Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA KEBUN KURMA DI

KABUPATEN PASURUAN

Anggia Fiska Aurelia Agatha


Edriana Pangestuti
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Еmail: Anggia_fiska@yahoo.com

ABSTRACT

Kebun Kurma is one of agro-tourist object which had been established since 2016. It is the one and only an
estate tourist object used dates as attraction. However, the practical on the development of the tourist object
is not maximal yet. The development which have been done is not formulated yet with suitable strategies to
maximize the attraction. This research will analyze the development of Kebun Kurma’s tourist attraction using
SWOT method, analyze the strength and the weakness from internal, and analyze the opportunity and threats
from external environment of Kebun Kurma. The result of the research showed that the development of the
tourist object had been done with adding an attraction playground, tourist’s insfrastructures equipping, and
accessibility improvenment, then, showing the strategic position of Kebun Kurma is on diversification
strategy. The formulated strategy through SWOT matrix produces SO (Streght-Opportunity), WO (Weakness-
Opportunity), ST (Strenght-Threat), and WT (Weakness-Threat) strategies. Based on the explanation, the
researcher gives recommendation strategy towards Kebun Kurma’s organizer that could be applied.

Keywords: The Development of Tourist Attraction, Strategy, Kebun Kurma Tourist Object

АBSTRАK

Kebun Kurma adalah salah satu wisata yang berbasis agro yang ada di Kabupaten Pasuruan yang dibuka sejak
tahun 2016. Pada saat ini, Kebun Kurma merupakan yang pertama dan satu-satunya wisata perkebunan yang
menyuguhkan hamparan pohon kurma sebagai daya tarik wisata. Namun, dalam praktiknya Kebun Kurma
dalam melakukan pengembangan daya tarik wisata belum maksimal. Pengembangan yang dilakukan belum
dirumuskan dengan strategi yang tepat terkait dengan memaksimalkan daya tarik yang ada. Penelitian ini akan
menganalisis pengembangan daya tarik wisata dengan menggunakan metode SWOT, menganalisis strenght
dan weakness dari sisi internal, juga menganalisis opportunities dan threats dari sisi lingkungan eksternal
wisata Kebun Kurma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan daya tarik wisata yang telah
dilakukan dengan menambahkan berbagai wahana atraksi, penyediaan sarana dan prasarana pariwisata dan
perbaikan aksesbilitas serta menunjukkan bahwa posisi startegi wisata Kebun Kurma berada di strategi
diversifikasi. Strategi yang dirumuskan melalui matriks SWOT juga menghasilkan startegi SO (Strenght-
Opportunitty), WO (Weakness-Opportunity), ST (Strenght-Threat), dan WT (Weaknes-Threat). Berdasarkan
uraian, peneliti memberi rekomendasi strategi kepada pihak pengelola wisata Kebun Kurma yang dapat
diterapkan.

Kаtа Kunci: Pengembangan Daya Tarik Wisata, Strategi, Wisata Kebun Kurma

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 18


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDАHULUАN papan petunjuk yang memaparkan tentang jenis
Kebun Kurma merupakan salah satu wisata pohon kurma apa saja yang di budidayakan, belum
agro yang ada di Kabupaten Pasuruan. Kebun ada tour guide yang menjadi promotor untuk
Kurma merupakan wisata buatan berbasis memberikan informasi bagi wisatawan yang
agrowisata yang terletak di Desa Pucangsari, berkunjung mengenai tanaman kurma.
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan yang Pengembangan yang dilakukan wisata Kebun
berfokus pada perkebunan kurma yang pertama ada Kurma sudah beragam. Adanya berbagai atraksi
di Indonesia (piknikdong 2017). Wisata Kebun yang dimiliki oleh Wisata Kebun Kurma yang
Kurma menawarkan pemandangan perkebunan beragam ternyata belum sesuai dengan apa yang
yang terdiri dari ratusan pohon kurma yang dimana diharapkan oleh wisatawan. Hal ini dibuktikan
menjadi daya tarik utamanya. Kebun Kurma dengan data kunjungan wisatawan pada gambar1.
menjadi wisata buatan berbasis perkebunan kurma Berdasarkan gambar 1, menunjukkan
yang unik. Keberadaan Wisata Kebun Kurma dapat bahwa jumlah wisatawan Kebun Kurma masih
membuktikan, bahwa dengan kondisi tanah dan fluktuasi . Data kunjungan wisatawan yang terjadi
cuaca di Kabupaten Pasuruan maka pohon kurma sepanjang tahun 2018 masih beragam dan tidak
dapat tumbuh dengan baik. Wisata Kebun Kurma stabil. Jumlah wisatawan pada bulan Mei
menjadi satu-satunya destinasi buatan yang unik mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.
dan pertama ada di Indoneisa (Datawisata.com Selanjutnya pada bulan September mengalami
2017). kenaikan cukup dratis dibandingkan sebelumnya.
Sesuai dengan hasil pra research yang Berdasrkan hal tersebut diketahui bahwa,
dilakukan oleh peneliti dengan mewawancari pengembangan yang telah dilakukan oleh
penanggung jawab pengelola Kebun Kurma, pengelola tidak berdampak signifikan terhadap
Bapak S pada tanggal tanggal 6 Oktober 2018 peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di
pukul 09.30 menyatakan bahwa Wisata Kebun Kebun Kurma. Kurang stabilnya jumlah kunjungan
Kurma dibuka pada awal tahun 2016, dengan luas wisatawan di Kebun Kurma menjadi indikator
3,7 hektar. Kondisi pada Wisata Kebun Kurma dalam pengembangan wisata Kebun Kurma yang
terdapat 550 jenis tanaman kurma. Wisata Kebun kurang maksimal.
Kurma yang telah dibuka sealama tiga tahun,
pohon kurma yang berbuah dan dipanen baru 20 Data Kunjungan Wisatawan
pohon dan 17 pohon masih dalam proses untuk Wisata Kebun Kurma 2018 Total
berbuah. Terdapat berbagai macam pohon telah 15000
dikembangkan di wisata Kebun Kurma yaitu, 10000
pohon tin, siwak, zaitun, sultana, anggur, delima 5000
merah dan delima hitam. 0
Wisata Kebun Kurma memiliki konsep berbeda
dengan wisata yang berbasis perkebunan lainnya.
Banyaknya atraksi penunjang di Wisata Kebun
Kurma menjadi salah satu konsep yang dimiliki. Gambar 1. Data Kunjungan wisatawan Kebun
Pengelola mengusung konsep dengan Kurma Tahun 2018
menambahkan atraksi berupa wahana yang Sumber : Wisata Kebun Kurma 2018
beragam. Pengembangan daya tarik wisata
dilakukan karena adanya wisatawan yang Perkebunan kurma yang menjadi daya tarik
berkunjung ke Kebun Kurma merasa kecewa. Pada utama diketahui belum memenuhi syarat utama
awal dibukanya wisata Kebun Kurma wisatawan sebagai daya tarik wisata. Menurut Cooper dkk
yang berkunjung merasa kecewa karena (dalam Prasiasa, 2013:52) daerah tujuan wisata
perkebunan kurma belum semuanya berbuah. (destinasi wisata) harus memiliki empat komponen
Wisatawan yang berkunjung hanya dapat melihat antara lain (a) daya tarik (attraction), (b) mudah
hamparan pohon kurma tanpa bisa memetik buah dicapai (acces), (c) tersedianya berbagai fasilitas
kurma secara langsung. akomodasi (amenities), dan (d) organisasi
Kebun Kurma tidak hanya menyuguhkan kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan
atraksi utama yaitu pohon kurma dan atraksi wisatawan (ancillary service). Wisata Kebun
pendukung, tetapi juga memberikan edukasi Kurma yang menjadi daya tarik wisata belum
tentang bagaimana budidaya pohon kurma agar memenuhi unsur atraksi pada sebuah daya tarik
bisa tumbuh. Edukasi yang diberikan masih sebatas wisata. Hal tersebut sesuai dengan teori Mariotti

