Anda di halaman 1dari 76

OUTLOOK DAGING SAPI

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian
2016
OUTLOOK DAGING SAPI

ISSN: 1907-1507

Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)


Jumlah Halaman : 57 halaman

Penasehat: Dr. Suwandi, M.Si

Penyunting:
Dr. Ir. Leli Nuryati,M.Sc
Drh. Akbar, MP

Naskah:
Dra.Retno Suryani

Design Sampul:
Diah Indarti, SE.

Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian
2016

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


Outlook Daging Sapi

KATA PENGANTAR

Penerbitan Outlook Komoditas Pertanian merupakan publikasi tahunan


yang diterbitkan secara reguler oleh Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian sejak tahun 1995. Outlook Komoditas Pertanian terdiri dari
empat subsektor, yaitu: (1) Tanaman Pangan, (2) Hortikultura, (3)
Perkebunan dan (4) Peternakan.

Pada tahun 2010-2015 Outlook Komoditas Peternakan diterbitkan


per komoditas yaitu : (1) Outlook Daging Sapi; (2) Outlook Daging Ayam; (3)
Outlook Telur dan (4) Outlook Susu.

Outlook Daging Sapi tahun 2016 ini menyajikan keragaan data


series masing-masing indikator secara nasional dan internasional selama 5-36
tahun terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi produksi dan
konsumsi domestik daging sapi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.

Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat


memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi indikator yang
mempengaruhi produksi dan konsumsi daging sapi secara lebih lengkap dan
menyeluruh.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi


ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan
dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.

Jakarta, Desember 2016


Kepala Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian,

Dr. Ir. Suwandi, MSi.


NIP 19670323.199203.1.003

iii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
iv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................... 1
1.2. Tujuan dan Sasaran ................................................... 2
1.3. Ruang Lingkup .......................................................... 2

BAB II. METODOLOGI .................................................................... 3


2.1. Sumber Data dan Informasi ....................................... 3
2.2. Analisis Deskriptif ...................................................... 4
2.3. Analisis Model Penawaran........................................... 4
2.4. Analisis Model Permintaan .......................................... 5
2.5. Kelayakan Model ....................................................... 5

BAB III. KERAGAAN DAGING SAPI DALAM NEGERI ........................... 7


3.1 Perkembangan Populasi dan Produksi ......................... 7
3.2 Sentra Populasi Sapi Potong di Indonesia ................... 10
3.3 Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia ................... 11
3.4 Konsumsi Daging Sapi di Indonesia ............................. 12
3.5 Perkembangan Harga Daging Sapi di Indonesia .......... 15
3.6 Perkembangan Ekspor dan Impor Daging Sapi di
Indonesia ................................................................. 16

v
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
BAB IV. KERAGAAN DAGING SAPI DUNIA .......................................... 19
4.1 Perkembangan Populasi (Stok Awal) dan Produksi ........ 19
4.2 Perkembangan Konsumsi Daging Sapi Dunia ................. 23
4.3 Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Dunia ........ 26
4.4 Perkembangan Ekspor dan Impor Daging Sapi Dunia .... 28

BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN .......................... 33


5.1 Proyeksi Penawaran Daging Sapi 2016 2020 ............. 33
5.2 Proyeksi Permintaan Daging Sapi 2016 2020 ............. 34
5.3 Proyeksi Surplus/Defisit Daging Sapi 2014 2020 ........ 37

BAB VI. KESIMPULAN ....................................................................... 39


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 41
LAMPIRAN ........................................................................................ 43

vi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi ........................................... 3


Tabel 3.1. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi di Indonesia, Tahun
1993 2015 ................................................................. 13
Tabel 4.1. Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Terbesar di
Dunia, Rata-rata 2012 - 2016 ......................................... 27
Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Daging Sapi, Tahun 2014 2020 34
Tabel 5.2. Proyeksi Permintaan Daging Sapi, Tahun 2014 2020 .... 35
Tabel 5.3. Hasil Proyeksi Permintaan Daging Sapi, Tahun 2014
2020 ............................................................................ 37
Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Daging Sapi, Tahun 2012 2016 38

vii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Perkembangan Populasi Sapi Potong di Indonesia,
Tahun 1984 2016 .................................................... 9
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 1984 2016 .................................................... 10
Gambar 3.3. Sentra Populasi Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 2012 2016 .................................................... 11
Gambar 3.4. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 2012 2016 .................................................... 12
Gambar 3.5. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 1993 2015 .................................................... 14
Gambar 3.6. Perkembangan Harga Konsumen Daging Sapi di
Indonesia, Tahun 1983 2016 ................................... 15
Gambar 3.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Daging Sapi
di Indonesia, Tahun 1996 2016 ................................ 17
Gambar 3.8. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Daging Sapi di
Indonesia, Tahun 1996 2016 ................................... 17
Gambar 4.1. Perkembangan Populasi (Stok Awal) Sapi Potong Dunia,
Tahun 1980 2016 .................................................... 20
Gambar 4.2. Rata-Rata Populasi Sapi Potong di Lima Negara dengan
Populasi Sapi Potong Terbesar Dunia, Tahun 2012
2016 ......................................................................... 20
Gambar 4.3. Kontribusi Populasi Sapi di Lima Negara dengan
Populasi Sapi Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ....... 21
Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Daging Sapi Dunia, Tahun
1980 2016 .............................................................. 22

ix
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Gambar 4.5. Rata-Rata Produksi Daging Sapi di Sepuluh Negara
Produsen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ............. 22
Gambar 4.6. Kontribusi Produksi Daging Sapi di Sepuluh Negara
Produsen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ............. 23
Gambar 4.7. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi Dunia, Tahun
1980 2016 .............................................................. 24
Gambar 4.8. Rata-Rata Konsumsi Daging Sapi di Sepuluh Negara
Konsumen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ........... 24
Gambar 4.9. Kontribusi Konsumsi Daging Sapi di Sepuluh Negara
Konsumen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ........... 25
Gambar 4.10. Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Dunia,
Tahun 2012 2016 .................................................... 25
Gambar 4.11. Perbandingan Produksi dan Konsumsi Daging Sapi di
Negara Produsen Daging Sapi, Tahun 2012 2016 ...... 26
Gambar 4.12. Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Terbesar di
Dunia, Tahun 2012 - 2016 ........................................... 27
Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor Daging Sapi Potong
Dunia, Tahun 1980 2016 ......................................... 28
Gambar 4.14. Volume Ekspor Negara-Negara Eksportir Daging Sapi
Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ........................... 29
Gambar 4.15. Kontribusi Negara Eksportir Daging Sapi Potong
Terbesar di Dunia, Tahun 2012 2016 ........................ 29
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Impor Daging Sapi Potong
Dunia, Tahun 1980 2016 ......................................... 30
Gambar 4.17. Rata-Rata Volume Impor Daging Sapi Potong di Negara
Importir Daging Sapi Potong, Tahun 2012 2016 ........ 31
Gambar 4.18. Kontribusi Volume Impor Daging Sapi Potong di Negara
Importir Daging Sapi Potong, Tahun 2012 2016 ........ 31

x
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 3.1. Perkembangan Populasi Sapi Potong di Indonesia,
Tahun 1984 2016 ................................................. 45
Lampiran 3.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 1984 2016 ................................................. 46
Lampiran 3.3 Sentra populasi Daging Sapi di Indonesia, Tahun
2012 2016 ........................................................... 47
Lampiran 3.4. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia, Tahun
2012 2016 ........................................................... 47
Lampiran 3.5. Perkembangan Penggunaan dan Ketersediaan Daging
Sapi Indonesia, Tahun 1990 2016 ......................... 48
Lampiran 3.6. Perkembangan Harga Konsumen Daging Sapi di
Indonesia, Tahun 1993 2016 ................................ 49
Lampiran 3.7. Neraca Ekspor Impor Daging Sapi di Indonesia,
Tahun 1996 2016 ................................................. 50
Lampiran 4.1. Perkembangan Populasi Sapi Potong Dunia, Tahun
1980 2016 ........................................................... 51
Lampiran 4.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi Dunia, Tahun
1980 2016 ........................................................... 52
Lampiran 4.3. Negara-negara dengan Populasi Sapi Potong Terbesar
Dunia, Tahun 2012 2016 ...................................... 53
Lampiran 4.4. Negara-negara dengan Produksi Daging Sapi
Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016 ........................ 53
Lampiran 4.5. Perkembangan konsumsi Daging Sapi Dunia,
Tahun 1980 2016 ................................................. 54
Lampiran 4.6. Sepuluh Negara Konsumsi Domestik Daging Sapi
Dunia, Tahun 2012 2016 ...................................... 55

xi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 4.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Daging
Sapi Dunia, Tahun 1980 - 2016 ................................ 56
Lampiran 4.8. Negara-Negara Eksportir Daging Sapi Terbesar Dunia,
Tahun 2012 2016 ................................................. 57
Lampiran 4.9. Negara-Negara Importir Daging Sapi Terbesar Dunia,
Tahun 2012 2016 ................................................. 57

xii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia pada periode


tahun 1984 2016 secara umum cenderung meningkat rata-rata sebesar
2,76% per tahun. Produksi daging sapi tahun 2012 hingga 2014 mengalami
penurunan dari Rp.508,91 ribu ton turun menjadi Rp.497,67 ribu ton, hal
ini karena daya beli masyarakat menurun yang di sebabkan tingginya harga
daging sapi per kilonya yang mencapai Rp 99.332. Sementara tahun 2015 -
2016 produksi daging sapi naik sebesar hingga 524,11 ribu ton atau naik
3,44% dan populasi naik 4,36% dari tahun 2014 atau sebesar 16,09 juta
ton, namun harga daging sapi tetap saja merambah naik hingga mencapai
Rp.116.751.
Kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini sebagai dampak
dari ketidak seimbangan antara kuota produksi dan tingginya permintaan
masyarakat terhadap daging sapi. Terdapat sejumlah hambatan
distribusi/transportasi sapi dari sentra produksi ke konsumen, baik
menyangkut persoalan transportasi kapal antar pulau maupun transportasi
darat ikut memicu kenaikan harga daging sapi. Konsekuensinya Indonesia
harus melakukan impor daging sapi. Impor daging sapi awalnya hanya
untuk memenuhi segmen pasar tertentu, namun kini telah memasuki
segmen supermarket dan pasar tradisional.
Prediksi produksi daging sapi hingga tahun 2020 dengan pertumbuhan
lebih besar dari pertumbuhan konsumsi daging sapi yaitu 1,93%, namun
belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi nasional, sehinga
diperkirakan terjadi defisit daging sapi hingga tahun 2020, dengan
perkembangan defisit hingga mencapai 0,17. Defisit daging sapi yang
paling tinggi di prediksi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 2,72% atau
203,52 ribu ton. Prediksi produksi pada tahun 2020 sebesar 557,96 ribu ton
masih akan terjadi defisit pengadaan daging sapi sebesar 198,35 ribu ton.

xiii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xiv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk daging sapi merupakan komoditas kedua setelah unggas


(ayam potong). Kontribusi daging sapi terhadap kebutuhan daging nasional
sebesar 23% dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan
(Direktorat Jenderal Peternakan, 2015). Secara umum kebutuhan daging
sapi masih disupply oleh impor daging maupun sapi bakalan. Secara agregat
Indonesia adalah merupakan negara pengimpor produk peternakan,
termasuk produk daging sapi yang cenderung mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun
Di satu sisi, berdasarkan jumlah perhitungan populasi sapi lokal
nasional di tahun 2015 angkanya memang mencapai 17,2 juta ekor, akan
tetapi dari jumlah tersebut tidak semuanya siap untuk dipotong dikarenakan
banyak yang masih anak sapi dan sebagian besar merupakan sapi indukan
betina yang tidak boleh untuk di potong. Sehingga yang siap dipotong hanya
sekitar 2.339.000 ekor sapi, sehingga ada gap kekurangan pasokan dari sapi
lokal untuk kebutuhan nasiona,l yaitu sebesar 247 ribu ton daging sapi atau
setara dengan 1.383.000 ekor sapi (Oktavio N, 2015).
Pemerintah sebagai regulator, pelaku bisnis dan sebagai aktor serta
harus bersama bergandengan tangan dalam membantu para peternak
nasional berskala kecil agar dapat lebih berdaya saing. Ketika para peternak
kita menjadi besar dan maju melalui usaha kolektif yang dijalankan, serta
berkolaborasi dengan perusahaan besar untuk berbisnis sapi dengan
peternak dari Australia. Dengan demikian semua pihak harus berpikir positif
untuk melahirkan hasil usaha yang berdampak positif, tentu akan terjadi
keadaan yang diinginkan yaitu target Swasembada Daging Sapi di Tahun
2019 akan lebih mudah tercapai.
1
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini sebagai dampak dari
ketidakseimbangan antara produksi dan tingginya permintaan masyarakat
terhadap daging sapi. Terdapat sejumlah hambatan distribusi/transportasi
sapi dari sentra produksi ke konsumen, baik menyangkut persoalan
transportasi kapal antar pulau maupun transportasi darat ikut memicu
kenaikan harga daging sapi. Konsekuensinya Indonesia harus melakukan
impor daging sapi. Impor daging sapi awalnya hanya untuk memenuhi
segmen pasar tertentu, namun kini telah memasuki segmen supermarket
dan pasar tradisional.
Dalam rangka untuk melihat perkembangan dan proyeksi komoditas
daging sapi, maka dilakukan analisis outlook komoditas daging sapi. Selain
digunakan sebagai bahan rujukan bagi para pimpinan Kementerian Pertanian
dalam mengambil kebijakan, analisis ini juga penting dalam menyediakan
informasi bagi para stakeholder yang terkait dengan kegiatan agribisnis
subsektor peternakan.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan:
Melakukan analisis peramalan komoditas peternakan khususnya
daging sapi dengan menggunakan metode statistik yang mencakup
indikator produksi dan konsumsi daging sapi.
Sasaran:
Tersedianya informasi peramalan indikator produksi dan konsumsi
daging sapi 2016 sampai dengan 2020.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup outlook peternakan ini meliputi salah satu produk


terpenting pada subsektor peternakan, yaitu daging sapi.

2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB II. METODOLOGI

2.1. Sumber Data dan Informasi


Outlook Komoditas sapi potong tahun 2016 disusun
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang
bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian
Pertanian dan inatansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan
Pusat Statistik (BPS) dan USDA. Jenis variable, periode dan sumber
data disajikan pada table 2.1

Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data

Variabel Periode Sumber Data Keterangan


Produksi sapi potong 1984 -2016 Badan Pusat Statistik Daging sapi
Indonesia
Populasi sapi potong 1984 -2016 Badan Pusat Statistik Sapi hidup
Indonesia
Konsumsi sapi potong 2002 -2015 Badan Pusat Statistik Susenas
Indonesia
Ketersediaan konsumsi 1990 -2014 Badan Ketahanan Pangan Neraca Bahan
perkapita Makanan
Harga konsumen sapi 1983 -2016 Kementerian Perdagangan Daging sapi
potong Indonesia
Ekspor impor sapi potong 1996 -2016 Badan Pusat Statistik Kode HS
Indonesia 0102210000,
0102291010,
0102291090,
0102299000
Jumlah Penduduk Indonesia 1980 -2016 Badan Pusat Statistik Orang

Populasi sapi potong dunia 1980 -2016 USDA Sapi hidup

Produksi sapi potong dunia 1980 -2016 USDA Daging sapi

Konsumsi Sapi Potong dunia 1980 -2016 USDA Daging sapi

Ekspor impor sapi potong 1980 -2016 USDA Sapi hidup


dunia

3
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

2.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas sapi potong


dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang mancakup variabel
populasi, produksi, konsumsi, ekspor impor serta harga dengan analisis
deskriptif sederhana. Analisis deskriftif dilakukan baik untuk data series
nasional maupun dunia.

2.3. Analisis Model Penawaran

Analisis model penawaran daging dilakukan dengan pendekatan


analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi
Berganda (Multivariate Regression).
Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n
n
b0 b j X j
j 1

dimana:
Y = peubah respons/tak bebas
Xn = peubah penjelas/bebas
n = 1, 2,
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk
peubah xn
= sisaan

Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada


periode sebelumnya, harga di tingkat produsen, harga komoditas pesaingnya
di tingkat produsen dan pengaruh inflasi.

4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran


dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-
peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang
bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan
model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial
berganda (Double Exponential Smoothing).

2.4. Analisis Model Permintaan

Analisis model permintaan daging merupakan analisis permintaan


langsung masyarakat terhadap daging yang dikonsumsi oleh rumah tangga
konsumen. Oleh karena adanya keterbatasan data, maka analisis permintaan
dilakukan dengan menggunakan model ARIMA pada data konsumsi per
kapita tahunan.

2.5. Kelayakan Model

Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan
koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya
keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah-
peubah tak bebas (X). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan
persamaan:
SS R egresi
R2
SS Total
dimana:
SS Regresi = jumlah kuadrat regresi
SS Total = jumlah kuadrat total

Model deret waktu baik analisis trend maupun pemulusan


eksponensial berganda (double exponential smoothing), ukuran kelayakan

5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

model berdasarkan nilai kesalahan dengan menggunakan statistik MAPE


(meanabsolute percentage error) atau kesalahan persentase absolute rata-
rata yang diformulasikan sebagai berikut:

Dimana :
:adalah data actual

:adalah nilai ramalan

Semakin kecil nilai MAPE maka model deret waktu yang diperoleh semakin
baik.

6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB III. KERAGAAN DAGING SAPI DALAM NEGERI

Pemenuhan daging nasional selama ini diperoleh dari pemotongan


sapi potong, ayam potong, kambing, serta domba. Salah satunya adalah
pemenuhan daging dari sapi potong Seperti telah di ketahui daging sapi
merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang
mempunyai nilai yang sangat strategis. Untuk melihat uraian daging sapi,
berikut diuraikan keragaan pemenuhan daging sapi dalam negeri

3.1. Perkembangan Populasi dan Produksi

Perkembangan mengenai populasi sapi potong dan produksi daging


sapi diuraikan sebagai berikut:

3.1.1. Populasi Sapi Potong

Secara umum, perkembangan populasi sapi potong di Indonesia baik


di Jawa maupun luar Jawa selama periode tahun 1984 2016 meningkt
1,95% (Lampiran 3.1. dan Gambar 3.1.). Pada periode lima tahun terakhir
(2012-2016) perkembangan populasi sapi potong sedikit turun dari rata-rata
32 tahun yaitu sebesar 1,13%. Hal ini karena pada tahun 2013 terdapat
penurunan yang cukup besar yaitu 20,62% dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 1984 jumlah populasi sapi potong di Indonesia tercatat sebanyak
9,24 juta ekor, meningkat menjadi 11,94 juta ekor pada tahun 1997. Namun
populasi tersebut dari tahun ke tahun terus menurun sampai dengan tahun
2001. Pada tahun 2002 dan tahun 2003 terjadi peningkatan populasi sapi
dan penurunan yang cukup signifikan yaitu naik 10,60% dan turun 7,02%.
Sejak tahun 2004 hingga tahun 2016 perkembangan populasi sapi potong
mengalami kenaikan secara bertahap dari 10,53 juta ekor menjadi 16,09 juta
ekor, walaupun sempat turun sebesar 3,29 juta ekor di tahun 2013.
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Selama periode 2012 2016 pertumbuhan populasi tertinggi terjadi


pada tahun 2014 yaitu sebesar 16,09%, sedangkan penurunan populasi
yang cukup besar terjadi pada tahun 2013 sebesar 20,62%, hal ini karena
pada tahun 2013 terjadi pengurangan angka kuota impor sapi sehubungan
adanya program pencanangan swasembada sapi nasional. Berkurangnya
populasi sapi potong lokal berakibat harga daging sapi naik mencapai
Rp.90.401/kg atau naik 17,52% dari tahun sebelumnya. Harga daging sapi
berangsur-angsur naik hingga tahun 2016 mencapai Rp.116.751/kg.
Walaupun ketersediaan sapi potong telah mengalami kenaikan 16,09% di
tahun 2014 dan naik kembali hingga tahun 4,36% di tahun 2016, namun
harga masih tinggi.

Populasi sapi potong di Indonesia sebagian besar berasal dari luar


Jawa. Persentase rata-rata jumlah populasi sapi potong di luar Jawa tahun
2016 adalah sebesar 56,34%, selebihnya adalah sapi potong dari pulau
Jawa. Pada periode 1984-2016, pertumbuhan populasi sapi potong di Jawa
lebih tinggi dari pada di luar Jawa yaitu 2,28%, sedangkan di luar Jawa
hanya 1,86% Pada periode 2012 2016 rata-rata pertumbuhan populasi
sapi potong di Jawa turun sebesar 1,52% per tahun dan di luar Jawa naik
sebesar 3,53% pertahun. (Lampiran 3.1.).

