PENDAHULUAN
Adapun SPM bidang ketahanan pangan yang ditetapkan meliputi empat jenis
pelayanan dasar, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Tabel 2.1
Ketersediaan Pangan Kabupaten Garut Tahun 2012-2013
2012 2013
Konsumsi
No Jenis Pangan Ketersediaan Konsumsi
Perimbangan Ketersediaan Aktual Perimbangan
Aktual
(Ton) (+/-) (Ton) (Ton/ (+/-)
(Ton/Tahun)
Tahun)
1 Beras 478.039 200.197,62 277.841,38 525.962,2 212.102,2 313.860
2 Jagung 372.620 4.549,95 368.070,05 452.778,5 5.258,7 447.519,8
3 Ubi Jalar 53.518 13.649,84 39.868,34 78.449,5 14.899,7 63.599,8
4 Ubi Kayu 353.547 56.874,33 296.672,67 478.632,9 60.475,4 418.157,5
6 Kacang Tanah 407.065 70.524 336.541 17.674,6 3.505,8 14.168,7
(Biji)
7 Kacang 27.431 4.549,95 22.881,05 19.041,8 18.405,6 636,2
Kedele
8 Kacang Hijau 20.296 18.199,78 2.096,22 1.946,5 1.752,9 193,6
9 Sayur- 1.659 2.274,97 -615,97 550.100,7 359.396 190.753,4
sayuran
10 Buah-buahan 863.516 166.073 697.443 142.209 85.892,6 56.316,4
11 Ikan 575.930 341.245,95 234.684,05 41.902,1 79.757,5 (37.855,4)
12 Daging 1.546.091 81.899,03 1.464.191,97 2.788,4 16.652,7 (13.869,3)
Unggas
13 Daging 28.692 75.074,11 -46.382,11 2.2788,3 8.764.6 (6476,3)
Ruminansia
14 Telur 3.444 15.924,81 -12.480,81 223 26.293,7 (26.070,3)
15 Susu 4.172 9.099,89 -4.928,39 7.968,5 70.992,9 (63.024,4)
Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Konsumsi Pangan Kabupaten Garut Tahun 2011-2013
Energi (kkal/orang/hari)
Kelompok Pangan
2009 2010 2011 2012 2013
Padi-padian 964,88 1193,99 682 682 682
Umbi-umbian 30,76 87 69 69 69
Hewani 95,27 147,21 229 229 229
Minyak dan Lemak 120,54 25,33 81 81 81
Kacang-kacangan 61,14 125,4 154 154 154
Buah/biji berminyak 2,12 4,1 6 6 6
Gula 21,89 15,38 19 19 19
Sayur dan buah 36,75 40,93 43 43 43
Lain-lain (bumbu-bumbuan) 7,86 9,66 29 29 29
Jumlah 1.341,22 1.649,00 1.312 1.312 1.312
Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 2.5
Prosentasi Capaian Kecukupan Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Tahun 2009-2013
% AKG Energi
Kelompok Pangan
2009 2010 2011 2012 2013
Padi-padian 48,98 61,7 34,4 34,4 34,4
Umbi-umbian 1,56 4,2 3,6 3,6 3,6
Hewani 4,84 7,2 11,6 11,6 11,6
Minyak dan Lemak 6,12 1,1 4,1 4,1 4,1
Pada Tabel 2.6 dapat dilihat bahwa secara kumulatif, konsumsi pangan selama
tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 21,51% dari sebesar 54,15 pada
tahun 2009 menjadi sebesar 65,8 pada tahun 2013. Kondisi tersebut dapat menjadi
indikasi dari keberhasilan berbagai intervensi yang dilakukan dalam upaya
mendongkrak capaian Pola Pangan Harapan (PPH), sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 22 Tahun 2010 tentang kebijakan percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan berbasis Sumber Daya Lokal, melalui kegiatan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) yang dilakukan di 10 Kecamatan dan 20 Desa/Kelurahan,
Tabel 2.7
Perkembangan Harga Pangan Strategis Selama Tahun 2009-2013
Beras hasil produksi Garut termasuk kategori premium dan pada umumnya dijual
ke luar daerah, sedangkan beras yang dikonsumsi di Kabupaten Garut umumnya
berasal dari luar daerah dengan grade kualitas yang lebih rendah.
Daerah-daerah tujuan penjualan beras dan gabah dari kabupaten Garut adalah
Jakarta, Bandung, Sumedang dan Cianjur. Sedangkan daerah-daerah pemasok beras
dan gabah ke kabupaten Garut adalah Banjar, Sumedang, Tasikmalaya, Majenang,
Ciamis, Subang, Karawang dan Indramayu.
3.1 Tantangan
Pada tataran produsen maupun petani, belum dapat menjamin secara penuh
untuk menjaga kesinambungan tersedianya bahan baku pangan lokal secara terus-
menerus sepanjang waktu. Ketersediaan bahan baku pangan lokal masih sangat
dipengaruhi oleh faktor musim panen. Pada saat panen tiba, bahan baku pangan lokal
melimpah dipasaran, namun sebaliknya jika bukan musimnya akan sangat sulit
didapatkan.
6. Perubahan iklim
3.2 Permasalahan
3.3 Peluang
1. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat, 81,39% wilayah di
Kabupaten Garut ditetapkan sebagai kawasan lindung hal tersebut dapat dimaknai
positif artinya pengembangan agroforesty, wana wisata, agro wisata dapat
dikembangkan dengan baik di Kabupaten Garut, hal tersebut tentunya menjadi
opportunity untuk pengembangan jenis usaha tersebut yang pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Kemudahan akses dari pusat kegiatan ekonomi nasional, baik dari Jakarta maupun
Bandung. Waktu tempuh dari Garut ke jakarta diperkirakan hanya 4 jam dengan
menggunakan akses jalan tol (Purbaleunyi). Sedangkan dari Garut ke Bandung
diperkirakan hanya 2 jam. Selanjutnya, apabila ditinjau dari kualitas jalan dan
fasilitas sarana transportasi, posisi Kab. Garut sangat mudah dijangkau dari pusat
bisnis nasional.
3. Kabupaten Garut dekat dengan kluster industri pangan kabupaten lainnya yang
bernilai tambah tinggi, sehingga dapat menjadi bagian kluster tersebut dalam
pertumbuhannya.
4. Kedekatan dengan perbatasan jalur laut pasar international dapat memberikan
kesempatan untuk terkait langsung ke jalur perdagangan international, jika
dibuka“gate/gerbang” perhubungan udara maupun perhubungan samudra/laut.
4.1.1 Strategi
Strategi yang akan ditempuh dalam pembangunan pangan Kabupaten Garut
2015-2019 yaitu :
Kabupaten Garut mempunyai potensi sumber daya alam yang cukup memadai
mewujudkan ketahanan pangan dengan ciri masyarakat yang sehat dan berkualitas
secara berkelanjutan. Sasaran pencapaian target ketahanan pangan 2015-2019 sacara
terukur mengacu pada sasaran RPJMD 2014 - 2019 yang telah ditetapkan, yaitu :
Tabel 4.1.
5.1 Rekomendasi
Tim Penyusun