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 19


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(1985) dan Yoeti (1987) dalam (Sunaryo, 2013: 28) tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan
menyatakan bahwa unsur daya tarik wisata, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari
mempunyai tiga syarat utama yaitu something to nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-
see, something to do dan something to buy. mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan
Kegiatan wisata di Kebun Kurma di rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
Kabupaten Pasuruan pengunjung hanya dapat beraneka ragam.
melihat perkebunan pohon kurma yang dapat
tumbuh di Indonesia, tanpa bisa memetik buah Daya Tarik Wisata
yang dihasilkan serta tidak adanya oleh-oleh yang Menurut Cooper dkk (dalam Prasiasa,
dapat dibeli dengan hasil olahan kurma yang di 2013:52) suatu daerah tujuan wisata (destinasi
budidayakan di tempat wisata tersebut. Oleh-oleh wisata) harus memiliki empat komponen antara
yang disediakan oleh Wisata Kebun Kurma lain (a) daya tarik (attraction), (b) mudah dicapai
didatangkan dari hasil produksi olahan kurma karena adanya transportasi lokal (acces), (c)
produsen lain, bukan dari hasil perkebunan pohon tersedaanya berbagai fasilitas seperti akomodasi,
kurma sendiri. Berdasarkan hal tersebut tidak restoran, tempat hiburan, tempat perbelanjaan dan
terpenuhinya syarat utama sebuah destinasi wisata pelayanan lain (amenities), dan (d) organisasi
oleh Wisata Kebun Kurma, menjadi salah satu kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan
faktor dilakukannya pengembangan wisata. Pohon wisatawan (ancillary service).
kurma yang menjadi ikon tidak mempunyai
kedudukan yang kuat untuk sebuah tempat wisata Agrowisata
tersebut yang berfokus pada pembudidayaan Menurut Ahmadi (2017: 34) agrowisata
perkebunan kurma. Daya tarik wisata harus merupakan objek wisata dengan tujuan untuk
dirancang secara baik, karena menjadi faktor utama menambah pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan
dalam menarik wisatawan untuk datang. Oleh hubungan dalam usaha bisnis di bidang pertanian.
karena itu, penerapan strategi pengembangan daya Agrowisata sebagai pengembangan dari industri
tarik wisata di Kebun Kurma dilakukan sebagai wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan
upaya untuk terus berinovasi dalam menciptakan baik pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
keunikan tersendiri pada obyek wisata. Sesuai dan kehutanan.
dengan penelitian terdahulu menurut
Gurindawangsa (2017) bahwa penerapan dan Konsep Strategi
pengembangan daya tarik wisata dengan berbagai Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan
inovasi nantinya akan berdampak positif pada dan dalam perkembangannya konsep mengenai
meningkatnya jumlah kunjungan wisata inovasi, strategi terus berkembang. Menurut Porter strategi
serta sebagai keberlanjutan usaha Wisata Kebun adalah suatu alat yang sangat penting untuk
Kurma kedepannya. mencapai keunggulan bersaing (Porter dalam
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, Rangkuti, 2004: 4). Sedangkan menurut Umar
peneliti akan menganalisis pengembangan daya (2013: 31) menyatakan bahwa startegi merupakan
tarik wisata yang telah dilakukan dengan tindakan yang bersifat senantiasa terus meningkat,
menggunakan metode SWOT, dengan meng serta dilakukan berdasarkan sudut pandang apa
upayakan formulasi strategi pengembangan yang diharapkan dimasa depan.
melalui: mengembangkan kekuatan dan Formulasi strategi mencakup bebagai
mengoptimalkan peluang, mengembangkan aktivitas analisis, perencanaan, dan pemilihan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi yang dapat meningkatkan kesempatan bagi
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan perusahaan di dalam berupaya mencapai tujuan
peluang, dan meminimalkan kelemahan untuk perusahaan (Kusnadi, Agustina Hanafi, 1999:174).
menghindari ancaman. Formulasi strategi yang biasanya disebut dengan
perencanaan strategis merupakan proses
KAJIAN PUSTАKА penyusunan perencanaan jangka panjang, oleh
Pariwisata Karena itu prosesnya lebih banyak menggunakan
Menurut Richard Sihite dalam (Marpaung dan proses analisis (Freddy Rangkuti, 2001:8). Strategi
Bahar 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata pengembangan usaha tujuannya adalah untuk
sebagai suatu perjalanan yang dilakukan orang menyusun strategi sehingga sesuai dengan tujuan,
untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari sasaran.
suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 20
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
SWOT yang terletak di desa Pucangsari, Kecamatan
Rangkuti (2004:18) menjelaskan bahwa Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Adapun fokus
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor penelitian sebagai berikut:
secara sistematis untuk merumuskan strategi 1. Pihak pengelolah dalam mengembangkan
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika daya tarik wisata Kebun Kurma di Kabupaten
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) Pasuruan
dan peluang (opportunity), namun secara 2. Penerapan strategi dalam mengembangkan
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan daya tarik wisata Kebun Kurma di Kabupaten
(weakness) dan ancaman (threats). Proses Pasuruan
pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan HАSIL DАN PЕMBАHАSАN
kebijakan perusahaan. Dengan demikian, Pengembangan yang telah dilakukan di wisata
perencanaan strategi harus menganalisa faktor- Kebun Kurma
faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. pengelola wisata Kebun Kurma sudah melakukan
Analisis SWOT digunakan untuk pengembangan dengan menambahkan beragam
membandingkan antara faktor eksternal peluang atraksi untuk menunjang daya tarik utamanya,
(opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor sudah menyediakan akses yang baik untuk menuju
internal kekuatan (strenght) dan kelemahan lokasi Kebun Kurma serta menyediakan berbagai
(weakness). Menurut Fahmi Irham (2013:260) fasilitas penunjang untuk dapat memenuhi
untuk menganalisis secara lebih dalam tentang kebutuhan wisatawan selama berada di daya tarik
SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan wisata. Dalam hal penyediaan organisasi
internal. kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan
wisata (ancillary service) Kebun Kurma belum
memenuhi, karena belum tersediannya tour guide
Model Analisis SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara untuk menunjang kegiatan wisata di Kebun Kurma.
faktor eksternal peluang dan ancaman dengan Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu menurut
faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor Gurindawangsa, dkk (2017) bahwa dalam
internal dimasukan kedalam matrik yang disebut melakukan pengembangan daya tarik wisata tidak
matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal hanya berfokus pada penambahan atraksi wisata,
Strategic Factor Analisis Summary). Faktor tetapi penambahan kualitas pelayanan wisata untuk
eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut menunjang kegiatan wisata merupakan hal yang
matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal perlu dilakukan.
Strategic Factor Analisis Summary). Setelah Pihak pengelola wisata Kebun Kurma sudah
matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai melakukan pengembangan dengan menambahkan
disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam beberapa atraksi yang berupa miniatur ka’bah,
model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk ATV, sepeda udara, omah jungkir, kolam terapi
merumuskan strategi kompetitif perusahaan. ikan, trampolin, area spot foto, kolam renang dan
delman. Berbagai atraksi pendukung tersebut mulai
dibangun pada tahun 2017 awal. Sesuai dengan
MЕTODE PЕNЕLITIАN teori yang dikemukakan oleh Suwena dan
Peneliti ini menggunakan metode penelitian Widyatmaja (2010: 88-89) bahwa atraksi wisata
deskriptif dengan pendekatan kualitatif sebagai adalah komponen yang signifikan dalam menarik
upaya untuk menghasilkan informasi yang wisatawan dan merupakan alasan mengapa orang
mendalam untuk menyelesaikan permasalahan dan berwisata ke suatu daerah. Berdasarkan hasil
bertujuan untuk mengetahui pengembangan daya penelitian Kebun Kurma merupakan wisata yang
tarik wisata yang telah dilakukan pengelolah serta unik karena masih pertama ada di Kabupaten
strategi-strategi yang yang diterapkan dalam Pasuruan bahkan Provinsi Jawa Timur.
melaksanakan pengembangan daya tarik wisata. Mempunyai daya tarik wisata yang unik
Sumber data diperoleh dari beberapa narasumber, dengan menyuguhkan hamparan perkebunan
observasi, dan juga dokumentasi. Analisis data kurma menjadikan pengelola terus melakukan
menggunakan pengumpulan data, kondensasi data, pengembangan. Hal ini dilakukan untuk
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. memperkuat perkebunan kurma sendiri sebagai
Penelitian ini dilakukan di Wisata Kebun Kurma daya tarik utama yang masih belum maksimal.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 21


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh ketika dilapangan. Diketahui bahwa jalan untuk
(Yoeti, 1997:2) menjelaskan bahwa unsur daya menuju ke wisata Kebun Kurma sudah baik dengan
tarik wisata untuk dapat menjadi suatu daerah kondisi akses jalan menuju wisata sudah dalam
tujuan wisata yang baik maka harus kondisi berpaving.
mengembangkan tiga hal yaitu something to see, Disisi lain transportasi dan petunjuk arah
something to do, dan something to buy. Hasil menuju wisata Kebun Kurma sudah cukup tersedia.
penelitian ini menunjukkan bahwa unsur Menuju wisata Kebun Kurma dari pusat kota dapat
something to see dikebun kurma sudah terpenuhi. ditempuh dengan kendaraan pribadi seperti motor,
Dibuktikan dengan wisatawan dapat melihat mobil dan bis. Hal tersebut sesuai dengan teori
hamparan pohon kurma yang berkonsep Timur yang dikemukakan oleh Hardiwijoyo (2012: 96)
Tengah. Selanjutnya aspek something to buy di bahwa aksesibilitas tidak hanya menyangkut
Kebun Kurma juga sudah terpenuhi dengan kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk
tersediannya toko oleh-oleh yang menyediakan mencapai sebuah tempat wisata tetapi juga waktu
berbagai olahan kurma. Konsep yang diusung yang dibutuhkan, tanda petunjuk arah menuju
untuk kios oleh-oleh cukup unik. Pengelola lokasi wisata dan sebagainya.
menjadikan pesawat terbang Boeing-712 sebagai Upaya selanjutnya yang dilakukan oleh
toko oleh-oleh di Kebun Kurma. Selanjutnya aspek pengelola wisata Kebun Kurma melibatkan
something to do yang ada di Kebun Kurma masih masyarakat sekitar untuk ikut turut serta dalam
kurang. Wisatawan yang berkunjung hingga saat kegiatan wisata. Masyarakat sekitar wisata Kebun
ini masih belum bisa memetik buah kurma secara Kurma direkrut untuk menjadi pegawai. Hampir
langsung, sehingga kurangnya pengalaman yang di 70% masyarakat sekitar di Desa Sukorejo bekerja
dapat saat berada di wisata Kebun Kurma. Sesuai sebagai pegawai di wisata Kebun Kurma. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Ahmadi dengan teori Sunaryo (2013 : 119) bahwa
(2017:34) bahwa agrowisata merupakan objek masyarakat setempat yang berdomisili di sekitar
wisata dengan tujuan untuk menambahkan destinasi yang dikunjungi oleh wisatawan
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubung memegang peran yang sangat penting, baik sebagai
usaha bisnis di bidang pertanian. pelaku usaha, tenaga kerja maupun sebagai tuan
Menurut teori yang dikemukakan oleh Pendit rumah (hosting) dalam menyelenggarakan kegiatan
(2003: 56) bahwa amenitas merupakan semua kepariwisataan disuatu destinasi. Hal ini
fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan merupakan bentuk kerjasama antara pemilik wisata
wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di dengan masyarakat sekitar, bahwa adanya wisata
daya tarik wisata. berdasarkan hasil penelitian Kebun Kurma dapat menciptakan lapangan
selain melakukan pengembangan dengan pekerjaan untuk masyarakat sekitar wisata untuk
menambahkan atraksi, pihak juga pengelola mencapai kesejahteraan.
menyediakan fasilitas pendukung guna menunjang Hasil penelitian ini terkait pengembangan
kegiatan wisata. Berikut ini merupakan Tabel 1 daya tarik wisata yang telah dilakukan oleh pihak
yang menyajikan beberapa fasilitas pendukung pengelola wisata Kebun Kurma sudah cukup baik.
yang ada di wisata Kebun Kurma. Pengembangan yang dilakukan pengelola dengan
Tabel. 1 Fasilitas Pendukung Kebun Kurma menambahkan berbagai wahana atraksi
No Fasilitas Pendukung Jumlah Keterangan pendukung, fasilitas dan aksesibilitas yang dapat
1 Area Parkir 2 Baik dinikmati oleh wisatawan dari segala umur.
2 Musholla 2 Baik
Pengembangan yang telah dilakukan digunakan
3 Toilet 9 Baik
4 Tempat Sampah 12 Baik untuk memaksimalkan daya tarik utama yang
5 Warung Makan 5 Baik belum maksimal. Selanjutnya yaitu aspek aminitas
6 Toko Oleh-oleh 1 Baik dapat dilihat dari tersediannya fasilitas penunjung
7 Gazebo 7 Baik yang sudah baik. Aksesibilitas yang tersedia bagi
8 Tempat Medis 1 Baik para wisatawan sudah disediakan oleh pengelola
9 Pendopo 1 Baik dengan baik.
Sumber : Olahan Peneliti, (2019)
Formulasi Strategi pengembangan daya tarik
Pengembangan selanjutnya yang dilakukan wisata Kebun Kurma
oleh pengelola adalah melakukan pelebaran akses a. Kekuatan/ Strenghts
untuk menuju ke wisata Kebun Kurma. 1) Wisata Kebun Kurma memiiki berbagai macam
Berdasarkan fakta yang ditemukan oleh peneliti atraksi. Penambahan wahana yang ada di wisata
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 22
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kebun Kurma cukup beragam. Dalam kegiatan Berdasarkan Pendekatan Kuantitatif SWOT
wisatanya bisa dinikmati oleh segala umur, Tabel 2 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Matriks)
2) Wisata Kebun Kurma memiliki fasilitas Faktor Kunci Bobot Rating Bobot x
Internal Rating
penunjang yang beragam sehingga dapat Kekuatan
memenuhi kebutuhan pengunjung dalam (strenght) S
melakukan kegiatan wisata. Atraksi 0,2 4 0,8
3) Aksesbilitas menuju wisata Kebun Kurma Fasilitas wisata 0,15 3 0,45
sudah cukup baik, kondisi jalan sudah berpaving Harga 0,15 3 0,45
yang dapat mempermudah para wisatawan Aksesbilitas 0,1 2 0,2
untuk menuju tempat wisata.. Total 0,6 1,9
4) Wisata Kebun Kurma memiliki harga tiket yang Kelemahan
(Weakness) W
cukup terjangkau. Harga tiket masuk wisata Minim Strategi 0,15 3 0,45
Kebun Kurma 10.000/weekday - Kualitas SDM 0,1 2 0,2
15.000/weekand. pariwisata rendah
Pemanfaatan Daya 0,1 2 0,2
b. Kelemahan / Weaknesses Tarik Kurang
Maksimal
1) Belum adanya strategi yang diterapkan dalam
Total 0,4 0,85
melakukan pengembangan daya tarik di wisata Selisih Kekuatan-
Kebun Kurma. 1,9 0,85 1,05
Kelemahan
2) Minimnya kualitas Sumber Daya Manusia di Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
bidang pariwisata dan perkebunan yang
dimiliki. Tidak adanya standart kulaitas Sumber Tabel 3 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE
Daya Manusia yang telah ditetapkan untuk Matriks)
menjadi pegawai dan belum mempunyai local Faktor Kunci Internal Bobot Rating Bobot x
guide sebagai pemandu wisata. Rating
3) Pemanfaat daya tarik wisata yang kurang Peluang (Opportunity) O
Bertambahnya minat 0,2 4 0,8
maksimal. Dalam kegiatan wisata Kebun berwisata
Kurma pengunjung hanya dapat menikmati Teknologi yang 0,15 3 0,45
suasana perkebunan wisata pohon kurma tanpa berkembang
dapat memetik kurma yang ada di perkebunan. Dukungan masyarakat 0,1 2 0,2
sekitar wisata Kebun
Kurma
c. Peluang/ Opportunities
Total 0,45 1,45
1) Masyarakat memiiki minat lebih pada wisata Ancaman (Threath) T
edukasi khususnya perkebunan kurma. Menurunya kepuasan 0,2 4 0,2
2) Berkembangnya teknologi khususnya media pengunjung
sosial pada masyarakat, hal ini mempermudah Hama 0,1 2 0,8
pengelola dalam mengenalkan wisata Kebun Lahirnya kompetitor 0,15 3 0,45
Cuaca 0,1 2 0,2
Kurma.
Total 0,55 1,65
3) Dukungan masyarakat sekitar dalam kegiatan
Selisih Peluang- 1,45 1,65 -0,2
wisata di wisata Kebun Kurma. Ancaman
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
d. Ancaman/ Threats
1) Adanya hama yang menyerang tanaman kurma
yang menjadikan turunnya produktivitas
tanaman kurma
2) Menurunnya kepuasan pengunjung yang
menjadikan intensitas kunjungan kembali
semakin rendah
3) Lahirnya kompetitor wisata yang berbasis agro
di sekitar Kabupaten Pasuruan.
4) Musim penghujan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 23