8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

(Juta ekor)
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1986

2002
1984

1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000

2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016*)
Indonesia Jawa Luar Jawa

Gambar 3.1. Perkembangan Populasi Sapi Potong di Indonesia,


Tahun 1984 2016

3.1.2. Produksi Daging Sapi

Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia pada periode tahun


1984 2016 secara umum memiliki pola yang sama baik di Jawa maupun
luar Jawa, yaitu cenderung meningkat (Gambar 3.2.). Selama periode
tersebut, produksi daging sapi di Indonesia meningkat rata-rata sebesar
2,76% per tahun. Perkembangan produksi di Jawa sebesar 2,48% dan di
luar Jawa 3,88% per tahun. Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun
1984 tercatat sebesar 248,48 ribu ton meningkat menjadi 524,11 ribu ton
pada tahun 2016. Produksi daging sapi di Jawa pada tahun 1984 adalah
151,58 ribu ton, meningkat menjadi 298,63 ribu ton pada tahun 2016,
sedangkan produksi daging di luar Jawa adalah 9,97 ribu ton meningkat
menjadi 225.48 ribu ton pada tahun 2016. Perkembangan produksi daging
sapi lima tahun terakhir cenderung menurun di pulau jawa yaitu sebesar
0,35% per tahun, namun di luar Jawa naik sebesar 2,33% pertahun hal ini
ada kaitannya dengan kenaikan harga daging sapi yang semakin tinggi di
kota-kota di pulau Jawa. Meskipun harga daging sapi masih tinggi
perkembangan produksi daging sapi pertahun naik sebesar 0,76%.
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Meskipun populasi sapi potong di luar Jawa lebih banyak


dibandingkan dengan di Jawa namun produksi daging sapi di Jawa lebih
tinggi dibandingkan di luar Jawa. Pada tahun 1984 tercatat produksi daging
sapi di Jawa sebesar 151,58 ribu ton atau 61,00% dari total produksi daging
sapi di Indonesia, kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi 298,63
ribu ton atau 56,97% dari total produksi daging sapi di Indonesia. Namun
demikian tingginya pemotongan di Jawa tidak terlepas dari peran suplay sapi
dari luar Jawa. (Lampiran 3.2).

(000 Ton)
600

500

400

300

200

100

0
2004
1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2006

2008

2010

2012

2014

2016*)
Indonesia Jawa Luar Jawa

Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 1984 2016

3.2. Sentra Populasi Sapi Potong di Indonesia

Berdasarkan data rata-rata populasi sapi potong tahun 2011-2015,


terlihat bahwa 10 provinsi memberikan kontribusi hingga 78,49% dari total
populasi daging sapi potong di Indonesia. Gambar 3.3 memperlihatkan
sentra populasi sapi potong Indonesia terdapat di 3 (tiga) provinsi di pulau
Jawa.

Sentra populasi sapi potong di Indonesia terbesar adalah di Jawa


Timur dengan kontribusi 28,66% atau rata-rata 4.294.261 ribu ekor,
10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

selanjutnya Jawa Tengah dengan kontribusi 11,31% atau rata-rata


1.693.830 ribu ekor dan Sulawesi Selatan dengan kontribusi 7,93% atau
rata-rata 1.188.084 ribu ekor. Sentra populasi sapi potong lainnya adalah
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Sumatera Utara,
Bali, Aceh dan Jawa Barat, dengan kisaran kontribusi 2,80% sampai 6,32%
(Lampiran 3.3.).

Gambar 3.3. Sentra Populasi Daging Sapi di Indonesia, 2012 2016

3.3. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia

Produksi daging sapi dari 10 provinsi memberikan kontribusi hingga


76,60% (Gambar 3.4). Dari gambaran tersebut terlihat bahwa sentra
produksi daging sapi Indonesia terdapat di 3 (tiga) provinsi di pulau Jawa.
Sentra produksi daging sapi di Indonesia tersebut adalah Jawa Timur
merupakan yang tertinggi dengan kontribusi 20,30% atau rata-rata 100.497
ribu ton, kemudian Jawa Barat dengan kontribusi 14,78% atau rata-rata
73.195 ribu ton dan Jawa Tengah dengan kontribusi 11,69% atau rata-rata

11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

57.877 ribu ton. Posisi ke-4 sampai ke-10 sebagai sentra produksi daging
sapi adalah Banten, Sumatera Barat, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, dan Lampung dengan rata-rata kontribusi antara
2,52% sampai 7,57%. (Lampiran 3.4.).

Gambar 3.4. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 2012 - 2016

3.4. Konsumsi Daging Sapi di Indonesia

Jumlah daging sapi yang harus tersedia ditentukan oleh kebutuhan


konsumsi daging sapi secara nasional, disisi lain kebutuhan konsumsi daging
sapi ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi daging sapi per kapita.
Disamping itu kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya protein
hewani makin meningkat, sehingga kebutuhan daging sapi nasional akan
semakin meningkat

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun


2015 (Tabel 3.1.), konsumsi daging sapi Indonesia sebesar 2.40
kg/kapita/tahun, angka ini tergolong kecil dibandingkan dengan konsumsi
negara maju. Masyarakat Indonesia umumnya hanya makan daging sapi bila
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

ada perayaan atau hari-hari besar keagamaan. Walaupun demikian


Indonesia belum bisa menjadi negara swasembada daging sapi, untuk
mencukupi permintaan daging sapi terutama di kota-kota besar seperti
Jakarta, masih banyak diperoleh dari impor.

Tabel 3.1. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi di


Indonesia Tahun 1993 2015

Konsumsi Daging Sapi**)


Tahun Pertubuhan (%)
(kg/kapita/tahun)

1993 0,704
1994*) 1,265 79,71
1995*) 2,273 79,71

1996 4,086 79,71


1997*) 2,890 -29,27
1998*) 2,044 -29,27
1999 1,446 -29,27
2000 1,525 5,47

2001 1,608 5,47


2002 1,270 -21,01
2003 1,870 47,24
2004 2,120 13,37
2005 1,870 -11,79

2006 1,910 2,14


2007 2,240 17,28
2008 2,300 2,68
2009 2,360 2,61
2010 2,480 5,08
2011 2,600 4,84
2012 2,290 -11,92
2013 2,280 -0,44
2014 2,360 3,51
2015 2,400 1,69
Rata-Rata 2,10 9,89

Sumber : Susenas, BPS


Keterangan : *) Data diinterpolasi, Pusdatin
**) Total konsumsi : penjumlahan konsumsi daging sapi
segar, olahan dan awetan

13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Perkembangan tingkat konsumsi daging sapi per kapita masyarakat


Indonesia dari tahun 1993 hingga tahun 2015 berfluktuasi dan cenderung
naik, (Gambar 3.5.). Pada tahun 1993 tingkat konsumsi daging sapi
masyarakat Indonesia adalah sebesar 0,704 kg/kapita/tahun naik menjadi
2.40 kg/kapita/tahun pada tahun 2015.

Gambar 3.5. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 1993 2015

Berdasarkan hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM) sejak


tahun 1990 hingga tahun 2014 (Lampiran 3.5.), penggunaan dan
ketersediaan daging menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun
1990 jumlah penggunaan daging sapi yang dimakan di Indonesia adalah
sebesar 160 ribu ton meningkat menjadi 426,16 ribu ton pada tahun 2014.
Definisi ketersedian adalah produksi daging ditambah impor daging ditambah
perubahan stok dikurangi ekspor dikurangi pemakaian dalam negeri.
Pemakaian dalam negeri sendiri meliputi hasil olahan makanan dan non
makanan serta tercecer.

14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

3.5. Perkembangan Harga Daging Sapi di Indonesia

Harga daging sangat bergantung pada jenis dan kualitasnya,


meskipun di tingkat pasar tradisional konsumen belum memperhatikan jenis
daging yang akan dibeli. Namun demikian secara umum terdapat sedikit
perbedaan harga diantara jenis atau kualitas daging yang dipasarkan.
Secara umum perkembangan harga daging sapi di tingkat konsumen
sejak tahun 1983 hingga tahun 2016 berfluktuasi dan cenderung meningkat
(Gambar 3.6.). Selama periode tersebut, harga daging sapi di tingkat
konsumen naik sebesar 13,17% per tahun. Harga daging sapi periode lima
tahun terakhir (2012-2016) cenderung naik dari harga Rp.76.925 hingga
Rp.116.751 dengan pertumbuhan selama 5 tahun sebesar 11,08%. Pada
lima tahun terakhir terjadi fenomena kenaikan harga daging yang tinggi,
hingga mencapai Rp.116.751/kg di tahun 2016. Fenomena terjadinya
kenaikan harga biasanya di karenakan konsumsi daging yang tinggi di hari-
hari besar keagamaan dan hari raya nasional, namun di tahun 2016 harga
daging semenjak Idul Fitri hingga September 2016 di rasakan tidak pernah
kembali ke posisi awal, (Lampiran 3.6.)

(Rp/kg)
130.000
120.000
110.000
100.000
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
2011
2013
2015

Gambar 3.6. Perkembangan Harga Konsumen Daging Sapi di Indonesia,


1983 - 2016
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Perilaku ini disebabkan peternak tidak mampu merespon perubahan


harga yang terjadi karena siklus produksi yang lama, teknologi budidaya
yang rendah dan usaha yang sambilan. Perlu ada pengendalian agar
kenaikan harga daging sapi tidak melonjak tajam seperti tahun 2015,
sehingga tidak mempercepat pengurasan populasi yang menyebabkan makin
langkanya sumber daya sapi lokal.

3.6. Perkembangan Ekspor dan Impor Daging Sapi di Indonesia

Perkembangan volume dan nilai ekspor daging sapi di Indonesia pada


periode 1996 sampai dengan 2016 cukup berfluktuasi, namun cenderung
meningkat (Gambar 3.7.dan gambar 3.8). Selama periode tersebut selalu
terjadi defisit neraca perdagangan daging sapi yang cukup besar. Pada
tahun 1996 defisit neraca perdagangan daging sapi Indonesia sebesar
15.769 ton atau setara dengan nilai US$ 32,43 juta naik menjadi 107.219
ton pada tahun 2016 atau setara dengan nilai US$ 321,356 juta, Selama
tahun 1996 - 2016, impor daging sapi tertinggi mencapai 246.609 ton atau
setara US$ 681,229 juta terjadi di tahun 2014, hal ini di karenakan
ketersediaan daging tidak mencukupi untuk kebutuhan rakyat Indonesia,
serta dapat di lihat pula tidak terjadi ekspor. (Lampiran 3.7.).

