PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.2 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Menurut Standard Nasional Indonesia 01-3553-2006, Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) adalah air baku yang diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral
dan air demineral. Air mineral merupakan air minum dalam kemasan yang mengandung
mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral sedangkan air demineral
merupakan air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian secara
destilasi, deionisasi, reverse osmosis atau proses setara. Air minum dalam kemasan dikemas
dalam berbagai bentuk wadah galon (19 L), botol (1500/600 ml), cup atau gelas (240/220
ml) (Susanti,2010).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air
(Reverse Osmosis atau Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing
(Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk air kemasan mineral berasal dari mata
air pengunungan, untuk air kemasan non-mineral biasanya dapat juga digunakan dengan
sumber mata air tanah atau mata air pengunungan (Susanti,2010).
Air pegunungan merupakan sumber air yang terbaik untuk air minum,karena selain
letak sumbernya yang jauh di bawah permukaan tanah, berlokasi di atas ketinggian
pegunungan yang masih terjaga kealamiannya.Selama pengaliran air tersebut di dalam
tanah, dalam kurun waktu harian sampai dengan jutaan tahun, maka terjadilah proses-proses
fisika dan kimia. Proses hidrogeokimia tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor komposisi
mineral penyusun akuifer (lapisan batuan pembawa air), proses dan pola pergerakan airtanah
serta waktu tinggal airtanah yang berada di dalam akuifer tersebut. Indonesia mempunyai
lebih dari seratus gunung api aktif maupun non-aktif dimana secara geologis gunung-gunung
api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat sempurna sebagai akuifer yang
memberikan kandungan mineral seimbang di dalam air (Susanti,2010).
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus memenuhi standar nasional (01-3553-
2006) tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh
BPOM RI yang merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi
persyaratan yang harus dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan
manusia (SNI,2006).
2.4 Kesadahan
Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi kesadahan
air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang terdapat dalam air yang disebabkan
oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air yang banyak mengandung sadah
adalah air tanah khususnya air tanah dalam. Air yang banyak mengandung mineral kalsium
dan magnesium dikenal sebagai air sadah (Atastina, dkk, 2005:1).
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+,
maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara,
2006 dalam Ihsan, 2011).
Berdasarkan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan
kualitas air bersih, kadar maksimum kesadahan (CaCO 3) yang diperbolehkan adalah 500 mg/L . Bila
melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan). Dari data tersebut dapat
dilihat jelas bahwa air yang dikatakan sadah adalah air yang mengandung garam mineral
khususnya CaCO3 sekitar 120-180 ppm menurut WHO, sedangkan menurut Merck air
dikatakan sadah jika mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag
dikatakan sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm.
Air sadah dapat juga mengandung ion-ion Mangan (Mn2+) dan besi (Fe2+) yang
memberikan rasa anyir pada air dan berbau. Meskipun ion kalsium, ion magnesium, ion besi
dan ion mangan diperlukan oleh tubuh. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion tersebut
tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan
pada ginjal, dan hati. Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang
sangat sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan
magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah. Batas kadar ion besi (Fe) yang diizinkan terdapat di dalam air
minum hanya sebesar 0,1-1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1 mgr/1liter), untuk ion
mangan (Mn) ; 0,005-0,5 ppm, ion kalsium (Ca) : 75-200 ppm dan ion magnesium (Mg) :
30-150 ppm.
Depkes RI, Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Bersih, Jakarta, 1990.