Dosen Pembimbing :
Melina Sari, STP. M.Si
Laili Rahmawati, STP., MMA
Nurul Hindaryani, S.Pd
Khristine Saputri, SST.
Disusun oleh :
Kelompok 6 Tingkat 2 Reguler B
1. Nurus shobahah P27835117061
2. Gabriella Benina B P27835117068
3. Sitta Ellen N. P27835117073
4. Silvi Afiyati P27835117085
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN DIII GIZI
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Jelly adalah makanan setengah padat yang terbuat dari sari buah-buahan
dan gula. Menurut Jelen (dalam Padmaningrum, 2013) komposisi jelly secara
umum yakni 45 bagian buah dan 55 bagian gula, serta dibutuhkan sejumlah air
(60-62 %) untuk melarutkannya hingga diperoleh produk akhir. Salah satu
senyawa yang sangat berpengaruh dalam proses pembuatan jelly adalah pektin,
sebab pektin mempengaruhi pembentukan gel dari jelly.
Komposisi jelly secara umum yakni 45 bagian buah dan 55 bagian gula,
serta dibutuhkan sejumlah air (60-62 %) untuk melarutkannya hingga diperoleh
produk akhir. Salah satu senyawa yang sangat berpengaruh dalam proses
pembuatan jelly adalah pektin, sebab pektin mempengaruhi pembentukan gel
dari jelly. Pektin merupakan senyawa yang berasal dari asam polygalakturonat.
Kondisi pH optimum untuk pembentukan gel dari pektin adalah 2,8-3,2. Apabila
pH diatas 3,5, maka gel tidak akan terbentuk. Sedangkan pH dibawah 2,5 gel
yang terbentuk terlalu keras (Jelen, 1985).
Strawberry merupakan tanaman buah yang sudah banyak dibudidayakan
masyarakat dunia termasuk Indonesia (Balijestro, 2014). Sifat yang tidak
menguntungkan dari strawberry adalah buahnya yang tidak tahan simpan dan
mudah sekali rusak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk penyimpanan
jangka panjang yaitu strawberry dibekukan atau diolah menjadi beberapa bentuk
olahan berupa sari buah, selai, dan konsentrat. Kandungan gizi yang paling
banyak terdapat dalam buah strawberry adalah vitamin C yang berperan dalam
memperlancar aliran darah menuju organ intim. Dalam setiap 100 gram buah
strawberry segar mengandung vitamin A 60 SI, vitamin C 60 mg dan air 89,9 g
(Budiman dan Saraswati, 2008).
Secara umum pembuatan jelly cukup sederhana, yakni buah-buahan yang
akan dibuat jelly diperas dan diambil sarinya. Sejumlah gula kemudian
ditambahkan, sesuai dengan perbandingan, yakni 45 bagian buah dan 55 bagian
gula (Jellen, 1985). Tahapan pembuatan jelly: buah dipotong-potong kecil, lalu
direbus selama 5-10 menit. Kemudian dihaluskan dengan blender, kemudian
disaring. Cairan yang diperoleh didiamkan selama 1 jam sampai semua kotoran
mengendap, sehingga diperoleh cairan sari buah yang bening. S masukkan 450
gram sari buah ke dalam wajan, lalu ditambahkan 550 gram gula pasir dan
dimasak sampai kental dan matang. Tanda kematangannya ialah bila dituangkan
jatuhnya terputus-putus dan tercium aroma buah yang khas (Koswara, 2006).
2. Ikan Asin
2. Ikan Asin
Proses pengolahan ikan asin pada prinsipnya adalah pengolahan melalui
proses osmose-diffusi (penggaraman/pengasinan) dan pengurangan air dari
bahan dengan pengeringan. Karena Aw (water activity) produk yang rendah
dan adanya garam sebagai pengawet yang dapat menghambat bakteri
pembusuk.
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Hasil Praktikum Jelly
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jelly Strawberry
Hasil dari praktikum pembuatan jelly strawberry dapat diseimpulkan :
a. Jelly strawberry memerlukan waktu yang lama untuk pengendapan. Lama
pengendapan berpengaruh pada tekstur jelly
b. Penambahan gula pada jelly strawberry perlu dikontrol dengan pengukuran
menggunakan refraktometer dengan batasan 50-60 brix untuk menjaga agar
rasa jelly tidak terlalu manis
c. Penambahan perasan jeruk pada jelly strawberry perlu dikontrol juga
dengan pengukuran pH. Untuk menjaga agar rasa jelly tidak terlalu asam.
2. Ikan Asin Dengan Perendaman
Berdasarkan hasil praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Ikan dengan metode perendaman memiliki penyusutan yang lebih besar
dibandingkan dengan ikan metode penggaraman kering.
b. Ikan dengan metode perendaman memiliki rasa yang tidak terlalu asin jika
dibandingkan dengan ikan metode penggaraman kering.
5.2 Saran
1. Jelly Strawberry
Perlu adanya pengujian lebih lanjut tentang kandungan yang terkandung
dalam jelly strawberry dikarenakan kemungkinan kandungan akan hilang
setelah mengalami pemanasan yang cukup lama.
2. Ikan Asin Dengan Perendaman
Perlu adanya pengujian lebih lanjut tentang lama masa simpan ikan asin
dengan metode perendaman, serta perlu penyediaan alat dan tempat
penyimpanan serta pengemasan ikan asin yang higienis.
LAMPIRAN
Berat akhir ikan asin Ikan asin setelah digoreng Berat awal strawberry
Berat awal ikan asin (mujair)
(mujair)
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/113264-ID-studi-lama-pengeringan-ikan-
selar-selaro.pdf
http://eprints.ums.ac.id/50127/2/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
"PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR
VITAMIN C DAN DAYA TERIMA JELLY LIDAH BUAYA" Jurnal Universitas
Muhammadiyah Surakarta diakses pada tanggal 07 November 2018 pada jam 12.47
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131930137/pengabdian/c19pembuatanjelly-dari-buah-
buahanregina-tutikuny.pdf
"PEMBUATAN JELLY DARI BUAH-BUAHAN" Jurnal Pendidikan Kimia Universitas
Negeri Yogyakarta diakses pada tanggal 07 November 2018 pada jam 12.57
http://scholar.unand.ac.id/32117/1/1.COVER%20%2B%20ABSTRAK.pd f
"PENGARUH PENAMBAHAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)
PADA PEMBUATAN MINUMAN JELLY BENGKUANG (Pachyrhizus
erosus L. Urban)" Jurnal Scholar Universitas Andalas Padang diakses pada tanggal 07
November 2018 pada jam 13.08.