Perkembangan Ekspor yang turun di karenakan kebutuhan akan


daging sapi di dalam negeri masih kurang, sementara sapi impor akhir-akhir
ini di batasi, guna mengalakkan pertumbuhan pemeliharaan sapi potong di
dalam negeri. Kecenderungan pengurangan impor daging sapi membuat
harga daging sapi di pasaran mengalami kenaikan karena daging lokal dari
luar jawa khususnya kawasan timur Indonesia tidak dapat memenuhi
kebutuhan daging sapi di pulau Jawa sehingga harga daging menjadi tinggi.

16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

(Ton)
290.000

240.000

190.000

140.000

90.000

40.000

-10.000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*)
Ekspor 4 25 0 111 26 175 78 111 19 88 6 0 62 0 4 0 2 0 0 0 0
Impor 15.77 23.31 8.526 10.40 26.96 16.51 11.47 10.67 11.77 19.95 24.07 0 45.70 13 90.50 65.02 39.41 130.0 246.5 197.6 107.2

Ekspor Impor

Gambar 3.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Daging Sapi


di Indonesia, Tahun 1996 2016
Kode HS : 0102210000, 0102291010, 0102291090, 0102299000

(US$ 000)
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
-100.000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*)
Ekspor 6 69 0 152 55 172 135 450 126 34 9 0 11 0 14 3 12 0 0 0 0
Impor 32.4 36.5 9.82 15.2 41.0 23.7 18.5 18.5 271. 42.8 47.2 90.3 126. 53 289. 234. 164. 338. 681. 545. 321.

Ekspor Impor

Gambar 3.8. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Daging Sapi


di Indonesia, Tahun 1996 2016
Kode HS : 0102210000, 0102291010, 0102291090, 0102299000

17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB IV. KERAGAAN DAGING SAPI DUNIA

4.1. Perkembangan Populasi (Stok Awal) dan Produksi

4.1.1. Populasi (Stok Awal) Sapi Potong

Perkembangan populasi sapi di dunia selama periode tahun 1980


2016 (tahun 2016 prediksi USDA) mengalami kenaikan dengan pertumbuhan
sekitar 0,85%. Kenaikan yang tinggi terjadi pada tahun 1983 yaitu sebesar
16,92%. Perkembangan selama lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata
populasi sapi potong turun sebesar 0,42%. (Lampiran 4.1)

Fluktuasi pertkembangan populasi sapi potong selama 5 tahun


terakhir menunjukkan trend meningkat stok awal tahun 2012 sebesar
204,756 juta ekor menjadi 201,180 juta ekor di tahun 2016. Sepuluh
negara dengan stok awal terbesar dunia adalah India, Brazil, China, USA,
European Union. Populasi sapi terbesar terdapat di India dengan rata-rata
populasi per tahun selama lima tahun terakhir sebesar 300,78 juta ekor
dengan kotribusi sebesar 30,61%. Kemudian Brazil sebesar 208,20 juta ekor
atau berkontribusi sebesar 21,19% dan urutan ke tiga China sebesar 102,15
juta ekor atau berkontribusi 10,39%.

Sementara itu negara lainnya yaitu USA dan European Union


berkontibusi masing-masing 9,18% dan 8,93%. Perkembangan populasi sapi
potong di dunia dapat dilihat pada lampiran 4.3., sedangkan Gambar 4.1.
dan Gambar 4.2. merupakan negara dengan populasi sapi potong terbesar di
dunia serta kontribusi dari masing-masing negara.(Gambar 4.3)

19
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Juta Ekor
250

225

200

175

150

125

2008
1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2010

2012

2014

2016
Gambar 4.1. Perkembangan Populasi (Stok Awal) Sapi Potong Dunia,
Tahun 1980 2016

Juta ekor

350,00
300,78
300,00

250,00 208,20

200,00

150,00 102,15
90,18 87,79
100,00

50,00

Gambar 4.2. Rata-Rata Populasi Sapi Potong di Lima Negara dengan


Populasi Sapi Potong Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016

20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Gambar 4.3. Kontribusi Populasi Sapi di Lima Negara dengan Populasi


Sapi Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016

4.1.2 Produksi Daging Sapi

Perkembangan produksi daging sapi dunia selama kurun waktu 1980-


2016 cenderung meningkat dengan pertumbuhan sekitar 0,90%. Periode
produksi lima tahun terakhir, yakni tahun 2012 2016 cenderung naik
sebesar 0,21% (Lampiran 4.2). Jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan
produksi daging sapi di tiap-tiap negara produsen di dunia maka rata-rata
produksi lima tahun terakhir yang paling besar terdapat di USA yaitu 11,36
juta ton pertahun.
Walaupun secara umum rata-rata pertumbuhan daging sapi di dunia
meningkat namun beberapa negara mengalami penurunan. Produksi daging
sapi di dunia disuplai oleh sepuluh negara produsen terbesar dengan
kontribusi komulatif mencapai 83,27% yakni USA sebesar 19,25%, Brazil
sebesar 16,18%, dan European Union sebesar 12,84 % (lampiran 4.4.).
Gambar 4.4. dan Gambar 3.5. memperlihatkan perkembangan produksi

21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

daging sapi dunia serta kontribusi dari masing-masing negara produsen


(Gambar 4.6)

Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Daging Sapi Dunia,


Tahun 1980-2016

Juta Ton
13
11,3636
11 9,55

9 7,5778
6,7456
7

5 3,9582
2,718 2,3666
3 1,834 1,6784
1,359
1

-1

Gambar 4.5. Rata-Rata Produksi Daging Sapi di Sepuluh Negara


Produsen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016
22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lainnya
Russia 16,73%
Pakistan
2,30%
2,84%
USA
Mexico 19,25%
3,11%
Brazil
16,18%
Australia
4,01%

Argentina
4,60%
China European
India Union
11,43%
6,71% 12,84%
Gambar 4.6. Kontribusi Produksi Daging Sapi di Sepuluh Negara
Produsen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016

4.2. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi Dunia

Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, maka


konsumsi daging sapi dunia dari tahun 1980-2016 juga meningkat rata-rata
sebesar 0,85% per tahun. Namun konsumsi daging sapi dunia selama lima
tahun terakhir (2012 2016) lebih kecil yaitu hanya sebesar 0,20% per
tahun. Lampiran 4.5 memperlihatkan Negara dengan konsumsi daging sapi
terbesar yaitu USA dengan rata-rata konsumsi per tahun sebesar 11,48 juta
ton dan memberikan kontribusi sebesar 20,07% terhadap total konsumsi
daging sapi dunia. Selanjutnya Brazil dengan konsumsi sebesar 7,85 juta
ton atau kontribusi 13,71%, dan ketiga European Union dengan konsumsi
sebesar 7,65 juta ton atau kontribusi 13,37%, selanjutnya China dengan
kontribusi 12,58%, Sementara negara lainnya Argentina, Russia, India,
Mexico, Pakistan dan Japan berkontribusi di bawah 5% dari total konsumsi
domestil yaitu antara 2,13% hingga 4,41%. Gambar 3.7. memperlihatkan

23
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

perkembangan konsumsi daging sapi dunia tahun 2080-2016,


sedangkan Gambar 4.7. dan Gambar 4.8. menggambarkan negara
konsumen daging sapi terbesar di dunia berikut kontribusi masing-masing
negara (Gambar 4.9)

Juta Ton
60,00

55,00

50,00

45,00

40,00

35,00

30,00
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
Gambar 4.7. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi Dunia,
Tahun 1980 - 2016

Juta Ton

13,00 11,48
11,00
9,00 7,85 7,65 7,20
7,00
5,00
2,53 2,20 2,16
3,00 1,83 1,62 1,22
1,00
(1,00)

Gambar 4.8. Rata-Rata Konsumsi Daging Sapi di Sepuluh Negara


KonsumenTerbesar Dunia, Tahun 2012 2016

24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Gambar 4.9. Kontribusi Konsumsi Daging Sapi di Sepuluh Negara


Konsumen Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016

Dilihat data perbandingan antara besaran produksi dan konsumsi sapi


potong di dunia terlihat memiliki pola yang sama, jika ada kelebihan produksi
sebenarnya merupakan stok akhir pada tahun berjalan atau merupakan stok
awal pada tahun berikutnya. Perbedaan produksi dan konsumsi daging sapi
dunia disajikan pada Gambar 4.10. berikut ini.

(Juta Ton)
60,00
59,50
59,00
58,50
58,00
57,50
57,00
56,50
56,00
55,50
55,00
54,50
2012 2013 2014 2015 2016

Produksi Konsumsi

Gambar 4.10. Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Dunia,


Tahun 2012 2016
25
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Gambar 4.11. menyajikan perbedaan produksi dan konsumsi daging


sapi di negara produsen daging sapi dunia. Pada dasarnya negara dengan
produksi lebih tinggi dari konsumsi akan mengekspornya ke negara lain dan
sebaliknya, tetapi ada juga negara yang produksinya tinggi dan kebutuhan
dalam negeri tercukupi, namun masih mengimpor daging sapi. Negara yang
mempunyai karakteristik demikian biasanya akan mengekspor kembali
daging sapi dalam bentuk olahan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
tambah.

(Juta Ton)
14,00

12,00 11,36
9,55
10,00
7,85 7,58
8,00 6,75
11,48
6,00
7,65 7,20
4,00 3,96
2,72
2,53 2,20 1,83 1,68
2,00 1,36
1,83
2,16
1,62
0,00

Produksi Konsumsi

Gambar 4.11. Perbandingan Produksi dan Konsumsi Daging Sapi di


Negara Produsen Daging Sapi, Tahun 2012 2016

4.3. Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Dunia

Neraca perbandingan antara besaran produksi dan konsumsi daging


di dunia hampir sama, jika ada kelebihan produksi merupakan stok akhir
pada tahun berjalan atau merupakan stok awal pada tahun berikutnya.

26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Neraca produksi dan konsumsi daging sapi dunia disajikan pada Tabel 4.1.
dan Gambar 4.12. berikut ini.

Tabel 4.1. Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi


Terbesar di Dunia, Rata-rata 2012- 2016

Negara Produsen USA Brazil China India Argentina

Produksi (Juta Ton) 11,36 9,55 6,75 3,96 2,72


Konsumsi (Juta Ton) 11,48 7,85 7,20 2,16 2,53

Neraca -0,12 1,70 -0,45 1,80 0,19


Sumber : USDA (United State Departemen of Agriculture)

Neraca produksi dan konsumsi rata-rata per tahun selama lima tahun
terakhir di lima negara produsen daging sapi (Tabel 4.1.) diketahui bahwa
Amerika Serikat mengalami defisit produksi 0,12 juta ton, Brazil mengalami
surplus produksi 1,70 juta ton, China mengalami defisit produksi 0,45 juta
ton, India mengalami surplus 1,80 juta ton dan Argentina mengalami surplus
0,19 juta ton.

(Juta Ton)

14,00

12,00 11,36

9,55
10,00
11,48
8,00 6,75
6,00 7,85
7,20 3,96
4,00 2,72
1,70 2,16 2,53
2,00
-0,45 1,80 0,19
0,00
USA Brazil China India Argentina
-0,12
-2,00
Produksi (Juta Ton) Konsumsi (Juta Ton) Neraca

Gambar 4.12. Neraca Produksi dan Konsumsi Daging Sapi


Terbesar di Dunia,Tahun 2012 2016

27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

4.4. Perkembangan Ekspor dan Impor Daging Sapi Dunia

4.4.1. Perkembangan Ekspor Daging Sapi Dunia

Pertumbuhan volume ekspor daging sapi rata-rata dunia tahun 1980-


2016 mengalami kenaikan 2,39% per tahun dengan rata-rata ekspor daging
sapi sebesar 6,63 juta ton pertahun, selama lima tahun terakhir (2012-2016)
pertumbuhan ekspor daging sapi naik rata-rata 4,52% pertahun atau
mencapai rata-rata ekspor sebesar 9,29 juta ton pertahun. Lima negara
yang menjadi eksportir daging sapi terbesar dunia dalam kurun waktu lima
tahun terakhir dengan kontribusi 74,33% berada pada negara India dengan
kontribusi sebesar 19,41% atau rata-rata 1.802,8 ribu ton kedua Brazil
dengan kontribusi sebesar 19,03% atau rata-rata 1.767,4 ribu ton dan ke
tiga Australia dengan kontribusi sebesar 17.72% atau rata-rata 1.646 ribu
ton, negara lainnya USA berkontribusi sebesar 12,05% dan kelima New
Zealand berkontibusi sebesar 6,13%. Perkembangan volume ekspor dapat
dilihat pada Gambar 4.13., Gambar 3.14. dan Gambar 4.15. memberikan
gambaran volume ekspor daging sapi dunia serta kontribusi dari masing-
masing negara eksportir.

Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor Daging Sapi Potong Dunia,


Tahun 1980 2016

28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

(Juta Ton)
2,50

2,00 1,80 1,77


1,65
1,50
1,12
1,00
0,57
0,50

0,00

Gambar 4.14. Volume Ekspor Negara-Negara Eksportir Daging Sapi


Potong Terbesar Dunia, Tahun 2012 2016

India
19,41%
Lainnya
25,67%

New Zealand
6,13%
Brazil
USA 19,03%
12,05% Australia
17,72%
Gambar 4.15. Kontribusi Negara Eksportir Daging Sapi Potong
Terbesar di Dunia,Tahun 2012 2016

29
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

4.4.2. Perkembangan Impor Daging Sapi Dunia

Pertumbuhan volume impor daging sapi di dunia tahun 1980-2016


turun 0.59,% per tahun atau hanya mencapai 4,77 juta ekor, sedangkan
periode lima tahun terakhir volume impor daging sapi di dunia juga
mengalami penurunan hingga 6,49% per tahun atau hanya 2,97 juta ekor.
Sepuluh negara yang menjadi importir daging sapi terbesar dunia dengan
kontribusi 70,82% adalah USA dengan kontribusi terbesar yaitu 16,64%
atau rata-rata impor daging sapi 1.242 ribu ton, Russia dengan kontribusi
11,33% atau rata-rata impor daging sebesar 846 ribu ton, Japan dengan
kontribusi 9,83% atau rata-rata 734 ribu ton. Sementara 7 negara lainnya
berkontribusi hanya berkisar 3.18% sampai 6,44%. Kontribusi ketujuh
negara importir tersebut mencapai 33,01% dari impor daging sapi dunia.
Gambar 4.16., Gambar 3.17. dan Gambar 4.18. menyajikan volume impor
dan kontribusi negara importir daging sapi dunia.

Gambar 4.16. Perkembangan Volume Impor Daging Sapi Potong


Dunia, Tahun 1980 2016

30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

(Juta Ton)
1.400
1.242
1.200

1.000
846
800 734

600 481
420 401 364
400 286 275 237
200

Gambar 4.17. Rata-Rata Volume Impor Daging Sapi Potong


di Negara Importir Daging Sapi Potong,
Tahun 2012 2016

Gambar 4.18. Kontribusi Volume Impor Sapi Daging Potong di Negara


Importir Daging Sapi Potong, Tahun 2012 2016

31
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

32
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI

5.1. Proyeksi Penawaran Daging Sapi 2016 2020

Proyeksi produksi daging sapi dilakukan untuk tahun 2016 2020.


Hasil pemodelan statistik mengunakan Double Exponential Smoothing
dengan MAPE (Mean Percentage Error) = 6,672 .

Double Exponential Smoothing for Daging Sapi

Data Produksi Daging Sapi


Length 33

Smoothing Constants

Alpha (level) 0,771156


Gamma (trend) 0,049708

Accuracy Measures

MAPE 6,672
MAD 23,689
MSD 983,551

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


34 531,213 473,176 589,250
35 540,130 463,646 616,613
36 549,046 452,672 645,420
37 557,963 440,989 674,937

Selanjutnya model Double Exponential Smoothing yang diperoleh


digunakan untuk memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2017
2020. Hasil proyeksi selengkapnya disajikan pada Tabel 5.1. berikut ini:

33
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Daging Sapi, Tahun 2014 - 2020

Tahun Produksi (000 Ton) Pertumbuhan (%)

2014 497,67

2015 506,66 1,81

2016*) 524,11 3,44

2017**) 531,21 1,36

2018**) 540,13 1,68

2019**) 549,05 1,65

2020**) 557,96 1,62

Rata-rata pertumbuhan 1,93


Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka proyeksi Pusdatin

Produksi daging sapi tahun 2016-2020 diproyeksikan terus


mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan per tahun masing-
masing sebesar 1.93%. Dengan laju pertumbuhan tersebut pada tahun 2017
produksi daging sapi diproyeksikan sebesar 531,11 ribu ton, pada 2018 di
proyeksikan menjadi 540,13 ribu ton, tahun 2019 di proyeksi menjadi
549,05 dan pada 2020 di proyeksi menjadi 557,96 ribu ton.

5.2. Proyeksi Konsumsi Daging Sapi 2016 - 2020

Pada analisis ini konsumsi daging yang dimaksud adalah besarnya


konsumsi per kapita daging sapi (daging sapi segar + olahan + awetan)
yang bersumber dari susenas yang diolah oleh Bidang Non Komoditas
Pusdatin hingga tahun 2017. Kemudian di lanjutkan proyeksi hingga tahun
2020, Proyeksi daging sapi dapat di lihat pada Tabel 5.2.
34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Tabel 5.2. Proyeksi Konsumsi Daging Sapi,


Tahun 2014 2020

Konsumsi Daging Sapi Pertumbuhan


Tahun
(kg/kapita/tahun) (%)

2014 2,36

2015*) 2,40 1,69


2016**) 2,41 0,42
2017**) 2,43 0,83
2018**) 2,42 -0,41
2019**) 2,40 -0,88
2020**) 2,38 -0,84

Rata-rata pertumbuhan 0,13

Keterangan :
**) Angka proyeksi Pusdatin

Hasil pemodelan statistik mengunakan ARIMA dengan model


kombinasi (2.1.2) dengan MAPE (Mean Percentage Error) = 22,7 dan P di
bawah 0.05 serta p value (Model Box Pierce) di diatas 0.05.

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P


AR 1 1,4007 0,1146 12,22 0,000
AR 2 -0,9672 0,1056 -9,16 0,000
MA 1 1,3195 0,2009 6,57 0,000
MA 2 -0,4782 0,2143 -2,23 0,037

Differencing: 1 regular difference


Number of observations: Original series 25, after differencing 24
Residuals: SS = 0,158811 (backforecasts excluded)
MS = 0,007941 DF = 20

35
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48
Chi-Square 5,8 * * *
DF 8 * * *
P-Value 0,666 * * *

Forecasts from period 25


95% Limits
Period Forecast Lower Upper Actual
26 0,383808 0,209118 0,558498
27 0,379955 0,122678 0,637232
28 0,376299 0,090986 0,661611

Anti log (Forecast)


2,41996
2,39859
2,37848

Berdasarkan hasil proyeksi besarnya konsumsi daging sapi pada


tahun 2015 sebesar 2,40 kg/kapita/tahun, tahun 2016 diproyeksikan
sebesar 2,41 kg/kapita/tahun dan tahun 2017 di proyeksikan sebesar 2,43
kg/kapita/tahun sementara tahun 2018 - 2020 mengalami penurunan dari
0,41 hingga 0,88 atau selama tahun 2015-2020 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 0,13%.

Dalam menghitung proyeksi konsumsi nasional dibutuhkan informasi-


informasi sebagai berikut: (1) jumlah penduduk Indonesia pada tahun dasar,
(2) laju pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia per tahun, (3) tingkat
konsumsi komoditas yang dianalisis per kapita per tahun.

Untuk memenuhi informasi tersebut dilakukan langkah atau diambil


asumsi sebagai berikut. Pertama, data jumlah penduduk Indonesia yang
digunakan data proyeksi jumlah penduduk Indonesia 2015 s.d 2035 yang
dipublikasikan oleh BPS.

36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Hasil proyeksi konsumsi nasional daging sapi disajikan pada Tabel


5.3. Konsumsi total daging sapi Indonesia diproyeksikan akan naik selama
periode 2014 2020 dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,35% per
tahun. Secara absolut konsumsi daging sapi diproyeksikan mengalami
kenaikan dari 595,11 ribu ton pada tahun 2014 menjadi 644,73 ribu ton
pada tahun 2020.

Tabel 5.3. Hasil Proyeksi Permintaan Daging Sapi,


Tahun 2014 - 2020

Konsumsi Nasional
Tahun Pertumbuhan (%)
Daging Sapi (000 Ton)

2014 595,11

2015*) 613,11 3,02

2016*) 623,48 1,69

2017*) 636,39 2,07

2018*) 641,33 0,77

2019*) 642,76 0,22

2020*) 644,73 0,31

Rata-rata pertumbuhan 1,35

Keterangan : *) Angka Proyeksi Pusdatin

5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Daging Sapi 2014 - 2020

Hasil proyeksi surplus/defisit daging sapi disajikan pada Tabel 5.5.


Produksi daging sapi nasional untuk tahun 2014 2020 diproyeksikan akan
cenderung naik dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,93% per tahun.
Demikian pula untuk konsumsi daging sapi nasional dari tahun 2014 2020
di prediksi akan naik dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2014 2020
naik sebesar 1,35%. Kenaikan prediksi produksi daging sapi hingga tahun
2020 dengan pertumbuhan lebih besar dari pertumbuhan konsumsi daging
37
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

sapi, namun belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi


nasional, hal ini membuat terjadinya defisit daging sapi hingga tahun 2020.
Defisit daging sapi yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 211,42
ribu ton dan yang terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar 198,35 ribu ton,
rata-rata defisit daging sapi dari tahun 2014 2020 sebesar 204,50 ribu ton
atau pertumbuhan defisit hingga 0.17%. Melihat dari defisit daging sapi
hingga tahun 2020 terus naik, di mungkinkan akan menambah impor daging
sapi khusunya dari Australia untuk memenuhi konsumsi daging sapi. Namun
sebagai catatan bahwa penurunan defisit daging sapi hanya dihitung
berdasarkan konsumsi rumah tangga, sementara kebutuhan daging sapi di
luar rumah tangga yang di perkirakan cukup besar belum terhitung.

Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Daging Sapi, Tahun 2014 -


2020

Produksi (000 Ton)


Konsumsi Nasional Surplus/Defisit
Tahun Produksi Bentuk Karkas Produksi Daging Murni (000 Daging Sapi (000 Ton) (000 Ton)
(000 Ton) Ton)
2014 497,67 398,14 595,11 -196,97
2015 506,66 405,33 613,11 -207,78
2016*) 524,11 419,29 623,48 -204,19
2017**) 531,21 424,97 636,39 -211,42
2018**) 540,13 432,10 641,33 -209,22
2019**) 549,05 439,24 642,76 -203,52

2020**) 557,96 446,37 644,73 -198,35


Rata-rata
1,93 1,93 1,35 0,17
pertumbuhan (%)

Keterangan :
*) 2016 Produksi Angka Sementara, Ditjen PKH
**) konsumsi estimasi Pusdatin

38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

BAB VI. KESIMPULAN

Produksi daging sapi diproyeksikan akan terus meningkat, demikian


pula prediksi konsumsi akan meningkat, konsumsi ini hanya mencakup
konsumsi rumah tangga. Tahun 2016 - 2020, produksi daging sapi di
prediksi masih akan defisit dalam memenuhi konsusmsi rumah tangga,
sehingga masih di perlukan impor daging sapi.

Populasi sapi potong lebih banyak di luar Jawa dari pada di Jawa,
namun produksi daging sapi lebih banyak di Jawa dari pada di luar Jawa
karena pemotongan banyak di lakukan di pulau Jawa.

Pertumbuhan prediksi produksi daging sapi naik pertahunnya


demikian juga pertumbuhan prediksi konsumsi daging sapi naik
pertahunnya. Bila pertumbuhan ini berlangsung terus maka di perkirakan
Indonesia akan mengimpor daging dari luar negeri untuk kebutuhan
memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi.

39
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

40
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

DAFTAR PUSTAKA

BKP Kementerian Pertanian. 2008. Neraca Bahan Makanan Indonesia 2007-


2016. Jakarta.

BPS. 2015. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Pengeluaran untuk Konsumsi


Penduduk Indonesia 2015. Jakarta.

Ilham, Nyak. 2009. Kelangkaan Produksi Daging, Indikasi dan Implikasi


Kebijakannya. Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 7 No. 1, Maret
2009 : 43-63. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.

Ilham, Nyak. 2009. Kebijakan Pengendalian Harga Daging Sapi Nasional.


Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 7 No. 3, September 2009 : 211-
211. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan
Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Subagyo, Imam. 2009. Potret Komoditas Daging Sapi. Economic Review No.
217. September 2009.
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/komoditas%2
0sapi.pdf
http://www.fas.usda.gov/psdonline/psdhome.aspx

http://finance.detik.com/read/2011/09/17/150806/1724709/4/ri-stop-impor-
daging-dan-sapi-tahun-depan

http://fapet.ugm.ac.id/home/berita-129-.EF.BF.BDsimalakama.EF%BF.BD-
daging-sapi--akar-masalah-dan-solusi.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45706/5/Chapter%20I.pdf

http://www.antaranews.com/berita/411463/impor-daging-sepanjang-2013-
capai-558406-ton

41
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

LAMPIRAN

43
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3. 1. Perkembangan Populasi Sapi Potong di Indonesia,


Tahun 1984 2016

Indonesia Pertumb. Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb.


Tahun
(juta ekor) (%) (juta ekor) (%) (juta ekor) (%)
1984 9,24 3,90 5,34
1985 9,11 -1,35 4,21 7,96 4,90 -8,15
1986 9,43 3,53 4,27 1,58 5,16 5,21
1987 9,51 0,81 4,32 1,17 5,19 0,51
1988 9,78 2,80 4,37 0,98 5,41 4,32
1989 10,09 3,27 4,42 1,21 5,68 4,93
1990 10,41 3,12 4,51 2,18 5,90 3,86
1991 10,75 3,26 4,60 1,92 6,15 4,29
1992 11,21 4,29 4,71 2,46 6,50 5,67
1993 10,83 -3,41 4,73 0,37 6,10 -6,14
1994 11,37 4,97 4,96 4,78 6,41 5,12

1995 11,53 1,46 4,95 -0,21 6,59 2,76


1996 11,82 2,44 5,01 1,29 6,80 3,30
1997 11,94 1,04 5,02 0,26 6,92 1,62
1998 11,63 -2,55 4,82 -3,98 6,81 -1,52
1999 11,28 -3,08 4,98 3,18 6,30 -7,51
2000 11,01 -2,37 5,01 0,68 6,00 -4,79
2001 10,22 -7,20 4,26 -15,06 5,96 -0,64
2002 11,30 10,60 5,07 19,03 6,23 4,57
2003 10,50 -7,02 4,32 -14,73 6,18 -0,76
2004 10,53 0,27 4,37 1,13 6,16 -0,32
2005 10,57 0,35 4,42 1,07 6,15 -0,17
2006 10,88 2,89 4,50 1,98 6,37 3,55
2007 11,51 5,88 4,71 4,53 6,81 6,84
2008 12,26 6,44 5,45 15,85 6,80 -0,06
2009 12,76 4,11 5,65 3,62 7,11 4,50
2010 13,58 6,44 5,99 5,98 7,59 6,80
2011 14,82 9,15 7,51 25,45 7,31 -3,70
2012 15,98 7,80 7,85 4,54 8,13 11,15
2013 12,69 -20,62 5,79 -26,27 6,90 -15,15
2014 14,73 16,09 6,50 12,16 8,23 19,38
2015 15,42 4,70 6,70 3,14 8,72 5,94
2016*) 16,09 4,36 7,03 4,88 9,07 3,97
Rata-Rata
1984 - 2016 11,66 1,95 5,12 2,28 6,54 1,86

2012- 2016 14,98 1,13 6,77 -1,52 8,21 3,53

Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, diolah Pusdatin


Keterangan : *) Angka Sementara

45
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 1984 2016

Indonesia Pertumb. Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb.


Tahun
(000 Ton) (%) (000 Ton) (%) (000 Ton) (%)
1984 248,48 151,58 96,90
1985 227,40 -8,48 160,13 5,64 67,27 -30,58
1986 227,80 0,18 155,02 -3,19 72,78 8,19
1987 248,03 8,88 153,47 -1,00 94,56 29,93
1988 238,06 -4,02 160,97 4,89 77,09 -18,48
1989 245,88 3,28 170,04 5,63 75,84 -1,62
1990 259,22 5,43 174,50 2,62 84,72 11,71
1991 262,19 1,15 182,16 4,39 80,03 -5,54
1992 297,01 13,28 206,68 13,46 90,33 12,87
1993 346,28 16,59 246,83 19,43 99,45 10,10
1994 336,46 -2,84 238,34 -3,44 98,12 -1,34
1995 311,97 -7,28 213,14 -10,57 98,83 0,72
1996 347,20 11,29 238,28 11,80 108,92 10,21
1997 353,65 1,86 246,69 3,53 106,96 -1,80
1998 342,60 -3,12 232,06 -5,93 110,54 3,35
1999 308,77 -9,87 197,42 -14,93 111,35 0,73
2000 339,94 10,09 232,43 17,73 107,51 -3,45
2001 338,69 -0,37 233,31 0,38 105,38 -1,98
2002 330,29 -2,48 221,91 -4,89 108,38 2,85
2003 369,71 11,94 236,42 6,54 133,29 22,98
2004 447,57 21,06 242,10 2,40 205,48 54,16
2005 358,71 -19,86 220,97 -8,73 137,73 -32,97
2006 395,84 10,35 238,32 7,85 157,52 14,37
2007 339,48 -14,24 205,89 -13,61 133,59 -15,19
2008 392,51 15,62 239,99 16,56 152,52 14,17
2009 409,31 4,28 256,54 6,90 152,77 0,16
2010 436,45 6,63 268,16 4,53 168,29 10,16
2011 485,33 11,20 294,12 9,68 191,21 13,62
2012 508,91 4,86 303,19 3,08 205,72 7,59
2013 504,82 -0,80 297,06 -2,02 207,75 0,99
2014 497,67 -1,42 286,51 -3,55 211,16 1,64
2015 506,66 1,81 291,15 1,62 215,51 2,06
2016*) 524,11 3,44 298,63 2,57 225,48 4,63
Rata-Rata Pertumbuhan
1984 - 2016 357,18 2,76 227,09 2,48 130,09 3,88
2012 - 2016 508,43 0,76 295,31 -0,35 213,12 2,33
Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara

46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3.3. Sentra Populasi Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 2012 - 2016

Populasi Sapi Potong (ekor) Kumulatif


No. Provinsi Rata-Rata Share (%)
2012 2013 2014 2015 2016*) Share (%)

1 Jawa Timur 4.957.478 3.586.709 4.125.333 4.267.325 4.534.460 4.294.261 28,66 28,66

2 Jawa Tengah 2.051.407 1.500.077 1.592.638 1.642.578 1.682.449 1.693.830 11,31 39,97

3 Sulawesi Selatan 1.112.893 984.036 1.200.137 1.289.442 1.353.914 1.188.084 7,93 47,90

4 Nusa Tenggara Barat 916.560 648.939 1.013.793 1.055.013 1.100.743 947.010 6,32 54,22

5 Nusa Tenggara Timur 814.450 803.450 865.731 899.534 930.997 862.832 5,76 59,98

6 Lampung 778.050 573.483 587.827 653.537 660.745 650.728 4,34 64,33

7 Sumatera Utara 609.951 523.277 646.749 662.234 683.332 625.109 4,17 68,50

8 Bali 651.216 478.146 553.582 543.642 559.517 557.221 3,72 72,22

9 Aceh 505.171 404.221 511.362 580.287 600.756 520.359 3,47 75,69

10 Jawa Barat 429.637 382.949 419.077 425.826 436.845 418.867 2,80 78,49
Lainnya 3.153.884 2.800.952 3.210.646 3.400.300 3.548.803 3.222.917 21,51 100,00

Indonesia 15.980.697 12.686.239 14.726.875 15.419.718 16.092.561 14.981.218 100,00

Sumber : Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, diolah oleh Pusdatin


Keterangan : *) Angka Sementara

Lampiran 3.4. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia, Tahun 2012 -


2016

Produksi Daging Sapi (000 ton) Kumulatif


No. Provinsi Rata-Rata Share (%)
2012 2013 2014 2015 2016*) Share (%)

1 Jawa Timur 110.762 100.707 97.908 95.431 97.675 100.497 20,30 20,30
2 Jawa Barat 74.312 71.881 67.073 75.478 77.231 73.195 14,78 35,08
3 Jawa Tengah 60.893 61.141 55.988 55.332 56.029 57.877 11,69 46,77
4 Banten 36.121 36.676 37.672 37.164 39.765 37.480 7,57 54,34
5 Sumatera Barat 22.638 23.099 24.943 26.007 26.787 24.695 4,99 59,33
6 Sumatera Utara 24.547 18.437 22.656 23.408 24.141 22.638 4,57 63,90
7 DKI Jakarta 12.206 18.021 19.260 20.166 20.166 17.964 3,63 67,53
8 Sulawesi Selatan 12.725 14.518 17.214 19.365 20.140 16.792 3,39 70,92
9 Sumatera Selatan 14.649 14.496 15.281 16.689 17.125 15.648 3,16 74,08
10 Lampung 9.833 14.099 13.074 12.337 12.991 12.467 2,52 76,60
Lainnya 130.221 131.742 126.601 125.284 132.058 115.844 23,40 100,00
Indonesia 508.906 504.818 497.670 506.661 524.109 495.095 100,00

Sumber : Ditjen Peternakan, diolah oleh Pusdatin


Keterangan : *) Angka sementara

47
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3.5. Perkembangan Penggunaan dan Ketersediaan Daging Sapi


di Indonesia, Tahun 1990 2016

Tersedia Konsumsi per Kapita Penduduk Tengah Tahun Konsumsi Nasional


Tahun Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
(kg/tahun) (000 orang) Ton
(%) (%) (%)
1990 0,90 178.170 160.353
1991 0,98 8,89 181.094 1,64 177.472 10,68
1992 1,00 2,04 184.491 1,88 184.491 3,95
1993 1,14 14,00 187.589 1,68 213.851 15,91
1994 1,08 -5,26 190.676 1,65 205.930 -3,70
1995 1,02 -5,56 193.486 1,47 197.356 -4,16
1996 1,15 12,75 196.807 1,72 226.328 14,68
1997 1,19 3,48 199.837 1,54 237.806 5,07
1998 1,07 -10,08 202.873 1,52 217.074 -8,72
1999 0,97 -9,35 205.915 1,50 199.738 -7,99
2000 1,11 14,43 205.132 -0,38 227.697 14,00
2001 1,05 -5,41 207.928 1,36 218.324 -4,12
2002 0,94 -10,48 210.736 1,35 198.092 -9,27
2003 1,03 9,57 213.551 1,34 219.957 11,04

2004 1,23 19,42 216.382 1,33 266.149 21,00


2005 1,01 -17,89 219.205 1,30 221.397 -16,81
2006 1,11 9,90 222.051 1,30 246.477 11,33
2007 1,02 -8,11 224.905 1,29 229.403 -6,93
2008 1,17 14,71 227.779 1,28 266.502 16,17
2009 1,29 10,26 230.633 1,25 297.516 11,64
2010 1,39 7,75 238.519 3,42 331.541 11,44
2011 1,40 0,72 241.991 1,46 338.787 2,19
2012 1,31 -6,43 245.425 1,42 321.507 -5,10
2013 1,62 23,66 248.818 1,38 403.085 25,37
2014*) 1,69 29,01 252.165 2,75 426.159 32,55

Rata-Rata 4,25 1,52 5,84

Sumber : BPS dan BKP Kementan


*) : Angka Sementara

48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3.6. Perkembangan Harga Konsumen Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 1993 - 2016

Harga Konsumen
Tahun Pertumbuhan (%)
(Rp/kg)

1983 2.536
1984 2.844 12,16
1985 3.027 6,43
1986 3.492 15,35
1987 3.937 12,76
1988 4.297 9,14
1989 4.547 5,82
1990 4.949 8,84
1991 5.650 14,16
1992 9.100 61,05
1993 6.640 -27,03
1994 7.628 14,88
1995 9.047 18,60
1996 10.137 12,04
1997 10.697 5,53
1998 15.609 45,92
1999 22.448 43,82
2000 24.989 11,32
2001 29.003 16,06
2002 33.331 14,92
2003 34.330 3,00
2004 34.484 0,45
2005 39.916 15,75
2006 43.866 9,90
2007 45.599 3,95
2008 50.871 11,56
2009 58.178 14,36
2010 66.329 14,01
2011 69.641 4,99
2012 76.925 10,46
2013 90.401 17,52
2014 99.332 9,88
2015 104.328 5,03
2016*) 116.751 11,91
Rata-Rata

1983-2016 33.672 13,17


2012-2016 97.547 11,08
Sumber : Kemendag
Keterangan : *) harga rata-rata Januari-September 2016
49
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 3.7. Neraca Ekspor Impor Daging Sapi di Indonesia,


Tahun 1996 2016

Tahun Volume Daging Sapi (ton) Nilai Daging Sapi (US$ 000)
Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca
1996 4 15.773 -15.769 6 32.435 -32.429
1997 25 23.316 -23.291 69 36.523 -36.454
1998 0 8.526 -8.526 0 9.820 -9.820
1999 111 10.400 -10.289 152 15.234 -15.082
2000 26 26.962 -26.936 55 41.047 -40.992
2001 175 16.517 -16.342 172 23.792 -23.620
2002 78 11.474 -11.396 135 18.586 -18.452
2003 111 10.671 -10.560 450 18.566 -18.116
2004 19 11.772 -11.753 126 271.133 -271.007
2005 88 19.957 -19.869 34 42.874 -42.840
2006 6 24.079 -24.073 9 47.217 -47.208
2007 0 0 0 0 90.367 -90.347
2008 62 45.708 -45.647 11 126.147 -126.135
2009 0 13 -13 0 53 -53
2010 4 90.506 -90.502 14 289.506 -289.492
2011 0 65.022 -65.022 3 234.266 -234.263
2012 2 39.419 -39.417 12 164.887 -164.875
2013 0 130.021 -130.021 0 338.399 -338.399
2014 0 246.509 -246.509 0 681.229 -681.229
2015 0 197.604 -197.604 0 545.576 -545.576
2016*) 0 107.219 -107.219 0 321.356 -321.356
Sumber : BPS, diolah Pusdatin

*) Data hingga bulan Mei 2016

50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.1. Perkembangan Populasi Sapi Potong Dunia,


Tahun 1980 2016
Stok Awal Sapi
Pertumbuhan
Tahun Potong
(%)
(1000 ekor)
1980 152.138

1981 153.075 0,62

1982 152.497 -0,38

1983 178.299 16,92

1984 179.972 0,94

1985 203.100 12,85

1986 204.508 0,69

1987 206.347 0,90

1988 209.923 1,73

1989 210.437 0,24

1990 212.531 1,00

1991 215.786 1,53

1992 218.548 1,28

1993 214.455 -1,87

1994 214.898 0,21

1995 218.174 1,52

1996 206.990 -5,13

1997 206.407 -0,28

1998 203.859 -1,23

1999 217.006 6,45

2000 215.740 -0,58

2001 213.844 -0,88

2002 215.721 0,88

2003 210.734 -2,31

2004 211.902 0,55

2005 217.319 2,56

2006 214.099 -1,48

2007 214.399 0,14

2008 214.879 0,22

2009 212.960 -0,89

2010 202.997 -4,68

2011 199.074 -1,93

2012 204.756 2,85

2013 207.322 1,25

2014 205.137 -1,05

2015 198.717 -3,13

2016 201.180 1,24


Rata-rata
1980-2016 0,85
2012-2016 -0,42
Sumber : USDA

51
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.2. Perkembangan Produksi Daging Sapi Dunia,1980 2016

Produksi Daging Sapi


Tahun Pertumbuhan (%)
(000 Ton)

1980 42.921
1981 43.232 0,72
1982 43.332 0,23
1983 43.428 0,22
1984 44.481 2,42
1985 45.492 2,27
1986 47.497 4,41
1987 48.692 2,52
1988 48.712 0,04
1989 49.551 1,72
1990 50.466 1,85
1991 50.334 -0,26
1992 50.104 -0,46
1993 47.427 -5,34
1994 48.177 1,58
1995 49.020 1,75
1996 50.108 2,22
1997 51.718 3,21
1998 51.788 0,14
1999 52.845 2,04
2000 53.036 0,36
2001 52.366 -1,26
2002 53.905 2,94
2003 54.220 0,58
2004 55.530 2,42
2005 56.115 1,05
2006 57.690 2,81
2007 58.611 1,60
2008 58.665 0,09
2009 58.168 -0,85
2010 58.525 0,61
2011 58.185 -0,58
2012 58.537 0,60
2013 59.482 1,61
2014 59.730 0,42
2015 58.389 -2,25
2016 59.001 1,05
Rata-rata
1980-2016 0,90
2012-2016 0,21
Sumber : USDA

52
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.3. Negara negara dengan Populasi Sapi Potong Terbesar


Dunia, Tahun 2012- 2016
(000 Ekor)
Tahun Kontribusi Kumulatif
No Negara Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016 (%) Kontribusi (%)

1 India 300.000 299.606 300.600 301.100 302.600 300.781 30,61 30,61

2 Brazil 197.550 203.273 207.959 213.035 219.180 208.199 21,19 51,79

3 China 103.605 103.434 103.000 100.450 100.275 102.153 10,39 62,18

4 USA 91.160 90.095 88.526 89.143 91.988 90.182 9,18 71,36

5 European Union 87.054 87.106 87.619 88.406 88.750 87.787 8,93 80,29
Lainnya 209.868 208.336 206.334 173.155 170.627 193.664 19,71 100,00
Dunia 989.237 991.850 994.038 965.289 973.420 982.767 100,00

Sumber : USDA

Lampiran 4.4. Negara-Negara dengan Produksi Daging Sapi Terbesar


Dunia, Tahun 2012 2016

(000 Ton)
Tahun Kumulatif
Kontribusi
No Negara Rata-Rata Kontribusi
2012 2013 2014 2015 2016 (%)
(%)

1 USA 11.848 11.751 11.076 10.815 11.328 11.364 19,25 19,25


2 Brazil 9.307 9.675 9.723 9.425 9.620 9.550 16,18 35,43
3 European Union 7.708 7.388 7.443 7.670 7.680 7.578 12,84 48,27
4 China 6.623 6.730 6.890 6.700 6.785 6.746 11,43 59,70
5 India 3.491 3.800 4.100 4.100 4.300 3.958 6,71 66,40
6 Argentina 2.620 2.850 2.700 2.740 2.680 2.718 4,60 71,01
7 Australia 2.152 2.359 2.595 2.547 2.180 2.367 4,01 75,02

8 Mexico 1.821 1.807 1.827 1.850 1.865 1.834 3,11 78,12

9 Pakistan 1.587 1.630 1.675 1.725 1.775 1.678 2,84 80,97


10 Russia 1.380 1.380 1.370 1.355 1.310 1.359 2,30 83,27
Lainnya 10.000 10.112 10.331 9.462 9.478 9.877 16,73 100,00
Dunia 58.537 59.482 59.730 58.389 59.001 59.028 100,00
Sumber : USDA

53
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.5. Perkembangan Konsumsi Daging Sapi Dunia,


Tahun 1980 2016

Total Konsumsi Pertumbuhan


Tahun
(Juta Ton) (%)

1980 42,37
1981 42,35 -0,05
1982 42,41 0,12
1983 42,52 0,28
1984 43,37 2,00
1985 44,22 1,95
1986 46,86 5,97
1987 47,54 1,45
1988 47,88 0,70
1989 48,77 1,87
1990 49,18 0,83
1991 49,26 0,18
1992 48,55 -1,45
1993 45,30 -6,70
1994 47,68 5,26
1995 48,19 1,06
1996 49,55 2,83
1997 51,28 3,50
1998 51,86 1,12
1999 53,12 2,45
2000 52,94 -0,35
2001 52,21 -1,38
2002 53,74 2,94
2003 54,25 0,94
2004 55,11 1,59
2005 55,63 0,95
2006 56,90 2,28
2007 58,10 2,12
2008 57,86 -0,41
2009 57,30 -0,98
2010 57,43 0,23
2011 56,54 -1,55
2012 57,06 0,92
2013 57,84 1,37
2014 57,68 -0,27
2015 56,45 -2,13
2016 57,08 1,11
1980-2016 0,85
2012-2016 0,20
Sumbe r :USDA

54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.6. Sepuluh Negara Konsumsi Daging Sapi Terbesar Dunia,


Tahun 2012 2016
(Ribu Ton)
Tahun Kumulatif
Kontribusi
No Negara Rata-Rata Kontribusi
2012 2013 2014 2015 2016 (%)
(%)
1 USA 11.739 11.608 11.242 11.274 11.554 11.483 20,07 20,07
2 Brazil 7.845 7.885 7.896 7.781 7.820 7.845 13,71 33,78
3 European Union 7.760 7.520 7.514 7.730 7.720 7.649 13,37 47,15
4 China 6.667 7.112 7.277 7.339 7.590 7.197 12,58 59,72
5 Argentina 2.458 2.664 2.503 2.554 2.450 2.526 4,41 64,14
6 Russia 2.398 2.393 2.289 1.971 1.925 2.195 3,84 67,97
7 India 2.080 2.035 2.018 2.294 2.350 2.155 3,77 71,74
8 Mexico 1.836 1.873 1.839 1.797 1.780 1.825 3,19 74,93
9 Pakistan 1.538 1.576 1.617 1.661 1.706 1.620 2,83 77,76
10 Japan 1.255 1232 1.225 1.186 1190 1.218 2,13 79,89
Lainnya 11.481 11.941 12.261 10.863 10.993 11.508 20,11 100,00
Dunia 57.057 57.839 57.681 56.450 57.078 57.221 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Ket. : Tahun 2016 angka estimasi USDA

55
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor


Daging Sapi Dunia, Tahun 1980 2016

Ekspor (juta Pertumb. Impor Pertumb. Neraca Pertumb.


Tahun
ton) (%) (juta ton) (%) (juta ton) (%)
1980 4,53 3,90 0,63
1981 4,63 2,14 3,81 -2,28 0,81 29,67
1982 4,80 3,74 3,87 1,42 0,93 14,64
1983 4,68 -2,40 3,99 3,08 0,70 -25,11
1984 4,58 -2,28 3,86 -3,04 0,71 2,01
1985 4,92 7,43 3,90 1,04 1,01 42,13
1986 5,46 11,09 4,50 15,19 0,96 -4,74
1987 5,30 -2,87 4,28 -4,76 1,02 5,91
1988 6,88 29,75 5,97 39,34 0,91 -10,48
1989 7,19 4,42 5,98 0,18 1,21 32,06
1990 7,16 -0,42 6,44 7,66 0,72 -40,43
1991 7,34 2,52 6,42 -0,31 0,92 27,82
1992 7,32 -0,23 5,83 -9,09 1,49 61,59
1993 5,35 -26,92 4,22 -27,65 1,13 -24,04
1994 5,57 4,08 4,63 9,71 0,94 -17,02
1995 5,54 -0,49 4,55 -1,84 0,99 6,20
1996 5,26 -5,14 5,05 10,98 0,21 -78,87
1997 5,83 10,85 5,66 12,21 0,16 -21,90
1998 5,50 -5,63 5,42 -4,29 0,08 -51,83
1999 5,89 7,13 5,69 5,06 0,20 149,37
2000 5,94 0,88 5,81 2,04 0,13 -32,49
2001 5,89 -0,89 5,91 1,70 -0,02 -114,29
2002 6,48 9,99 6,24 5,65 0,24 -1336,84
2003 6,51 0,57 6,28 0,64 0,23 -1,28
2004 6,72 3,13 6,15 -2,17 0,57 146,55
2005 7,36 9,63 6,80 10,71 0,56 -1,92
2006 7,59 3,01 6,86 0,88 0,72 28,88
2007 7,63 0,61 7,20 4,84 0,44 -39,56
2008 7,60 -0,47 6,83 -5,10 0,77 75,74
2009 7,44 -2,11 6,63 -2,93 0,81 5,21
2010 7,79 4,81 6,65 0,32 1,15 41,71
2011 8,07 3,57 6,45 -3,04 1,63 41,92
2012 8,14 0,83 6,68 3,61 1,46 -10,22
2013 9,13 12,13 7,47 11,80 1,66 13,64
2014 9,99 9,51 7,90 5,84 2,09 26,06
2015 9,55 -4,40 7,58 -4,06 1,97 -5,69
2016 9,63 0,83 7,68 1,23 1,96 -0,71
Rata-rata
1980-2016 6,63 2,50 5,76 2,38 0,87 -30,45
2012-2016 9,29 4,52 7,46 3,70 1,83 8,32
Sumber : USDA, diolah Pusdatin

56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Daging Sapi

Lampiran 4.8. Negara-Negara Eksportir Daging Sapi Terbesar Dunia,


Tahun 2012 -2016
(000 Ton)
Kontribusi Kumulatif
No Negara 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
(%) Kontribusi (%)

1 India 1.411 1.765 2.082 1.806 1.950 1802,8 19,41 19,41


2 Brazil 1.524 1.849 1.909 1.705 1.850 1767,4 19,03 38,43
3 Australia 1407 1.593 1.851 1.854 1.525 1646,0 17,72 56,15
4 USA 1.112 1.174 1.167 1.028 1.114 1119,0 12,05 68,20
5 New Zealand 517 529 579 639 584 569,6 6,13 74,33
Lainnya 2.168 2.216 2.406 2.522 2.610 2384,4 25,67 100,00
Dunia 8.139 9.126 9.994 9.554 9.633 9.289 100,00
Sumber : UNDP

Lampiran 4.9. Negara-Negara Importir Daging Sapi Terbesar Dunia, Tahun


2012 - 2016

(000 Ton)
Kontribusi Kumulatif
No Negara 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
(%) Kontribusi (%)
1 USA 1.007 1.020 1.337 1.529 1.315 1.242 16,64 16,64

2 Russia 1.027 1.023 929 625 625 846 11,33 27,97

3 Japan 737 760 739 707 725 734 9,83 37,80

4 China 86 412 417 663 825 481 6,44 44,24

5 Hong Kong 241 473 646 339 400 420 5,63 49,87

6 Korea, South 370 375 392 414 455 401 5,38 55,25

7 European Union 348 376 372 363 360 364 4,88 60,12
8 Canada 301 295 284 280 270 286 3,83 63,95
9 Egypt 250 195 270 360 300 275 3,69 67,64

10 Venezuela 217 325 290 169 185 237 3,18 70,82

Lainnya 2.096 2.214 2.228 2.134 2.216 2.178 29,18 100,00

Dunia 6.680 7.468 7.904 7.583 7.676 7.462 100,00

Sumber : UNDP

57
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai