Anda di halaman 1dari 20

LOGO

DISVERFIKASI PANGAN MENUJU


KETAHANAN PANGAN

SEMINAR
KETAHANAN PANGAN LOKAL
PMII RAYON
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNEJ
Tanaman Pangan
Latar Belakang

1 Jumlah Penduduk terus meningkat

Konsumsi beras di Indonesia masih di atas 100


2 kg per kapita per tahun (Hermanto, 2008)

Idealnya, 60 kg per kapita per tahun,


3 (Jepang)
Ketergantungan Masyarakat
4 Indonesia akan beras sangat tinggi.

5 Lahan Pertanian yang semakin sempit


 Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum
mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system)
 Pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan:
 Masih tingginya konsumsi padi-padian terutama beras
 Masih rendahnya konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur
dan buah
 Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu
masih rendah
 Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola
Pangan Harapan (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal
 Diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan
masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan
produktif
Perkembangan Upaya
Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Tahun 1960 Hingga Saat Ini

1960 : Program Perbaikan Mutu Makanan Rakyat

1969 : Pemerintah mempopulerkan slogan “Pangan Bukan


Hanya Beras” tujuannya dengan memanfaatkan
bahan pangan lokal Diperkenalkan Beras Tekad
dari Singkong untuk mengganti beras.

1974 : Pencanangan kebijakan diversifikasi pangan (INPRES


Nomor 14 Tahun 1974) tentang Perbaikan Mutu
Makanan Rakyat disempurnakan dengan Inpres
Nomor 20 Tahun 1979 tentang Menganekaragamkan
Jenis Pangan dan Meningkatkan Mutu Gizi Makanan
Rakyat.
LANJUTAN

1993 - 1998 : Program Diversifikasi Pangan dan Gizi


dilaksanakan oleh Departemen Pertanian

1989 : Dibentuk Kantor Menteri Negara Urusan Pangan


dengan Program “Aku Cinta Makanan Indonesia”.

1996 : UU No. 7 Tentang Pangan

2002 : PP Nomor 68 Tentang Ketahanan Pangan

2009 : Perpres No. 22 Tahun 2009 tentang “Percepatan


Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumberdaya Lokal”

2009 : Permentan No. 43 Tahun 2009 : Gerakan Percepatan


Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
LANJUTAN

2010: Peraturan Menteri Pertanian No.65/Permentan/


OT.140/12/2010 tentang SPM Bidang Ketahanan
Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota.

2012 : UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan


Diversifikasi = Penganekaragaman Pangan Menurut UU
No. 18 Tahun 2012 tentang PANGAN
Pasal 41 : Pasal 42 :
Penganekaragaman Pangan Penganekaragaman Pangan sebagaimana
merupakan upaya dimaksud dalam pasal 41 dilakukan dengan :
a. Penetapan kaidah Penganekaragaman
meningkatkan ketersediaan
Pangan
pangan yang beragam dan b. Pengoptimalan Pangan Lokal
berbasis potensi sumberdaya c. Pengembangan teknologi dan sistem
lokal yang ada untuk: insentif bagi usaha pengolahan pangan
a. Memenuhi pola konsumsi lokal
Pangan yang beragam, d. Pengenalan diversifikasi usaha tani dan
bergizi seimbang dan perikanan
aman e. Peningkatan ketersediaan dan akses benih
dan bibit tanaman, ternak dan ikan
b. Mengembangkan usaha
f. Pengoptimalan pemanfaatan lahan,
pangan; dan/atau termasuk lahan pekarangan
c. Meningkatkan g. Penguatan usaha mikro, kecil dan menengah
kesejahteraan di bidang pangan, dan
masyarakat h. Pengembangan industri pangan yang
4 KUNCI SUKSES PERTANIAN
1. Peningkatan PERPRES
Swasembada dan 22/2009
Swasembada PERMENTAN
Berkelanjutan 43/2009

