Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS GELATINISASI TEPUNG MAIZENA

PADA PEMBUATAN PASTA FETTUCCINE


Analysis Of Gelatine Cornmeal To Making Pasta Fettuccine

Asniwati Zainuddin
E-mail : asniz86@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gelatinisasi
tepung maizena terhadap kadar air dan kecepatan rehidrasi pada pembuatan pasta
fettuccine dan untuk mengetahui formulasi yang tepat antara tepung terigu dan
tepung maizena dalam pembuatan pasta fettuccine. Adapun perlakuan pada
penelitian ini adalah formulasi antara tepung terigu dan tepung maizena, yaitu :
A0 : tepung gandum 100 %, A1 : tepung terigu 90 % + tepung maizena 10 %,
A2 : tepung terigu 80 % + tepung maizena 20 %, A3 : tepung terigu 70 % +
tepung maizena 30 %. Pengolahan data dilakukan dengan metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan kemudian data diolah dalam analisis
sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh gelatinisasi pada pembuatan
pasta “fettuccine” dari formulasi tepung terigu dan tepung maizena yaitu
meningkatkan kadar air, dan menurunkan daya rehidrasi pada pasta “fettuccine”.
Formulasi yang tepat pada penelitian ini adalah berdasarkan uji kadar air dan
kecepatan rehidrasi yaitu pada perlakuan 70% tepung terigu + 30% tepung
maizena demikian pula berdasarkan uji organoleptik meliputi warna, aroma, dan
rasa.

Kata kunci : Pasta, Fettuccine, Gelatinisasi, Tepung

ABSTRACT
The purpose of this study is to find influence gelatinisasi cornmeal of water levels
and speed rehidrasi to making pasta fettuccine and to know proper formulation of
wheat flour and cornmeal in making pasta fettuccine. As for treatment since this
research is formulation between white flour and cornmeal, : A0: wheat flour 100
%, A1: wheat flour 90 % + cornmeal 10 %, A2: wheat flour 80 % + cornmeal 20
%, A3: wheat flour 70 % + cornmeal 30 %. Data processing with the methods
design random complete RAL with twice remedial then the data treated in the
analysis fingerprint variety. The research results show influence gelatinisasi to
making pasta “fettuccine”. Formulations of white flour and cornmeal is
increasing water levels , and lowering rehidrasi resources on pasta “fettuccine”..
The right method to research this is based on the the water level and speed
rehidrasi where the treatment 70 % wheat flour + 30 % cornmeal similarly based
on the organoleptik covering color , scent , and taste.

Keyword : Pasta, Fettuccine, Gelatine, Flour

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 1


PENDAHULUAN terigu dan tepung maizena. Pada
pembuatan pasta ini akan digunakan
Latar Belakang penambahan tepung maizena, hal ini
dilakukan karena tepung maizena
Keunggulan pasta adalah dapat membentuk gel, dan untuk
kandungan proteinnya tinggi, mengurangi pemanfaatan tepung
diproses secara natural tanpa bahan terigu sekaligus memberikan
tambahan lain, bahan pewarna, dan alternatif lain dalam pemanfaatan
bahan aditif lainnya. Pasta tepung maizena. Oleh karena itu
mempunyai nilai gizi yang sempurna perlu dilakukan diversifikasi pangan
karena bersumber dari karbohidrat, dengan menggunakan tepung
protein, dan lemak. Cara maizena untuk mensubstitusi agar
penyajiannya relatif mudah dengan ketergantungan akan tepung terigu
aneka ragam menu baik nasional dapat dikurangi dan juga sebagai
maupun internasional. masukan bagi para instansi terkait
Fettuccine adalah salah satu dan produsen agar dapat mengolah
jenis pasta yang umumnya berasal tepung maizena menjadi pasta.
dari tepung terigu yang mengandung Tujuan dari penelitian ini adalah :
gluten sehingga dapat membentuk untuk mengetahui pengaruh
gel. Tepung terigu merupakan gelatinisasi tepung maizena terhadap
produk impor yang didatangkan dari kadar air dan kecepatan rehidrasi
negara-negara subtropis seperti serta mengetahui formulasi yang
Amerika dan Australia. Melalui tepat antara tepung terigu dan tepung
proses pencucian, pengupasan sekam, maizena dalam pembuatan pasta
penggilingan dan pemutihan fettuccine.
(bleaching) maka jadilah tepung
terigu seperti yang kita kenal. METODOLOGI PENELITIAN
Pati jagung atau yang biasa
disebut tepung maizena dapat Waktu dan Tempat
digunakan sebagai bahan pembuat Penelitian ini dilaksanakan bulan
pasta, karena juga dapat membentuk Mei sampai Agustus 2016 di
gel. Tepung maizena merupakan Laboratorium Pertanian, Fakultas
sumber karbohidrat yang digunakan Pertanian Universitas Ichsan
untuk bahan pembuat roti, kue Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
kering, biskuit, makanan bayi, dan
kemungkinan dapat dibuat fettuccine, Alat dan Bahan
serta dapat digunakan dalam industri
Alat yang digunakan pada penelitian
farmasi.
ini adalah: baskom, timbangan
Pasta fettuccine yang
analitik, pisau, kompor, alat
diproduksi di pasaran sebagian besar
penggiling mie, sendok, spatula, oven,
menggunakan tepung terigu yang
desikator, cawan porselen.
mana dapat mengakibatkan
Bahan yang digunakan pada
ketergantungan terhadap penggunaan
penelitian ini adalah: tepung terigu,
tepung terigu oleh produsen. Pasta
tepung maizena, NaCl, CMC, STPP,
yang akan dibuat dalam penelitian ini
telur ayam ras, aluminium foil, dan
adalah pasta yang berbahan tepung
air.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 2


Prosedur Penelitian Parameter Pengamatan
Prosedur penelitian yang dilakukan a. Kadar Air (Sudarmadji, 1996)
adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang telah dihaluskan
1. Tepung maizena di gelatinisasikan ditimbang sebanyak 2 gram
dengan cara dimasak dengan air 80 kemudian dimasukkan kedalam
ml pada suhu 80oC selama 10 menit cawan porselen yang telah
atau sampai terbentuk gelatinisasi diketahui beratnya.
sempurna. 2. Bahan dikeringkan dalam oven
2. Adonan yang telah berbentuk gel pada suhu 100-105oC selama 3-5
maizena didinginkan dan jam, selanjutnya didinginkan
ditambahkan telur ras sebanyak 20 dalam desikator dan ditimbang
ml kemudian dicampur sampai beratnya. Bahan kemudian
merata dengan cara pengadukan dikeringkan dalam oven selama 30
manual. menit, didinginkan kemudian
3. Tepung terigu ditambahkan 1% ditimbang. Perlakuan ini diulangi
NaCl, 1% CMC, dan 0,25% STPP sampai diperoleh berat yang
dan aduk hingga tercampur rata. konstan.
4. Gel maizena kemudian di campur 3. Selanjutnya kadar air dihitung
dengan campuran tepung terigu. dengan dry basis menggunakan
5. Semua bahan dicampur/diaduk rumus :

sampai membentuk adonan,
dibentuk pipih dengan alat
penggiling mie, dengan tebal 0,25 b. Kecepatan Rehidrasi
cm, lebar 0,5 cm, dan panjang 30 Setiap sampel (pasta fettuccine)
cm. direbus dengan air suhu 90-100oC
6. Pasta fettucinne dikeringkan pada sebanyak 500 ml (sesuai penyajian),
oven selama 20 menit pada suhu kemudian masing-masing sampel
60oC dan didinginkan. dihitung kecepatan menyerap air
(perubahan fisik) dalam satuan waktu
Perlakuan Penelitian menit.
Pada penelitian ini, dilakukan c. Uji Organoleptik
penelitian pendahuluan untuk Parameter uji organoleptik yang
memperoleh perbandingan yang tepat dilakukan meliputi tekstur, aroma,
untuk menghasilkan fettuccine dari warna dan rasa dari pasta yang
formulasi tepung terigu dan tepung disajikan. Metode pengujian yang
maizena. Adapun perbandingan antara dilakukan metode hedonik (uji
tepung terigu dan tepung maizena kesukaan) dan panelis memberikan
yang akan dilakukan adalah sebagai penilaian berdasarkan tingkat
berikut: kesukaan. Skor yang untuk tekstur,
A0 : tepung gandum 100 % aroma, warna dan rasa adalah :
A1 : tepung terigu 90 % + tepung 5 = sangat suka
maizena 10 % 4 = suka
A2 : tepung terigu 80 % + tepung 3 = agak suka
maizena 20 % 2 = tidak suka
A3 : tepung terigu 70 % + tepung 1 = sangat tidak suka
maizena 30 %

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 3


Pengolahan Data karena pada perlakuan 70% tepung
terigu + 30% tepung maizena, tepung
Pengolahan data dilakukan maizena yang ditambahkan paling
dengan metode Rancangan Acak banyak dibandingkan dengan
Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan perlakuan lain, dimana maizena yang
kemudian data diolah dalam analisis telah digelatinisasikan akan mengikat
sidik ragam. air, atau dengan kata lain, semakin
banyak tepung maizena yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan, akan semakin tinggi
Pasta “fettuccine” yang dibuat kadar air. Pada tepung maizena,
dari formulasi tepung terigu dan terdapat kandungan amilopektin yang
maizena perlu diamati sifat fisiknya tinggi. Amilopektin dapat mengikat
untuk mendapatkan pasta “fettuccine” air yang tinggi pada saat terjadi
yang mendekati sifat fisik pasta La gelatinisasi, air tersebut diserap oleh
Fonte yang menggunakan 100% pati, sehingga dalam pembuatan pasta
tepung gandum. Untuk meningkatkan “fettuccine” menghasilkan kadar air
sifat fisik, dilakukan dengan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
menambahkan zat pengelastis (STPP) pendapat Imanningsih (2012) bahwa
dan zat pengikat air (CMC), sehingga amilopektin mempunyai kemampuan
pasta “fettuccine” yang dihasilkan untuk membentuk ikatan hidrogen
mempunyai sifat fisik yang baik dan sehingga membentuk gel yang lembek
tidak mudah hancur ketika direbus. dan relatif jernih.
Hasil analisa sidik ragam
Kadar Air menunjukkan bahwa perbedaan
Analisa kadar air dimaksudkan perlakuan komposisi tepung terigu dan
untuk mengetahui perubahan maizena tidak berbeda nyata terhadap
kandungan air pasta “fettuccine” kadar air pada taraf 5 %.
sesuai formulasi tepung terigu dan
maizena yang ditambahkan, karena Kecepatan Rehidrasi
kadar air menentukan daya awet bahan Untuk mengetahui berapa lama
tersebut. waktu yang dibutuhkan dalam
10.68 10.96 11.41 menyerap air kembali, perlu dilakukan
8.14
Kadar Air (%)

20.000
perhitungan kecepatan rehidrasi pada
pasta “fettuccine”. Waktu rehidrasi
merupakan kemampuan suatu produk
0.000
untuk menyerap air hingga mencapai
volume/ukuran maksimal. Setiap
Penambahan Tepung Terigu dan Tepung…
sampel (pasta “fettuccine”) direbus
dengan air suhu 90-100oC sebanyak
Kadar air tertinggi terdapat 500 ml, kemudian masing-masing
pada pelakuan 70% tepung terigu + sampel dihitung kecepatan menyerap
30% tepung maizena, yaitu sebesar air (perubahan fisik) dalam satuan
11,41%, sedangkan kadar air terkecil waktu menit. Nilai indeks rehidrasi
terdapat pada perlakuan kontrol yaitu tergantung pada kemampuan produk
sebesar 8,14%. Hal ini sebabkan

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 4


kering dalam menyerap air sebesar- seperti gugus karboksil dan amino
besarnya. yang dapat mengion.
Hasil analisa sidik ragam yang
diperoleh menunjukkan bahwa
Kecepatan rehidrasi

20 perbedaan perlakuan penambahan


10.41 8.93 8.63 7.73 tepung terigu dan maizena tidak
(menit)

10 berbeda nyata terhadap daya rehidrasi


pada taraf 5 % dan 1%.
0
Kontrol 90+10 80+20 70+30 Uji Organoleptik
Penambahan Tepung Terigu dan Tepung
Maizena (%) Uji organoleptik dimaksudkan
untuk mengetahui penilaian panelis
Nilai rehidrasi dipengaruhi dua terhadap produk yang dihasilkan.
aspek yaitu angka rehidrasi dan Jenis pengujian yang dilakukan dalam
kapasitas rehidrasi. Angka rehidrasi uji organoleptik ini adalah metode
biasanya menurun dengan waktu tingkat kesukaan panelis terhadap
pencelupan. Kapasitas rehidrasi tekstur, aroma, warna dan rasa yang
mengacu pada jumlah maksimum air dihasilkan dari masing-masing
yang diserap produk saat pencelupan. perlakuan.
Hasil analisa rehidrasi - Tekstur
menunjukkan kapasitas rehidrasi Tekstur suatu bahan pangan
mengalami penurunan. Daya rehidrasi merupakan salah satu sifat
tertinggi terdapat pada perlakuan fisik dari bahan pangan yang penting.
kontrol yaitu 10,41 menit, sedangkan Hal ini berhubungan dengan rasa pada
daya rehidrasi terendah terdapat pada waktu menguyah bahan pangan
perlakuan penambahan 30% tepung tersebut. Salah satu cara penetuan
maizena yaitu 7,73 menit. Histogram tekstur suatu bahan adalah dengan
menunjukkan bahwa semakin banyak memberikan beban terhadap bahan
tepung maizena yang ditambahkan, tersebut misalnya dengan pemeriksaan
semakin rendah daya rehidrasinya. Hal bekas atau tekanan jari.
ini disebabkan karena tepung maizena
yang mengandung amilopektin
bersifat mengikat air, dan 3.8
2.95 2.93 3
5
Tekstur (Skor)

menyebabkan tingginya kadar air.


Semakin rendah kandungan air pada
suatu produk maka semakin cepat
kecepatan rehidrasinya Hal ini sesuai 0
dengan pendapat Ekafitri (2009),
bahwa daya serap air merupakan
kemampuan isolat dan konsentrat Penambahan Tepung Terigu dan Tepung
Maizena (%)
protein jagung untuk menyerap air Respon panelis terhadap tekstur
dan menahannya dalam suatu sistem pasta “fettuccine” yang dihasilkan
pangan. Hal ini disebabkan protein menunjukkan skor tertinggi terdapat
jagung bersifat hidrofilik (suka air) pada perlakuan kontrol dengan skor
dan mempunyai celah-celah polar 3,8, yaitu suka, sedangkan skor
terendah terdapat di perlakuan 90%

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 5


tepung terigu + 10% tepung maizena, rasa dan rangsangan mulut. Bau yang
dengan skor 2,95 yaitu agak suka. dihasilkan dari makanan banyak
Tekstur pasta “fettuccine” yang menentukan kelezatan bahan makanan
dihasilkan, selain dipengaruhi oleh tersebut.
kadar air juga dapat dipengaruhi oleh
konsentrasi tepung yang ditambahkan. 3.4
3.4 3.23 3.23

Aroma (Skor)
Semakin tinggi kadar tepung terigu 3.3 3.15
yang ditambahkan akan semakin 3.2
elastis pasta “fettuccine” yang 3.1
dihasilkan, sebaliknya semakin tinggi 3
konsentrasi tepung maizena yang
ditambahkan, kadar pati akan semakin
tinggi pula, dan akan mengurangi Penambahan Tepung Terigu dan …

kadar elastisitas, sehingga pasta Respon panelis terhadap aroma


“fettuccine” yang dihasilkan akan pasta “fettuccine” yang dihasilkan
mudah hancur. Sifat kekentalan inilah menunjukkan skor tertinggi terdapat
yang digunakan dalam mengatur pada perlakuan kontrol dengan skor
tekstur suatu bahan (Surawan, 2007). 3,4 yaitu agak suka, sedangkan skor
Tekstur pasta “fettuccine” yang terendah terdapat di perlakuan 80%
dihasilkan, selain dipengaruhi kadar tepung terigu + 20% tepung maizena,
air dan konsentrasi tepung yang dan perlakuan 70% tepung terigu +
ditambahkan juga dapat di pengeruhi 20% tepung maizena dengan
oleh adanya penambahan CMC dan skor 3,23 yaitu agak suka. Respon
STPP yang dapat meningkatkan sifat panelis yang menyukai perlakuan
kehalusan tekstur dan sifat kenyal dan kontrol, disebabkan karena produk
membuat adonan pasta lebih stabil, hal kontrol (La Fonte), mempunyai aroma
ini sesuai dengan pendapat spesifik yang khas dan dianggap bagus
Imanningsih (2012), bahwa oleh panelis.
penambahan sodium karbonat dan - Warna
sodium polypospat berfungsi untuk Warna merupakan komponen yang
mempercepat pengikatan gluten, sangat penting untuk menentukan
meningkatkan elastisitas dan kualitas atau derajat penerimaan suatu
fleksibilitas mie, meningkatkan bahan pangan. Suatu bahan pangan
kehalusan tekstur serta meningkatkan meskipun di nilai enak dan teksturnya
sifat kenyal, dan penambahan CMC sangat baik, tetapi memiliki warna
bertujuan untuk membentuk suatu yang kurang sedap dipandang atau
campuran dengan kekentalan yang memberi kesan telah menyimpang dari
stabil dan homogen. warna yang seharusnya, maka
- Aroma seharusnya tidak akan dikonsumsi.
Aroma merupakan faktor Warna yang menarik merupakan
penting dalam menunjukkan tingkat komponen yang sangat penting dalam
penerimaan konsumen terhadap suatu menentukan kualitas atau derajat
bahan. Karena aroma menentukan penerimaan dari suatu bahan pangan.
kelezatan bahan makanan. Cita rasa Warna merupakan kriteria mutu dalam
dari bahan pangan sesungguhnya makanan terutama ditujukan kepada
terdiri dari tiga komponen, yaitu bau, konsumen.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 6


3.85 3.1 3
4 2.88
Warna (Skor)

Respon panelis terhadap rasa


Penambahan Tepung Terigu dan Tepung
Maizena (%)
pasta “fettuccine” yang dihasilkan
menunjukkan skor tertinggi terdapat
Respon panelis terhadap warna pada perlakuan kontrol dengan skor
pasta “fettuccine” yang dihasilkan 3,3 yaitu agak suka, sedangkan skor
menunjukkan skor tertinggi terdapat terendah terdapat di perlakuan 90%
pada perlakuan kontrol dengan skor tepung terigu + 10% tepung maizena,
3,85, yaitu suka, sedangkan skor dengan skor 2,85 yaitu agak suka.
terendah terdapat di perlakuan 90% Menurut Winarno (1993), rasa dari
tepung terigu + 10% tepung maizena, “fettuccine” juga dipengaruhi oleh
dengan skor 2,88 yaitu agak suka. adanya penambahan garam yang
Hal ini sesuai dengan pendapat berfungsi sebagai pemberi rasa,
Anggraeni dan Ningtyas (2014), memperbaiki tekstur, membantu
bahwa warna yang menarik reaksi gluten dan karbohidrat, serta
merupakan komponen yang sangat mengikat air. Selain itu rasa dari pasta
penting dalam menentukan kualitas “fettuccine” juga dipengaruhi oleh
atau derajat penerimaan dari suatu kadar air yang terkandung.
bahan pangan. Warna merupakan
kriteria mutu dalam makanan terutama KESIMPULAN DAN SARAN
ditujukkan kepada konsumen.
Kesimpulan
- Rasa
Rasa berbeda dengan bau dan Kesimpulan yang dapat diperoleh
lebih banyak melibatkan panca indera dari penelitian ini adalah sebagai
lidah. Rasa sangat sulit dimengerti berikut :
secara tuntas oleh karena selera 1. Pengaruh gelatinisasi pada
manusia sangat beragam. Umumnya pembuatan pasta “fettuccine” dari
makanan tidak hanya terdiri dari satu formulasi tepung terigu dan tepung
kelompok rasa saja, tetapi merupakan maizena yaitu meningkatkan kadar
gabungan dari berbagai rasa yang air, dan menurunkan daya
terpadu sehingga menimbulkan rasa rehidrasi pada pasta “fettuccine”.
makanan yang enak. Rasa merupakan 2. Formulasi yang tepat pada
salah satu faktor yang mempengaruhi penelitian ini adalah berdasarkan
penerimaan seseorang terhadap suatu uji kadar air dan kecepatan
makanan. Rasa secara umum dapat rehidrasi yaitu pada perlakuan
dibedakan menjadi asin, manis, pahit 70% tepung terigu + 30% tepung
dan asam (Winarno, 2004). maizena demikian pula
berdasarkan uji organoleptik
meliputi warna, aroma, dan rasa.
3.3
3.4 3.1
3.2 2.85 2.875
Rasa (Skor)

3
2.8
2.6
Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 7

Penambahan Tepung Terigu dan Tepung


Saran http://www.ebookpangan.com/ARTIK
EL/PRODUK%20PASTA,%20SERB
Sebaiknya pada penelitian A%20ITALI.pdf. Akses 22 Desember
selanjutnya digunakan jenis tepung 2014, Gorontalo.
lain seperti tepung kacang hijau,
tepung sagu dan tepung sukun untuk Surawan, F.E.D. 2007. Penggunaan
pembuatan pasta “fettuccine” Tepung Terigu, Tepung Beras,
Tepung Tapioka dan Tepung
Maizena terhadap Tekstur dan Sifat
DAFTAR PUSTAKA
Sensoris Fish Nugget Ikan Tuna.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia.
Anggraeni, D.A., Widjanarko, S.B &
Ningtyas, D.W. 2014. Proporsi Syarief, Rizal., dan Hariyadi Halid,
Tepung Porang (Amorphophallus 1993. Teknologi Penyimpanan
muelleri Blume) : Tepung Maizena Pangan. Arcan, Jakarta.
Terhadap Karakteristik Sosis
Ayam. Jurnal Pangan dan Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan
Agroindustri. dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ekafitri, R. 2009. Karakterisasi
Tepung Lima Varietas Jagung
Kuning Hibrida dan Potensinya
untuk dibuat Mie Jagung. Skripsi
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

Imanningsih, N. 2012. Profil


Gelatinisasi Beberapa Formulasi
Tepung-Tepungan untuk
Pendugaan Sifat Pemasakan. Jurnal
Gizi Makanan.

Sintia, 2014. Produk Pasta Beraneka


Bentuk dan Rupa.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 8

Anda mungkin juga menyukai