Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN PATI JAGUNG TERMODIFIKASI TEKNIK MICROWAVE

PADA MIE JAGUNG

Nur Pratiwi Rasyid1*, Asniwati Zainuddin1


1
Prodi THP, Fak. Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo
*E-mail: (nurpratiwi.rasyid@gmail.com)
*
HP. 085299363660

ABSTRACT
Modification of corn starch had been conducted with HMT (Heat Moisture
Treatment) techniques, modification starch with acid, or by using
enzymes. However, in this research modification corn starch was using
microwave techniques with an energy 28.80 kJ. The purpose of this study
was to determine the effect of modification corn starch on making corn
noodles and to know the acceptance of panelists on corn noodles treated
with microwave and non-microwave. The results obtained the treatment
corn noodles from non-microwave flour showed a higher amount of water
and protein content compared to the treatment of corn noodles from
microwave flour, while the treatment of corn noodles from microwaved
flour obtained a decrease in moisture, fat, ash content and carbohydrates.
The results of organoleptic testing of hedonic 1-5 scale on corn noodles
with microwave treatment were acceptable for all treatments both from
color (4.08), flavor (4.03), taste (3.1) and texture (3.58).
Keywords : Microwave, Corn Noodles, Organoleptic Testing,
Modification Starch.

PENDAHULUAN Pemanfaatan Jagung sebagai bahan


baku telah banyak dilakukan, namun ada
Jagung merupakan salah satu beberapa produk olahan jagung yang
komoditas pangan yang memiliki kurang diminati di masyarakat. Oleh
kandungan gizi cukup memadai. Menurut karena itu, dilakukan kajian preferensi
Badan Pusat Statistik, Gorontalo konsumen terhadap produk pangan non
merupakan salah satu penghasil jagung beras, Hasil yang diperoleh menunjukkan
terbesar di Indonesia. Hal ini dapat dilihat bahwa mie merupakan produk pangan
dari data BPS pada tahun 2015 dimana yang paling sering dikonsumsi oleh
produksi jagung yang dihasilkan sebanyak sebagian besar konsumen baik sebagai
643.513 ton pipilan kering. Berdasarkan makanan sarapan maupun sebagai selingan
hasil survey konsumen yang dilakukan, di (Juniawati, 2003) sehingga hal ini dapat
gorontalo, pada umumnya jagung hanya dijadikan acuan untuk mengembangkan
diolah untuk dikonsumsi langsung dalam industri berbasis jagung dengan
bentuk beras jagung, milu siram, binte meningkatkan nilai tambah jagung sebagai
bilahuta, dan berbagai produk olahan bahan baku pembuatan mie. Menurut
jagung lainnya. Juniawati (2003), mi jagung mengandung
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

nilai gizi sekitar 360 kalori atau lebih Tepung jagung tanpa perlakuan
tinggi dibandingkan dengan nilai gizi pada microwave, Guar gum 1%, garam 1%
nasi 178 kal., singkong 146 kal., dan ubi dan air 80%.
jalar 123 kal. Selain itu, warna kuning mie Microwave :
jagung merupakan warna alami dari Tepung jagung perlakuan microwave
pigmen kuning pada jagung, yaitu β- dengan energy 28.80 kJ, Guar gum
karoten, lutein, dan zeaxanthin. 1%, garam 1% dan air 80%.
Penelitian pembuatan mie jagung
sebelumnya telah banyak dilakukan Parameter yang diamati
dengan berbagai metode modifikasi pati. Adapun parameter yang diamati
Hal ini dilakukan agar pati jagung dalam penelitian ini yaitu : Analisa kimia
memiliki karakteristik sifat fungsional (kadar air metode oven (AOAC, 1995),
yang mendekati gandum. Metode kadar abu (AOAC, 1995), kadar lemak
modifikasi yang banyak dilakukan yaitu metode soxhlet (SNI 01-2891-1992), kadar
dengan modifikasi pati dengan teknik protein metode mikro kjeldahl (AOAC,
HMT, enzim, maupun dengan asam. Oleh 1995)) dan uji organoletik (warna, aroma,
karena itu, pada penelitian ini modifikasi rasa, dan tekstur).
pati jagung dilakukan dengan
menggunakan teknik microwave dimana HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu yang diperlukan relative singkat.
Hasil Analisis Kimia
BAHAN DAN METODE Kadar air
Analisis kadar air dilakukan baik
Bahan pada mie jagung yang diberi perlakuan
Bahan yang digunakan dalam microwave maupun non microwave. Pada
pembuatan mie jagung yaitu jagung yang pembuatan mie jagung dilakukan dengan
di beli di pasaran Kota Gorontalo, penambahan air hingga 80% berat bahan
selanjutnya dilakukan proses penepungan tepung. Penambahan air sebanyak 80%
dan tepung jagung tersebut selanjutnya menghasilkan adonan yang agak lengket
dimodifikasi dengan metode microwave pada roller mesin sheeting, lembaran yang
menggunakan energy 28.80 kJ. Bahan dihasilkan cukup elastis namun waktu
pendukung lainnya yaitu Guar gum, garam pembentukan lembaran membutuhkan
dan air. waktu yang cukup lama. Namun, mie
Alat jagung yang dihasilkan memiliki kadar air
Alat yang digunakan untuk yang sesuai dengan standar mutu SNI. Hal
pembuatan mie jagung yaitu mesin ini dapat dilihat pada Tabel 1. dimana
penggiling tepung, ayakan 80 dan 100 kadar air mie jagung pada perlakuan non
mesh, microwave, penggiling mie dan microwave memiliki kadar air sebesar
oven pengering. 7.35 % sedangkan pada perlakuan
microwave memiliki nilai kadar air 7.02 %
Metode Penelitian (bk). Hal ini menunjukkan bahwa kadar
Metode yang digunakan dalam air pada mie jagung kering baik yang
penelitian ini yaitu metode descriptive diberi perlakuan microwave maupun non
kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini microwave telah memenuhi syarat SNI
terdiri dari 2 perlakuan yaitu perlakuan mie jagung kering (SNI 01-2974-1996)
microwave dan non microwave. Masing- yaitu maksimum 8% untuk mutu I dan
masing perlakuan sebagai berikut : 10% untuk mutu II sehingga dapat
Non Microwave : memperpanjang masa simpan.

12
Pemanfaatan Pati Jagung Termodifikasi……..N.P. Rasyid dan A. Zainuddin

Menurut Fardiaz (1989) bahwa Mikroba bahwa penurunan kadar air tepung jagung
dapat tumbuh pada kadar air minimum 14- yang diberi perlakuan microwave
15%/b/b. Selain itu, rendahnya kadar air dipengaruhi oleh besarnya energy yang
yang diperoleh disebabkan karena adanya diberikan dimana pada energy 28.80 kJ
perlakuan microwave serta meningkatnya memiliki kemampuan daya serap air
kemampuan pati termodifikasi dalam hingga 2.38 g/ml jika dibandingkan
mengikat air. Hasil penelitian sebelumnya dengan perlakuan non microwave.
oleh Rasyid dkk., (2017) menunjukkan

Tabel 1. Komposisi Mie Jagung Dari Tepung Jagung Non Microwave dan Microwave
Parameter Perlakuan
Non microwave Microwave
Kadar Air (%) 7.35 7.02
Kadar Abu (%) 1.00 1.10
Lemak (%) 0.13 0.10
Protein (%) 8.55 7.06
Karbohidrat (by difference) 83.30 84.39
Kadar Abu timbulnya aroma apek/ langu pada mie
Kadar abu merupakan komponen jagung. Selain itu, Menurut Fennema
organik yang ada dalam suatu bahan (1996), kadar lemak yang tinggi dapat
pangan. Hasil penelitian kadar abu pada menganggu proses gelatinisasi, sebab
Tabel 1 menunjukkan bahwa mie jagung lemak mampu membentuk kompleks
yang dianalisa baik yang diberi perlakuan dengan amilosa sehingga amilosa tidak
microwave maupun non microwave dapat keluar dari granula pati. Lemak
memiliki kadar abu berkisar antara 1.0– dapat menganggu proses gelatinisasi
1.10% (bk). Kadar abu yang diperoleh dengan cara sebagian besar lemak akan
pada mie jagung baik yang diberi diserap oleh permukaan granula sehingga
perlakuan microwave maupun non terbentuk lapisan lemak yang bersifat
microwave telah sesuai dengan hidrofobik di sekeliling granula. Lapisan
persyaratan mie jagung kering menurut lemak tersebut akan menghambat
SNI tepung jagung (SNI 01-2974-1996) pengikatan air oleh granula. Hal ini akan
yaitu maksimum 3 % baik pada mutu I menyebabkan kekentalan dan kelekatan
maupun mutu II. Hal ini sejalan dengan pati berkurang akibat jumlah air berkurang
penelitian Fakude (2007) yang untuk terjadinya pengembangan granula
menyebutkan bahwa perlakuan dan menyebabkan terjadi peningkatan
microwave menyebabkan peningkatan suhu gelatinisasi.
serat kasar dan abu namun mengurangi
kandungan lemak dan protein. Kadar Protein
Kadar protein dalam tepung jagung
Kadar Lemak bukan merupakan syarat mutu tepung
Hasil analisa pada tabel 1. dapat dalam SNI tepung jagung. Namun,
dilihat bahwa kadar lemak mie jagung keberadaannya dalam tepung dapat
pada perlakuan microwave yaitu sebesar melengkapi nilai gizinya. Protein utama
0.10 % sedangkan pada perlakuan non dari tepung jagung adalah protein jenis
microwave 0.13% (bk). Rendahnya kadar zein. Kadar protein tepung jagung berkisar
lemak baik pada perlakuan microwave dan antara 8.96 - 9.22 % (bk). Hasil
non microwave sangat berpengaruh pada pengamatan yang diperoleh pada

13
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

perlakuan microwave dan non microwave %sedangkan pada perlakuan non


menunjukkan kandungan protein yang microwave sebesar 83.30.
cukup rendah yaitu 7.06 dan 8.55.
Kandungan protein dalam tepung sangat Sifat sensoris
penting untuk melengkapi nilai gizinya. Warna
Oleh karena itu untuk meningkatkan Warna merupakan karakter visual
kandungan protein mie jagung biasanya yang dapat dinilai dengan mata sehingga
dilakukan dengan menambahkan telur dalam penyajian makanan kurang menarik
pada adonan mie jagung. Kandungan akan mengurangi ketertarikan konsumen
protein diharapkan setinggi mungkin Akan (Richana dan Sunarti,2004). Rerata skor
tetapi kadar protein juga tidak boleh pada Gambar 1 menunjukkan bahwa skor
terlalu tinggi karena protein dapat tertinggi berdasarkan indikator warna
membentuk lapisan yang melingkupi pati adalah pada sampel mie jagung perlakuan
sehingga membutuhkan lebih banyak microwave dengan skor sebesar 4,08
energi untuk gelatinisasi pati (BeMiller sedangkan pada sampel non microwave
dan Whistler, 1996 dalam Fennema, memiliki skor sebesar 4.05. Perbedaan
1996). Hal ini akan berdampak pada warna yang tidak jauh berbeda
peningkatan suhu gelatinisasi dan menunjukkan bahwa perlakuan mie jagung
mempengaruhi proses pembuatan mie microwave tidak mengubah sifat fisik dari
basah jagung yang sangat bergantung pada mie jagung. Hasil penilaian dari panelis
proses gelatinisasi pati. menilai bahwa mie jagung memiliki warna
kuning muda dimana warna ini merupakan
Kadar karbohidrat warna khas dari jagung.
Kadar karbohidrat mie jagung Warna kuning pada mie jagung
dihitung dengan metode by difference. instan merupakan warna alami yang
Kadar karbohidrat yang didapatkan dari disebabkan oleh pigmen kuning pada
hasil perhitungan ini merupakan kadar jagung yaitu beta karoten, lutein dan
karbohidrat kasar. Adapun kadar xanthin. Adanya beta karoten pada jagung
karbohidrat tertinggi diperoleh pada menyebabkan mie jagung instan tidak
perlakuan microwave yaitu sebesar 84.39 memerlukan pewarna (Koswara, 2009).

Warna Mie Jagung Kering


3.58

3.6
3.5
3.4 3.25
3.3
3.2
3.1
3
Non Microwave Microwave

Gambar 1. Rerata Uji Sensori Panelis Terhadap Warna Pada Perlakuan Tepung
Microwave Dan Non Microwave

14
Pemanfaatan Pati Jagung Termodifikasi……..N.P. Rasyid dan A. Zainuddin

Aroma dari rerata skornya, dimana rerata skor


Aroma merupakan penentu kualitas tertinggi pada suatu sampel menunjukkan
produk terhadap diterima produk atau sampel tersebut memiliki aroma tidak
tidak. Timbulnya aroma disebabkan oleh langu. Sedangkan rerata skor yang rendah
zat yang bersifat folatil (menguap), sedikit pada suatu sampel menunjukkan sampel
larut dalam air dan lemak (Marliyati dan tersebut memiliki aroma sangat langu. Hal
Anna, 2002). Nilai sensori aroma terbaik tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
atau hasil yang kurang baik dapat dilihat

Aroma Mie Jagung Kering

3.16
3.2
3.15
3.1
3.05
2.94
3
2.95
2.9
2.85
2.8
Non Microwave Microwave

Gambar 2. Rerata Uji Sensori Panelis Terhadap Aroma Pada Perlakuan Tepung
Microwave Dan Non Microwave
Rasa
Pada umumnya bahan pangan tidak Rasa mie jagung yang agak tawar ini
hanya terdiri dari 1 rasa tetapi merupakan disebabkan karena dipengaruhi oleh
gabungan berbagai macam rasa yang utuh. besarnya kandungan karbohidrat yang
Hasil uji organoleptik berdasarkan rasa terkandung dalam mie jagung. Menurut
mie jagung memberikan skor penilaian Winarno (1997), didalam karbohidrat
tertinggi dengan penilaian rasa sangat terdapat glukosa, sukrosa dan pati yang
gurih pada skor 5 sedangkan penilaian dapat meningkatkan citarasa pada bahan
terendah dengan skor 1 dengan penilaian makanan. Selain itu, menurut Sudarmadji
rasa mie tawar. Hasil skor pengamatan (1997) proses pemanasan menyebabkan
mie jagung yang diperoleh pada perlakuan protein dalam bahan pangan mengalami
microwave yaitu dengan nilai rata-rata 3.2 perubahan atau denaturasi dan membentuk
dengan rasa cukup gurih sedangkan senyawa lain sehingga dapat
penilaian rasa terendah pada perlakuan mempengaruhi rasa dan aroma pada
non microwave yaitu 2.47 dengan makanan.
penilaian rasa mie agak tawar (Gambar 3).

15
Jurnal Teknologi Pertanian Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

Rasa Mie Jagung Kering

3.2
4
2.47
3

0
Non Microwave Microwave

Gambar 3. Rerata Uji Sensori Panelis Terhadap Rasa Pada Perlakuan Tepung Microwave
Dan Non Microwave
Tekstur yang berarti tekstur yang diperoleh kenyal.
Pengujian tekstur mie dilakukan Sedangkan perlakuan non microwave yang
berdasarkan tingkat kekenyalan mie. diperoleh menunjukkan bahwa mie jagung
Penilaian tingkat kekenyalan mie secara yang dihasilkan tidak cukup kenyal
sensori dilakukan dengan cara menekan sehingga nilai rata-rata yang diperoleh
mie apakah bersifat reversible atau tidak. yaitu 2.75. Rendahnya skor yang
Hasil pengamatan tekstur mie jagung dihasilkan disebabkan karena pada saat
dapat dilihat pada gambar 4. mie ditekan mie menjadi mudah hancur
Data yang diperoleh menunjukkan (putus).
bahwa tekstur terbaik diperoleh pada
perlakuan microwave dengan skor 3.58

Tekstur Mie Jagung


3.66

4 2.83

0
Non Microwave Microwave

Gambar 4. Rerata Uji Sensori Panelis Terhadap Tekstur Pada Perlakuan Tepung
Microwave Dan Non Microwave

16
Pemanfaatan Pati Jagung Termodifikasi……..N.P. Rasyid dan A. Zainuddin

KESIMPULAN
Faridah, A. 2008. Patiseri jilid I. Bahan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ajar Sekolah Menengah Kejuruan.
disimpulkan bahwa microwave dapat Jakarta: Pusat Perbukuan
memodifikasi pati jagung dalam waktu Departemen Pendidikan Nasional.
yang singkat. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis kadar air, dan lemak Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry.
menurun serta kandungan karbohidrat Marcell Dekker Inc., Basel.
yang meningkat. Hasil pengujian
organoleptic terhadap sifat fisik mie Juniawati. 2003. Optimasi Proses
jagung tertinggi juga diperoleh pada Pengolahan Mi Jagung Instan
perlakuan microwave. Berdasarkan Kajian Preferensi
Konsumen. Skripsi. Departemen
DAFTAR PUSTAKA Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
[AOAC] Association of Official Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Analytical Chemist. 1995. Official
Methods of Analytical of The Koswara, 2006, Teknologi Modifikasi
Association of Official Analytical Pati. Ebook Pangan.
Chemist. New York: Chemist Inc.
Rasyid, N.P., E. Hartulistiyoso., D.
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Fardiaz . 2017.Aplikasi Microwave
jagung tahun 2015 sebanyak untuk Disinfestasi Tribolium
643.513 ton pipilan kering. castaneum (Herbst.) serta
https://gorontalo.bps.go.id/pressrelea Pengaruhnya terhadap Warna dan
se/2016/07/01/342/ produksi-jagung- Karakteristik Amilografi Terigu. J.
tahun-2015-sebanyak-643-513-ton- AGRITECH, 37 (2), Hal. 183-191.
pipilan-kering.html [September
2018]. Richana N dan T.C. Sunarti. 2004.
Karakterisasi sifat fisikokimia
Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI tepung umbi dan tepung pati dari
01-2974-1996 tentang Mie Kering. umbi ganyong, suweg, ubikelapa,
Dewan Standardisasi Nasional. dan gembili. J. Pascapanen 1 (1)
2004: 29-37.
Fakude M.P. 2007. Eradication of Storage
Insect Pests in Maize Using Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan
Microwave Energi and The Effects Gizi. Gramedia Pustaka Utama:
of The Latter on Grain Quality Jakarta.
[Tesis]. South Africa (tZA):
University of Pretoria.

17

Anda mungkin juga menyukai