2. PENINGKATAN
DIVERSIFIKASI
PANGAN PROGRAM
PENINGKATAN
3. Peningkatan Nilai DIVERSIFIKASI DAN
Tambah, Daya KETAHANAN
Saing, dan Ekspor PANGAN
MASYARAKAT
4. Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
PENGUATAN
ANALISIS
KONSUMSI
PANGAN
PERCEPATAN
PENGANEKA- PENANGANA
RAGAMAN N KEAMANAN
KONSUMSI PANGAN
PANGAN SEGAR
(P2KP)
KEGIATAN
PRIORITAS
PENGANEKARAG
MAN KONSUMSI
DAN KEAMANAN
PANGAN
TUJUAN

Memberdayakan masyarakat agar


mampu mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang
dikuasainya untuk mewujudkan
ketahanan pangan secara
berkelanjutan.
LOGO

 Peningkatan keanekaragaman pangan sesuai karakteristik daerah


 Komunikasi, informasi, dan edukasi serta promosi pangan lokal
 Pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal
 Peningkatan investasi agroindustri berbasis pangan lokal
 Pengembangan agroindustri tepung berbasis sumberdaya lokal
 Pengembangan agroindustri tanaman pangan, hortikultura, susu dan
daging
 Penelitian bahan pangan lokal untuk substitusi tepung terigu
 Peningkatan ketersediaan buah dan sayuran untuk konsumsi
 Kegiatan penyuluhan / pendampingan
ANALISIS SITUASI KONSUMSI
PANGAN
A. Penguatan SDM
Dalam rangka Analisis Situasi Konsumsi
Pangan wilayah
 Analisis dan pengumpulan data Primer
melalui survei
 Analisis melalui data sekunder (SUSENAS)
 Updating data Ukuran Rumah Tangga

13
B. Kajian Konsumsi Pangan

1) Kajian Faktor koreksi Konsumsi pangan


2) Pengembangan Software Analisis
Konsumsi Pangan
3) Analisis Pola dan situasi konsumsi
pangan
4) Kajian kandungan zat gizi pangan

14
C. Sosialisasi Pangan Beragam,
dan Bergizi Seimbang

1) Peningkatan pengetahuan tentang


menu B2SA
 Festival Cipta Menu B2SA
 Penyusunan menu B2SA
2) Penyusunan Buku (Buku porsi, Buku
Resep)
3) Penyusunan bahan publikasi (leaflet
dan poster)

15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN KEAMANAN
PANGAN

1 Penguatan Sistem
Legislasi
 Revisi Undang – Undang Pangan dari UU No 7
tahun 1996 menjadi UU No 18 tahun 2012
 Pengaturan keamanan pangan yang lebih komprehensif,
diuraikan dalam 8 bagian dan 28 (pasal 67 – 95);
 Penguatan fungsi penyidikan;
 Pelanggaran terhadap aspek keamanan pangan akan
dikenakan sanksi yang cukup berat, sampai penjara 10 tahun
atau denda 20 Miliar apabila terjadi korban jiwa.
 Penyempurnaan Peraturan Pemerintah yang
terkait dengan Undang – Undang Pangan
 Penyusunan Draf Permentan Pengawasan
Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan di
Peredaran
2 Pengaturan Impor Produk
Hortikultura
 UU No.13 tahun 2010 tentang Hortikultura
 Permentan No 88 tahun 2011 tentang Pengawasan
Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan
 Permentan No 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi
Impor Produk Hortikultura
 bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan
pangan pada produk hortikultura yang diimpor
 Buah impor masih mengandung residu pestisida
yang dilarang
 Pengawasan produk impor yang beredar di pasaran
Penguatan Jejaring Keamanan
3 Pangan Nasional (JKPN)

JIP JPKP JPP


Jejaring ini menghimpun meliputi pengembangan Jejaring kerjasama antar
informasi kegiatan bahan promosi, kegiatan lembaga terkait dengan
pengkajian risiko pendidikan, pelatihan, pengawasan keamanan
keamanan pangan dari penyuluhan untuk industri pangan (standardisasi dan
legislasi pangan, inspeksi
lembaga terkait (data pangan, pengawas dan sertifikasi pangan,
surveilan, inspeksi, riset keamanan pangan, dan pengujian laboratorium,
keamanan pangan, dsb.) konsumen ekspor-impor, dsb.)

Anda mungkin juga menyukai