Anda di halaman 1dari 7

Vol. 5, No.

1, Tahun 2016

STUDI PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN


SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING

Andi Darmawansyah, S.TP(1) dan Retti Ninsix, S.TP., MP(2)


(1)Alumni Teknologi Pangan FAPERTA UNISI
(2)Dosen Teknologi Pangan FAPERTA UNISI
retty.ninsix@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian dengan judul Studi Pembuatan Roti Manis dengan Substitusi


Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
substitusi tepung ubi jalar yang tepat untuk dapat menghasilkan roti yang bermutu
baik. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas
Pertanian Universitas Islam Indragiri dan analisa mutu roti manis dilaksanakan di
Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor.
Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tepung ubi jalar, tepung
terigu, gula pasir, telur, susu bubuk, fermipan, mentega, coklat batang, bread
improver dan alat yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pisau, panci,
talenan, slicer, sendok, ayakan tepung, kompor, baskom, gelas ukur, timbangan
analitik, timbangan, mixer, oven kue, wadah alumunium, loyang kue.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun 3 perlakuan substitusi tepung ubi jalar dengan
tepung terigu adalah :A = 1 : 3 (25 % tepung ubi jalar + 75 % tepung terigu),B = 1 : 1
(50 % tepung ubi jalar + 50 % tepung terigu), dan C = 3 : 1 (75 % tepung ubi jalar +
25 % tepung terigu). Dari penelitian ini diperoleh bahwa perlakuan terbaik yaitu pada
perlakuan B (substitusi 50 % tepung ubi jalar + 50 % tepung terigu) dengan kadar air
30.918 %, kadar abu 1.8097 %, daya pengembangan 75.65 %, nilai warna 3.95,
aroma 3.90 dan rasa 3.70 serta tekstur 3.55
Key Words : Roti Manis Ubi Jalar

PENDAHULUAN yang luas terhadap umbi-umbian tetapi


hanya untuk diolah dalam bentuk yang
Latar Belakang sederhana yaitu direbus, digoreng dan
Ubi Jalar merupakan produk dikolak.
yang cukup perspektif dalam Berdasarkan data Badan Pusat
pengembangan sumber pangan lokal Statistik (BPS) Indragiri Hilir produksi
karena ubi jalar mudah didapat dan ubi jalar tahun 2010 di Kabupaten
umbinya selalu tersedia, namun cepat Indragiri Hilir berjumlah 1281 ton per
rusak. Untuk mengatasi kerusakan tahun. Ubi jalar kuning memiliki kadar
tersebut maka dapat diolah menjadi air 76.59%, abu 0.92%, pati 28%,
tepung. Pemanfaatan umbi-umbian di protein 1.19%, gula 0.43%, serat kasar
Indonesia sebagai bahan campuran pada 5.24% dan β karoten 174.21 ppm
pembuatan roti masih sangat rendah. Hal (Juanda dan Bambang, 2000).
ini terlihat dari konsumsi masyarakat Sedangkan komposisi kimia tepung ubi

30 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

jalar kuning yaitu kadar air 6.77%, abu pembuatan roti manis, sehingga dapat
4.71%, lemak 0.91%, protein 4.42%, menghasilkan roti manis yang diterima
karbohidrat 83.19% dan serat kasar masyarakat dengan kualitas dan mutu
5.54% (Ambarsari, dkk., 2009). yang baik.
Pembuatan tepung ubi jalar
bertujuan selain untuk memperpanjang Perumusan Masalah
daya awet tanpa mengurangi nilai gizi Selama ini bahan baku
ubi jalar, juga untuk mempermudah dan pembuatan roti adalah tepung terigu
memperluas pengembangan yang terbuat dari gandum, namun
pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan sebenarnya roti dapat disubstitusi dengan
makanan seperti untuk kue, keripik dan tepung yang mengandung karbohidrat
roti. lainnya salah satunya yaitu tepung ubi
Roti merupakan produk olahan jalar. Substitusi tepung ubi jalar
yang telah lama dikenal oleh masyarakat diharapkan dapat mempertahankan atau
dan telah menjadi makanan pokok kedua mempertinggi kandungan gizi seperti
setelah nasi. Roti memiliki berbagai pati sehingga dihasilkan roti kualitas
kelebihan dibandingkan dengan produk yang baik.
pangan lainnya, selain awet, roti juga Dari uraian di atas, maka
lebih mudah di dalam penyajiannya, dilakukan penelitian mengenai ―Studi
serta kandungan gizinya yang cukup Pembuatan Roti Manis dengan Substitusi
tinggi. Selama ini bahan baku Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L)‖.
pembuatan roti adalah tepung terigu
yang terbuat dari gandum, namun dapat Tujuan Penelitian
disubtitusi dengan tepung yang Tujuan dari penelitian ini adalah
mengandung karbohidrat lainnya. untuk mengetahui pengaruh substitusi
Berdasarkan penelitian Arifin tepung ubi jalar yang tepat untuk dapat
(2011) dengan memanfaatkan tepung menghasilkan roti yang bermutu baik.
pisang sebagai substitusi di dalam
pengolahan roti dinyatakan bahwa hasil Manfaat Penelitian
roti terbaik yaitu dengan formulasi Manfaat dari penelitian ini
tepung pisang 25% dan tepung terigu adalah:
75%. Sedangkan pada penelitian 1) Menambah pengetahuan kepada
Wirdayanti (2012) pada pembuatan mie mahasiswa dan masyarakat tentang
kering dengan penambahan pasta ubi pemanfaatan tepung ubi jalar yang
jalar dan tempe kacang tunggak dapat diolah menjadi roti manis
dinyatakan bahwa hasil formulasi terbaik sehingga mempunyai nilai jual
yaitu tepung terigu 55% dan tepung ubi yang tinggi.
jalar 20% serta tepung tunggak (tempe) 2) Bahan informasi apakah roti manis
10%. Tetapi pada penelitian Nisviati tepung ubi jalar layak atau
(2006) dengan pemanfaatan tepung ubi tidaknya di konsumsi oleh
jalar sebagai dasar pembuatan bolu masyarakat.
kukus dinyatakan hasil terbaik yaitu
dengan komposisi 80 gr tepung terigu METODOLOGI PENELITIAN
dan 20 gr tepung ubi jalar.
Berdasarkan uraian di atas Bahan dn Alat
peneliti akan menggunakan tepung ubi Bahan yang digunakan di dalam
jalar dan tepung terigu sebagai formulasi penelitian ini adalah garam dapur,

Jurnal Teknologi Pertanian 31


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

tepung ubi jalar, tepung terigu, gula tepung terigu)


pasir, telur, susu bubuk, fermipan, B = 1 : 1 (50 % tepung ubi jalar + 50 %
mentega, coklat batang, bread improver tepung terigu)
dn alat untuk pengolahan roti yang C = 3 : 1 (75 % tepung ubi jalar + 25 %
digunakan di dalam penelitian ini adalah tepung terigu)
pisau, panci, talenan, slicer, sendok, Jika F hitung lebih besar dari F tabel
ayakan tepung, kompor, baskom, gelas maka dilanjutkan dengan uji lanjut
ukur, timbangan analitik, timbangan, dengan menggunakan Uji Beda Nyata
mixer, oven kue, wadah alumunium, Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
loyang kue.
Pelaksanaan Penelitian
Metode Penelitian Pembuatan tepung ubi jalar
Penelitian ini menggunakan beracu pada Marwati (2011) yang telah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimodifikasi). diagram alir proses
dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Pembuatan Tepung Ubi Jalar beracu
Adapun 3 perlakuan substitusi tepung pada Marwati (2011), yang telah
ubi jalar dengan tepung terigu adalah : dimodifikasi, dapat dilihat pada Gambar
A = 1 : 3 (25 % tepung ubi jalar + 75 % 1.

sortasi

Pengupasan

Pencucian

Pemotongan/disawud
Iris ukuran 2 mm

Perendaman 1 jam

Pengeringan (penjemuran
suhu 35-40 0C, 2 hari

Penggilingan

Pengayakan 80 mesh

Tepung Ubi Jalar

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar (Marwati, 2011 yang
telah dimodifikasi

32 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

Kadar Air Roti Manis Hasil analisis sidik ragam


Kandungan air dalam bahan menunjukkan bahwa substitusi tepung
pangan ikut menentukan tingkat terigu dengan tepung ubi jalar
penerimaan, kesegaran dan daya awet memberikan pengaruh yang berbeda
produk. Sebagian besar dari perubahan- tidak nyata terhadap kadar air roti manis
perubahan kimia dan biokimia pada yang dihasilkan. Rata-rata kadar air roti
bahan makanan terjadi dalam media air manis berdasarkan perlakuan substitusi
yang berasal dari bahan (Winarno, tepung ubi jalar dapat dilihat pada Tabel
2002). 1.

Tabel 1. Rata-Rata Kadar Air Roti Manis Berdasarkan Perlakuan Substitusi


Tepung Ubi Jalar.
PERLAKUAN RATA-RATA
A (25 % tepung ubi jalar + 75 % tepung terigu) 32.770
C (75 % tepung ubi jalar + 25 % tepung terigu) 31.395
B (50 % tepung ubi jalar + 50 % tepung terigu) 30.918

Tabel 1 memperlihatkan kadar yang mampu mengikat air dimana


air roti manis yang disubstitusi tepung sebagian besar gugus –OH dimiliki oleh
ubi jalar berkisar antara 30.918% – protein dan senyawa karbohidrat.
32.770%. Kadar air tertinggi diperoleh
dari perlakuan A (25 % tepung ubi jalar Kadar Abu Roti Manis
+ 75 % tepung terigu) dan kadar air Abu adalah zat anorganik sisa
terendah diperoleh dari perlakuan B (50 hasil pembakaran suatu bahan organik.
% tepung ubi jalar + 50 % tepung Beberapa vitamin dan semua mineral
terigu). Secara keseluruhan besarnya bersifat larut dalam air sehingga dapat
kadar air yang dikandung oleh roti manis terbuang bersama dengan cairan yang
tepung ubi jalar dengan perlakuan (25 % digunakan untuk memasak. Pemasakan
sampai 75 % tepung ubi jalar) masih dengan cara cepat dan menggunakan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sedikit atau tanpa air merupakan pilihan
oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) tepat untuk mempertahankan vitamin
yaitu maksimum 40 %. Hasil analisa dan mineral. Kandungan abu dalam
statistik menunjukkan bahwa substitusi bahan pangan dan komposisinya
tepung terigu dengan tepung ubi jalar tergantung pada macam bahan dan cara
memberikan pengaruh yang berbeda pengabuannya. Menurut Fauzi (2006),
tidak nyata terhadap kadar air roti manis bahwa kadar abu ada hubungannya
yang dihasilkan hal ini karena pada dengan mineral suatu bahan.
ketiga perlakuan tersebut merupakan Hasil analisis sidik ragam
rentang formulasi yang dapat menunjukkan bahwa substitusi tepung
meningkatkan kemampuan pati dalam terigu dengan tepung ubi jalar
menyerap air dari adonan karena memberikan pengaruh yang berbeda
rendahnya kandungan protein tidak nyata terhadap kadar abu roti
yaitu4.42%, (Ambarsari, dkk., 2009) manis yang dihasilkan. Rata-rata kadar
sehingga tidak mempengaruhi abu roti manis berdasarkan perlakuan
penyerapan air oleh pati. Kadar air substitusi tepung ubi jalar dapat dilihat
dipengaruhi oleh adanya gugus –OH pada Tabel 2.

Jurnal Teknologi Pertanian 33


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

Tabel 2. Rata-Rata Kadar Abu Roti Manis Berdasarkan Perlakuan Substitusi


Tepung Ubi Jalar.
PERLAKUAN RATA-RATA
C (75 % tepung ubi jalar + 25 % tepung terigu) 1.9468
B (50 % tepung ubi jalar + 50 % tepung terigu) 1.8097
A (25 % tepung ubi jalar + 75 % tepung terigu) 1.7893

Tabel 2 memperlihatkan kadar sanitasi antara lain proses pengolahan


abu roti manis yang disubstitusi tepung (penjemuran, penggilingan) sehingga
ubi jalar berkisar antara 1.7893% – mengandung residu anorganik (abu)
1.9468%. Kadar abu tertinggi diperoleh lebih tinggi (Marwati, 2011).
dari perlakuan C (75 % tepung ubi jalar
+ 25 % tepung terigu) dan kadar abu Daya Pengembangan Roti Manis
terendah diperoleh dari perlakuan A (25 Daya pengembangan roti
% tepung ubi jalar + 75 % tepung merupakan kemampuan roti mengalami
terigu). Secara keseluruhan besarnya pertambahan ukuran sebelum dan setelah
kadar abu yang dikandung oleh roti proses pemanggangan. Mengembangnya
manis tepung ubi jalar dengan perlakuan volume adonan mengakibatkan roti yang
(25 % sampai 75 % tepung ubi jalar) telah dioven akan menjadi mekar. Hal ini
belum memenuhi persyaratan yang terjadi karena struktur berongga yang
ditetapkan oleh Standar Nasional terbentuk di dalam roti (Astawan, 2004).
Indonesia (SNI) yaitu maksimum 1 %. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Tingginya kadar abu roti manis ubi jalar bahwa substitusi tepung terigu dengan
dikarenakan tepung ubi jalar tepung ubi jalar memberikan pengaruh
menyumbang kadar abu lebih tinggi yang berbeda nyata terhadap daya
sehingga jumlahnya pada produk roti pengembangan roti manis yang
manis yang disubstitusi bertambah dihasilkan. Rata-rata daya
karena dalam pelaksanaan proses pengembangan roti manis berdasarkan
pembuatan tepung ubi jalar belum perlakuan substitusi tepung ubi jalar
menerapkan seluruh prinsip higiene dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Daya Pengembangan Roti Manis Berdasarkan Perlakuan


Substitusi Tepung Ubi Jalar.
PERLAKUAN RATA-RATA
A (25 % tepung ubi jalar + 75 % tepung terigu) 97.117 a
B (50 % tepung ubi jalar + 50 % tepung terigu) 75.650 b
C (75 % tepung ubi jalar + 25 % tepung terigu) 56.133 c

Keterangan : * Angka pada tiap lajur yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda
tidak nyata pada tingkat kepercayaaan 5% menurut uji BNJ.

Tabel 3 memperlihatkan daya % tepung terigu) dan daya


pengembangan roti manis yang pengembangan terendah diperoleh dari
disubstitusi tepung ubi jalar berkisar perlakuan C (75 % tepung ubi jalar + 25
antara 56.133% – 97.117%. Daya % tepung terigu). Hal ini sesuai dengan
pengembangan tertinggi diperoleh dari hasil penelitian Rahman (2010) bahwa
perlakuan A (25 % tepung ubi jalar + 75

34 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

pengembangan roti tawar tepung yeast/ khamir ( yang biasa digunakan


kentang hitam antara 24.14 – 93.50 %. sebagai inang pada adonan roti manis)
Semakin tinggi tepung ubi jalar ataupun akibat pada pengocokan telur
yang ditambahkan pada pembuatan roti pada adonan roti
manis maka daya pengembangan roti
manis semakin menurun. Hal ini KESIMPULAN DAN SARAN
disebabkan karena tepung ubi jalar tidak
mengandung gluten, sehingga substitusi Kesimpulan
parsial terigu dengan tepung ubi jalar Kesimpulan dari penelitian ini
akan menurunkan kemampuan kadar bahwa erlakuan terbaik yaitu perlakuan
gluten yang berakibat pada menurunnya B (substitusi 50 % tepung ubi jalar + 50
kemampuan baik dalam pembentukan % tepung terigu) dengan kadar air
maupun penahanan gas sehingga tingkat 30.918 %, kadar abu 1.8097 %, daya
pengembangan menurun sebanding pengembangan 75.65 %, nilai warna
dengan penambahannya (Hadi, 2006). 3.95, aroma 3.90 dan rasa 3.70 serta
Tingkat pengembangan erat tekstur 3.55
kaitannya dengan kemampuan adonan
dalam membentuk dan menahan gas Saran
yang dihasilkan selama fermentasi. Untuk penelitian selanjutnya,
Komponen terigu yang terpenting adalah hendaknya dilakukan upaya untuk
gluten, yaitu massa yang terdiri atas meningkatkan tekstur dan
gliadin dan glutenin, Gliadin memiliki pengembangan roti manis ubi jalar,
ikatan intra-molekuler disulfida, dengan menambahkan bahan improver
sedangkan glutenin memiliki ikatan inter ataupun bahan pelembut alami.
dan intra molekuler disulfida (Wrigley
and Bietz, 1988) yang berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
terhadap daya elastisitas dalam adonan Ambarsari, I., Sarjana, Abdul Choliq.
serta kekenyalan makanan atau 2009. Rekomendasi dalam
menghasilkan sifat viskoelastis, sehingga Penetapan Standar Mutu Tepung
adonan terigu dapat mengembang. Ubi jalar. BPTP. Jawa Tengah.
Elastisitas gluten dapat menahan gas dan Antarlina, S.S., J.S. Utomo.1999. Proses
menyebabkan pengembangan yang Pembuatan dan Penggunaan
diinginkan. Dalam proses pembuatan Tepung Ubi Jalar untuk Produk
roti, gluten bermanfaat untuk mengikat Pangan. Balitkabi No. 15~1999
dan membuat adonan menjadi elastis Hal. 30-44.
sehingga mudah dibentuk (Wieser, 2003) Arifin, S 2011. Studi Pembuatan Roti
Sifat elastis dan plastis pada dengan Substitusi Tepung Pisang
adonan tersebut diakibatkan Kepok (Musa Paradisiaca
terbentuknya kerangka-kerangka seperti Formatyica). Skripsi, Program
jaring-jaring dari senyawa glutenin dan Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
gladin. Selanjutnya kerangka seperti Jurusan Teknologi Pertanian
jaring-jaring inilah yang berperan Fakultas Pertanian. Universitas
sebagai perangkap udara sehingga Hasanuddin. Makassar.
adonan menjadi mengembang. Udara Astawan, M., 2004 Kandungan Serat
yang tertangkap dalam kerangka jaring- Dan Gizi Pada Roti Ungguli Mie
jaring gluten sebenarnya merupakan gas Dan Nasi http://www.gizi.net
CO2. Gas tersebut dapat dihasilkan oleh (akses 28 Agustus 2012)

Jurnal Teknologi Pertanian 35


Vol. 5, No. 1, Tahun 2016

Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Fakultas Pertanian. Universitas


Hasil Pertanian. Handout. Mataram.
Jember: FTP UNEJ. Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar: Budi Daya
Fellows, P. J. 2000. Food Processing dan Pasca Panen. Penerbit
Technology, Principle and Kanisius, Yogyakarta.
Practice. 2nd Ed. CRC Press, Standar Nasional Indonesia (SNI).01-
England. 3840-1995. Syarat Mutu Roti
Hadi, Y 2006. Faktor-faktor yang Manis. Dewan Standar Nasional.
mempengaruhi kwalitas produk Jakarta.
roti. Food review Indonesia Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi,
Bogor 1997. Prosedur Analisa untuk
Iriani, Endang, Meinarti N. 1996. Seri Bahan Makanan dan Pertanian.
Usaha Tani Lahan Kering‖Ubi Liberty, Yogyakarta.
jalar‖. Deptan Balai Penghijauan Utami. 1992. Pengukuran Staling
Teknologi Pertanian. Ungaran. Dengan Farinograf Untuk
Juanda, D., B. Cahyono, 2000. Ubi Jalar, Menilai Kemunduran Roti
Budidaya dan Analisis Usaha Tawar. Staf Pengajar Fakultas
Tani. Kanisius, Yogyakarta. Teknologi Pertanian Universitas
Kartika, B., P. Hastuti, W. Supartono, Gadjah Mada. Yogyakarta
1987. Pedoman Uji Inderawi Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan
Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Gizi UGM. Yogyakarta. Jakarta.
Mariana, L., 2007. Pembuatan Roti Wirdayanti, 2012. Studi Pembuatan Mie
Manis. Diklat Pengolahan Kering dengan Penambahan
Serealia dan Kacang-Kacangan. Pasta Ubi Jalar (Lpomoea
Departemen Agroindustri Batatas L), Pasta Kacang
Vedca.P4TK Cianjur. Jawa Barat Tunggak dan Pasta Tempe
Nisviati, A 2006. Pemanfaatan Tepung Kacang Tunggak (Vigna
Ubi Jalar (Lpomoea Batatas L) Ungviculata L). Skrisi, Program
Klon BB00105.10 Sebagai Bahan Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Dasar Produk Olahan Kukus Jurusan Teknologi Pertanian
Serta Evaluasi Mutu Gizi dan Fakultas Pertanian. Universitas
Indeks Glikemiknya. [Skripsi] Hasanuddin. Makassar.
Fakultas Teknologi Pertanian. Wrigley, C.W., Bietz, J.A., 1988.
IPB. Proteins and amino acids. In:
Rahman, S. 2010. Formulasi Tepung Pomeranz,Y. (Ed.), Wheat—
Kentang Hitam dan Tepung Chemistry and Technology, vol.
terigu Terhadap Beberapa 1. St. Paul American Association
Komponen Mutu Roti Tawar. of Cereal Chemistry, pp. 159–
Skripsi. Tidak dipublikasikan. 275.

36 Jurnal Teknologi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai