ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Dr. Ir. Anna Astrid, MSi.
Mohammad Ade Supriyatna, SP, MM
Naskah :
Ir. Diah Riniarsih, MSi
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Outlook Komoditas Salak
dapat diselesaikan. Publikasi ini mengulas analisis deskriptif
perkembangan komoditas Salak beserta analisis proyeksi penawaran
dan permintaan komoditas tersebut untuk 5 (lima) tahun ke depan.
DAFTAR ISI
Halaman:
KATA PENGANTAR ............................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditas Salak yang berisi
keragaan data series secara nasional, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi
penawaran dan permintaan nasional.
SS Regresi
R2
SS Total
b. R2 Adjusted
Keterangan:
n : jumlah observasi
k : jumlah variabel
c. MAPE
dimana:
Y = peubah respons/tak bebas
Xn = peubah penjelas/bebas
n = 1, 2, …
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi
untuk peubah xn
= sisaan
Buah salak dapat dipanen hampir disepanjang tahun, sehingga buah ini
dapat tersedia sepanjang musim di pasar lokal dan pasar nasional. Dengan
demikian buah salak merupakan salah satu buah di Indonesia yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena adanya kesinambungan
ketersediaannya di pasar eceran.
Salak menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan, dengan semakin
gencarnya promosi oleh pemerintah ke manca negara. Secara umum
perkembangan luas panen salak di Indonesia pada periode tahun 1980–2019
berfluktuatif namun cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
per tahun sebesar 8,11 % (Lampiran 1 dan Gambar 3.1). Peningkatan luas
panen disebabkan karena harga salak yang cukup menjanjikan dan
dibutuhkan oleh masyarakat secara luas, baik untuk dikonsumsi rumah
tangga maupun industri makanan. Peningkatan yang cukup signifikan sepuluh
tahun terakhir pada tahun 2013, naik sebesar 10,27% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara penurunan luas panen salak yang cukup signifikan
terjadi pada tahun 2010, turun sebesar 12,58%, hal ini disebabkan dampak
El Nino yang melanda sentra-sentra salak di Indonesia seperti Jawa, Bali dan
Sulawesi Selatan. Perkembangan luas panen salak 5 tahun terakhir
cenderung menurun rata-rata sebesar 0,82% per tahun. Perkembangan luas
panen salak di Indonesia secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Panen dan Produksi
Salak di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980–2019
Luas Panen Produksi Produktivitas
Pertumbuha
Wilayah TAHUN Luas Panen Pertumbuhan Pertumbuhan
(000 Ton) Ku/Ha n (%)
(000 Ha) (%) (%)
710.00
610.00
510.00
( Ku/ha )
410.00
310.00
210.00
110.00
10.00
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
total produksi salak di Jawa Tengah, diikuti Magelang 14,10% dan Wonosobo
9,31%. Kabupaten/kota lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 1%.
ribu ton, dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan data tersebut, perlu
kiranya penanganan pasca panen yang lebih baik untuk menekan kehilangan
hasil salak karena tercecer.
(143,13 ton) dan Singapura (92,50 ton). Sementara negara pengimpor di luar
Asia Tenggara yaitu Saudi Arabia (48,86 ton) Netherland (15,05 ton), Emirat
Arab ( 10,87 ton), Perancis ( 10,12 ton).
Selama lima tahun terakhir volume ekspor salak rata-rata tumbuh
sebesar 28,27%, pertumbuhan dipicu adanya fluktuasi volume ekspor sangat
signifikan di tahun 2015 dan 2019 masing-masing sebesar 130,32% dan
37,71%. Sebaliknya tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 57,42% namun
tahun berikutnya 2017 -2019 kembali meningkat masing-masing 3% atau dari
938 ton (2016) menjadi 966 ton (2017), tahun 2018 menjadi 1.233 ton dan
2019 sebesar 1.698 ton. Perkembangan ekspor pada Lampiran 11.
Tahun Luas Panen (Ha) Pertum-buhan Produktivitas Pertum-buhan Produksi (Ton) Pertum-buhan
(%) (Ton/Ha) (%) (%)
2019 27.050 35,33 955.763
2020**) 22.048 -18,49 37,00 4,72 815.776 -14,65
2021**) 20.479 -7,12 33,01 -10,78 676.012 -17,13
2022**) 18.806 -8,17 37,76 14,39 710.115 5,04
2023**) 17.028 -9,45 33,68 -10,81 573.503 -19,24
2024**) 15.147 -11,05 38,52 14,37 583.462 1,74
Rata-rata Pertumbuhan (%) -10,86 2,38 -8,85
BAB V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nur Hartuti dan R.M. Sinaga. 1997. Pengeringan Salak. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Afrida Amalia Siregar. 2012. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Salak (Studi
kasus Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina). Jurnal Ilmiah: Program
Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Andri Wijaya. 2013. Seri Bercocok Tanam Bertanam Salak. Ganeca Exact.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2017. Statistik SDM, Penduduk
dan Kemiskinan. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Kementerian Pertanian.
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/12/184854320/buah-asli-
indonesia-ini-dipercaya-memiliki-banyak-manfaat-benarkah?page=all.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Salak di Jawa dan Luar Jawa dan
Indonesia, Tahun 1980-2019
Produktivitas
Tahun Indonesia Pertumb.
Pertumb. Pertumb.
Jawa Luar Jawa
(% ) (% )
( Ton/Ha) (% )
1980 86,52 86,39 86,43
1981 93,00 7,50 82,25 -4,79 84,42 -2,32
1982 57,29 -38,40 85,46 3,89 77,42 -8,30
1983 65,20 13,81 90,42 5,81 86,11 11,23
1984 66,81 2,46 48,54 -46,32 56,23 -34,70
1985 115,61 73,04 87,49 80,26 98,79 75,68
1986 78,41 -32,18 94,48 7,98 84,54 -14,43
1987 72,17 -7,96 90,03 -4,71 78,38 -7,28
1988 40,73 -43,56 75,64 -15,98 64,25 -18,03
1989 49,05 20,43 135,09 78,60 45,69 -28,88
1990 74,52 51,91 79,16 -41,40 70,82 55,00
1991 137,83 84,97 88,79 12,15 12,18 -82,81
1992 207,67 50,67 177,66 100,10 22,98 88,73
1993 306,69 47,68 130,55 -26,52 23,84 3,76
1994 174,67 -43,05 187,47 43,59 17,45 -26,83
1995 311,84 78,53 354,89 89,31 35,29 102,29
1996 206,33 -33,84 744,46 109,77 27,43 -22,26
1997 187,95 -8,91 151,18 -79,69 15,25 -44,40
1998 150,08 -20,15 137,92 -8,77 13,21 -13,41
1999 164,18 9,40 144,13 4,51 14,11 6,82
2000 150,14 -8,55 154,94 7,50 14,46 2,49
2001 217,46 44,84 192,77 24,42 14,91 3,13
2002 247,92 14,01 240,12 24,56 20,72 38,91
2003 300,63 21,26 214,31 -10,75 23,02 11,12
2004 367,13 22,12 295,15 37,72 26,78 16,33
2005 276,27 -24,75 268,95 -8,88 25,90 -3,29
2006 299,27 8,33 316,87 17,82 26,33 1,66
2007 276,83 -7,50 276,88 -12,62 25,01 -5,01
2008 191,15 -30,95 248,29 -10,33 27,57 10,24
2009 216,63 13,33 283,86 14,33 26,56 -3,67
2010 213,52 -1,44 274,63 -3,25 27,55 3,73
2011 207,1 -3,01 268,93 -2,08 43,76 58,84
2012 294,33 42,12 318,91 18,59 38,43 -12,18
2013 238,31 -19,03 287,49 -9,85 34,68 -9,76
2014 246,58 3,47 291,78 1,49 39,16 12,92
2015 434,18 76,08 357,20 22,42 40,97 4,62
2016 408,72 -5,86 358,97 0,50 30,50 -25,56
2017 20,92 -95,18 17,71 -95,04 39,93 30,92
2018 23,52 -94,25 17,59 -95,10 34,93 -12,52
2019 41,12 96,60 34,97 97,40 35,33 1,15
Rata-rata Pertumbuhan
1980-2019 182,96 6,77 194,81 8,38 40,28 4,20
2010-2019 212,83 -0,05 222,82 -6,49 36,52 5,22
2015 - 2019 185,69 -4,52 157,29 -13,96 36,33 -0,28
Sumber : BPS dan Ditjen Hortikultura,Kementan
Tahun
Rata-rata Kumulatif Pertumb.
No. Provinsi Share (%)
(Ha) (%) (%)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jawa Tengah 11.595 11.792 12.078 10.316 12.936 11.572 43,48 43,48 3,73
2 Sumatera Utara 4.588 3.929 3.575 4.738 4.027 4.081 15,33 58,82 -1,46
3 Bali 3.786 3.612 3.210 3.098 3.393 3.383 12,71 71,53 -2,43
4 DI Yogyakarta 3.084 3.152 1.414 3.013 1.861 2.415 9,08 80,61 5,48
5 Jawa Timur 1.723 1.672 1.908 2.261 2.451 1.894 7,12 87,73 9,52
6 Jawa Barat 3.139 575 508 835 762 1.113 4,18 91,91 -9,42
7 Kalimantan Timur 170 253 169 268 283 206 0,77 92,68 19,99
8 Sulawesi Selatan 195 143 166 248 237 184 0,69 93,37 8,57
9 Lampung 163 160 120 113 142 135 0,51 93,88 -1,75
10 Bengkulu 73 65 64 75 81 68 0,26 94,14 3,09
Provinsi Lainnya 540 521 676 699 877 1.560 5,86 100,00 3,53
Indonesia 29.056 25.874 23.887 25.664 27.050 26.611 100,00
Sumber : BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura
1 Jawa Tengah 47.146 354.770 576.361 416.860 482.949 386.654 49,11 49,11 175,78
2 Sumatera Utara 19.258 118.619 162.622 194.455 235.506 180.758 22,96 72,07 148,43
3 Jawa Timur 10.502 73.741 97.164 101.943 102.283 75.406 9,58 81,65 159,79
4 DI Yogyakarta 7.328 77.805 37.913 90.296 41.200 55.049 6,99 88,64 248,57
5 Bali 2.720 22.221 22.602 23.603 25.640 27.676 3,52 92,15 182,93
6 Jawa Barat 5.698 17.006 13.960 18.622 15.285 23.311 2,96 95,11 49,01
7 Sulawesi Selatan 977 7.576 8.313 12.203 6.397 7.458 0,95 96,06 171,10
8 Kalimantan Timur 374 7.023 2.233 9.930 12.867 6.590 0,84 96,90 520,96
9 Lampung 398 3.773 4.826 3.472 5.153 3.720 0,47 97,37 224,06
10 Maluku Utara 13 181 9.449 73 4.038 2.302 0,29 97,66 2.936,45
Provinsi Lainnya 2.104 19.630 18.402 25.048 24.447 18.397 2,34 100,00
Indonesia 96.518 702.345 953.845 896.504 955.763 787.321 100,00
Sumber : BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun Rata-rata
No. Provinsi Produktivitas
2015 2016 2017 2018 2019 (Ton/Ha)
1 DKI Jakarta 88,00 88,63 36,49 105,34 101,83 84,06
2 Jambi 47,78 63,93 30,03 52,98 56,15 50,17
3 Sulawesi Barat 60,00 69,31 12,69 42,23 39,04 44,65
4 Jawa Timur 60,95 44,11 25,47 45,10 41,73 43,47
5 Sulawesi Selatan 50,10 52,83 25,04 49,29 26,96 40,84
6 Maluku 51,90 31,06 34,19 38,61 45,16 40,19
7 Sumatera Utara 41,97 30,19 22,75 41,04 58,48 38,89
8 Maluku Utara 43,33 47,88 20,02 42,01 36,23 37,90
9 Kep. Bangka Belitung 56,80 46,04 15,19 27,51 39,80 37,07
10 Sulawesi Tenggara 32,00 47,20 20,25 30,84 54,97 37,05
Indonesia 33,22 27,15 39,93 34,93 35,33 35,42
Sumber : BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Harga Harga
Pertumb. Margin
Tahun Produsen Pertumb. (%) Konsumen
(%)
(Rp/kg) (Rp/kg)
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
2008 4.170 6.876 2.706
2009 4.739 13,64 7.594 10,44 2.855
2010 4.913 3,67 8.430 11,01 3.517
2011 5.313 8,15 9.961 18,15 4.647
2012 5.526 4,01 9.455 -5,07 3.929
2013 5.526 0,00 10.909 15,38 5.383
2014 6.100 10,38 10.849 -0,55 4.749
2015 6.259 2,61 11.166 2,92 4.906
2016 6.613 5,65 11.857 6,19 5.244
2017 7.550 14,17 12.030 1,46 4.480
2018 7.711 2,13 13.064 8,60 5.353
2019 8.538 10,72 13.064 0,00 4.526
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2008-2019 6.080 6,83 10.438 6,23 4.358
2015 - 2019 7.334 7,06 12.236 3,83 4.902
Sumber : BPS
Konsumsi Konsumsi
Per kapita Pertumb. Rumahtangga Pertumb.
Tahun
(%) (%)
(kg/th) (Ton)
Ketersediaan Ketersediaan
Bahan Pertumb. Konsumsi per Pertumb. Tercecer (000 Pertumb.
Tahun
Makanan (%) Kapita (%) ton) (%)
(000 ton) (Kg/kapita/tahun)
Lampiran 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Salak Indonesia, Tahun
2013-2019