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Threats Strategi (S-T) Strategi (W-T)
1. Menurunya 1. Wisata Kebun 1. Meningkatkan
kepuasan Kurma harus strategi yang
pengunjung lebih unik lebih
karena Daya 2. Memperbanyak berinovasi
Tarik Wisata area ruang
tidak teduh dan
maksimal alternatif lainya
2. Hama yang dapat
3. Lahirnya dimanfaatkan
kompetiotor pada saat
yang berbasis musim hujan
agrowisata
4. Musim Hujan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti,(2019)
Gambar 2 Kuadaran Analisis SWOT
Sumber: Olahan Peneliti, (2019) 1) Strategi S-O
a) Penambahan atraksi wisata yang baru
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
bahwa wisata Kebun Kurma berada pada kuadran Suwena dan Widyatmaja (2010:88-89) bahwa
II analisis SWOT. Hal ini menunjukkan bahwa atraksi adalah komponen yang signifikan dalam
wisata Kebun Kurma berada pada situasi perlu menarik wisatawan dan merupakan alasan
adanya diversifikasi produk yang dimana wisata mengapa orang berwisata ke suatu daerah. Adanya
Kebun Kurma memiliki berbagai macam ancaman wisata perkebunan pertama yang menyuguhkan
tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. tanaman kurma sebagai daya tarik wisata di
Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah Kabupaten Pasuruan, menjadi keuntungan
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan tersendiri bagi Kebun Kurma. Harapannya
peluang jangka panjang dengan cara strategi pengelola dapat merencanakan program baru yang
diverensiasi produk/pasar (Rangkuti 1997). dapat menarik wisatawan, misalkan membuat
Berdasarkan Pendekatan Kualitatif Matriks paket cara penanaman pohon kurma. Wisatawan
SWOT diajarkan mengenai bagaimana cara menanam
Tabel 4 Analisis SWOT Wisata Kebun Kurma kurma yang benar, mulai dari menyiapkan tanah,
Strenght Weakness
IFAS 1. Atraksi 1. Minimnya peletakan biji kurma, serta cara pemberian air yang
2. Ketersediaan Strategi yang sesuai. Strategi ini bisa dilaksanakan pada saat
sarana dan diterapkan tanaman kurma sedang tidak berbuah, hal ini dapat
prasarana 2. SDM di bidang mewadai keinginan pengunjung yang ingin belajar
3. Kemudahan pariwisata dan mengetahui cara menanam pohon kurma yang
aksesbilitas rendah
4. Harga Tiket 3. Daya Tarik baik secara langsung.
EFAS Terjangkau Wisata kurang
maksimal b) Memperluas segmentasi pasar
Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O) Wisata Kebun Kurma memiliki tagline
1. Teknologi 1. Penambahan 1. Memberikan “pertama ada di Indonesia”, dengan hal tersebut
yang atraksi wisata pelatihan
berkembang baru kepada SDM
akan menguntungkan pengelola dalam perluasan
2. Bertambahnya 2. Memperluas tentang potensi pasar. Diharapkan kedepannya pengelola
minat segmentasi pelayanan dapat menarik wisatawan yang berkunjung ke
berwisata pasar pariwisata wisata Kebun Kurma dengan bekerja sama dengan
3. Dukungan 3. Sosialisasi 2. Pengembangan biro perjalanan dan pemerintah. Berdasarkan Teori
masyarakat lagi kepada produk wisata
sekitar wisata masyarakat edukasi
yang dikemukakan oleh Teguh (2015:206) dalam
untuk turut 3. Penyediaan mewujudkan tatakelola kepariwisataan yang
serta dalam tour guide berkelanjutan, bertanggung jawab dan
kegiatan yang berkeseimbangan harus terbangun interkoneksi,
wisata di profesional keterkaitan dan mata rantai melalui desain
Kebun Kurma 4. Pemasaran
4. Melengkapi Daya Tarik
perencanaan dan manajemen destinasi pariwisata
fasilitas wisata wisata Kebun secara terpadu. Wisata Kebun Kurma dapat
Kurma menjadi alternatif pilihan yang bisa dijadikan paket
wisata untuk dikunjungi, bahwa wisata Kebun

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 24


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kurma mempunyai daya tarik yang unik yang untuk meningkatkan kualitas pegawai agar lebih
dimiliki Kabupaten Pasuruan. Pengelola mengetahui bagaimana melakukan pelayanan
diharapkan dapat bekerjasama dengan pemerintah wisata kepada wisatawan. Sesuai dengan teori yang
khusunya di Kabupaten Pasuruan agar menjadi dikemukakan Sunaryo (2013: 200) bahwa SDM
bagian wisata yang dipromosikan. Semakin pariwisata merupakan semua orang yang
dikenalnya wisata Kebun Kurma yang berkecimpung dan atau menyumbangkan tenaga
dipromosikan melalui pemerintah, diharapkan dan fikirannya pada seluruh potensi yang
dapat terjalin kerjasama dengan biro perjalanan terkandung di dalam usaha pariwisata demi
wisata. Hal tersebut bertujuan agar daya tarik tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
wisata Kebun Kurma menjadi destinasi pilihan yang seimbang dan berkelanjutan. Pegawai yang
ketika berkunjung di Kabupaten Pasuruan. bekerja di wisata Kebun Kurma perlu diberikan
Misalnya dengan merekomendasikan paket wisata pelatihan mengenai tanaman kurma dan landasan-
untuk berkunjung ke Kebun Kurma sebagai wisata landasan sapta pesona. Hal ini bertujuan untuk
unik di Kabupaten Pasuruan. memberikan kualitas pelayanan yang maksimal.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan Damanik
c) Sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar (2013:45) bahwa mengukur kualitas sumber daya
ikut andil dalam mendukung kegiatan wisata. manusia dapat dilakukan dengan menggunakan
Dibukanya wisata Kebun Kurma di Desa indikator pelatihan, pendidikan maupun
Sukorejo menjadikan peluang pekerjaan bagi keterampilan. Tingkat pendidikan dan latihan akan
masyarakat sekitar wisata. Adanya hal ini menginformasikan seberapa bermutu suatu jasa
pengelola perlu melakukan sosialisasi kepada pariwisata yang dihasilkan dan dijalankan oleh
masyarakat sekitar agar ikut turut serta dalam pelaku pariwisata di destinasi wisata. Adanya
menjaga lingkungan wisata Kebun Kurma. Hal ini pelatihan yang diberikan pengelola kepada Sumber
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Daya Manusia yang ada, akan meningkatkan
oleh Palit dkk, (2017) yang berjudul “Strategi kualitas pelayanan yang diberikan, misalnya
Pengembangan Kawasan Agrowisata Rukrukan” dengan rutin mengadakan pelatihan disetiap
bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam tahunnya.
menjaga objek wisata dan mendukung
perkembangan daya tarik wisata merupakan hal b) Pengembangan produk wisata edukasi
yang perlu dilakukan. Hal yang dapat diterapkan Kebun Kurma nantinya diharapkan bisa
oleh pengelola yakni mengadakan sosialisasi dikemas menjadi wisata edukasi yang menarik.
kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga Adanya paket wisata yang terkait dengan
daya tarik wisata di Kebun Kurma secara berkala. bertambahnya pengetahuan pengunjung tentang
Hal ini bertujuan agar masyarakat sekitar juga tanaman kurma. Wisata kebun kurma bisa
mempunyai rasa peduli untuk mendukung adanya melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah
kegiatan wisata dan ikut berpartisipasi menjaga yang ada di Kabupaten Pasuruan untuk membuat
keamanan obyek daya tarik wisata Kebun Kurma. program kunjungan wisata yang berbasis edukasi.
Kerjasama lainya, pengelola bisa bekerja sama
d) Melengkapi Fasilitas wisata dengan biro perjalanan. Misalnya dengan membuat
Fasilitas di wisata Kebun Kurma sudah program manasik haji, yang bertujuan untuk
cukup baik, namun masih diperlukan penambahan. memberikan edukasi tentang bagaimana cara
Hal tersebut dikarenakan belum tersedianya melakukan manasik haji. Pengelolah bisa
fasilitas seperti penyediaan jalan khusus untuk meanfaatkan atraksi yang berkonsep timur tengah
penyandang disabilitas, kursi roda dan kendaran seperti miniatur ka’bah, lempar jumroh, dan safa
khusus untuk mengelilingi Kebun Kurma. marwah untuk dijadikan wisata edukasi.
Lengkapnya fasilitas yang ada di Kebun Kurma
nantinya akan menunjang kegiatan wisatawan. c) Penyediaan tour guide yang profesional
Penyediaan tour guide yang profesional
2) Strategi W-O nantinya akan menunjang aktivitas wisatawan saat
a) Memberikakan pelatihan kepada Sumber Daya mengunjungi wisata Kebun Kurma, mengingat
Manusia tentang pelayanan wisata wisata Kebun Kurma merupakan wisata yang
Memberikan pelatihan tentang pelayanan berbasis agro yang dimana membutuhkan tour
kegiatan wisata kepada Sumber Daya Manusia guide yang dapat memberikan penjelasan tentang
khususnya dibidang pariwisata, disini bertujuan pengetahuan tanaman kurma kepada wisatawan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 25
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang berkunjung. Hal ini dapat menunjang Wisata Kebun Kurma merupakan wisata
kegiatan wisata di Kebun Kurma agar lebih dalam ruang terbuka. Salah satu cara dalam
menarik dan berkesan. mengatasi kendala cuaca, khususnya pada musim
hujan yaitu dengan memperbanyak area ruang
d) Pemasaran Daya Tarik Wisata Kebun Kurma teduh dan menyedikan alternatif lainya yang dapat
Pemasaran Daya Tarik Wisata Kebun Kurma dimanfaatkan para wisatawan saat musim hujan
diharapkan dapat memperluas potensi pasar tiba. Adanya penyediaan alternatif ini diharapkan
melalui teknologi yang semakin berkembang pesat, dapat membantu aktivitas wisatawan pada saat
misalnya memasarkan produk wisata melalui musim hujan tiba. Misalnya dengan
website dan youtube tentang daya tarik wisata memperbanyak ruang teduh seperti gazebo,
Kebun Kurma. Strategi pemasaran wisata Kebun menyediakan sewa payung dan jas hujan.
Kurma juga dapat dilakukan melalui non teknologi
misalnya dengan mengikuti event pariwisata baik 4) Strategi W-T
di tingkat regional maupun nasional. Seperti a) Meningkatkan Strategi yang berinovasi
penyebaran brosur, menyediakan paket hemat dan Setiap organisasi atau lembaga pariwisata
yang lainya. Misalkan adanya harga khusus yang hendaknya dapat merumuskan sasaran (goal)
diberlakukan untuk rombongan. Sesuai dengan pengembangan daya tarik wisata yang
teori yang dikemukaan oleh Suryadana dan Octavia dilakukannya untuk masa jangka waktu yang akan
(2015: 105) bahwa promosi terhadap produk wisata datang. Wisata Kebun Kurma sampai saat ini masih
yang tidak berkelanjutan akan mengakibatkan sangat minim dalam penyusunan strategi dalam
menurunnya lingkungan fisik dan buudaya yang mengembangkan daya tarik wisata Kebun Kurma.
ada di destinasi serta akan menganggu Sesuai dengan Teori yang dikemukakan oleh Yoeti
keberlanjutan ekonomi sebuah destinasi. Wisata (2005:35) bahwa strategi yang dibuat hendaknya
Kebun Kurma harus meningkatkan promosi untuk mencakup tentang program dan kegiatan yang kini
mengenalkan produk wisata yang dimiliki agar telah dilaksanakan dengan memperhatikan, apakah
lebih dikenal banyak orang dan dapat program tersebut masih relevan dengan kegitan
meningkatkan kunjungan wisata. Semakin baru yang akan segera dilakukan. Minimnya
meningkatnya kunjungan wisatawan akan strategi yang dimiliki menjadikan wisata Kebun
berdampak pada keberlanjutan ekonomi sebuah Kurma diharuskan untuk melakukan penyusuan
usaha destinasi. Adannya kemudahan teknologi strategi yang lebih berinovasi. Seperti membuat
dapat membantu pengelola wisata Kebun Kurma konsep pengembangan daya tarik yang mengikuti
dalam melakukan promosi dengan menggunakan tren saat ini, yang bertujuan untuk meningkatkan
media online atau media offline. jumlah kunjungan agar dapat mempertahakan
eksistensi wisata Kebun Kurma. Misalnya, dengan
3) Strategi S-T mengadakan bazar kurma pada saat bulan
a) Wisata Kebun Kurma harus lebih unik ramadhan dan membuat event pada saat hari-hari
Menjadi wisata baru yang berbasis agro besar islami.
dengan menyuguhkan daya tarik tanaman kurma
tentunya akan menjadi kekuatan tersendiri untuk KЕSIMPULАN DАN SАRАN
menjadi wisata yang lebih unik dan unggul dari Kеsimpulаn
wisata agro yang ada di Kabupaten Pasuruan 1. Pengembangan yang telah dilakukan oleh
bahkan di Jawa Timur. Kebun Kurma merupakan pengelola wisata Kebun Kurma yaitu dengan
agrowisata yang pertama menyuguhkan tanaman menambahkan beberapa atraksi pendukung
kurma sebagai daya tarik wisata, sedangkan seperti ATV, sepeda udara, spot foto, omah
agrowisata lainya kebayakan menyuguhkan jungkir, miniatur ka’bah, delman, trampolin,
tanaman yang sudah sudah umum seperti apel, teh, terapi ikan dan yang terbaru proses pembuatan
durian, melon, dan strawbery. Hal tersebut kolam renang. Pengelola juga melakukan
dibuktikan, bahwa wisata Kebun Kurma dijadikan pelebaran aksesiblitas menuju wisata Kebun
nominasi wisata yang diunggulkan Kabupaten Kurma, dengan melakukan pemavingan jalan.
Pasuruan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018. Masyarakat telah dilibatkan dalam melakukan
kegiatan wisata di Kebun Kurma dengan
b) Memperbanyak area ruang teduh dan menjadi pegawai. Pelibatan masyarakat sejauh
alternatif lainya yang dapat dimanfaatkan ini sudah cukup baik, hampir 70% pegawai di
saat musim penghujan wisata Kebun Kurma merupakan masyarakat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 26
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sekitar wisata. Pengembangan dalam yang menyerang tanaman kurma yang dapat
melakukan penyediaan sarana dan prasarana menyebabkan ketidakmaksimalan
pariwisata sudah dilengkapi dengan baik pertumbuhanan tanaman kurma, adanya
seperti, penyediaan toilet, tempat sampah, kompetitor yang mulai bermunculan, dan cuaca
mushola, area parkir, gazebo, warung makan pada saat musim penghujan.
dan toko cinderamata. Pengembangan daya 3. Hasil yang didapatkan dari perhitungan IFAS
tarik wisata yang telah dilakukan pengelolah dan IFAS yakni; Faktor Internal memperoleh
belum mempunyai strategi khusus yang nilai (x) 1,05 hasil dari Kekuatan 1,9 dikurangi
diterapkan. Strategi yang diterapkan pengelola kelemahan 0,85. Sedangkan faktor Eksternal
wisata Kebun Kurma sebatas melakukan hasil pengurangan skor peluang 1,45 dan
kerjasama dengan pihak media masauntuk ancaman 1,65 mendapatkan perolehan nilai (y)
melakukan promosi. Pelibatan pemerintah Desa -0,2. Hasil x dan y tersebut menempatkan posisi
Sukorejo dengan melakukan pembuatan jalan Daya Tarik Wisata Kebun Kurma berada pada
baru menuju wisata juga menjadi strategi yang posisi kuadran II pada diagram analisis SWOT.
diterapkan oleh pengelola. Minimnya strategi Hal ini menunjukkan bahwa wisata Kebun
yang diterapkan pengelola menjadikan Kurma berada pada situasi difersifikasi yang
pengembangan daya tarik yang dilakukan hanya maksudnya meskipum wisata Kebun Kurma
sebatas berinovasi dengan mengikuti tren pasar menghadapi berbagai ancaman yang ada, wisata
tanpa adanya strategi khusus yang diterapkan. ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.
2. Dari hasil analisis eksternal dan internal yang Strategi yang harus diterapkan adalah
telah dilakukan, didapatkan beberapa faktor menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang peluang yang ada. Formulasi strategi yang dapat
dan ancaman yang dimiliki wisata Kebun digunakan pengelola wisata Kebun Kurma jika
Kurma. Faktor Kekuatan yang dimiliki wisata berorientasi pada difersifikasi produk adalah (1)
Kebun Kurma meliputi: Wisata Kebun Kurma merencanakan dan mengembangan atraksi yang
memiliki berbagai macam atraksi penunjang baru (2) peningkatan sumber daya manusia
daya tarik utama, wisata Kebun Kurma juga dibidang parwisata (3) perluasan pasar dan
memiliki sarana dan prasarana yang cukup menawarkan sesuatu yang baru (4) kerjsama
lengkap untuk memudahkan kegiatan dengan pihak yang terkait (5) pengemasan
wisatawan yang berkunjung, Perkebunan produk dan penyediaan tour guide khusus
tanaman kurma menjadi daya tarik yang unik agrowisata (6) peningkatan kualitas wisata dan
yang masih pertama ada di Kabupaten Pasuruan keaman.
maupun di Indonesia, Aksesbilitas menuju
wisata wisata Kebun Kurma sudah cukup baik Sаrаn
dan berpaving dan Harga tiket masuk wisata 1. Saran untuk Pengelola wisata Kebun Kurma
Kebun Kurma masih sangat terjangkau. Wisata a. Berdasarkan hasil dari strategi S-O
Kebun Kurma juga memiliki faktor kelemahan a) Melakukan promosi secara gencar,
diantaranya; belum adanya strategi yang mengingat wisata Kebun Kurma merupakan
diterapkan dalam melakukan pengembangan, wisata yang baru dan perkebunan kurma
minimnya kualitas Sumber Daya Manusia yang pertama ada di Kabupaten Pasuruan.
dibidang pariwisata yang dimiliki wisata Kebun Diharapkan nantinya bisa menjadi pilihan
Kurma, Potensi Daya Tarik Wisata Kebun daya tarik pada saat mengunjungi Kabupaten
Kurma yang dimiliki belum dimanfaatkan Pasuruan.
secara maksimal. Faktor eksternal yakni b) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
peluang yang dimiliki meliputi; Meningkatnya sekitar tentang keikutsertaan dalam menjaga
minat masyarakat dalam melakukan wisata, sebuah kawasan wisata, khususnya di wisata
perkembangan teknologi saat ini dapat Kebun Kurma.
mempermudah pengelola dalam melakukan c) Menyusun sebuah paket wisata baru untuk
promosi, dan yang terakhir dukungan memperbanyak variasi produk di wisata
masyarakat sekitar terhadap kegiatan wisata Kebun Kurma
Kebun Kurma yang sangat baik. Faktor yang d) Melengkapi fasilitas penunjang dengan
terkahir adalah potensi ancaman yang meliputi; menambahkan aksesbilitas khusus bagi
Menurunya kepuasan pengunjung karena Daya wisatawan disabelitas.
Tarik Wisata belum maksimal, adanya hama b. Berdasarkan hasil dari strategi W-O
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 27
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
a) Memberikan pelatihan secara berkala kepada Damanik, P, Jamianton. 2013. Pariwisata
pegawai wisata Kebun Kurma Indonesia: Antara Peluang dan
b) Menyediakan tour guide khusus yang Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menjelaskan tentang tanaman kurma sebagai Gurindawangsa, Topowijono, Supriono. 2017.
daya tarik wisata utama. Analisis Strategi Pengembangan Produk
c) Memanfaatkan media sosial untuk Agrowisata. Jurnal Adminstrasi Bisnis
melakukan promosi (JAB), Vol 51, No. 2
c. Berdasarkan hasil dari strategi S-T
a) Tetap mempertahankan eksistensi wisata Palit, Talumingan dkk. 2017. Strategi
Kebun Kurma dengan cara merawat tanaman Pengembangan Kawasan Agrowisata
kurma agar bisa berbuah lebih banyak lagi Rurukan. Agri-SosialEkonomi Unsrat.
setiap tahunnya Vol,13 No 2A
b) Menyediakan area ruang teduh dengan cara Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata (Sebuah
memperbanyak gazebo serta menyediakan Pengantar Perdana). Jakarta: PT
payung dan jas hujan yang disediakan pada Pradnya Paramita
saat musim hujan
d. Berdasarkan hasil dari strategi W-T Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi
a) Mulai menggunakan inovasi dalam Pariwisata Berbasis Masyarakat.
melakukan pengembangan daya tarik wisata Jakarta: Salemba Humanika.
khususnya di bidang agrowisata Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan
b) Mengembangkan dan menerapkan strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata
yang sesuai dalam melakukan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
pengembangan daya tarik wisata. Yogyakarta: Gava Media
2. Saran untuk Pemerintah Desa Sukorejo
a) Mengarahkan seluruh masyarakat desa Suwena, Widyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar
sekitar wisata Kebun Kurma terkait untuk Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana
membantu dalam menjaga dan ikut andil University Press
kegiatan wisata Kebun Kurma. Yoeti, Oka.A. 2005. Perencanaan Strategi
b) Melakukan pengawasan agar dampak- Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. PT
dampak negatif yang ditimbulkan dengan Pradnya Paramita. Jakarta
adanya pengembangan daya tarik wisata
INTERNET
dapat diminimalisir.
3. Saran untuk Pemerintah Kabupaten Pasuruan Data Wisata. 2017. “Informasi Alamat Dan
khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lokasi Kebun Kurma Pasuruan Jawa
a) Membantu dalam mempromosikan daya Timur”, diakses pada 24 Oktober 2018
tarik yang ada di Kabupaten Pasuruan agar dari http://www.datawisata.com/kebun-
lebih dikenal oleh masyarakat luas kurma-pasuruan
b) Pemerintah mendorong para stakeholder Piknikdong. 14 Februari 2017. “Kebun Kurma
maupun pengelola wisata dengan Pasuruan, Wisata Petik Kurma Pertama
mengadakan pelatihan dan pembekalan di Indonesia”, diakses pada 13
mengenai bagaimana melakukan November 2018 dari
pengembangan daya tarik wisata. https://www.piknikdong.com/kebun-
4. Saran untuk peneliti selanjutnya yang meneliti kurma-pasuruan-wisata-petik-kurma-
pengembangan daya tarik di wisata Kebun pertama-di-indonesia.html
Kurma supaya melakukan penelitian lanjut lebih
dari penelitian ini, dikarenakan keterbatasan
peneliti dalam hal waktu penelitian.

DАFTАR PUSTАKА
Ahmadi. 2017. Pengantar Agrowisata 1. Malang:
CV. IRDH
Bahar, H. Dan Maurpang, H. 2002. Pengantar
Pariwisata. Bandung: Alfabeta

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 71 No. 1 Juni 2019| 28


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai