkan dari pelayanan kesehatan, yang
menjadi sampah dan tidak aman atau membahayakan bagi
orang-orang yang bersentuhan
Jenis- Jenis Limbah Rumah Sakit
 Limbah non klinis
Berasal dari kantor/administrasi kertas, unit
pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari
ruang pasien, sisa makanan buangan, sampah dapur
(sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan,
sayur dan lain-lain).
 Limbah klinis
Semua limbah yang berasal dari pelayanan medis,
yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius
berbahaya ataupun tidak berbahaya.
(Subekti, 2011)
 Limbah benda tajam
 Limbah infeksius
 Limbah jaringan
 Limbah sitotoksit
 Limbah farmasi
 Limbah kimia
 Limbah radioaktif

(Subekti, 2011)
REGULASI LIMBAH RUMAH SAKIT DI INGRIS

Inggris merupakan negara industri maju di dunia,


terutama dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan,
dan sastra. Sejalan dengan kemajuannya,
bagaimanakah proses pengolahan limbah rumah
sakit di Inggris????
Hirarki limbah rumah sakit di Inggris

Urutan pengolahan limbah di Inggris dari yang disukai dan


paling tidak disukai dapat dilihat dari hirarki limbah

menjaga produk lebih lama, menggunakan


kembali, menggunakan bahan yang kurang
berbahaya
Pengecekan, pembersihan, perbaikan seluruh
barang
Merubah limbah menjadi produk baru seperti
pengomposan.

Penghancuran dengan menggunakan


insenerator.

Tpa/ landfill dan insinerasi


(Palmer, 2014)
Sistem Pengelolaan Limbah
 Alternatif Pengolahan limbah
 Incenerasi dengan Pemulihan Energy
• Pirolisis
• Gasifikasi
 Landfill
• Secure Landfill Double Liner
• Secure Landfill Single Liner
• Landfill Clay Liner
1. Alternatif Pengolahan limbah

 Prinsipnya adalah dengan cara


mengkoagulasi atau
denaturasi protein penyusun
tubuh mikroba sehingga dapat
membunuh mikroba.
 Limbah menjadi tidak
berbahaya dan dapat dilepas
ke tpa atau proses lainnya.
2. Incenerasi dengan Pemulihan Energy

Insinerasi adalah pengolahan dengan suhu tinggi yang


paling umum digunakan untuk limbah infeksius.
Insinerator cocok untuk limbah berbahaya (infeksi dan /
atau medis) karena beroperasi pada suhu 800-1000ºC dan
ruang sekunder yang beroperasi di atas suhu minimum
1100ºC. Uap dari insinerator ini dapat digunakan untuk
pemanasan bangunan dekat insinerator itu sendiri.
 pirolisis
 gasifikasi
(Palmer, 2014).
Sistem pirolisa

 Degradasi limbah padat secara termal dalam


kondisi tanpa O2 atau udara.
 Prosesnya dioptimalkan untuk memproduksi
bahan bakar cair atau minyak pirolisa, serta
menghasilkan produk gas dan padatan (arang).
 Cairan pirolisa dapat digunakan langsung, atau
disuling untuk menghasilkan kualitas yang
lebih tinggi (misal sebagai bahan bakar motor,
bahan kimia, adhesive, dll).
Gasifikasi

Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia


padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan
proses perengkahan dan pembakaran tidak
sempurna pada temperatur yang relatif tinggi
(sekitar 900-1100˚C). Seperti halnya pirolisa, proses
gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar
dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
Landfill
Ada tiga jenis/kategori desain landfill untuk tempat
penimbunan limbah B3, yang mana setiap jenis Landfill
tersebut dapat digunakan untuk menimbun limbah
sesuai dengan jenis dan karakteristik dari limbah yang
akan ditimbun. Rancang bangun/desain pelapisan dasar
bagi masing-masing kategori landfill yang digunakan
untuk tempat penimbunan limbah B3 dan penutup dari
ketiga jenis landfill tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kategori I (Secure Landfill Double Liner)


B. Kategori II (Secure Landfill Single Liner)
C. Kategori III (Landfill Clay Liner)
Kategori I (Secure Landfill Double Liner)
Kategori II (Secure Landfill Single Liner)
Kategori III (Landfill Clay Liner)
Kategori limbah dan metode pengolahan
Kategori limbah kesehatan Metode pengolahan
Infeksi klinis Autoklaf atau
Insenerasi
Non medis yang terkontamaminasi Autoklaf atau
benda tajam Insenerasi
Medis – terkontaminasi benda tajam Insinerasi dari limbah
berbahaya
Sitotoksik & sitostatik Insinerasi dari limbah
berbahaya
Limbah obat Insinerasi dari limbah
berbahaya
Obat-obatan yang terkontaminasi Insinerasi dari limbah
limbah klinis menular berbahaya
Di negara Inggris limbah
Kode, Deskripsi kesehatan diatur dengan
Serta Wadah menggunakan kode –
Limbah Kesehatan kode tertentu untuk
membedakan limbah satu
Yang Digunakan dan yang lainnya.

(Palmer, 2014)
Kode, Deskripsi Serta Wadah Limbah
Kesehatan Yang Digunakan
Limbah klinis infeksi kode ewc: 18 01 03 *
Limbah yang dihasilkan dari
pengobatan pasien menular, yang
diduga mengalami infeksi dan
terkontaminasi dengan cairan tubuh,
misalnya:
Alat pelindung diri (sarung tangan,
masker, celemek) tisu, perban,
plester, perban (tidak ada obat-
obatan aktif )
Limbah ofensif termasuk sanitasi limbah popok kode ewc: 18 01 04 dan 20 01 99
Limbah yang telah dihasilkan dari
pengobatan pasien non-menular dan
terkontaminasi dengan cairan tubuh,
misalnya:alat pelindung (sarung
tangan, masker, celemek) - non-
menular tisu, perban, plester, perban
- non-menular inkontinensia limbah
non-menular handuk kotor, popk dll
Non-obat yang terkontaminasi benda tajam * kode ewc: 18 01 03 *

Ditempatkan dalam wadah strip orange


Limbah benda tajam yang telah
dihasilkan dari pengobatan pasien
menular dan mereka yang diduga
mengalami infeksi

Sitotoksik & limbah sitostatik * ewc kode: 18 01 03 * dan 18 01 08 *

Ditempatkan dalam wadah strip ungu


Limbah yang telah digunakan dalam
pengobatan pasien infeksi dan mereka
yang dicurigai memiliki infeksi, dan
mungkin juga telah digunakan untuk
pemberian obat sitotoksik dan
sitostatik,
Obat-obatan yang terkontaminasi limbah klinis menular kode ewc: 18 01 03 *
dan 18 01 09
Tas kuning atau wadah kaku kuning -

Limbah yang digunakan dalam Sebaiknya diberi label sebagai


“obat-obatan yang terkontaminasi akan
pengobatan pasien menular dan
menular
mereka yang diduga mengalami infeksi
dan juga dapat terkontaminasi dengan
obat-obatan atau bahan kimia.

Limbah obat kode ewc: 18 01 09

non-sitotoksik / limbah obat-obatan Biru dengan wadah bertutup


sitostatik, misalnya: bagian yang
digunakan dan dari pembuatan tablet,
krim, dosis cairan, obat-obatan dan
patch
PENCATATAN TRANSFER LIMBAH

Semua proses pengolahan limbah di Inggris harus


terdokumentasi dengan benar. Dimulai dari sampah itu
dikumpulkan sampai ditempatkan di tempat pengolahan
sampah.
Hazardous Waste Consignment Note (HWCN)
Catatan Penanganan Limbah yang berbahaya

Waste Transfer Note (WTN)


Catatan pengiriman limbah non-berbahaya
Hazardous Waste
Consignment Note
(HWCN)
Waste
Transfer
Note
1. Pemegang atau
produsen limbah saat
ini.
2. Pernyataan jenis
limbahl yang sudah
dipisahkan atau pra-
perlakukan.
3. Deskripsi tentang
limbah yang ditransfer
4. Tanggal mulai
mengumpulkanlimbah
5. Rincian jenis, ukuran,
dan jumlah tempat
sampah yang akan
Anda butuhkan.
6. Frekuensi
pengumpulan limbah
Penanganan Limbah dan Penyimpanan
1. Pemisahan
Jika limbah tidak dipisahkan maka akan
mengakibatkan peningkatan biaya pembuangan
2. Pelacakan
Penandaan berupa kode pada wadah dan tas
yang digunakan untuk pembuangan akhir. Hal
ini memungkinkan jika terjadi ketidaksesuaian,
limbah dapat ditelusuri dan dapat diidentifikasi.
Penanganan Limbah dan Penyimpanan
3. Penyimpanan Sementara
Penyimpanan sementara berupa pegangan wadah
harus dapat dengan mudah dibersihkan dan
didesinfeksi serta harus diberi label dengan jelas
untuk mengidentifikasi pembawa limbah.
4. Penyimpanan Dan Keamanan eksternal
Penghasil limbah secara hukum bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa limbah harus
aman ditempat penyimpanan sementara dan
tidak boleh sampai terjadi kebocoran.
Penanganan Limbah dan Penyimpanan
5. Tugas Care
Berdasarkan Pasal 34 dari Undang-Undang Perlindungan
Lingkungan 1990 tugas care berlaku untuk setiap individu
atau organisasi yang memproduksi atau menangani limbah.
Limbah yang dihasilkan oleh semua jenis usaha, termasuk
penyedia layanan kesehatan harus dipastikan bahwa limbah
mereka disimpan, dikumpulkan, diolah dan dibuang (atau
daur ulang) oleh organisasi / kontraktor terdaftar dengan EA,
NRW atau otoritas lokal.
6. Producer Responsibility - Memilih Sebuah Kontraktor
Ini adalah tanggung jawab penghasil sampah untuk
memastikan bahwa individu atau perusahaan yang digunakan
untuk mentransfer atau mengolah limbah mereka memiliki
lisensi yang benar, izin atau pendaftaran untuk(Palmer, 2014).
melaksanakan
fungsi-fungsi ini
Kebijakan atau prosedur Pengelolaan Sampah harus
mencakup bagian dan informasi yang relevan sebagai
berikut:
 jenis limbah, deskripsi
 kode warna dan kemasan dari aliran limbah yang berbeda
 penanganan limbah, penyimpanan, pengumpulan dan gerakan
 tanggung jawab
 kesehatan dan keselamatan - termasuk penilaian risiko, imunisasi,
kecelakaan dan insiden (yang melibatkan limbah), berurusan
dengan tumpahan, pengelolaan benda tajam
 pelatihan staf
 dokumen hukum - HWCNs dan WTNs, register situs dan pencatatan
 audit dan pemantauan Idealnya kebijakan dan / atau prosedur
harus ditinjau dan diperbarui secara teratur untuk memasukkan
perubahan dalam praktek, persyaratan legislatif atau kontraktor
limbah.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas
pengelola sampah harus menggunakan alat pelindung diri
yang terdiri dari topi/ helm, masker, pelindung mata, pakaian
panjang, apron untuk industry, sepatu boot, serta sarung
tangan khusus.

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan


dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:

1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang


berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa
dari bahan kimia organic, yang menyebabkan estetika lingkungan
menjadi kurang sedap dipandang.
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-
garam yang terlarut (korosif dan karat) air yang berlumpur
dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan
disekitar rumah sakit.
3.Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat
disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida,
logam nutrient tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat
disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-
senyawa kimia, pestisida, serta logam berat seperti Hg, Pb dan
Cd yang bersal dari bagian kedokteran gigi.
5.Gangguan genetic dan reproduksi.
6.Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan
menjadi tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat
dan tikus.
7.Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat
tercecernya jarum suntik atau benda tajam lainnya.
8.Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat
karena vector penyakit hidup dan berkembangbiak dalam
sampah kaleng bekas atau genangan air.
9.Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau
busuk.
10.Adanya partikel debu yang berterbangan akan
mengganggu pernafasan, menimbulkan pencemaran udara
yang akan menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi
peralatan medis dan makanan rumah sakit.
11.Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang
tidak ter-saniter asapnya akan mengganggu pernafasan,
penglihatan dan penurunan kualitas udara.

Anda mungkin juga menyukai