Anda di halaman 1dari 45

PNEUMONIA

Dewi hajar agustina


1413206014
PNEUMONIA
Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru,
ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi
ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-
paru menyerap oksigen berkurang.
ETIOLOGI
pneumonia dapat disebabkan oleh
berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri, virus, jamur, protozoa, yang
sebagian besar disebabkan oleh
bakteri diantaranya:
Penyebab Pneumonia

Streptococcus pneumoniae :
Pneumonia Pneumokokus

Streptococcus pyogenes
Legionella pneumophila :
Pneumonia Legionela
Penyebab Pneumonia

Haemophilus influenza : Pneumonia Haemophilus


influenzae
Penyebab Pneumonia

Staphylococcus aureus : Pneumonia Stafilokokus


Streptococcus pyogenes (Streptococcus group A) :
Pneumonia Streptokokus grup A

Streptococcus pyogenes
URAIAN PENYAKIT
PNEUMONIA BAKTERIA
URAIAN PENYAKIT
Terjadinya pnemonia pada anak seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada
bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah
sistem yang berlainan.
Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara
diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
diperoleh diluar institusi kesehatan dan diperoleh di
rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya.
Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling
sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat
lebih serius karena saat penderita menjalani perawatan di
rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk
melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinan
terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
lebih besar.
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
Bentuk infeksi pada paru yang paling sering
memerlukan perawatan di rumah sakit.
Streptococcus pneumoniae sudah ada di
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan
tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau
malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan.
Masuknya Streptococcus pneumoniae
(pneumokokus) ke dalam saluran pernafasan
bawah, diperkuat oleh penyakit virus pernafasan
atas yang mengganggu mekanisme saluran
pernafasan atas normal.
Pada orang yang meminum alkohol menambah
resiko terjadinya Pneumonia Pneumokokus.
PNEUMONIA
LEGIONELA
Merupakan penyakit infeksi pernafasan yang
dapat menyebabkan pneumonia yang akut.
PNEUMONIA HAEMOPHILUS
INFLUENZAE

Haemophilus influenza adalah penyebab lazim infeksi saluran


pernapasan bawah pada anak-anak, seperti meningitis,
cellulitis, epiglottitis, septic arthritis, pneumonia
Pada orang dewasa infeksi serius jarang terjadi
Bakteri yang menempati saluran pernapasan atas dapat
mencapai saluran pernapasan bawah bila mekanisme
pertahanan normal diubah, biasanya oleh infeksi virus atau
minum alkohol.
Organisme berpenetrasi ke epitelium nasofaring dan
mencapai saluran pernapasan bawah melalui darah
kapiler.
Jika bakteri berkapsul, fagosistosis oleh makrofag
alveolar dan neutrofil dihambat.
Pneumonia Stafilokokus
Pneumonia jenis ini cenderung terjadi pada orang yang
sangat muda, sangat tua, dan orang yang sudah lemah
karena mengalami penyakit lain. Juga cenderung
terjadi pada peminum alkohol.
Angka kematian akibat pneumonia stafilokokus sebesar
15-40%, karena penderita pneumonia stafilokokus
biasanya sudah memiliki penyakit yang serius.
Infeksi paru yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus merupakan bentuk pneumonia yang jarang
kecuali pada penderita dengan kerusakan imun dan
kadang-kadang pada bayi serta anak-anak.
Stafilokokus bisa menyebabkan abses (pengumpulan
nanah) di paru-paru dan kista paru yang
mengandung udara (pneumatokel), terutama pada
anak-anak.
Bakteri bisa terbawa oleh aliran darah dan
membentuk abses di tempat lain.
Yang sering terjadi adalah pengumpulan nanah di
ruang pleura (empiema).
PNEUMONIA STREPTOKOKUS
GRUP A
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu
patogen penyakit pada manusia yang paling sering
terjadi.
Sebagai flora normal, S. pyogenes dapat menginfeksi
ketika daya tahan tubuh menurun atau ketika bakteri
tersebut mampu untuk menembus pertahanan dalam
tubuh.
Sebenarnya, pneumonia menjadi bentuk infeksi
yang tidak lazim apabila disebabkan oleh
mikroorganisme ini. Paling sering, pneumonia
yang disebabkan oleh Streptococcus grup A
terjadi secara epidemik pada populasi yang padat
pasca suatu jangkitan ISPA. Namun, kasus
sporadik juga ditemukan.
Epidemiologi

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun


2007, menunjukkan prevalensi Nasional ISPA: 25,5% (16
provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbidita)
Pneumonia pada Bayi: 2,2 %, Balita: 3%, angka kematian
(mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5% (Depkes RI,
2007).
Unicef memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal
karena penyakit Pneumonia setiap tahun.
Menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita.
Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering
menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Penularan
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari
udara yang tercemar seperti kontak langsung
dengan penderita melalui percikan ludah
sewaktu bicara, bersin dan batuk dapat
memindahkan bakteri ke orang lain
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari
infeksi di dekat paru-paru
Proses infeksi pneumonia
Terjadi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas
bagian bawah setelah dapat melewati mekanisme
pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia,
dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan
komplemen) dan seluler (leukosit makrofag, limfosit dan
sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan
membran paru ( bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga
cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal
ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi
oksigen menurun.
yang beresiko tinggi terkena pneumonia bakterial

Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah,


seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita
penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes
mellitus.
Perokok dan peminum alkohol.
Pasien yang berada di ruang perawatan intensive
(ICU/ICCU).
Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal.
Pasien yang lama berbaring setelah pasca operasi.
Manifestasi klinik
1. Secara umum
Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat
mencapai 40 derajat celcius, sesak napas, nyeri dada dan
batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna
kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui
gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan
sakit kepala (Misnadiarly, 2008)
2. Manifestasi Klinik Pneumonia Pneumokokus yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae :
Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk,
gelisah, rewel, sukar bernafas atau pernafasan yang
cepat. Pada bayi gejalanya tidak khas, seringkali tanpa
demam dan batuk. Pada anak-anak kadang mengeluh
nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah.
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda
berdasarkan kelompok umur tertentu
3. Manifestasi Klinik Pneumonia akut
legionellosis akibat L. pneumophila:
1. Penyakit Legionnaires
Gejala klinis dari penyakit Legionnaires adalah demam, panas
dingin dan batuk dengan produksi sputum yang sedikit. Gejala
ekstrapulmonari seperti sakit kepala, bingung, kaku otot dan
gangguan pencernaan dapat terjadi. Masa inkubasi dari
penyakit ini adalah 2-10 hari, umumnya 5-6 hari.

2. Demam Pontiac
Demam Pontiac lebih jarang terjadi dan bersifat lebih ringan
dengan gejala mirip influenza termasuk demam, sakit kepala
dan sakit otot, tanpa gejala dari pneumonia. Penyakit ini sering
disebut sebagai nonpneumonic legionellosis. Masa inkubasi
dari demam Pontiac adalah 5-66 jam, umumnya 24-48 jam.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai
lendir, berwarna kehijauan atau menyerupai
nanah)
2. Lelah
3. Nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin
memburuk jika penderita menarik nafas
dalam atau batuk)
4. Manifestasi Klinik Pneumonia Haemophilus influenzae
:dispnea berat, demam, batuk, dan nyeri dada.
5. Manifestasi Klinik Pneumonia Stafilokokus
Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru
yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus.
Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama
daripada pneumonia pneumokok.
Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri stafilokokus.
Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama daripada
pneumonia pneumokok.
Gejala lain:
1.batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai lendir, berwarna
kehijauan atau menyerupai nanah)
2.lelah
3.nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin memburuk jika
penderita menarik nafas dalam atau batuk)
4.abses (pengumpulan nanah) di paru-paru dan kista paru
yang mengandung udara (pneumatokelpada anak-anak.
5.pengumpulan nanah di ruang pleura (empiema).
DIAGNOSIS
PNEUMONIA

Sinar X dada akan menunjukkan


infiltrat
Pemeriksaan Fisik
Tergantung luas lesi paru
Palpasi: fremitus dapat mengeras
Auskultasi: suara dasar bronkovesikuler sampai
bronkial, suara tambahan bronki basah halus sampai
bronki basah kasar pada stadium resolusi.
PNEUMONIA
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai
gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.

Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit


lebih dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.

Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan


biakan dahak, biakan darah, dan serologi.

Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut


asidosis respiratorik.
Pneumonia Pneumokokus

1. Pemeriksaan Laboratorium
Cairan pleura menunjukkan eksudat dengan sel
polimorfonuklir berkisar 300-100.000/mm3, protein diatas 2,5
g/dl. Pada infeksi streptokokus didapatkan titer antistreptolisin
serum meningkat dan dapat menyokong diagnosis.
Pneumonia Pneumokokus...

pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi baik


antigen maupun antibodi spesifik terhadap kuman
penyebab. Spesimen yang dipakai ialah darah atau
urin. Teknik pemeriksaan yang dikembangkan antara
lain counter immunoelectrophoresis, ELISA, latex
agglutination atau coaglutination
Pneumonia Pneumokokus...

2. Pemeriksaan radiologik
Gambaran radiologik pneumonia
pneumokokus bervariasi dari infiltrat ringan
sampai bercak-bercak konsolidasi merata
(bronkopneumonia) kedua lapang paru atau
konsolidasi pada satu lobus (pneumonia
lobaris)
Pneumonia Legionela
Pemeriksaan darah
Hitung sel darah
Leukositosis (tdk spesifik); Leukopenia
Kultur darah
Hiponatremia dan mikrohematuria.
Laju sedimentasi eritrosit
Pemeriksaan sputum
Dengan menggunakan antibodi fluoresen spesifik; hasil negatif palsu
Pneumonia Legionela...
Pemeriksaan urin
Uji urin untuk memeriksa adanya bakteri L. Pneumophilia
Teknik PCR (Polymerase Chain Reaction); sensitivitas lebih tinggi
Tes Hidrosense
Aplikasi alat ini mirip dengan alat tes uji kehamilan dan memiliki tingkat
sensitivitas yang tinggi
Pemeriksaan lainnya
X-Ray paru
banyak lobus dengan / tanpa efusi pleura
Radiografi pada bagian dada ditemukan bakteri pd bag. Bawah paru
Pneumonia Haemophilus influenzae

Kultur bakteri yang diambil dari sampel seperti


sputum, sapuan tenggorokan, nasopharyngeal
sekret, aspirasi trakea, aspirasi paru, cairan
pleural, blood, CSF, dan urin.
Sinar-x dada sering menunjukan
bronkopneumonia difus yang melibatkan banyak
lobus.
Pneumonia Stafilokokus

Dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi


pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilkukan:

Rontgen dada
Biakan dahak
Pemeriksaan darah.
Pneumonia Streptokokus grup A...
(S. pyogenes)

1. Test Sputum:
Adanya darah mengindikasikan infeksi
Konsistensi dan warna
Identifikasi bakteri
Pneumonia Streptokokus grup
A...
(S. pyogenes)
2. Test Darah
Sel darah putih. Sel darah putih yang meningkat
mengindikasikan adanya infeksi.
Kultur darah. Kultur didapat untuk mendeteksi S. pyogenes,
namun ia tidak dapat dibedakan dengan organisme
berbahaya lainnya
Deteksi antibodi S. pyogenes, sama seperti S. pneumonia
Polymerase Chain Reaction (PCR).
Terapi Obat Pneumonia

Tergantung tingkat keparahan gejala dan jenis


organisme yang menyebabkan infeksi
Streptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-
clavulanate (Augmentin) dan erythromycin
Hemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime
(Ceftin), ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin
(Floxin), dan trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim
and Septra)
Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus :
antibiotik, seperti erythromycin
Terapi pendukung

Terapi pendukung pada pneumonia meliputi: (Depkes RI.,


2005)
Pemberian oksigen yang dilembabkan pada pasien yang
menunjukkan tanda sesak, hipoksemia.
Bronkhodilator pada pasien dengan tanda
bronkhospasme
Fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sputum
Nutrisi yang cukup
Hidrasi yang cukup, bila perlu secara parenteral
Pemberian antipiretik pada pasien dengan demam
Pencegahan
Mempratekkan hidup sehat
Mendapatkan vaksin pneumonokokus. Vaksin ini
90% melawan bakteri dan melindungi dari infeksi
selama lima sampai sepuluh tahun
Makan dengan asupan yang tepat
Olahraga secara teratur
Cukup tidur
Tidak merokok
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam Pengendalian pneuomonia
Beberapa komponen yang dapat dipantau/evaluasi adalah:
1. Sumber Daya Manusia
Tenaga Puskesmas terlatih dalam manajemen program dan teknis
Tenaga pengelola Pengendalian ISPA terlatih di kabupaten/kota dan provinsi
2. Sarana dan Prasarana
RS Rujukan (FB/AI, Influenza Pandemi) yang memiliki ruang isolasi, ruang rawat
intensif/ ICU dan ambulans sebagai penilaian core capacity penanggulangan
pandemi influenza.
Ketersediaan alat komunikasi baik untuk rutin maupun insidentil (KLB).
3. Logistik
Obat:
Ketersediaan antibiotik
Ketersediaan antiviral (oseltamivir)
Ketersediaan obat-obat penunjang (penurun panas, dll)
4. Alat:
Tersedianya ARI sound timer
Oksigen konsentrator
Ketersediaan APD untuk petugas RS, laboratorium, Puskesmas dan lapangan
5. Pedoman (ketersedian dan kondisi sesuai standar)
6. Media KIE dan media audio visual
7. Tersedianya formulir pencatatan dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai